Pengertian
Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan
aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan
lainnya. Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul
membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah komponen utama dalam sistem
saraf.
Fungsi
Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu:
Pengatur / pengendali kerja organ tubuh, Pusat pengendali tanggapan, Alat
komunikasi dengan dunia luar.
Struktur sel saraf (neuron)
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi menangkap dan mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan
akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Jenis sel saraf Terdapat 5 (lima) jenis sel
saraf berdas
Jenis sel saraf
Terdapat 5 (lima) jenis sel saraf berdasarkan bentuk, yaitu:
- Unipolar neuron
- Bipolar neuron
- Interneuron
-Pyramidal cell
-Motor neuron
fungsi, yaitu:
-Sel Saraf Sensorik (saraf Aferen)
-Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
-Sel Saraf Motorik (saraf Eferen)
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
-Sel Saraf Penghubung/ intermediet/ asosiasi
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sistem saraf
Berdasarkan letak kerjanya Sistem Saraf terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Sistem Saraf Pusat
- Otak
-Sumsum Tulang Belakang
2. Sistem Saraf Perifer/ tepi
-12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)
-31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
3. Sistem Saraf Autonom/ saraf tak sadar
-Susunan saraf simpatik
-Susunan saraf parasimpatik
2. Sistem saraf tepi (SST) Sistem saraf somatis Sistem saraf otonom Simpatis
parasimpatis
2 jenis reseptor Ach : muskarinik (saluran pencernaan) Nikotinik (ujung2 saraf ganglion
otonom dan medulla adrenal Reseptor NE ; Reseptor α (α1 dan α2) Reseptor β (β1, β2,
β3)
Gangguan pada SISTEM MOTORIK Kelainan pada Sistem Motorik yaitu Sindrom
UMN, LMN, dan Ekstrapiramidalis UMN; (Upper Motor Neuron) Dari korteks serebri ke
batang otak dan medula spinalis LMN ; (Lower Motor Neuron) Dari batang otak dan
medula spinalis ke otot
Sindrom LMN, dengan gejala; lumpuh, atoni, atrofi, arefleksi Sindrom UMN,
(piramidalis) dengan gejala; lumpuh, hipertoni, hiperrefleksi dan klonus Klonus ;
hiperrefleksi yg sangat berlebihan, kontraksi ritmik dari otot, timbul bila otot diregangkan
pasif
Khorea ; (Yunani = menari) Gerakan otot cepat, aritmik dan kasar Meliputi 1
ekstremitas, sebagian atau seluruh badan Umumnya pada anggota gerak atas (lengan,
tangan), terutama distal Gerakan tidak harmonis antara otot2 penggerak Anamnesa;
luruskan tangan dan lengan, didapatkan hiperekstensi talang proksimal dan terminal,
pergelangan tangan fleksi dengan sedikit pronasi. Lebih jelas bila tangan diangkat
keatas jari-jari tangan akan direnggangkan, ibu jari abduksi dan terarah ke bawah.
Definisi : Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan
untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan
ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)
fleksi/ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi. Pronasi adalah
gerakan menelungkupkan. Istilah pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan
tangan saja Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka
tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi
tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi
(mendekati tubuh).
17 Miokloni Gerakan timbul krna kontraksi otot secara cepat, sekonyong2, sebentar
aritmik, asinergik atau tidak terkendali Meliputi sebagian satu otot, seluruh otot /
sekelompok otot Pada otot2 ekstemitas dan badan, pada otot muka, rahang, lidah
faring dan laring Miokloni hebat; rangsang emosional, mental, taktil, visual / auditorial
Berkurang; gerakan volunter bertambah, dapat timbul pada saat pasien tidur dan hilang
saat setelah tidur
19 Tahap awal msh dapat mandiri. Terkadang kemampuan hilang untuk menyelesaikan
mslh, mengatasi kead kompleks, emosi labil, pelupa, apati, hilangnya ingatan yg baru.
