Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Pengertian
Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan
aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan
lainnya.  Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul
membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah komponen utama dalam sistem
saraf.
Fungsi
Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu:
Pengatur / pengendali kerja organ tubuh, Pusat pengendali tanggapan, Alat
komunikasi dengan dunia luar.
Struktur sel saraf (neuron)
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). 
Dendrit berfungsi menangkap dan mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan
akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Jenis sel saraf Terdapat 5 (lima) jenis sel
saraf berdas
Jenis sel saraf
Terdapat 5 (lima) jenis sel saraf berdasarkan bentuk, yaitu:
- Unipolar neuron
- Bipolar neuron
- Interneuron
-Pyramidal cell
-Motor neuron

fungsi, yaitu:
-Sel Saraf Sensorik (saraf Aferen)
-Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
-Sel Saraf Motorik (saraf Eferen)
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
-Sel Saraf Penghubung/ intermediet/ asosiasi
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sistem saraf
Berdasarkan letak kerjanya Sistem Saraf terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Sistem Saraf Pusat
- Otak
-Sumsum Tulang Belakang
2. Sistem Saraf Perifer/ tepi
-12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)
-31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
3. Sistem Saraf Autonom/ saraf tak sadar
-Susunan saraf simpatik
-Susunan saraf parasimpatik

1.Sistem Saraf Pusat


OTAK
-Otak terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Otak besar (Cerebrum)
-Otak kecil (Cerebellum)
-Otak tengah (Mesencephalon)
A.Otak besar (Serebrum)
 Berfungsi untuk untuk pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar
terletak di bagian depan otak.
Terdiri atas :
a. Bagian belakang (oksipital) →pusat penglihatan.
b.Bagian samping (temporal) →pusat pendengaran.
c. Bagian tengah (parietal) →pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas, dingin,
sentuhan, tekanan.
d.Antara bagian tengah dan belakang →pusat perkembangan kecerdasan, ingatan,
kemauan, dan sikap.
B. Otak kecil (Cerebellum)
a. Berfungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot tubuh
serta menyeimbangkan tubuh.
b.Letak otak kecil terdapat tepat di atas batang otak.
C. Otak Tengah (Mesensefalon)
a.Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol (menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang).
b.Di depan otak tengah (diencephalon)
-Talamus (Pusat pengatur sensoris
- Hipotalamus (Pusat pengatur suhu, Mengatur selera makan, Keseimbangan cairan
tubuh). Bagian atas ada lobus optikus (pusat refleks mata).
Pelindung otak
a. TENGKORAK.
b. RUAS-RUAS TULANG BELAKANG.
c.TIGA LAPISAN SELAPUT OTAK (MENINGEN).
d. DURAMETER : Bersatu dengan tengkorak (melekat pada tulang)
e.ARACHNOID : Bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik, berisi
cairan serobrospinal (cairan limfa)  PIAMETER : Penuh dengan pembuluh darah, di
permukaan otak, suplai oksigen dan nutrisi, mengangkut sisa metabolisme.
(MEDULLA OBLONGATA).
-Banyak mengandung ganglion otak.
- Pusat pengatur gerak refleks fisiologis (denyut jantung, pernafasan, pelebaran dan
penyempitan pembuluh darah, bersin, batuk)
(MEDULLA SPINALIS)
-Fungsi : (1) Penghubung impuls dari dan ke otak. (2) Memungkinkan jalan terpendek
pada gerak refleks.
-Di bagian dalam ada (1) akar dorsal yang mengandung neuron sensorik. (2) akar
ventral yang mengandung neuron motorik.
-Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.

