Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. Y DENGAN DIABETES MELITUS


DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO

Oleh:
NITA YULINDA
I4B021050

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2022
A. PENGKAJIAN
Tanggal : Senin,18 April 2022
Pukul : 11.20 WIB

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Aspol Penisihan, 03/05 Purwokerto
No. RM : 02197499
Diagnosa Medis : DM Tipe 2

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi pada kaki kanan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto pada tanggal 31 Maret 2022 pukul 22.20 dengan keluhan
nyeri pada luka di kaki kanan sejak 1 bulan SMRS. Luka dirasakan
semakin lama semakin melebar, berdarah dan bernanah. Nyeri terjadi
apabila terdapat tekanan pada punggung kaki kanan dengan skala 8,
nyeri terasa tajam seperti di tusuk-tusuk dan terasa hilang timbul.
Pasien juga mengatakan jari kaki terlihat mulai kehitaman sejak 1
minggu SMRS. Pasien juga mengatakan sering mengalami demam.
Ketika dilakukan pengkajian tanggal 18 April 2022 pukul 11.20,
pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi. Pasien telah
menjalani operasi amputasi digit I-II dan debridement pedis dextra
pada tanggal 4 April 2022. Hasil pemeriksaan didapatkan hasil TD:
155/83, N: 83 x/menit, RR: 22 x/menit, S: 360C. Luka post operasi
belum kering. Kadar glukosa darah pasien masih naik turun. GDS
tanggal 7 April 2022: 350 mg/dL, GDS tanggal 9 April 2022: 238
mg/dL, GDS tanggal 11 April 2022: 143 mg/dL, GDS tanggal 18
April 333 mg/dL
c. Riwayat Penyakit dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus sejak
3 tahun yang lalu dan tidak terkontrol. Pasien memiliki riwayat
mengkonsumi obat diantaranya, glimepirid, metformin, dan acarbose.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit
apapun.
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : tinggal serumah
: Perempuan : Pasien

3. Pola Fungsional Kesehatan Gordon


a. Pola Manajemen Kesehatan dan Pola Persepsi Kesehatan (Health
Perception)
Keluarga mengatakan bahwa sebelum klien sakit kurang
mengetahui betapa pentingnya mengatur pola makan dan kesehatan
yang mana dapat berdampak negatif bagi kesehatan tetapi setelah
klien sakit, keluarga dan klien mulai menyadarinya. Sebelum klien
sakit biasanya berobat ke puskesmas sebulan sekali.
Setelah sakit klien dan keluarga mulai mengatur dan mengontrol
pola hidup. Sebelum sakit klien sangat suka mengkonsumsi makanan
dan minuman manis. Menurut pasien penyebab penyakitnya ini adalah
karena pola hidup atau kebiasaan yang salah.
b. Pola Nutrisi Dan Metabolik (Nutritional And Metabolic)
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan makan dua sampai tiga kali
sehari dengan komposisi nasi, sayur, dan lauk
seadanya. Pasien mengatakan minum lebih dari
10 gelas perhari.

Selama Sakit : Pasien mengatakan makan tiga kali sehari dan


porsi makan yang diberikan dari rumah sakit
selalu habis. Pasien juga mengatakan minum 8
gelas perhari.

c. Pola Eliminasi (Elimination Pattern)


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan BAK kurang lebih 10 kali
sehari dengan warna kekuningan. Pasien juga
mengatakan tidak ada gangguan saat miksi.
Selain itu, pasien mengatakan BAB 1 kali
sehari dengan konsistensi lunak, warna
kekuningan, dan tidak ada gangguan saat
defekasi.

Selama Sakit : Pasien mengatakan BAK kurang lebih 8 kali


sehari dengan warna kekuningan dan tidak ada
gangguan saat miksi. pasien mengatakan BAB
1 kali sehari dengan konsistensi lunak, warna
kekuningan, dan tidak ada gangguan saat
defekasi.

d. Pola Aktivitas Dan Latihan (Activity Exercise Pattern)


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan selalu aktif dalam aktivitas
sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari harus
mengurus suami dan anak-anaknya. Semua
perawatan diri dilakukan secara mandiri oleh
pasien.

