Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN MOBILISASI


PADA Ny. R DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK
BERHUBUNGAN DENGAN STROKE DI RUANG TERATAI
RSUD AMBARAWA

Disusun oleh :
Afninda Nafariska (P1337420617081)

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN MOBILISASI
PADA Ny. R DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK
BERHUBUNGAN DENGAN STROKE DI RUANG TERATAI
RSUD AMBARAWA

Tanggal pengkajian: 16 Juli 2018 Ruang/RS: Teratai/RSUD Ambarawa

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 68 tahun
c. Alamat : Bringin, Kabupaten Semarang
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Tanggal masuk : 14 Juli 2018
g. Diagnosa medis : Stroke dd stroke infark
h. Nomor registrasi : RBI-18-07-0619

2. Biodata Penanggung Jawab


a. Nama : Ny. R
b. Umur : 45 tahun
c. Alamat : Bringin, Kabupaten Semarang
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Hubungan dengan klien: Anak

B. KELUHAN UTAMA
Pasien merasa berat pada daerah ekstremitas kanan serta sulit untuk digerakkan.

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang pada 14 Juli 2018 pukul 16.00 WIB di IGD RSUD Ambarawa, kemudian
pada pukul 17.00 WIB pasien dibawa ke ruang teratai untuk mendapatkan perawatan.
Pasien datang dengan keluhan tangan kanan dan kaki kanan terasa berat dan sulit untuk
digerakkan, serta merasa nyeri di kepala. Pasien baru kali ini dirawat dengan penyakit
seperti yang diderita saat ini.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelum ini pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita oleh pasien saat ini dan pasien tidak memiliki penyakit turunan.

D. PENGKAJIAN MENGACU POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Persepsi Kesehatan
Kebiasaan yang dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk menangani masalah
kesehatan adalah dengan makan dan istirahat yang cukup. Jika ada anggota keluarga
yang sakit, maka berobat ke posyandu terdekat.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


a. Sebelum sakit
Sebelum pasien dirawat di rumah sakit, pola makan pasien teratur yaitu 3x sehari.
Nafsu makan pasien juga baik, untuk kebutuhan minum air putih 6-7 gelas tiap
hari.
b. Pada waktu sakit
Pada waktu sakit, pasien makan teratur namun porsinya berkurang dari porsi
sebelum sakit. Menu makan pasien sesuai diit yang diberikan oleh rumah sakit.
Pasien minum sebanyak 6-8 gelas perharinya.

Pengkajian ABCD
A (Antropometri) :
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan : 45 kg
Lingkar Lengan Atas : 21 cm
IMT : BB/(TB dalam m)2
45/(1,45)2 = 21,4 (normal)
B (Biochemical)
Kadar Hb : 12,8 g/dL
Albumin : 3,5 g/dL
C (Clinical Sign)
Turgor kulit baik (kembali < 2 detik)
Keadaan rambut hitam disertai uban karena sudah lanjut usia
Konjunctiva anemis
D (Diet Intake)
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi pada makanan. Pasien hanya tidak
diperbolehkan makan makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh dan lainnya
yang dapat meningkatkan tekanan darah pasien.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
Pola eliminasi pasien, baik BAB maupun BAK, lancar dan tidak memiliki
gangguan yang terkait dengan pola eliminasi. Pasien BAK 4-5 kali sehari dengan
warna urin kuning dan bau khas. Sedangkan untuk BAB sehari sekali dengan
konsistensi lunak berwarna kuning kecoklatan.
b. Pada waktu sakit
Pasien mengatakan BAK lancar, dalam sehari pasien BAK 3-4 kali dengan warna
urin kuning dan bau khas. Sedangkan untuk BAB, pasien mengatakan BAB sehari
sekali dengan konsistensi lunak, warna normal, dan keluhannya sebah.

4. Pola Istirahat dan Tidur


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan istirahat dan tidurnya tidak pernah merasa terganggu, pasien
biasa tidur 6-7 jam setiap hari. Pasien juga tidak pernah tidur siang. Pasien
mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur.
b. Pada waktu sakit
Saat dikaji, pasien mengatakan bahwa istirahat dan tidurnya tidak terganggu.
Selama di rumah sakit, pasien tidur 3-5 jam /hari. Pada siang hari pasien tidur 1-2
jam /hari dan terbangun jika ada perawat datang ataupun lainnya.