Saraf Tepi (Saraf Perifer)


 Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2 yaitu :
 12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)
 3 pasang saraf sensori.
 5 pasang saraf motori.
 4 pasang saraf gabungan.
 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal).
 8 pasang → saraf leher (servikal).
 12 pasang → saraf punggung (Torakal).
 5 pasang → saraf pinggang (Lumbal).
 5 pasang → saraf pinggul (Sakral).
 1 pasang → saraf ekor (Koksigial).
Nervus cranialis
 Nervus cranialis terbagi menjadi 12 nervus, diantaranya
1. Nervus olfaktorius, mensarafi indera penciuman
2. Nervus optikus, mensarafi indera penglihatan, tajam penglihatan
3. Nervus okulomotorius, mensarafi gerakan bola mata dari dalam keluar
4. Nervus trochlearis, mensarafi gerakan bola mata ke bawah dan samping kanan kiri
5. Nervus trigeminus, mensarafi kulit wajah, reflek kornea, kepekaan lidah dan gigi
6. Nervus abdusen, mensarafi gerakan bola mata ke samping
7. Nervus facialis, mensarafi otot wajah, lidah (pengecapan)
8. Nervus auditorius, mensarafi indera pendengaran, menjaga keseimbangan
9. Nervus glosofaringeus, mensarafi gerakan lidah, menelan
10. Nervus vagus, mensarafi faringe laring, gerakan pita suara, menelan
11. Nervus accecorius, mensarafi gerakan kepala dan bahu
12. Nervus hipoglosus, mensarafi gerakan lidah
Saraf Otonom
 SSO meninggalkan korda spinalis dan mempersarafi otot jantung dan polos serta
kelenjar.
 SSO involunter (tidak disadari)
 System saraf autonom dibagi menjadi 2 yaitu :
 Sistim saraf simpatis  Sistim saraf parasimpatis

Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf Simpatis --> mempersarafi


 jantung : kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung.
 arteri dan vena besar dan kecil : konstriksi
 otot polos saluran cerna : penurunan motilitas
 Otot polos sal nafas : relaksasi bronkus dan penurunan sekrei bronkus
 Merangsang kelenjar keringat
Sistem saraf Parasimpatis> mempersarafi
 Jantung : memperlambat kecepatan denyut
 Sal cerna : meningkatkan motilitas
 Sal nafas : konstriksi jalan nafas
Sistem Saraf Simpatis
 Terdiri dari 25 pasang simpul saraf.
 Terletak di sebelah kiri-kanan tulang belakang.
 Berpangkal pada medulla spinalis di daerah leher dan di daerah pinggang sehingga
disebut juga saraf torakolumbar.
 Pra ganglion pendek.
 Praganglion → urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion.
 Post ganglion → urat saraf yang berada pada ujung ganglion.
Sistim Saraf Parasimpatis
 Urat praganglionnya panjang karena menempel pada organ yang dibantu.
 Berpangkal pada medulla oblongata.
 Kerjanya berlawanan dengan kerja saraf simpatis.
 Terbagi menjadi dua bagian : saraf otonom kranial ( saraf kranial III, VII, IX, X) dan
saraf otonom sacral

PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF

SISTEM SARAF Sistem saraf terdiri dari;

1. Sistem saraf pusat (SSP) Otak Medula spinalis

2. Sistem saraf tepi (SST) Sistem saraf somatis Sistem saraf otonom Simpatis
parasimpatis

 Signaling (hubungan) kimiawi antar sel Neurotransmiter ; zat yg digunakan dalam


hubungan (kimiawi) antar sel Mrp komunikasi antar sel saraf atau sel saraf dengan
organ efektor Contoh Neurotransmiter; Norepinefrin (NE), asetilkolin (Ach), dopamin,
serotonin, GABA, epinefrin, Asetilkolin mrp neutransmiter parasimpatis NE
neurotransmiter saraf simpatis Pelepasan mediator lokal ; histamin, prostaglandin
Sekresi hormon oleh sel / kelenjar, misalnya insulin, estrogen, progesteron, oksitosin,
tiroksin, kortikotropin

 2 jenis reseptor Ach : muskarinik (saluran pencernaan) Nikotinik (ujung2 saraf ganglion
otonom dan medulla adrenal Reseptor NE ; Reseptor α (α1 dan α2) Reseptor β (β1, β2,
β3)