Selama Sakit : Pasien memenuhi kebutuhan ADLs selama


sakit sepenuhnya dibantu oleh suami.

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Ambulasi/ ROM √
Keterangan: 0 : mandiri, 1: alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 :
dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total.
e. Pola Istirahat Dan Tidur (Sleep-Rest Pattern)
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan memiliki kebiasaan tidur
yang teratur yaitu 6-7 jam dalam sehari. Pasien
biasa tidur pada malam hari pada pukul 21.00
dan terbangun pukul 05.00. Pasien mengatakan
tidak memiliki gangguan pola tidur.

Selama Sakit : Pasien mengatakan selama di rumah sakit biasa


tidur jam 22.00 dan terbangun pukul 05.00.
pasien mengatakan sesekali terbangun ketika
tidur karena merasakan sakit dikakinya setelah
operasi.

f. Pola Persepsi Kognitif (Cognitive Perceptual Pattern)


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak mengalami penurunan
penglihatan, pendengaran, dan daya ingat.
Pasien juga mengatakan mampu mengambil
keputusan dengan dibantu oleh suaminya.

Selama Sakit : Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan,


pendengaran, dan daya ingat. Kontak mata baik
dan memberikan feedback dengan baik
terhadap semua pertanyaan maupun penjelasan
yang disampaikan oleh perawat

g. Pola Persepsi Diri Dan Konsep Diri (Self Perception – Self


Concept Pattern)
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan dalam keseharian pasien
adalah orang yang mudah bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Pasien juga mengatakan
mudah untuk bergaul dengan orang lain.

Selama Sakit : Pasien sadar bahwa sekarang pasien sedang


sakit sehingga tidak bisa beraktivitas
sebagaimana biasanya. Pasien tetap optimis
bahwa dirinya pasti akan sembuh.

h. Pola Peran Hubungan (Roles – Relationships Pattern)


Pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang isteri dan ibu bagi
anak-anaknya. Pasien mengatakan tinggal bersama suami dan kedua
anak perempuannya. Hubungan pasien dan keluarga baik. Pasien
ditunggu oleh suami dan anaknya yang terakhir selama di rumah sakit
secara bergantian. suami dan anaknya tampak memberikan dukungan
kepada pasien saat pasien terbaring di rumah sakit dan selalu
menemani pasien.

i. Pola Seksualitas Dan Reproduksi (Sexuality- Reproductive


Pattern)
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan yang
memiliki suami dan 3 anak. Pasien mengatakan pertama kali
menstruasi ketika usia 13 tahun. Pasien mengatakan aktivitas seksual
tidak mengalami gangguan. Pasien masih mengalami menstruasi.
j. Pola Koping Dan Toleransi Stres (Coping – Sress Tolerance
Pattern)
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah
selalu bercerita kepada suami dan keluarganya. Saat sakit, pasien
hanya bisa pasrah dengan keadaan dirinya saat ini dan pengambilan
keputusan dibantu oleh suami dan anaknya.
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan (Values – Beliefs Pattern)
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan selalu rutin sholat lima
waktu dan mengaji setiap selesai sholat subuh,
maghrib, dan isya. Pasien juga mengatakan
rutin mengikuti pengajian RT.

