Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

DENGAN ASMA BRONKHIAL PADA NY.D DI RUANG


IGD RSUD KI AGENG GETAS PENDOWO GUBUG

DI SUSUN OLEH :
1. ELFIANA ORFA
2. SUSILOWATI
3. NANIK SETYANINGSIH
4. ISTIQOMAH
5. WAHYU DIANAWATI
6. MUKAROM
7. RETNO SRI LESTARI
PENGERTIAN
• Asma bronchial adalah penyakit pernafasan
objektif yang ditandai oleh spasme akut otot
polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi
aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus
(Elizabeth, 2000)
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Genetik. Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang
jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma
bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Faktor Presipitasi
– Alergen
– Perubahan cuaca
– Stress
– Lingkungan kerja
– Olahraga/aktivitas jasmani berat
TANDA DAN GEJALA
Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak
nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian
penderita ada yang merasa nyeri di dada.
Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai
bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat ,
gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain:
silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat
dangkal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Price (2006), yaitu :
• Spirometri, Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan
dengan bronkodilator.
• Uji Provokasi bronkus, Menurut Heru Sundaru dalam buku Sogiono, dkk (2001)
“Dilakukan jika spirometri normal, maka dilakukan uji provokasi bronkus dengan
allergen, dan hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap allergen yang di uji”.
• Pemeriksaan sputum, Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya kristal-
kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
• Pemeriksaan Coninofit total
• Uji kulit, Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
• Foto dada ( scanning paru), Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari
bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
• Analisis gas darah, Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan Farmakologis
Pemberian obat-obatan yang dapat melebarkan saluran nafas.
• Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin). Nama obat :Orsiprenalin (Alupent),
Fenoterol (berotec) dan Terbutalin (bricasma).
• Santin (teofilin), Nama obat :Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard) dan Teofilin
(Amilex).
• Kromalin, Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.
Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian
satu bulan.
• Ketolifen, Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.

Penatakalsanaan Non-Farmakologis
• Memberikan penyuluhan
• Menghindari faktor pencetus.
• Pemberian cairan.
• Fisiotherapy.
• Beri O2 bila perlu
PENGKAJIAN
IDENTITAS RIWAYAT KESEHATAN
Identitas Klien • Keluhan Utama
• Nama : Ny. D Pasien mengeluh sesak nafas
• Umur : 48 tahun • Riwayat penyakit sekarang
• Kelamin : Perempuan
• Alamat : Kuwaron rt 3 rw 10 Kec Gubug,
Pasien datang ke RSUD Ki ageng Getas Pendowo
Grobogan Gubug dengan keluhan sesak nafas sejak tadi
• Pekerjaan : Tani malam. Karena kondisi pasien semakin memburuk
• Agama : Islam oleh keluarga kemudian dibawa ke RS, pasien saat di
• Suku : Jawa
periksa di igd ,dalam kondisi sesak nafas, ada retraksi
• Status : Sudah menikah
• BB : 62 kg intercosta dan hasil pemeriksaan TTV, Td: 160/90
• TB: 155 cm mmHg, N : 100 x/mnt, S:37 C, RR : 30 x/ mnt, Spo2 :
• Diagnosa Medis : Asma Bronkial 90 %. kemudian pasien diposisikan semi fowler, dan
terpasang infuse D5 drip aminopilin 20 tpm di
Identitas Penanggung Jawab
• Nama : Tn K tangan kiri, diberikan nebulizer yang berisi ventolin ,
• Umur : 50 tahun dan diberi O2 3 liter nasal kanul, kemudian diberi
• Pendidikan : SD obat oral ambroxol tab, meptin mini tab, setelah itu
• Pekerjaan : Tani dilakukan pemeriksaan ECG, dan pengambilan
• Alamat : Kuwaron Rt 3 Rw 10 Kec
Gubug Grobogan sampel darah. Setelah itu pasien di observasi
• Hubungan dengan klien : suami sebelum dibawa keruang perawatan.
PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian Dx Keperawatan Pengkajian Dx Keperawatan
Airway (jalan nafas) () Akut Breathing (pernafasan) () Akut
Sumbatan : ( ) Resiko Sesak dengan : ( ) Resiko
( ) Benda asing   () Aktifitas ( ) Tanpa aktivitas  
( ) Darah Bersihan jalan nafas ( ) Menggunakan otot tambahan Pola nafas tidak efektif
b.d bronkospasme
tidak efektif b.d Frekuensi : 30 x/menit
( ) Bronkospasme
Mukus dalam jumlah Pengembangan
() Sputum berlebihan
() Simetris ( ) Tidak simetris
( ) Lendir
Irama :
Bunyi nafas :
( ) Teratur () Tidak teratur
( ) Vesikuler ( ) Heperesonan Kedalam :
() Ronchi ( ) Creakles ( ) Dalam
() Wheesing ( ) Snoring () Dangkal
Batuk :
() Produktif ( ) Non Produktif
Jenis luka didada :
( ) Produktif ( ) Non Produktif
Sputum :
() Warna : kuning kehijauan
() Konsisten : kental
Pengkajian Dx Keperawatan Pengkajian Dx Keperawatan