Fungsi Sistem Saraf Mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara


individu dengan lingkungan sekitarnya. Didukung oleh sel-sel saraf (NEURON) dan sel-
sel penyokong (NEUROGLIA dan SEL SCHWANN). NEURON ; sel-sel sistem saraf
khusus peka rangsang yg menerima masukan sensorik / masukan aferen dari ujung2
saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik dan menyalurkan masukan
motorik atau masukan eferen ke otot2 dan kelenjar2 (organ2 efektor) NEUROGLIA ;
penyokong, pelindung, dan sumber nutrisi bagi neuron2 otak dan medula spinalis

 Gangguan pada SISTEM MOTORIK Kelainan pada Sistem Motorik yaitu Sindrom
UMN, LMN, dan Ekstrapiramidalis UMN; (Upper Motor Neuron) Dari korteks serebri ke
batang otak dan medula spinalis LMN ; (Lower Motor Neuron) Dari batang otak dan
medula spinalis ke otot
 Sindrom LMN, dengan gejala; lumpuh, atoni, atrofi, arefleksi Sindrom UMN,
(piramidalis) dengan gejala; lumpuh, hipertoni, hiperrefleksi dan klonus Klonus ;
hiperrefleksi yg sangat berlebihan, kontraksi ritmik dari otot, timbul bila otot diregangkan
pasif

 Gangguan sistem ekstrapiramidalis; gangguan tonus otot, gerakan otot abnormal yg


tidak dapat dikendalikan, gangguan pada kelancaran gerakan otot volunter dan
gangguan gerak-gerak asosiatif

 Gangguan sistem ekstrapiramidalis; Gerakan abnormal yg tidak dapat dikendalikan :


Tremor Khorea Atetose Distonia Balismus (hemibalismus) Spasme Fasikulasi Miokloni

Gangguan Pada Sistem saraf motorik Gangguan sistem ekstrapiramidalis; Tremor;


serentetan gerakan involunter, agak ritmis, merupakan getaran. Timbul karena
berkontraksinya otot2 yg berlawanan secara bergantian, melibatkan 1 atau lebih bagian
tubuh. Tremor fisiologis, karena ketakutan atau marah Tremor halus; pada hipertiroid,
tremor pada jari dan tangan, keracunan nikotin, kafein, obat-obatan spt adrenalin,
efedrin, barbiturat) Tremor kasar; pada penyakit parkinson, gerakan jari seperti
menghitung uang Tremor intensi; tremor kasar, tjd pada kerusakan serebelum,
diagnosa dgn tes telunjuk hidung

 Khorea ; (Yunani = menari) Gerakan otot cepat, aritmik dan kasar Meliputi 1
ekstremitas, sebagian atau seluruh badan Umumnya pada anggota gerak atas (lengan,
tangan), terutama distal Gerakan tidak harmonis antara otot2 penggerak Anamnesa;
luruskan tangan dan lengan, didapatkan hiperekstensi talang proksimal dan terminal,
pergelangan tangan fleksi dengan sedikit pronasi. Lebih jelas bila tangan diangkat
keatas jari-jari tangan akan direnggangkan, ibu jari abduksi dan terarah ke bawah.

Definisi : Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan
untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan
ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)
fleksi/ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi. Pronasi adalah
gerakan menelungkupkan. Istilah pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan
tangan saja Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka
tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi
tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi
(mendekati tubuh).

