Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. P DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER (AMI)


ACUTE MIOCARDE INFUCTION
DI ICCU RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

Disusun Oleh :

KASWAN, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KUDUS

2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “Ny p” DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER “ACUTE MYOCARD INFACTION”

DI RUANG ICCU RS PERMATA BUNDA PURWODADI.

Tanggal masuk RS                           : 9 Desember 2016

Tanggal pengkajian                         : 9 Desember 2016

Jam                                                    : 14.30 WIB

A. PENGKAJIAN

1. BIODATA

a. Identitas klien                        

Nama                                       : Ny. P

Umur                                       : 72 tahun

Jenis kelamin                          : Perempuan

Alamat                                     : Depok- toroh

Agama                                     : Islam

Suku                                        : Jawa

Pendidikan                              : SR

No RM : 272142

b. Identitas penanggung jawab

Nama                                        : Ny. S

Umur                                        : 49 tahun

Jenis kelamin                          : Perempuan

Alamat                                     : Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9

Agama                                      : Islam

Suku                                         : Jawa.

Hubungan dengan pasien         : anak Pasien


2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama:

Pasien mengeluh nyeri dengan seperti tertekan skala 5 pada dada sebelah kiri yang menjalar
kebahu dan punggung sebelah kiri.

b. Riwayat kesehatan sekarang:

Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan dengan skala 9 pada dada sebelah kiri yang
muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu serta punggung kiri sejak 5 jam yang lalu dan
disertai akraldingin, sesak nafas dan nyeri menetap dengan atau tanpa aktivitas. 10
menit setelah minum obat anti nyeri yang diberikan di IGD dan beristirahat kondisi pasien mulai
membaik, namun ±3,5 jam pasien mengatakan nyeri timbul kembali. Pasien mengeluh nyeri
berat pada dada sebelah kiri seperti tertekan yang menetap dengan atau tanpa aktivitas,
menjalarbke bahu dan punggung kiri dengan skala 5, selama 15 menit. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 120x/menit, pernafasan 26x/menit, suhu 36ºC, tekanan darah 130/90 mmHg,
BB 75 kg, TB 170cm. Di ruang IGD klien mendapat terapi Morphin dan O 2 dengan kecepatan 5
liter/menit pasien diposisikan semi fowler. Setelah kondisi pasien mulai stabil pasien lalu
dipindah ke ruang ICCU

c. Riwayat kesehatan dahulu:

Pasien merupakan perokok berat selama 13 tahun yang lalu, senang mengkonsumsi junk
food.Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena bronkhitis.

d. Riwayat kesehatan keluarga:

Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit keturunan jantung,


diabetes melitus dan hipertensi.

e. Genogram

                                        

                                    

3. POLA FUNGSI KESEHATAN

a. Persepsi terhadap kesehatan:

mengatakan jika sakit selalu berobat ke rumah sakit dan takut penyakitnya
bertambah berat jika membeli obat tanpa resep dokter. Pasien mengetahui kebiasaan
merokok dan pola makannya memperberat penyakitnya namun pasien sulit mengubah
kebiasaan tersebut.
b. Pola aktivitas latihan:

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian √ ü

Eliminasi √ ü

Mobilisasi di tempat tidur √ ü

Ambulansi √ ü

Makan √ ü

Keterangan

0 = mandiri

1 = dibantu sebagian oleh alat

2 = dibantu sebagian oleh orang lain

3 = dibantu alat dan orang lain

4 = ketergantungan penuh

c. Pola istirahat tidur

Pasien mengatakan sebelum sakit sehari tidur 6-7 jam/hari namun sejak sakit
pasien mengatakansulit tidur akibat nyeri yang dirasakan.

d. Pola nutrisi metabolik

Pasien mengatakan sebelum sakit sehari makan 4-5 x dengan diet lauk ,jarang makan sayur serta
buah dan suka mengonsumsi junk food (makanan berkolesterol tinggi) seperti pizza,
friedchicken serta suka ngemil. Sejak sakit pasien tidak bisa makan seperti biasa dan hanya
mengkonsumsi diet yang diberikan RS.