5. Pola Aktifitas dan Latihan


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan tinggal sendiri di rumah, pasien melakukan aktivitas sehari-
hari tidak merasa terganggu dan tidak memerlukan bantuan orang lain untuk
melakukan aktivitasnya. Pasien dapat bekerja sebagai petani seperti biasa.
b. Setelah sakit
Saat dikaji, pasien mengatakan aktivitas yang dilakukannya menjadi minimal,
seperti berbaring di tempat tidur karena harus terpasang infus, tidak dapat
menjalankan aktivitas seperti sebelum sakit karena harus dirawat di rumah sakit,
dan pasien harus dibantu keluarga saat melakukan aktivitas di rumah sakit karena
ekstremitas kanan pasien terasa berat, sehingga BAB dan BAK pasien dilakukan di
tempat tidur dengan dibantu keluarga untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
seperti terjatuh.
Kekuatan Otot
Sebelum sakit, pasien memiliki kekuatan otot 5 pada bagian ekstremitas kanan
dan kiri. Dalam keadaan normal (5) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh,
melawan gravitasi, dan melawan tahanan maksimal.
Kanan Kiri

Atas 5 5

Bawah 5 5

Saat pasien sakit,


Kanan Kiri

Atas 3 5

Bawah 3 5

Pada ekstremitas bagian kanan yaitu kaki dan tangan kanan kekuatan ototnya 3, jadi
mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi tetapi tidak
bisa menahan beban, serta pada ekstremitas bagian kiri yaitu kaki dan tangan kiri
kekuatan ototnya normal (5), jadi mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh,
melawan gravitasi, dan melawan tahanan maksimal.

6. Pola Peran dan Hubungan


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga baik-baik saja. Tidak
terdapat masalah yang berarti dan perannya sebagai petani memang sedikit terdapat
masalah, tetapi dapat diatasi sendiri oleh pasien dan keluarga.
b. Saat dikaji
Pasien mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga dan tenaga kesehatan baik-
baik saja. Hanya saja pasien belum bisa menjalankan perannya sebagai petani
karena dirawat di rumah sakit dan ekstremitas sebalah kanan belum bisa
digerakkan secara normal.

7. Pola Persepsi Sensori


Pasien tidak mengeluhkan pada panca inderanya.
8. Pola Persepsi Diri atau Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan optimis dengan tubuhnya.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan bahwa dia seorang wanita berusia 68 tahun, beragama Islam,
dan sudah menikah namun suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu,
dikaruniai 4 orang anak.
c. Harga diri
Pasien tidak merasa minder ataupun malu dengan kondisinya saat ini.
d. Peran diri
Ny. R adalah seorang petani dan ibu dari 4 anak.
e. Ideal diri
Pasien dan keluarga percaya bahwa kondisinya akan membaik.

9. Pola Seksual dan Reproduksi


Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam seksual dan reproduksinya. Pasien
dikaruniai 4 orang anak, yaitu 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Pasien sudah
tidak melakukan hubungan seksual karena suaminya telah meninggal dan pasien telah
lanjut usia.

10. Pola Mekanisme Koping


Koping yang dilakukan pasien terhadap sakitnya yaitu merasa takut dan khawatir.
Terkadang pasien memeriksakan diri ke posyandu terdekat.

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


Agama yang dianut pasien adalah agama Islam. Selama sakit, pasien merasa tidak ada
gangguan untuk memenuhi kebutuhan spiritual (aktivitas ibadahnya) dan kebiasaan
menjalankan ibadah secara teratur walaupun hanya dapat beribadah dengan berbaring
di atas tempat tidur rumah sakit karena sedang dirawat.

E. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tekanan darah : 200/100 mmHg
Suhu : 36,5˚C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit

b. Pemeriksaan head to toe :


1. Kepala : Mesosefal, simetris, dan tidak ada lesi
2. Rambut : Berminyak dan disertai uban karena lanjut usia
3. Mata : Simetris, tidak memakai alat bantu, konjungtiva anemis
4. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada sekret, dan tidak ada tanda-tanda
peradangan sinus
5. Mulut : Tidak ada stomatitis
6. Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, dan tidak memakai alat
bantu mendengar
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfa
8. Genetalia : Tidak terpasang kateter
9. Ekstremitas : Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang infus sehingga pergerakannya
tidak bebas, ekstremitas atas dan bawah bagian kanan terasa berat serta harus
dibantu untuk menggerakknya, ekstremitas bawah kiri berfungsi dengan baik.
10. Integumen : Turgor kulit pasien kembali < 2 detik dan kulit lembap
11. Thorax
- COR :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 murni tak tampak gallop
- Paru :
Inspeksi : Expansi dada optimal, bentuk dada datar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, fokal fremitus simetris antara kanan
dan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
- Abdomen :
Inspeksi : Tidak tampak asites
Palpasi : Ada nyeri tekan pada epigastrum
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus 15 x/menit

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
INSTALASI LABORATORIUM, pada tanggal 15 Juli 2018
a. Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik

Parameter
Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
PDW 9,7 % 10-18
Glukosa puasa 116 mg/dL 82-115
Glukosa 2 jam PP 91 mg/dL < 120
Ureum 23,2 mg/dL 10-50
Creatinin 0,68 mg/dL 0,45-0,75
SGOT 14 U/L 0-35
SGPT 17 IU/L 0,35
Asam urat 4,66 mg/dL 2-7
Kolesterol 282 mg/dL < 200
Trigliserida 137 mg/dL 70-140
HDL direct 62,28 mg/dL 37-92
LDL kolesterol 192,0 mg/dL < 150
b. Hasil Pemeriksaan Hematologi

Parameter
Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
Eritrosit 4,91 x 106 3,8-5,2
Leukosit 7,0 x 106 3,6-11,0
Hemoglobin (Hb) 12,8 g/dL 11,7-15,5
Hemotokrin (Ht) 39,9 % 35-47
Albumin 3,5 g/dL 3,4-5,0
Trombosit 385 x 103 150-400
MCV 81,2 fL 82-98
MCH 26,1 Pg 27-32
MCHC 32,2 g/dL 32-37
RDW 14,1 % 10-16
MPV 8,6 mikro m3 7-11
Limfosit 1,41 103/mikro 1,0-4,5
Monosit 0,43 103/mikro 0,2-1,0
Eosinofil 0,04 103/mikro 0,04-0,8
Basofil 0,01 103/mikro 0-0,2
Neutrofil 5,12 103/mikro 1,8-7,5
Limfosit % 20,1 % 25-40
Monosit % 6,2 % 2-8
Eosinofil % 0,6 % 2-4
Basofil % 0,2 % 0-1
Neutrofil % 72,9 % 50-70
PCT 0,332 % 0,2-0,5

G. PROGRAM TERAPI
Program terapi yang dibutuhkan pasien adalah,
1. Infus asering 20 tpm
2. Injeksi piracetain 4x3 gr
3. Injeksi citicolin 2x500 mg
4. Injeksi ranitidin 2x1 A
5. Injeksi manitol 2x125 mg
6. Herbeser CD 1x200 g
ANALISIS DATA

No Tgl/Jam Data Fokus Masalah Etiologi TTD


1. 16 Juli DS: Hambatan Gangguan
2018/ 16.30 Pasien mengatakan mobilitas neuromuskular
WIB tangan dan kaki sebelah fisik (stroke)
kanan (ekstremitas
bagian kanan) terasa
berat, mengeluh sulit
untuk digerakkan serta
perlu bantuan anggota
tubuh lain ataupun
bantuan dari keluarga,
dan merasa pusing.

DO:
- Pasien hanya mampu
berbaring di tempat
tidur
- Kekuatan otot pasien
Kanan Kiri
Atas 3 5
Bawah 3 5
Pada ekstremitas
bagian kanan yaitu kaki
dan tangan kanan
kekuatan ototnya 3,
jadi mampu bergerak
dengan luas gerak sendi
penuh dan melawan
gravitasi tetapi tidak
bisa menahan beban.
Pada eksremitas bagian
kiri yaitu kaki dan
tangan kiri kekuatan
ototnya 5 (normal), jadi
mampu digerakkan
dengan luas gerak sendi
penuh, melawan
gravitasi, dan melawan
tahanan maksimal.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular (stroke)


INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan
No Tgl/Jam Intervensi TTD
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1. 16 Juli Hambatan Setelah 1. Pasien mampu 1. Kaji
2018/ mobilitas fisik dilakukan untuk bisa kemampuan
17.00 berhubungan tindakan bergerak bebas di mobilisasi
WIB dengan keperawatan tempat dengan pasien
gangguan 3x24 jam, atau tanpa alat 2. Lakukan
neuromuskuler diharapkan bantu latihan ROM
(stroke) pasien tidak 2. Pasien mampu pasif (dengan
mengalami menggerakkan bantuan) dan
hambatan ekstremitasnya ROM aktif,
mobilitas dengan ROM sesuai
fisik aktif (inisiatif indikasi
sendiri) ataupun 3. Berikan
dengan bantuan motivasi dan
3. Pasien fasilitas
menunjukkan secara teratur
peningkatan kepada
dalam Range Of pasien
Motion (ROM) selama
latihan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
Keperawatan
1. 17 Juli Hambatan 1. Mengkaji kemampuan DS : Pasien mengatakan
2018/ mobilitas fisik mobilisasi pasien tangan dan kaki sebelah
14.30 berhubungan kanan terasa berat
WIB dengan DO : Tangan dan kaki
gangguan sebelah kanan pasien
neuromuskuler kaku
(stroke)
14.40 2. Lakukan latihan ROM DS : Pasien mengatakan
WIB pasif (dengan sulit untuk
bantuan) dan ROM menggerakkan tangan
aktif, sesuai indikasi dan kaki sebelah kanan
DO : Pasien tampak
kesulitan dan meminta
bantuan untuk
digerakkan