Lanjut; tingkah laku aneh, kacau, cendrung mengembara, mpy dorongan tiba-tiba untuk
melakukan kekerasan Memburuk; 3-10 th kmdn, pasien tidak bisa; BAB, BAK,
mengurus keperluan sehari, dan tidak mengenali anggota keluarga
21 MIASTENIA GRAVIS Mrp kelemahan otot yg parah, gabungan antara cepatnya tjd
kelelahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan Penyebab; produksi
neuromaskular terganggu dimana jumlah asetilkolin berkurang
22 Gejala / MK; Miastenia gravis okular Menyerang otot2 okular Sangat ringan
Miastenia gravis umum Ringan, mengenai mata, otot rangka kecuali sal nafas. Respon
obat baik Sedang, mengenai otot rangka dan bulbar terkena menyeluruh; disartria,
disfagia, sukar mengunyah, aktivitas pasien terbatas
23 Sedang (cont..) ; tidak mengenai otot2 nafas, respon obat kurang baik Berat ;
Fulminan akut (6bln). Otot rangka dan bulbar terkena berat termasuk otot nafas, respon
obat buruk, angka mortalitas tinggi Lanjut, timbul 2 th setelah gejala ringan / sedang,
timbul perlahan-lahan dan tiba-tiba, reson obat buruk, mortalitas tinggi
24 Diagnosis ; riwayat peny pasien dan pemeriksaan fisik Terapi ; Tes tensilon Tidur ±
10 jam, sering kerja dengan istirahat, hindari faktor2 pencetus. Obat ; antikolinergik
(neostigmin, piridostigmin, kombinasi dgn kortikosteroid)
25 PARKINSON Yaitu peny yg ditandai dgn gemetar / palsy akibat ketidakseimbangan
Ach dan dopamin di ekstrapiramidal otak Penyebab; degenerasi sel-sel saraf
dopaminerg shg produksi dopamin berkurang dan Ach berkuasa. Dopamin dan Ach
bersifat antagonist, Dopamin (bersama dgn GABA) umumnya sebagai penghambat dan
Ach (bersama dgn glutamat) sebagai pemacu aktivitas motorik dan striatum. Beberapa
penyebab lain ; obat2an (reserin, metoklorpopamid, fenotiazin, butirofenon, tumor,
infark, infeksi, redisposisi gen
27 Manifestasi klinis lainnya; tremor hebat, pasien lelah, terganggunya emosi, perhatian
pada tremornya sendiri Mikrografia; tulisan kecil, tidak teratur dan tidak dapat dibaca
Gangguan sikap tubuh dan cara berjalan; pasien bungkuk waktu berdiri shg dagunya
akan lebih ke depan, pasein berjalan dgn menyeret kakinya, tergesa-gesa, langkah
makin cepat sehingga mudah tersandung Terapi ; Dopaminergik (levodopa,
bromokriptin,) Antihistamin dan antikolinergik Amantadin
31 Jenis epilepsi; Grand mal; Serangan tonis, klonis (tonis= kontraksi otot otonom yg
bertahan lama, klonis = gerakan yg tidak terkendali/kontraksi ritmis). Bercirikan kejang
kaku (1 menit) bersamaan kejutan2 ritmis dari anggota badan dan hilangnya kesadaran
sementara. Diawali kejang hebat, kadang2 pasien menggigit lidahnya sendiri, jeritan,
mulut berbusa, mata membelalk, dll. Petit mal ; bercirikan serangan yg hanya singkat
sekali, antara beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran
ringan tanpa kejang-kejang. Gejalanya pikiran kosong, hilang respon sesaat, berbicara
terbata-bata dan mendadak berhenti bergerak Temporal / serangan parsial kesadaran
menurun tanpa hilangnya ingatan
1. SISTEM SARAF
2. Analgetika Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf
secara selektif. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran. • Analgetik Narkotik Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat
menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif. Digunakan untuk mengurangi rasa
sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit
kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi, dan kolik usus atau ginjal
4. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping • Morfin • Indikasi Analgesik
selama dan setelah pembedahan, analgesi pada situasi lain. • Kontra indikasi Depresi
pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada
over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. • Sediaan
Morfin HCl (generik) siruf 5mg / 5ml, tablet 10mg, 30mg, 60mg, injeksi 10mg / ml, 20mg
/ ml
5. Kodein fosfat • Indikasi Nyeri ringan sampai sedang • Kontra indikasi Depresi
pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada
over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. • Sediaan
Kodein fosfat (generik) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg
6. Fentanil • Indikasi Nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker • Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan
otak atau cedera kepala • Efek samping Mual, muntah, konsipasi, ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. •
Sediaan Bentuk sediaan dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama kerja
yang panjang)
7. Analgesik non opioid (non narkotik) Disebut juga analgesik perifer karena tidak
mempengaruhi susunan syaraf pusat.Semua analgesik perifer memiliki khasiat sebagai
anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan
rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi
perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya banyak
keringat. Misalnya parasetamol, asetosal, dll. Dan berkhasiat pula sebagai anti
inflamasi , anti radang atau anti flogistik.
9. AINS (Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid) AINS adalah obat-obat analgesik yang
selain memiliki efek analgesik juga memiliki efek anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis
ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout. Contohnya ibuprofen,
indometasin, diklofenak, fenilbutazon dan piroxicam.