Selama Sakit : Pasien mengatakan aktivitas ibadahnya tetap


berjalan seperti biasanya tanpa meninggalkan
sholat.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : cukup
b. Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah : 130/93 mmHg
b) Nadi : 112 x/menit
c) Suhu tubuh : 36,2 0C
d) Respirasi : 26 x/menit
e) SpO2 : 94%
c. TB/BB : 160/ 53
d. IMT : 20,7
Keterangan :
< 18,5 (kurang)
18,5 – 24,9 (normal)
25 – 29 (lebih)
>30 (obesitas)
e. Kepala:
1) Kepala :
bentuk kepala normal (mesochepal), tidak ada benjolan, rambut
beruban, distribusi rambut normal, dan tidak terdapat lesi di kepala.
2) Mata:
Bola mata simetris, pupil isokor, reflek cahaya positif, conjungtiva
ananemis, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
3) Hidung :
Bentuk simetris, lubang hidung bersih, anepistaksis, septum
ditengah, pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan.
4) Telinga :
Pendengaran baik, bentuk telinga simetris, telinga tampak bersih.
Tidak ada penumpukan sekret ditelinga.
5) Mulut dan faring :
Tidak terdapat bibir sumbing, mukosa mulut lembab, terdapat gigi
berlubang, gigi tampak bersih, tidak terdapat stomatisis pada lidah
dan mukosa mulut.
6) Leher :
Leher simetris, tidak terdapat pembengkakan tiroid, tidak ada
peningkatan JVP, tidak ada neck rigidity (kaku kuduk).
7) Thorak
Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, ekspansi paru simetris, nafas dangkal
dengan respirasi 26 x/menit.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus normal pada
kedua lapang paru baik.
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi: terdengar suara vesikuler pada semua lapang paru.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdengar bunyi dullness
Auskultasi: Detak jantung terdengar S1 Lub, S2 Dub reguler,
tidak terdengar S3 dan S4. Heart rate 112 x/menit.
f. Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, tidak asites, warna kulit tidak ikterik.
Auskultasi: Bising usus normal 12 x/ menit
Perkusi : Terdengar suara timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di seluruh bagian abdomen, tidak
teraba hepar, limpa, serta ginjal.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Ekstremitas atas dan bawah simetris.. Terpasang infus di
tangan kiri.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan edema pada ekstermitas atas.
Terdapat nyeri tekan pada ektremitas bawah sebelah kanan
Reflek dan kekuatan motorik :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(5) (5)
Kuku : Tidak terdapat sianosis dan clubbing finger, tidak ada nyeri
tekan, kapiler refill <2 detik.
Kulit : Kulit teraba hangat pada kedua extermitas kanan dan kiri.
Tidak terdapat luka, tidak ikterik, turgor kulit elastis, akral
hangat
Genetalia: Pasien mengatakan tidak ada lesi dan tidak ada benjolan
pada area genitalnya.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan X-Foto Pedis kanan AP/Lateral
Pemeriksaan X-Foto Pedis kanan AP/Lateral dilakukan pada tanggal
2 April 2022 dengan hasil:
1) Suspek massa soft tissue pada region metacarpal 5 kanan
2) Soft tissue swelling pada region medial pedis kanan, suspek
selulitis

b. Pemeriksaan USG Doppler Arteri Ekstremitas Bawah Kanan


Pemeriksaan USG Doppler Arteri Ekstremitas Bawah Kanan
dilakukan pada tanggal 4 April 2022 dengan hasil tak tampak
stenosis pada Common Femoral Artery, proksimal-mid-distal
Femoral Artery, Poplitea Artery, proksimal anterior dan posterior
Tibia Artery, distal anterior dan posterior Tibia Artery kanan.

c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 4 April
2022 dengan hasil sebagai berikut:
Pemeriksaan Hasil Satuan Interpretasi Nilai normal

Darah Lengkap Otomatis


Leukosit 25,910 103/µl Tinggi 3,70-10,10
Hematokrit 28 ɵ Rendah 39,6-51,9

Hemoglobin 9,6 g/dl Rendah 13,2-17,3


Trombosit 457 103/ µl Tinggi 150-450
Eritrosit 3,75 106/ µl Rendah 4,50-6,50

MCV 81,9 fL Normal 81,0-96,0


MCH 28,1 pg Normal 27,0-31,2
MCHC 33,7 ɵ Normal 31,8-35,4
RDW 12,9 ɵ Normal 11,5-14,5
Eosinofil 1,220 ɵ Normal 0,600-7,300
Limfosit 17,19 ɵ Normal 18,00-48,30