15.00 3. Memberikan motivasi DS : Pasien mengatakan


WIB dan fasilitas secara belum merasa
teratur kepada pasien termotivasi
selama latihan DO : Pasien belum ada
kemauan untuk latihan
ROM
2. 18 Juli Hambatan 1. Mengkaji kemampuan DS : Pasien mengatakan
2018/ mobilitas fisik mobilisasi pasien tangan dan kaki sebelah
20.20 berhubungan kanan masih terasa berat
WIB dengan DO : Tangan dan kaki
gangguan sebelah kanan pasien
neuromuskuler agak kaku
(stroke)
20.45 2. Lakukan latihan ROM DS : Pasien mengatakan
WIB pasif (dengan sudah mulai berlatih
bantuan) dan ROM menggerakkan tangan
aktif, sesuai indikasi dan kaki sebelah kanan
perlahan-lahan
DO : Pasien tampak
menahan rasa sakit akibat
gerakan perlahan tersebut

21.00 3. Memberikan motivasi DS : Pasien mengatakan


WIB dan fasilitas secara sudah mulai termotivasi
teratur kepada pasien untuk sembuh
selama latihan DO : Pasien tampak
bersemangat walau
terkadang terlihat pasrah
3. 19 Juli Hambatan 1. Mengkaji kemampuan DS : Pasien mengatakan
2018/ mobilitas fisik mobilisasi pasien tangan dan kaki sebelah
20.10 berhubungan kanan masih terasa berat
WIB dengan hanya saja tidak seberat
gangguan kemarin
neuromuskuler DO : Pasien perlahan
(stroke) mencoba menggerakkan
tangan kanannya

20.30 2. Lakukan latihan ROM DS : Pasien mengatakan


WIB pasif (dengan akan terus mencoba
bantuan) dan ROM menggerakkan tangan
aktif, sesuai indikasi dan kaki sebelah kanan
DO : Pasien masih
tampak menahan sakit
akibat gerakkan pelan
yang dilakukan

21.05 3. Memberikan motivasi DS : Pasien mengatakan


WIB dan fasilitas secara keluarga sangat
teratur kepada pasien berpengaruh dalam
selama latihan membantu dirinya untuk
bisa bersemangat
mengatasi situasi saat ini
DO : Pasien terlihat
dapat memotivasi diri
tetapi masih tampak
belum yakin sepenuhnya
EVALUASI

No Tgl/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD


Keperawatan
1. 19 Juli Hambatan S : Pasien mengatakan tangan dan kaki
2018/ mobilitas fisik sebelah kanan masih terasa berat dan agak
20.25 berhubungan sulit untuk digerakkan. Pasien sudah mampu
WIB dengan duduk di atas tempat tidur setelah dilakukan
gangguan ROM pasif. Pasien sudah mulai termotivasi
neuromuskuler walaupun belum sepenuhnya.
(stroke) O : Pasien masih dibantu oleh keluarga
dalam melakukan aktivitas di atas tempat
tidur.
Kekuatan otot pasien
Kanan Kiri
Atas 3 5
Bawah 3 5
Pada ekstremitas bagian kanan yaitu kaki
dan tangan kanan kekuatan ototnya 3, jadi
mampu bergerak dengan luas gerak sendi
penuh dan melawan gravitasi tetapi tidak
bisa menahan beban. Pada eksremitas bagian
kiri yaitu kaki dan tangan kiri kekuatan
ototnya 5 (normal), jadi mampu digerakkan
dengan luas gerak sendi penuh, melawan
gravitasi, dan melawan tahanan maksimal.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
- Bantu pasien untuk melakukan
latihan rutin ROM aktif dan pasif
pada ektremitas bagian kanan
- Monitor kekuatan otot pasien pada
ekstremitas kanan
- Anjurkan keluarga untuk tetap
memotivasi dan mendampingi pasien
setiap saat

Anda mungkin juga menyukai