Kajian A B C D E

A : Antropometri  BB     : 35 kg
                              TB     : 160 cm
                               IMT  : BB (TB/100)
                                                       (160/100)2 
                
Biomecanical :

Indikator lab Nilai Range Kreteria

HB 12 gr/dl 13,5-18,0  gr/dl Rendah

HT 38 % 40-50 % Rendah

Albumin 5 gr/dl 3,5-5,0 gr/dl Normal

Kolesterol 299 mg/dl 150-270 mg/dl Tinggi

           

Clinical       : pasien mengatakan mual dan tampak lemas, ekspresi masih menahan nyeri

Diit                  : pasien diberikan diit bubur halus rendah garam rendah lemak  dan air putih

Energi              : pasien terlihat lemas, masih bed rest akibat nyeri dan sesak napas. 

e. Pola eliminasi

Pasien mengatakan sebelum sakit  BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek warna kuning, bau khas
dan  BAK 5-7x/hari warna jernih kekuningan. Saat sakit BAB pasien 1 x sehari dengan konsistensi
lembek warna kuning bau khas , BAK 2x/hari. ± 100 cc warna kuning.

f. Pola kognitif perceptual

1.      Status mental    : composmentis GCS 7

2.      Bicara             : mampu berbicara jelas namun suara lemah

3.      Pendengaran      : pasien mengalami penurunan fungsi pendengaran pada telinga kanan dan kiri

4.      Penglihatan        : pasien mengalami penurunan visus +2 pada mata kanan dan kiri. Pasien
menggunakan kacamata baca.

5.      Vertigo                  : -

6.      Manajemen nyeri : pien meringis kesakitan menahan nyeri sambil memegangi dadanya.

g. Pola konsep diri


1.      Harga diri              : pasien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang      dideritanya saat ini.

2.      Ideal diri               : pasien mengatakan ingin segera sembuh dan segera melanjutkan pekerjaan


yang sudah tertunda akibat sakit.

3.      Identitas diri         : pasien mampu menyebutkan identitas dirinya dengan benar (nama, umur,
dll).

4.      Gambaran diri       : pasien mengatakan cemas dan timbul perasaan takut akan kematian


akibat nyeri berat yang dirasakan hilang setelah minum obat dan  kambuh
beberapa saat kemudian.

5.      Peran diri               : Pasien merasa sedih karena tidak mampu melakukan perannya sebagai
manager perusahaan dan sebagai kepala keluarga dan ayah dari anaknya.

h. Pola koping

Pasien mengatakan dalam mengatasi masalahnya pasien meminta saran dan  dukungan dari istri dan
orang terdekatnya.

i.    Pola seksual reproduksi

Pasien sudah menikah 25 tahun dan memiliki 2 orang anak.

j.    Pola peran hubungan

Pasien adalah suami  dan ayah dari 2 orang anak. Hubungan terbina baik dan pasien mengatakan
selalu dirawat oleh keluarganya dan mendapat motivasi kuat untuk segera sembuh.

k.      Pola nilai dan kepercayaan

Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien selalu melakukan aktivitas ibadahnya
denganmelaksanakan sholat 5 waktu, namun karena sakit, pasien sulit untuk melakukan aktivitas
ibadahnya seperti biasa.

4. PEMERIKSAAAN FISIK (head to toe)


a)      Keadaan umum

KU:  Kesadaran composmentis

Motorik :5

Verbal   :5

Mata     :4

Pasien tampak kurus, lemas dan wajah menyeringai menahan nyeri. Penampilan rapi, bersih dan
tidak ada bau tambahan.

b.Tanda-tanda vital

suhu                 : 37 0 C

nadi                 : 120 x/menit

TD                   : 135/102 mmHg

Pernafasan       : 24 x/menit

BB                   : 40 kg

TB                   : 150 cm

a.   Kepala

Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala bersih, tak ada lesi, wajah menyeringai


menahan nyeri

Palpasi   : Tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala

       b.   Kulit, Rambut, Kuku

 Inspeksi : Warna kulit sawo matang, pucat dan tidak  Rambut jarang,  Bentuk kuku covex