Monosit 6,490 ɵ Normal 4,400-12,700


Basofil 0,19 ɵ Normal 0,0-1,7
Neutrofil 74,92 ɵ Tinggi 39,30-73,70

KIMIA
Glukosa 333 mg/dL Tinggi 70-139
sewaktu
Pemeriksaan Hasil Satuan Interpretasi Nilai normal

Darah Lengkap Otomatis


Kreatinin 0,91 mg/dL Normal 0,60-1,30
Elektrolit
Natrium 141 mEq/L Normal 135-155

Kalium 3,9 mEq/L Normal 3.5-5,5


Klorida 104 mEq/L Mormal 94-111

6. Terapi Obat
Nama Obat Sediaan Dosis Jalur Fungsi
Masuk
NaCl 0,9% IvFD 20 Tpm IV mengoreksi
ketidakseimbangan
elektrolit, dan
menjaga tubuh agar
tetap terhidrasi
dengan baik

Ceftriaxone Amp 2x1 gram IV Antibiotik


Omeprazole Amp 2x40 mg IV untuk mengatasi
kondisi yang
berkaitan dengan
peningkatan asam
lambung

Tramadol Amp 1a/24jam IV Mengatasi nyeri


Novorapid Flexpen 3x10 iu Intra Menurunkan gula
Subcutan darah
Lantus Flexpen 1x20 iu Intra Menurunkan gula
subcutan darah

Citaz Tab 1x1 Oral untuk membantu


pembuluh darah
perifer agar lancar,
yang biasanya
menyebabkan rasa
nyeri

Albuforce Tab 3x1 Oral Mempercepat


penyembuhan
penyakit
B. ANALISIS DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM TTD

1. DS: Agen pencedera Nyeri akut Nita


˗ Pasien mengatakan nyeri fisik (D.0077)
P: nyeri luka operasi
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: kaki kanan
S: 8 dari 10
T: hilang timbul
DO:
˗ Pasien tampak meringis kesakitan
˗ Post amputasi digit I-II dan debridement pedis
dextra
2. DS : Hiperglikemia Ketidakstabilan kadar glukosa Nita

- pasien mengatakan memiliki riwayat DM 3 tahun darah

yang lalu dan tidak rutin berobat (D.0027)


DO :

- Luka post operasi belum kering

- Kadar glukosa darah pasien masih naik turun. GDS

tanggal 7 April 2022: 350 mg/dL, GDS tanggal 9

April 2022: 238 mg/dL, GDS tanggal 11 April

2022: 143 mg/dL, GDS tanggal 18 April 333

mg/dL

3 DS: Perubahan sirkulasi Gangguan integritas kulit Nita


- Pasien mengatakan luka bekas operasi tidak
(D.0129)
kunjung sembuh dan mengering

DO:
- Post amputasi digit I-II dan debridement pedis

dextra

- Luka tampak masih basah,


- Luka belum menutup dan benang jahitan masih

basah

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2) Ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia
3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri (I.08238)
b.d agen 2x24 jam, diharapkan nyeri berkurang dengan
1. Observasi
pencedera kriteria hasil:
fisik
Tingkat nyeri menurun (L.08066)  lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri


No SLKI Awal Tujuan
 Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 2 4
 Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Meringis 2 4
 Identifikasi faktor yang memperberat dan Nita
3. Sikap protektif 2 4
memperingan nyeri
Ket:
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
1= meningkat
hidup
2= cukup meningkat
 Monitor keberhasilan terapi
3= sedang
komplementer yang sudah diberikan
4= cukup menurun
5= menurun 2. Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain, tarik nafas
dalam)
 Control lingkungan yang memperberat

rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,


pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

3. Edukasi

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara

mandiri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri


4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.