10. Obat generik 1. Ibuprofen • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan
gangguan otot skelet lainnya. Nyeri ringan sampai berat, termasuk dismenorea,
analgesik, pasca bedah, nyeri dan demam pada anak-anak • Kontra indikasi Hati-hati
pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif •
Efek samping Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, kadang-kadang
pendarahan dan tukak lambung dan lain-lain) • Sediaan Ibuprofen (generik) tablet 200
mg, 400 mg, 600 mg
11. 2. Indometasin • Indikasi Nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus
reumatik dan gangguan otot skeletal, gout akut, dismenorea • Kontra indikasi Hati-hati
pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif. Hati-
hati juga pada kasus epilepsi, parkinson dan goncangan jiwa. Tidak dianjurkan untuk
anak. • Efek samping Gangguan cerna, sakit kepala, pusing, kepala terasa ringan, hati-
hati khususnya pengemudi • Sediaan Indometasin (generik) kapsul 25 mg
12. 3. Diklofenak • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan otot
skelet gout akut dan nyeri pasca bedah • Kontra indikasi Hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, pengidap tukak lambung aktif • Efek samping
Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, kadang- kadang pendarahan dan tukak
lambung dan lain-lain) • Sediaan Kalium diklofenak (generik) tablet 25 mg, 50 mg
13. 4. Fenil butazon • Indikasi Penyakit jantung, gangguan paru, ginjal, dan hati
kehamilan dengan riwayat tukak lambung, penyakit tiroid, anak dibawah usia 14 tahun.
• Kontra indikasi Radang tenggorokan, sariawan, gangguan penglihatan, gangguan
darah • Efek samping Radang tenggorokan, sariawan, gangguan penglihatan,
gangguan darah • Sediaan Phenylbutazone (generik) kaplet 200 mg
14. 5. Piroksikam • Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan otot
skelet gout akut • Kontra indikasi Hati-hati pada anak umumnya tidak dianjurkan • Efek
samping Gangguan saluran cerna, tukak lambung, nyeri dapat timbul ditempat
penyuntikan. Suppositoria menyebabkan iritasi rektum kadang-kadang pendarahan •
Sediaan Piroxicam (generik) tablet 10 mg, 20 mg
15. ANTI EPILEPSI • Pengertian Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di
Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul
secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi
adalah pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-
neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh : luka di otak (absen, tumor,
arteriosklerosis), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprodvokasi serangan epilepsi.
16. Jenis-jenis epilepsi • 1. Grand mal. (tonik-klonik umum) • 2. Petit mal • 3. Psikomotor
(serangan parsial kompleks)
17. Penggunaan • Menghindari kerusakan sel-sel otak • Mengurangi beban sosial dan
psikologi pasien maupun keluarganya. • Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah
serangan berkurang
19. Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping 1. Fenitoin • Indikasi Semua
jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus • Kontra indikasi Gangguan hati,
hamil, menyusui • Efek samping Gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor,
insomnia dll • Sediaan Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300 mg
20. 2. Penobarbital • Indikasi Semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus •
Kontra indikasi Depresi pernafasan berat, porfiria • Efek samping Mengantuk, Letargi,
depresi mental dll • Sediaan Phenobarbital (generik) tabl. 30 lmg, 50 mg cairan inj. 100
mg/ml
21. HIPNOTIKA DAN SEDATIVA • Pengertian Hipnotika atau obat tidur berasal dari
kata hypnos yang berarti tidur, adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis
terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau
menyebabkan tidur. Sedangkan sedativa adalah obat yang menimbulkan depresi ringan
pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah
kejang- kejang.
22. Persyaratan obat tidur yang ideal • Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan
dengan tidur normal • Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari
system saraf pusat maupun organ lainnya kecil • Tidak tertimbun dalam tubuh • Tidak
menyebabkan kerja ikutan yang negatif pada keesokan harinya • Tidak kehilangan
khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
23. Efek samping • Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya
flurazepam, kloralhidrat dan paraldehida • Tekanan darah menurun, contohnya
golongan barbiturat • Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual,
perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepin dan
barbiturat • Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotika bersifat lipofil •
Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan dan bahaya bunuh diri, contohnya
glutetimid dan derivatnya, metaqualon dan derivatnya serta golongan barbiturat
25. Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping 1. Diazepam • Indikasi
Hipnotika dan sedativa, anti konvulsi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi) •
Kontra indikasi - • Efek samping - • Sediaan Diazepam (generik) tablet 2 dan 5 mg
26. 2. Nitrazepam • Indikasi lihat diazepam • Kontra indikasi - • Efek samping Pada
penggunaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over), gangguan koordinasi
dan melantur • Sediaan -