Anamnesa khorea (cont ) OS menggenggam tangan pemeriksa ; tenaga genggaman


tidak konstan (fluktuasi) Jika khorea mengenai lidah ; kesukaran bicara / mengunyah.
OS mengeluar kan lidah, mendadak dan kemudian ditarik kembali Tjd dlm kead
istirahat, hebat bila ada aktivitas dan ketegangan Khorea hilang bila OS tidur

Atetose (yunani = berubah) Gerakan lebih lamban Distonia Kerusakan besar


ekstrapiramidal melibatkan ganglia basal. Gejalanya kompleks, dimulai dgn gerak otot
(atetose) pada lengan / anggota gerak lain, dapat terjadi jg di otot leher dan punggung.
16 Balismus (hemibalismus) Gerak otot yg datang tiba-tiba, kasar, cepat. Tjd pada otot
proksimal Fasikulasi Merupakan gerakan halus, cepat, dan berkedut dari 1 berkas
(fasikulus) serabut otot / 1 unit motorik (kedutan kulit) Spasme Gerakan abnormal tjd
karena kontraksi otot-otot yg dipersarafi satu saraf Tjd karena iritasi saraf perifer / otot
atau iritasi di suatu tempat (dari korteks serabut otot) Klonik; tiba-tiba, sebentar dan
dapat berulang-ulang Tonik ; lama dan terus menerus

17 Miokloni Gerakan timbul krna kontraksi otot secara cepat, sekonyong2, sebentar
aritmik, asinergik atau tidak terkendali Meliputi sebagian satu otot, seluruh otot /
sekelompok otot Pada otot2 ekstemitas dan badan, pada otot muka, rahang, lidah
faring dan laring Miokloni hebat; rangsang emosional, mental, taktil, visual / auditorial
Berkurang; gerakan volunter bertambah, dapat timbul pada saat pasien tidur dan hilang
saat setelah tidur

18 Penyakit Alzheimer Penyakit yg merusak dan menimbulkan kelumpuhan Terjadi


pada; Orang usia > 65 th Pengurangan NT asetilkolin yg berlebihan, menyebabkan
Demensia berat Etiologi, belum pasti, bisa disebabkan o/; Virus, autoimun, keracunan
aluminium Sindrom down Gangguan vaskuler Nutrisi Keganasan, depresi

19 Tahap awal msh dapat mandiri. Terkadang kemampuan hilang untuk menyelesaikan
mslh, mengatasi kead kompleks, emosi labil, pelupa, apati, hilangnya ingatan yg baru.
Lanjut; tingkah laku aneh, kacau, cendrung mengembara, mpy dorongan tiba-tiba untuk
melakukan kekerasan Memburuk; 3-10 th kmdn, pasien tidak bisa; BAB, BAK,
mengurus keperluan sehari, dan tidak mengenali anggota keluarga

20 Terapi ; terhadap pasien dan keluarga Obat penenang dan antidepresan

21 MIASTENIA GRAVIS Mrp kelemahan otot yg parah, gabungan antara cepatnya tjd
kelelahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan Penyebab; produksi
neuromaskular terganggu dimana jumlah asetilkolin berkurang

22 Gejala / MK; Miastenia gravis okular Menyerang otot2 okular Sangat ringan
Miastenia gravis umum Ringan, mengenai mata, otot rangka kecuali sal nafas. Respon
obat baik Sedang, mengenai otot rangka dan bulbar terkena menyeluruh; disartria,
disfagia, sukar mengunyah, aktivitas pasien terbatas

23 Sedang (cont..) ; tidak mengenai otot2 nafas, respon obat kurang baik Berat ;
Fulminan akut (6bln). Otot rangka dan bulbar terkena berat termasuk otot nafas, respon
obat buruk, angka mortalitas tinggi Lanjut, timbul 2 th setelah gejala ringan / sedang,
timbul perlahan-lahan dan tiba-tiba, reson obat buruk, mortalitas tinggi

24 Diagnosis ; riwayat peny pasien dan pemeriksaan fisik Terapi ; Tes tensilon Tidur ±
10 jam, sering kerja dengan istirahat, hindari faktor2 pencetus. Obat ; antikolinergik
(neostigmin, piridostigmin, kombinasi dgn kortikosteroid)
25 PARKINSON Yaitu peny yg ditandai dgn gemetar / palsy akibat ketidakseimbangan
Ach dan dopamin di ekstrapiramidal otak Penyebab; degenerasi sel-sel saraf
dopaminerg shg produksi dopamin berkurang dan Ach berkuasa. Dopamin dan Ach
bersifat antagonist, Dopamin (bersama dgn GABA) umumnya sebagai penghambat dan
Ach (bersama dgn glutamat) sebagai pemacu aktivitas motorik dan striatum. Beberapa
penyebab lain ; obat2an (reserin, metoklorpopamid, fenotiazin, butirofenon, tumor,
infark, infeksi, redisposisi gen