Cirkulasi (sirkulasi) ( ) Akut Pengisian kapiler < 2 dtk ( ) Akut


Sirkulasi perifer : ( ) Resiko Tugor Kulit < 2 dtk ( ) Resiko
  Mukosa :  
Nadi : 98 x/menit
Tidak terjadi gangguan
Irama : Tidak terjadi gangguan () Kering ( ) Lembab
keseimbangan cairan dan
penurunan curah jantung Edema : elektrolit
( ) Teratur
  ( ) Ya () Tidak
() Tidak teratur
  Eliminasi dan cairan
Denyut : BAK : 7 x/menit
( ) Lemah Jumlah :
() Kuat ( ) Sedikit () Sedang
( ) Tak Kuat ( ) Banyak
TD : 160/100mmhg Warna :
Ektremitas : () Kuning jernih
( ) Kuning kental
() Hangat
( ) Merah ( ) Putih
( ) Dingin
Rasa sakit :
Warna Kulit :
() Tidak ( ) Ya
( ) Cianosis
Keluhan sakit pinggang
( ) Pucat
() Tidak ( ) Ya
() Kemerahan BAB : 1 x/menit. Diare tidak
Pengkajian Dx Keperawatan Pengkajian Dx Keperawatan
Abdomen : ( ) Akut Dissability ( ) Akut
() Datar ( ) Cembung ( ) Resiko Tingkat kesadaran ( ) Resiko
( ) Elastis ( ) Cekung   () Composmentis ( ) Apatis  
( ) Lembek ( ) Asites Tidak terjadi Tidak terjadi
gangguan pada ( ) Somnolen ( ) Sopor gangguan perfusi
Tugor : integumen / kulit jaringan serebral
( ) Soporocoma ( ) Koma
() Baik ( ) Sedang ( ) Buruk    
Mukosa : Pupil :
( ) Lembab () Kering () Isokor ( ) Anisokor
Kulit :
( ) Bintik merah ( ) Jejas Reaksi terhadap cahaya :
( ) Lecet lecet ( ) Luka Ka :
Suhu : 37 0C () Positif ( ) Negatif
Lidah kotor : Ki :
( ) Ya () Tidak () Positif ( ) Negatif
Nyeri : GCS : E 4 M 6 v 5
( ) Ya () Tidak Terjadi :
Integumen (kulit) ( ) Kejang ( ) Mulut menceng
Terdapat luka : ( ) Pelo ( ) Kelumpuhan/kelemahan
( ) Ya () Tidak
Nilai Kekuatan otot : 5
Perdarahan :
Refleks
( ) Ya () Tidak Babinsky : +/+
Patella : ++/++
Bisep/trisep : ++/++
Brundynsky : ++/++
ANALISA DATA
Hari/ Data Fokus Action Respon
tgl/jam
(Tindakan)

13/12/ DS : pasien mengatakan batuk Memonitoring TD: 160-100mmHg


2021 berdahak tetapi tidak bisa keluar tanda- tanda vital N:100x/menit
Jam S:370C
14.30 DO: pasien tampak nafas cepat, RR: 30x/menit
takipnea SPO2: 98%
TD: 160/100mmHg,
N:100x/menit Mengkolaborasikan Pasien kooperatif dan
SPO2:98% dengan dokter dahak bisa keluar
S: 37 pemberian terapi
RR: 30x/menit nebulizer dan
Suara : nafas ronkhi injeksi

Mengajarkan batuk Pasien dapat


Dx. Ketidakefektifan bersihan jalan efektif memperagakannya dan
napas b.d Mukus dalam jumlah dahak bisa keluar
berlebihan
Mengauskultasi suara napas pasien
suara napas terdengar wheezing dan
ronchi
ANALISA DATA
Hari/ Data Fokus Action Respon
tgl/jam
(Tindakan)
13/12/ Ds: pasien mengatakan sesak napas Mengkaji keadaan pasien tampak
2021 dari tadi malam umum pasien nafas cepat, suara
jam pasien terdengar
14.30 DO: suara napas pasien terdengar wheezing dan
wheezing, terdapat dahak ronkhi, terdapat
dahak
RR:30x/menit
SPO2:98% Memposisikan pasien mampu
pasien semi memaksimalkan
fowler ekspansi paru
 
Dx. Ketidakefektifan pola napas b.d Memonitoring RR30x/menit pasien
bronkospasme respirasi dan terpasang O2 nasal
memberikan kanul 3-4l/menit
oksigen
terapi
pasien tampak
Memonitor sesak berkurang,
respirasi RR: 25x/menit
EVALUASI
No. Tgl/jam Evaluasi
DX
1 Senin,13/1 S: pasien mengatakan batuk berdahak, tetapi sulit untuk dikeluarkan
2/2021 O: suara nafas pasien terdengar ronkhi terdapat dahak, pasien sudah bisa
jam 15.30 mendemonstrasikan batuk efektif, RR :25x/menit, SPO2:98%
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Auskultasi suara nafas
2. Anjurkan untuk minum hangat
2 Senin,13/1 S: pasien mengatakan sesak nafas sudah berkurang
2/2021 O: RR pasien 25x/menit , nafas teratur, tekanan darah 155/100 mmHg,
jam 15.40 suhu 370C, nadi 90x/menit, SPO2: 98%, suara nafas pasien terdengar
wheezing
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan posisi pasien ( semi fowler)
2. Monitor respirasi dan beri oksigen terapi
KESIMPULAN
Kesimpulan :
Setelah diobservasi kurang lebih 30 menit dan mendapatkan
terapy pasien tampak stabil dan kemudian dipindahkan
keruang perawatan biasa yaitu ruang anggrek.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai