DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I LAPORAN KASUS.....................................................................................3
1.1 Identitas......................................................................................................3
1.2 Anamnesa Umum......................................................................................3
1.3 Pemeriksaan Fisik......................................................................................4
1.4 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
1.5 Resume.......................................................................................................8
1.6 Diagnosa....................................................................................................9
1.7 Planning.....................................................................................................9
1.8 Prognosis..................................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................11
2.1 DEFINISI.................................................................................................11
2.2 ETIOLOGI...............................................................................................11
2.3 DIAGNOSIS............................................................................................14
2.4 DIAGNOSIS BANDING........................................................................24
2.5 PENATALAKSANAAN.........................................................................26
2.6 PENGOBATAN TAMBAHAN..............................................................29
2.7 REHABILITASI......................................................................................29
2.8 PROGNOSIS...........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Identitas
Nama : Tn. SM
Umur : 57 tahun
Agama : Budha
Alamat : Besuki
Keluhan Utama
Sesak napas
Keluhan Tambahan
Demam
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 minggu sMRS
dan dirasakan semakin memberat. Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 10 hari
sMRS, berdahak warna kuning, tidak ada darah, dan tidak pilek. Demam juga
dirasakan kurang lebih sejak 2 minggu sMRS. Selain itu pasien juga mengeluh
tidak nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan. Pasien menyangkal
adanya keluhan terkait BAB dan BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Pengobatan
disangkal
A. Status Generalis
1. Pemeriksaan Umum
GCS = 4 – 5 - 6
2. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 30 x/mt,
SpO2 : 97% dengan O2 nasal canule 3 lpm
3. Kepala
4. Leher
5. Thorax
Paru
Inspeksi : Normochest
Sonor Hipersonor
Sonor Hipersonor
sonor Hipersonor
Ves ↓
Ves ↓
Ves ↓
Jantung
6. Abdomen
Inspeksi : flat
Perkusi :
7. Ekstremitas
AHKM
+ +
+ +
Edema
- -
- -
CRT < 2 det
10-04-2019
1.5 Resume
Anamnesa :
Pemeriksaan fisik
TD : 120/80 mmHg
RR : 30 x/mt,
Paru
Inspeksi : Normochest
Pemeriksaan Laboratorium
WBC : 14.5 x 10³/µL (N : 3.6 – 11.0 x 10³/µL)
Neutrofil : 77.6 % (N : 50-70%)
HGB : 10.6 g/dl (N : 11.7 – 15.5 g/dl)
Glukosa sewaktu : 302 mg/dL (N: <200 mg/dL)
CXR posisi AP
Kesan: Pneumonia disertai pneumothorax sinistra,
kemungkinan merupakan proses spesifik TB paru
1.6 Diagnosa
Ventile pneumothorax
1.7 Planning
Planning Diagnosa
1.8 Prognosis
Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 ETIOLOGI
2.3 DIAGNOSIS
1. Gejala Klinis
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul
adalah (2,4,5) :
1. Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali
sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita
bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
2. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan
tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri
pada gerak pernapasan.
3. Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
4. Denyut jantung meningkat.
5. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang
kurang.
6. Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien,
biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik toraks didapatkan (3,4) :
1. Inspeksi :
a. Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi
dinding dada)
b. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya
tertinggal
c. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
2. Palpasi :
a. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
b. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
c. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
3. Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi
4. Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
b. Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni
negative
3. Gambaran Radiologi
A. Foto Thoraks
Untuk mendiagnosis pneumotoraks pada foto thoraks dapat
ditegakkan dengan melihat tanda-tanda sebagai berikut :
- Adanya gambaran hiperlusen avaskular pada hemitoraks yang
mengalami pneumotoraks. Hiperlusen avaskular menunjukkan paru
yang mengalami pneumothoraks dengan paru yang kolaps
memberikan gambaran radiopak. Bagian paru yang kolaps dan
yang mengalami pneumotoraks dipisahkan oleh batas paru kolaps
berupa garis radioopak tipis yang berasal dari pleura visceralis,
yang biasa dikenal sebagai pleural white line.
Gambar 9. Hidropneumothoraks.
(dikutip dari kepustakaan 17)
83 512
= = ± 50 %
3
10 1000
2. Menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal,
ditambah dengan jarak terjauh antara celah pleura pada garis horizontal,
ditambah dengan jarak terdekat antara celah pleura pada garis horizontal,
kemudian dibagi tiga, dan dikalikan sepuluh
(2).
% luas pneumotoraks
A + B + C (cm)
= x 10
3
3. Rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dengan luas
hemitoraks (4).
(L) hemitorak – (L) kolaps paru
(AxB) - (axb)
x 100 %
AxB
B. CT-scan thorax
CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema
bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan
ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan
primer dan sekunder. (7)
Gambar 10. CT-Scan pneumothoraks.
(dikutip dari kepustakaan 7)
2.5 PENATALAKSANAAN
2.8 PROGNOSIS