26 Gejala pokok ; Bradikinesia (lambat untuk memulai gerakan)/ akinesia (kemampuan


menurun untuk memulai gerakan baru), rigiditas (kekakuan) otot, resting tremor, dan
abnormalitas sikap tubuh dan berjalan

27 Manifestasi klinis lainnya; tremor hebat, pasien lelah, terganggunya emosi, perhatian
pada tremornya sendiri Mikrografia; tulisan kecil, tidak teratur dan tidak dapat dibaca
Gangguan sikap tubuh dan cara berjalan; pasien bungkuk waktu berdiri shg dagunya
akan lebih ke depan, pasein berjalan dgn menyeret kakinya, tergesa-gesa, langkah
makin cepat sehingga mudah tersandung Terapi ; Dopaminergik (levodopa,
bromokriptin,) Antihistamin dan antikolinergik Amantadin

28 HIDROSEFALUS Cairan otak yg meningkat dalam ruang tengkorak Dibagi atas 1.


Hidrosefalus nonkomunikans Cairan dari ventrikel ke ruang subaraknoid Timbul segera
setelah lahir Etiologi; penyempitan akueduktus sylvii kongenital Tekanan otak
meningkat, kepala membesar. Pada org dewasa etiologinya adalah tumor 2.
Hidrosefalus komonikans Pleksus koroideus neonatus berkembang sangat pesat
sehingga cairan yg dibentuk lebih banyak dari pada yg diabsorpsi Cairan tertimbun
dalam ventrikel dan di luar otak shg kepala membesar sehingga otak rusak berat
Etiologi; akibat meningitis, dan iritasi (sumbatan dan jar parut)

29 Penyebab; Cairan yg dibentuk lebih banyak di pleksus coroideus Absorsi tidak


adekuat Abstruksi aliran keluar Terapi Pemasangan kateter ventrikulojagular (alihkan
cairan otak ke sistem ekstakranial)

30 EPILEPSI Mr gangguan SSP dimana terjadi potensial aksi / depolarisasi (lepas


muatan listrik) yg berlebihan, sehingga menimbulkan serangan kejang / bangkitan /
seizure yg bersifat spontan dan berkala Penyebab ; genetik, meningitis, hipoglikemi,
encefalitis, kecelakaan atau luka di otak, keracunan timah hitam dan obat sebagai
faktor pencetus (klorpromazin, imipramin, penyalahgunaan alkohol), stress, emosi dan
penghentian obat2 antikonvulsan secara mendadak.

31 Jenis epilepsi; Grand mal; Serangan tonis, klonis (tonis= kontraksi otot otonom yg
bertahan lama, klonis = gerakan yg tidak terkendali/kontraksi ritmis). Bercirikan kejang
kaku (1 menit) bersamaan kejutan2 ritmis dari anggota badan dan hilangnya kesadaran
sementara. Diawali kejang hebat, kadang2 pasien menggigit lidahnya sendiri, jeritan,
mulut berbusa, mata membelalk, dll. Petit mal ; bercirikan serangan yg hanya singkat
sekali, antara beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran
ringan tanpa kejang-kejang. Gejalanya pikiran kosong, hilang respon sesaat, berbicara
terbata-bata dan mendadak berhenti bergerak Temporal / serangan parsial kesadaran
menurun tanpa hilangnya ingatan

32 Mekanisme / patologi eilepsi; turunnya jmlh Neurotransmiter GABA ergik (gamma


aminobutiris acid). GABA berfx menginhibisi hantaran impuls saraf dari korteks serebri
ke otot skelet. GABA berkurang, trjd eksitasi berlebih neuron di otak, mencetuskan
serangan epilepsi (kejang) Diagnosa ; pemeriksaan EEG (elektroensefalogram) Terapi ;
diazepam, fenitoin, fenobarbital.

FARMAKOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

1. SISTEM SARAF

2. Analgetika Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf
secara selektif. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran. • Analgetik Narkotik Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat
menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif. Digunakan untuk mengurangi rasa
sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit
kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi, dan kolik usus atau ginjal

3. Penggolongan : • alkaloid alam : morfin, codein • derivat semi sintesis : heroin •


derivat sintetik : metadon, fentanil • antagonis morfin : nalorfin, nalokson dan pentazocin

4. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping • Morfin • Indikasi Analgesik
selama dan setelah pembedahan, analgesi pada situasi lain. • Kontra indikasi Depresi
pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada
over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. • Sediaan
Morfin HCl (generik) siruf 5mg / 5ml, tablet 10mg, 30mg, 60mg, injeksi 10mg / ml, 20mg
/ ml

5. Kodein fosfat • Indikasi Nyeri ringan sampai sedang • Kontra indikasi Depresi
pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada
over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. • Sediaan
Kodein fosfat (generik) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg

6. Fentanil • Indikasi Nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker • Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan
otak atau cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konsipasi, ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. •
Sediaan Bentuk sediaan dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama kerja
yang panjang)
7. Analgesik non opioid (non narkotik) Disebut juga analgesik perifer karena tidak
mempengaruhi susunan syaraf pusat.Semua analgesik perifer memiliki khasiat sebagai
anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan
rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi
perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya banyak
keringat. Misalnya parasetamol, asetosal, dll. Dan berkhasiat pula sebagai anti
inflamasi , anti radang atau anti flogistik.

8. Penggolongan a) Golongan salisilat. b) Golongan para aminofenol c) Golongan


pirazolon (dipiron) d) Golongan antranilat (asam mefenamat)

9. AINS (Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid) AINS adalah obat-obat analgesik yang
selain memiliki efek analgesik juga memiliki efek anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis
ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout. Contohnya ibuprofen,
indometasin, diklofenak, fenilbutazon dan piroxicam.

10. Obat generik 1. Ibuprofen • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan
gangguan otot skelet lainnya. Nyeri ringan sampai berat, termasuk dismenorea,
analgesik, pasca bedah, nyeri dan demam pada anak-anak • Kontra indikasi Hati-hati
pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif •
Efek samping Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, kadang-kadang
pendarahan dan tukak lambung dan lain-lain) • Sediaan Ibuprofen (generik) tablet 200
mg, 400 mg, 600 mg

11. 2. Indometasin • Indikasi Nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus
reumatik dan gangguan otot skeletal, gout akut, dismenorea • Kontra indikasi Hati-hati
pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif. Hati-
hati juga pada kasus epilepsi, parkinson dan goncangan jiwa. Tidak dianjurkan untuk
anak. • Efek samping Gangguan cerna, sakit kepala, pusing, kepala terasa ringan, hati-
hati khususnya pengemudi • Sediaan Indometasin (generik) kapsul 25 mg

12. 3. Diklofenak • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan otot
skelet gout akut dan nyeri pasca bedah • Kontra indikasi Hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif • Efek samping
Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, kadang- kadang pendarahan dan tukak
lambung dan lain-lain) • Sediaan Kalium diklofenak (generik) tablet 25 mg, 50 mg

13. 4. Fenil butazon • Indikasi Penyakit jantung, gangguan paru, ginjal, dan hati
kehamilan dengan riwayat tukak lambung, penyakit tiroid, anak dibawah usia 14 tahun.
• Kontra indikasi Radang tenggorokan, sariawan, gangguan penglihatan, gangguan
darah • Efek samping Radang tenggorokan, sariawan, gangguan penglihatan,
gangguan darah • Sediaan Phenylbutazone (generik) kaplet 200 mg