 Palpasi  : Kulit  teraba dingin , Tekxtur keriput, Turgor kulit elastis, Cavilary refill, kembali dalam 4


detik

c.   Mata

Inspeksi  : Mata simetris ka/ki, menggunakan kaca mata +2, konjungtiva anemia, Pupil myosis isokor,
sclera putih, mata sayu.pPalpasi, Tidak ada nyeri tekan pada bola mata(TIO)

c. Telinga

Inspeksi : Telinga simetris ka/ki, ada serumen, tidak ada lesi

Palpasi   : Kartilago elastis


d. Hidung

Inspeksi : Hidung tampak simetris, tidak ada massa atau benjolan, tidak ada lesi dan             secret,
tidak ada epitaksis.

Palpasi   : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip

e. Mulut

Inspeksi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi tidak lengkap, terdapat gigi palsu,
tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, warna bibir kehitaman dan gigi kuning

Palpasi  : Tidak ada nyeri tekan pada mulut

f. Leher

Inspeksi : Simetris ka/ki, warna kulit merata, tidak ada pembesaran JVP.

Palpasi   : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

g. Dada

Inspeksi  : Terdapat retraksi dada, tidak ada lesi, napas pendek, Iktus cordis pada interkosta ke 5

Palpasi     : Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, vokal

                   fremitus ka/ki simetris, terdapat  palpitasi

Pulmo

Perkusi       : Sonor

Auskultasi  : Vesikuler

jantung

Perkusi      : Redup, tidak ada hipertrofi ventrikel

Auskultasi : Bunyi jantung III gallop

h. Abdomen

Inspeksi     : Simetris ka/ki, tidak ada asites

Auskultasi : Bising usus normal 20 x/menit

Perkusi      : Tympani

Palpasi      : Tidak terdapat nyeri tekan dan distensi

i.        Genetalia
Bersih, tidak ada lesi dan tidak terpasang kateter intermiten.

j.        Anus dan Rektum

Tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksterna, tidak ada lesi ataupun kemerahan.

k. Ektremitas atas dan bawah

                           3           3

                           3           3

Keterangan:

0 = paralisis total

1 = tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya kontraksi oto

2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan

3 =  gerakan normal menentang gravitasi

4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan

5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan penahanan penuh

- Ekstremitas atas : Tidak mampu bergerak bebas dan lemah, tangan kiri terpasang infuseDektrosa


5% 14 tetes/menit, kulit pucat dan dingin.

- Ekstremitas bawah : Tidak mampu bergerak bebas, lemas, tidak ada lesi dan edema  

5.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.      Tanggal 9 Desember 2016

Ø  EKG jam 13.00 wib

ST elevasi pada lead II, III, aVF

Ø  Pemeriksaan Laboratorium jam 07.30 wib        

Indikator Hasil Range kriteria

RBC 5,0 jt/µ(mm) 4,5-6,0 juta/µ(mm) Normal

HB 10 g/dl 13,5-18,0 g/dl Rendah

HT 34 % 40-54% Rendah

MV 82 µ3 80-94 µ3 Normal

MCH 31 pg 27-32 pg Normal

MCHC 36% 33-38% Normal


WBC 6 rb/µL (mm3) 5-10 rb/µL (mm3) Normal

NEU 50,0 lt 40,0-74,0 lt Normal

PCT 0,155 % 0,150-0,500% Normal

PDW 11,5 % 11,0-18,0% Normal

MPV 7,5 µm3 6,0-11,0 µm3 Normal

PLT 515 103/mm3 150-500 103/mm3 Tinggi

RDW 15,0 % 11,0-16,0 % Normal

MCHC 34,2 gr/dl 32-36 gr/dl Normal

LED 9 mm/jam 0-15 mm/jam Normal

Ø  AGD:

PH      : 6,90

PCO2 : 55 mmHg

PaO2  : 80 mmHg

HCO3 : 24 mEq/L

Be      : +2

Ø  Pemeriksaan enzim jantung

-          CK-MB : 100

          LDH      : 4000

b.      Tanggal 10 Desember 2016

Ø  EKG jam 08.00 wib

ST elevasi pada lead II, III, aVF

Ø  Pemeriksaan Laboratorium jam 09.00 wib                                                     10

Indikator Hasil Range kriteri

lk 16.000) ) Normal

HB 12 g/dl 13,5-18,0 g/dl Rendah


Het 38 % 40-54% Rendah

SGOT 67 µ3 80-94 µ3 Normal

SGPT 76 pg 27-32 pg Normal

CKMB 3,95 % 33-38% Normal

PH      : 7,23

SPO2 : 98 mmHg

Ø  Pemeriksaan enzim jantung

-          CK-MB :120

6.      PENATALAKSANAAN MEDIS

Tanggal 9/12/2016- 10/12/2016

·         InfuS RL (2:1) 20 tpm

·         Oksigen 5L/menit

·         Diazepam 3x 5 mg Oral

·         Ceptri 2 x 1 jam

Ranitidin 2 x1 tab

- ISDM 3 x 5 mg
- Aspilet 1 x 1 tab
- Digoksin 2 x o,5 tab. .

B.     ANALISA DATA

Data Fokus:

Data objektif    :   

-    Pasien tampak lemas

-         Wajah menyeringai menahan nyeri

-         Terdapat palpitasi

-         TTV : suhu : 370 C

Nadi : 92menit
TD    : 135/102 mmHg

RR    : 24 x/menit

-         Pasien terpasang binasal O2  5 liter/menit

-         Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tetes/menit

-         Konjungtiva anemis

-         Cavilary revil kembali dalam 4  detik

-         Kulit pucat dan dingin

-         Pemeriksaan EKG : ST elevasi di lead II,III , aVF

-          Retraksi dada (+)

-          Bunyi Jantung III gallop

-          AGD: PH      : 6,90

           PCO2 : 55 mmHg

                 PaO2  : 60%

           HCO3 : 24 mEq/L

           Be      : +3

-          HB: 10 g/dl

-          HT : 34%

-          LED : 9 mm/jam

-          Pasien tampak gelisah

-          Pasien berkeringat dingin

-          Nafas pendek

-          Kekuatan otot:

                           3           3

                           3           3

Data subjektif :
 P  : Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas

Q  : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan

R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan punggung

S  : Pasien mengatakan skala nyerinya 5

T  : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit

-         Pasien mengatakan BAK 2 x/hari ±100cc warna kuning

-         Pasien mengatakan sesak napas

-          Pasien mengatakan cemas dan timbul persaan takut akan kematian akibat nyeri berat yang
dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh beberapa saat kemudian

NO SYMPTOM ETIOLOGY PROBLEM

1 DO : Agen Cidera Biologi Nyeri Akut

-            Pasien tampak pucat dan wajah


menyeringai menahan nyeri.

-            Berkeringat dingin

-            Gelisah

-            Pasien terlihat lemas

-         Pemeriksaan EKG : ST elevasi di


lead II,III , aVF

-            Vital sign

suhu : 370 C

Nadi : 92 x/menit

 TD     : 135/102 mmHg

            RR     : 24 x/menit

DS:

-          P: Pasien mengatakan
nyeri menetap tanpa atau dengan
aktivitas

Q  : Pasien mengatakan nyeri seperti


tertekan

R : Pasien mengatakan nyeri di dada


sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri
dan punggung

S  : Pasien mengatakan skala nyerinya 5

T  : Pasien mengatakan nyeri menetap


selama lebih dari 30 menit

2 DO : Penurunan Penurunan curah


kontraktilitas jantung
-          Vital signsuhu : myokard
370 C,Nadi: 92 x/menit TD     :
135/102mmHg RR : 24 x/menit