14. 5. Piroksikam • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan otot
skelet gout akut • Kontra indikasi Hati-hati pada anak umumnya tidak dianjurkan • Efek
samping Gangguan saluran cerna, tukak lambung, nyeri dapat timbul ditempat
penyuntikan. Suppositoria menyebabkan iritasi rektum kadang-kadang pendarahan •
Sediaan Piroxicam (generik) tablet 10 mg, 20 mg

15. ANTI EPILEPSI • Pengertian Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di
Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul
secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi
adalah pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-
neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh : luka di otak (absen, tumor,
arteriosklerosis), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprodvokasi serangan epilepsi.

16. Jenis-jenis epilepsi • 1. Grand mal. (tonik-klonik umum) • 2. Petit mal • 3. Psikomotor
(serangan parsial kompleks)

17. Penggunaan • Menghindari kerusakan sel-sel otak • Mengurangi beban sosial dan
psikologi pasien maupun keluarganya. • Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah
serangan berkurang

18. Penggolongan 1. Golongan hidantoin 2. Golongan barbiturat 3. Golongan


karbamazepin 4. Golongan benzodiazepin 5. Golongan asam valproat

19. Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping 1. Fenitoin • Indikasi Semua
jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus • Kontra indikasi Gangguan hati,
hamil, menyusui • Efek samping Gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor,
insomnia dll • Sediaan Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300 mg

20. 2. Penobarbital • Indikasi Semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus •
Kontra indikasi Depresi pernafasan berat, porfiria • Efek samping Mengantuk, Letargi,
depresi mental dll • Sediaan Phenobarbital (generik) tabl. 30 lmg, 50 mg cairan inj. 100
mg/ml

21. HIPNOTIKA DAN SEDATIVA • Pengertian Hipnotika atau obat tidur berasal dari
kata hypnos yang berarti tidur, adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis
terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau
menyebabkan tidur. Sedangkan sedativa adalah obat yang menimbulkan depresi ringan
pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah
kejang- kejang.

22. Persyaratan obat tidur yang ideal • Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan
dengan tidur normal • Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari
system saraf pusat maupun organ lainnya kecil • Tidak tertimbun dalam tubuh • Tidak
menyebabkan kerja ikutan yang negatif pada keesokan harinya • Tidak kehilangan
khasiatnya pada penggunaan jangka panjang

23. Efek samping • Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya
flurazepam, kloralhidrat dan paraldehida • Tekanan darah menurun, contohnya
golongan barbiturat • Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual,
perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepin dan
barbiturat • Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotika bersifat lipofil •
Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan dan bahaya bunuh diri, contohnya
glutetimid dan derivatnya, metaqualon dan derivatnya serta golongan barbiturat

24. Penggolongan • Golongan barbiturat, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,


heksobarbital dan lain-lain • Golongan benzodiazepin, seperti flurazepam, nitrazepam,
flunitrazepam dan triazolam • Golongan alkohol dan aldehida, seperti kloralhidrat dan
turunannya serta paraldehida • Golongan bromida, seperti garam bromida (kalium,
natrium dan amonium) dan turunan urea seperti karbromal dan bromisoval • Golongan
lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida) dan metaqualon

25. Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping 1. Diazepam • Indikasi
Hipnotika dan sedativa, anti konvulsi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi) •
Kontra indikasi - • Efek samping - • Sediaan Diazepam (generik) tablet 2 dan 5 mg

26. 2. Nitrazepam • Indikasi lihat diazepam • Kontra indikasi - • Efek samping Pada
penggunaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over), gangguan koordinasi
dan melantur • Sediaan -

27. 3. Flunitrazepam • Indikasi Hipnotik, sedativa, anestetik premedikasi operasi •


Kontra indikasi - • Efek samping Amnesia (hilang ingatan) • Sediaan -

Anda mungkin juga menyukai