-          PLT  : 515.103 /mm3

-          HCT : 34%

-          LED : 9 mm/jam

-         Cavilary revil kembali dlm 4  detik

-         Napas pendek

-         Pasien tampak gelisah

-       Terdapat Palpitasi

-       Pemeriksaan EKG (ST elevasi di


lead II,III , aVF)

-       Kulit teraba dingin dan pucat

DS:

-          Pasien mengatakan BAK 2 x/hari


(±100 cc)

-          Pasien mengatakan cemas


dan timbul persaan takut akan
kematian akibat nyeri berat yang
dirasakan hilang setelah minum obat
dan kambuh beberapa saat kemudian

3 DO : Tedak efaktifnya pola Perfusi jaringan


nafas (perifer dan
-          Retraksi dada (+) kardiopulmunal) tidak
-          Napas pendek efektif

-          Cavilary refill kembali dalam 4


detik

-          Kulit teraba dingin dan pucat

-          Ektrimitas lemah

-          AGD: PH      : 6,90

           PCO2 : 55 mmHg

                 PaO2  : 60%

           HCO3 : 24 mEq/L

           Be      : +2

-        Vital sign

suhu : 370 C

Nadi : 92 x/menit

 TD     : 135/102 mmHg

           RR     : 24 x/menit

DS:

-          P: Pasien mengatakan
nyeri menetap tanpa atau dengan
aktivitas

Q  : Pasien mengatakan nyeri seperti


tertekan

R : Pasien mengatakan nyeri di dada


sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri
dan punggung

S  : Pasien mengatakan skala nyerinya 5

T  : Pasien mengatakan nyeri menetap


selama lebih dari 30 menit

-          Pasien mengatakan cemas dan


takut akan kematian karena kondisi
penyakit yang semakin memburuk

4  DO : Bedrest Intoleransi aktivitas


-          Pemeriksaan EKG (ST elevasi di
lead II,III , aVF)

-          Pasien terlihat lemah

-         Pasien terpasang binasal O2  5


liter/menit

-         Tangan kiri terpasang


infuse Dektrosa 5% 14 tetes/menit

-          Vital sign

suhu : 370 C

Nadi : 92 x/menit

 TD     : 135/102 mmHg

            RR     : 24 x/menit

DS:

-          Pasien mengatakan mengalami


nyeri dada sebelah kiri secara
mendadak dan menjalar ke bahu
sebelah kiri dan punggung sebelah kiri

5 DO : Perubahan status Cemas


kesehatan
-          Palpitasi

-          Pasien tampak gelisah

-          Pasien terlihat lemas

-          Pasien berkeringat dingin

-          Vital sign

suhu : 370 C

Nadi : 192 x/menit

 TD     : 130=5/102 mmHg

           RR     : 24 x/menit
DS:

-          Pasien mengatakan mengalami


nyeri dada sebelah kiri secara
mendadak dan menjalar ke bahu
sebelah kiri dan punggung sebelah kiri

-          Pasien mengatakan cemas dan


takut akan kematian karena kondisi
penyakit yang semakin memburuk.

6 DO : Hiperventilasi Pola nafas tidak


efektif
-          Retraksi dada (+)

-         Pasien terpasang binasal O2  5


liter/menit

-          Nafas pendek

-          RR     : 24 x/menit

DS

-          Pasien mengatakan sesak napas.

C.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi

2.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

3.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas myokard

4.      Perfusi jaringan (perifer, kardiopulmonar) tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri .

5.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest

6.      Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

E.     INTERVENSI

Waktu N TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
D
Tgl Jam X

9/12/2016 16,0 1 Setelah dilakukan 1.   Kaji lokasi, 1.Perubahan dalam


0 asuhan karakteristik, durasi, lokasi atau intensitas
keperawatan frekuensi dan kualitas tidak umum tetapi
selama 3 x24 jam nyeri nyeri secara dapat menunjukkan
diharapkan pasien komprehensifmeliputi adanya komplikasi.
mampu Nyeri cenderung
mengontrol nyeri konstan, lebih hebat,
dengan kriteria dan menyebar keatas,
hasil : nyeri lokal bisa terjadi
abses
§  Pasien
melaporkan nyeri
berkurang dengan
skala 2 durasi 2 2. Gunakan komunikasi 2. Meningkatkan
menit teraupetik untuk istirahat,mengubah
memberikan informasi focus perhatian pasien
§  Ekspresi wajah tentang pengalaman tidak pada nyeri dan
dan oral tidak nyeri dan mengetahui meningkatkan koping
tampak menahan respon pasien terhadap terhadap nyeri
nyeri berat nyeri.

§  Vital sign dalam 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan


rentang normal: relaksasi untuk istirahat, memusatkan
mengurangi nyeri seperti pikiran pasien dan
S: 36,5ºC-37,5ºC
menarik nafas dalam, meningkatkan koping
TD: 110/70 mmHg- mendengarkan musik terhadap nyeri
139/89 mmHg atau guided imagery.

Nadi: 60-100 x/ 4.    Kontrol faktor 4.    Ruangan bising,


menit lingkungan yang suhu kamar yang panas
mempengaruhi respon dan pengunjung yang
RR: 16-24 x/ mnt pasien terhadap banyak akan
ketidaknyamanan seperti meningkatkan respon
menjaga suhu ruangan ketidaknyamanan
25º C, jaga agar ruangan pasien
tetap tengang dan batasi
pengunjung

5.    Monitor vital sign 5.    Nyeri


menyebabkan
peningkatan nadi serta
TD  dan peningkatan
TTV menunjukkan
adanya komplikasi

6. Kolaborasi dengan 6. Membantu
dokter dalam pemberian mengurangi nyeri
analgetik : morphin sehingga tingkat energi
3x250 mg. terjaga

9/12/16- 16,4 2 Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Pelepasan alat


5 asuhan toleransi pasien dalam oksigenasi saat makan
keperawatan pelepasan alat menunjukkan
selama ...x24 jam oksigenasi saat makan perbaikan dalam
diharapkan pasien pemenuhan kebutuhan
mampu O2pasien
meningkatkan
ventilasi yang 2. Monitor aliran O2dan 2. Kelancaran aliran
adekuat dengan kondisi alat O2 dapat membantu
kriteria hasil: proses pemulihan
kondisi pasien dengan
§  RR dalam terpenuhinyakebutuha
rentang normal n O2 sel atau jaringan.
(16-24 x/mnt)
3. Atur perlengkapan 3. Humidifikasi akan
§  Penggunaan dan sistem humidifikasi membantu kelancaran
otot-otot bantu oksigenasi bagi pasien
pernafasan tidak
tampak (3 point 4.    Ajarkan pasien 4.    membantu pasien
position) pentingnya alat bantu agar mampu bernafas
pernafasan selain O2 tanpa menggunakan
§  Tidak ada alat oksigenasi
retraksi dada
5.  Kolaborasikan dengan
dokter terapi O2 yang
5. Pemberian terapi
tepat dalam memenuhi
kebutuhan . yang tepat dapat
membantu proses
kesembuhan pasien
dalam pemenuhan
oksigen .

10/12/201 07.0 3 Setelah dilakukan 1. Kaji atau nyeri 1. Adanya nyei dada
6. 0- asuhan dada ,intensitas, lokasi, menunjukkan belum
20.0 keperawatan penyebaran, durasi dan efektifnya pompa
0 selama 3x24 jam jantung pasien, dan
diharapkan tingkat faktor predisposisi . sejauh mana terapi
efektifitas pompa yang telah dilakukan
jantung pasien berhasil.
meningkat dengan
kriteri hasil:

§  TD dbn (100/70-


139/89 mmHg) 2. Monitor tingkatefektiv 2. Terapi O2 yang
§  Bunyi jantung itas terapi O2. adekuat dapat
abnormal (gallop) membantu
tidak ditemukan terpenuhinya
kebutuhan O2dalam
§  Kelemahan jaringan dan tubuh
hebat tidak
tampak 3.Ajarkan pasien untuk 3.      Makanan
membatasi intake cafein, bercafein, adalah
§  Mual (-) sodium,  makanan perangsang langsung
berkolesterol dan lemak pada jantung yang
§  JVP (-)
tinggi dapat meningkatkan
frekuensi jantung

4. Kolaborasi dengan 4. Antikoagulan dapat


dokter dalam pemberian meringankan kerja
antikoagulan jantung

10/12/201 17.0 4 Setelah dilakukan 1. Evaluasi nyeri dada 1. Pompa jantung yang
6 0 asuhan intensitas, lokasi, durasi, gagal dapat
keperawatan dan faktor pencetus. mencetuskan distres
selama 3x24 pernafasandan
jamdiharapkan gangguan sirkulasi
pasien dapat perifer ditandai dengan
mendemonstrasika kulit pucat dan dingin.
n perfusi jarinngan Namun dipsnea tiba-
kembali adekuat tiba/ berlanjut
dengan kriteria menunjukkan
hasil: komplikasi
tromboemboli paru.
§  Vital sign dalam
rentang normal 2. Monitor ritme dan 2. Memudahkan dalam
frekuensi jantung memonitor kondisi
S: 36,5ºC-37,5ºC
nyeri yang dirasakan
TD: 110/70 mmHg- pasien
3. Auskultasiperubahan b 3. Perubahan dalam
unyi jantung suara jantung
mengindikasikan perba
ikan dalam kondisi
pasien

4. Berikan pasien 4. Lingkungan yang


lingkungan yang kondusif nyaman membantu
untuk istirahat dan peningkatan istirahat
proses penyembuhan dan penggunaan
energi sehingga dapat
mempercepat
penyembuhan
139/89 mmHg
5.    Ajarkan pasien untuk 5.    Latihan aktivitas
Nadi: 60-100 x/ meningkatkan dapat membantu
menit aktivitasnya mengurangi
(sepertieliminasi BAB) penurunan fungsi yang
RR: 16-24 x/ mnt
terjadi akibat bed rest
§  ECG tidak
menunjukkan 6.    Kolaborasi dengan 6.    Pemberian obat
kelainan(ST. elevasi dokter dalam pemberian dengan dosis yang
tidak ditemukan) analgetik benar dapat
membantu
§  Tidak tampak kulit meringankan gejala
dingin dan pucat. yang dirasakan pasien

10/12/16 Jam 5 §  Tidak


Setelahterdapat
di lakukan 1. Bantu pasien mengkaji 1. Aktivitas ringan
17.3 tindakan aktivitas ringan yang mampu mencegah
0 keperawatan mampu dilakukan stasis vena dan edema.
selama 3X24 jam Sedangkan aktivitas
pasien mampu berat dapat
meningkatkan meningkatkan kerja
aktivitas kriteria miokard dan
hasil sebagai menyebabkan
berikut: komplikasi

·         Suara 2. Monitor respon 2. Respon pasien


jantung abnormal emosional, fisik, sosial terhadap aktivitas
(BJ III gallop) tak dan spiritual ketika dapat menunjukkan
tampak ketika beraktifitas aktivitas oksigenasi
beraktivitas miocard

·         Vital sign 3. Bantu pasien untuk 3. Aktivitas yang


dalam rentang melakukan aktivitas fisik bertahap dapat
sehari-hari seperti meningkatkan fungsi
ambulansi, pindah dan jantung dan
perawatan diri secara memberikan kontrol
bertahap jantung terhadap
regangan dan aktivitas
tubuh

 4. Anjurkan pasien 4. Dapat meningkatkan


untuk melakukan motivasi pasien dalam
aktivitas yang favoritnya. peningkatan fungsi
kesehatan.

normal keika 5. Kolaborasi dengan ahli 5. Aktivitas yang berat


beraktivitas fisioterapi dalam dapat meningkatkan
menentukan aktivitas komsumsi oksigen
RR:16-24x/menit
yang sesuai untuk pasien perifer sehingga
Nadi:60-100x/menit mengurangi masukan
oksigen ke miokard
Suhu: 36,50C – sehingga infark
37,50C bertambah berat

TD: 110/70 -139/89


mmHg

10/12/201 18.4 6 ·         Kelemahan


Setelah dilakukan 1.  Kaji tingkat 1. Reaksi fisik yang
6 5 asuhan kecemasan dan reaksi berlebihan
keperawatan fisikakibatkecemasan menunjukkan tingkat
selama 3x24 jam kecemasan yang tinggi
diharapkankecema sehingga harus diatasi
san pasien
berkurang  dengan 2. Instruksikan pasien 2. Penggunaan teknik
kriteria hasil : dalam penggunaan relaksasi yang tepat
teknik dapat meringankan
§  Pasien mampu relaksasiyaitu menarik gejala penyakit dan
menggunakan nafas dalam, membantu
teknik relaksasi mendengarkan mengurangi
untuk mengurangi musik atauguided kecemasan serta
nyeri imagery meningkatkan istirahat

§  Pasien mampu 3. Bantu pasien untuk 3. Dengan mengetahui


membina mengidentifikasi situasi situasi yang
hubungan sosial yang menciptakan menciptakan
kecemasan kecemasan
§  Pasien mampu
dapatmenemukanstrat
berkonsentrasi
egi koping yang tepat .
4. Kolaborasi dengan 4. Meningkatkan
dokter dalam pemberian relaksasi/istirahat dan
obatanti cemas menurunkan rasa
§  Tidak tampak cemas.
tanda-tanda
cemasberlebihan

§  Tidak ada

IMPLEMENTASI

Hari/TGl/no DX Jam Tindakan Perawatan Respon TTD


Jumat/ 14. 1. mengKaji lokasi, karakteristik, durasi, S. Pasien
09/12/2016 50 frekuensi dan kualitas nyeri nyeri secara mengatakan masih
DX no 1 wib komprehensifmeliputi nyeri sekali
O. wajat tampak
meringis
A. Masalah belum
teratasi sepenuhnya
P. Lanjutkan
intervensinya.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam S. Pasien menatakan
pemberian analgetik : morphin 3x250 mg. sedikit berkurang
nyarinya
O. Wajah sedikit
rileks
A. masalah teratasi
P. Pertahankan
intervensi.
5.    Monitor vital sign S. Pasien
mengatakan agak
tenang
O. Wajah sedikit rilek
Sabtu/10/12/2016 14.45 1.meng Kaji atau nyeri dada ,intensitas, S. Pasien menerima
DX no 3 wib lokasi, penyebaran, durasi dan faktor baik
predisposisi O. Neri di skala 5
A. Masalah
berkurang
P.Lanjutkan
pengkajian nyerinya.
2. Monitor tingkatefektivitas terapi O2. S. Pasien mau
terpasang O2
o. Oksigen terpasang
5 ml / mnt
A. Sesak berkurang
P. Masalah teratasi
sebagian

4. Kolaborasi dengan dokter dalam S. obat masuk


pemberian antikoagulan O. Diberikan obat
lewat infus.
A. Masalat teratasi
sebagian
P. Lanjutkan
intervensi setiap 2
jam

H. EVALUASI

Hari/tgl/jam No DX Hasil TTD Ket


Jumat/ NO 1 S. Pasien
09/12/2016 mengatakan
17.30 wib masih dada
terasa nyeri sekali
O. Wajat tampak
meringis.
A.. Masalah
belum teratsi
P. Lanjutkan
internesi dengan
- mengkaji ulang
dari karakteristik
nyeri.
- memberikan
Diazepan 5 mg 3
jam sekali.

Sabtu/12/2016 NO 3 S. Pasien
Jam 17.45 wib mengatakan
masih nyeri dada
dan sesak napas
O. RR. 24 x/Mnt.
TD 135/102
mghg,pasien
duduk saja.
A. masalah belum
teratasi.
P. Lanjutkan
intervensi
dengan,
memantau nyeri
dan memeriksan
keefektifan O2
yang 5 ml.serta
konsultasi dengan
dokter spesialis
dalam dokter
Agus kurnia, S.PD.

Anda mungkin juga menyukai