2. Ketidakstab Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Hiperglikemia (I.03115)


ilan kadar 2x24 jam diharapkan gula darah dalam batas
1. Observasi
glukosa normal dengan kriteria hasil:
darah b.d
 Identifkasi kemungkinan penyebab
Kestabilan kadar glukosa darah (03022)
hiperglikem
hiperglikemia
ia
No SLKI Awal Tujuan  Identifikasi situasi yang menyebabkan
1. Kadar glukosa dalam 2 4 kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit Nita
darah kambuhan)
2. Jumlah urin 2 4  Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
3. Perilaku 2 4  Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Ket : (mis. poliuri, polidipsia, polivagia,
1= memburuk kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit
2= cukup memburuk kepala)
3= sedang  Monitor intake dan output cairan
4= cukup membaik  Monitor keton urine, kadar analisa gas darah,
5= membaik elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi

2. Terapeutik

 Berikan asupan cairan oral


 Konsultasi dengan medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk

3. Edukasi

 Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah


lebih dari 250 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan
bantuan professional kesehatan)

4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu


 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Perawatan luka (I.14564)


integritas 2x24 jam diharapkan gula darah dalam batas
1. Observasi
kulit b.d normal dengan kriteria hasil:
perubahan  Monitor karakteristik luka (mis: drainase,
Integritas Kulit Dan Jaringan meningkat
sirkulasi warna, ukuran, bau Nita
(L.14125)
 Monitor tanda –tanda infeksi
No SLKI Awal Tujuan
1. Nyeri 2 4 2. Terapeutik
2. Kemerahan 2 4
3. Perdarahan 2 4  lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Ket:  Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika
1= meningkat perlu
2= cukup meningkat  Bersihkan dengan cairan NACL atau
3= sedang pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
4= cukup menurun  Bersihkan jaringan nekrotik
5= menurun  Berika salep yang sesuai di kulit /lesi, jika
perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan
luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
 Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam
atau sesuai kondisi pasien
 Berika diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
g/kgBB/hari
 Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis
vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi

3. Edukasi

 Jelaskan tandan dan gejala infeksi


 Anjurkan mengonsumsi makan tinggi
kalium dan protein
 Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri

4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu


E. IMPLEMENTASI
No. Hari/tanggal Jam Dx Implementasi Respon Tanda tangan
1 Selasa, 19 Maret 10.30 Nyeri akut  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, Ds: Nita Yulinda
2022 berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Klien mengeluh nyeri pada kaki
dengan agen nyeri. kanan, nyeri akibat luka operasi
pencedera fisik  Mengidentifikasi skala nyeri dan seperti di tusuk-tusuk, skala
 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada nyeri 8, nyeri hilang timbul
kualitas hidup Do:

 Memberikan terapi non farmakologi Klien terlihat lebih lega setelah


(tarik nafas dalam) diberi terapi tarik nafas dalam

 Memfasilitasi istirahat dan tidur


 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
11.20 Ketidakseimbangan  Mengidentifkasi kemungkinan DS : Nita Yulinda
kadar glukosa darah penyebab hiperglikemia
berhubungan  Memonitor kadar glukosa darah - Pasien mengatakan
dengan  Memonitor tanda dan gejala memiliki riwayat DM 3
hiperglikemia hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia,
tahun yang lalu dan tidak
polivagia, kelemahan, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala) rutin berobat
 Memonitor intake dan output cairan
DO:
 Menganjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga - GDS tanggal 7 April 2022:
 Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis. 350 mg/dL, GDS tanggal 9
penggunaan insulin, obat oral, monitor
April 2022: 238 mg/dL,
asupan cairan, penggantian karbohidrat,
dan bantuan professional kesehatan) GDS tanggal 11 April 2022:

 Melakukan kolaborasi pemberian 143 mg/dL, GDS tanggal 18


insulin, jika perlu
April 333 mg/dL
 Melakukan kolaborasi pemberian cairan
IV. - Pasien diberi novorapid

3x10iu
12.30 Gangguan integritas  Memonitor karakteristik luka (mis: DS: Nita Yulinda
kulit berhubungan drainase, warna, ukuran, bau
- Pasien mengatakan luka
dengan perubahan  Memonitor tanda –tanda infeksi
bekas operasi tidak kunjung
sirkulasi  Membersihkan luka dengan cairan
NACL atau pembersih non toksik,sesuai sembuh dan mengering
kebutuhan DO:
 Mempertahankan teknik seteril saat - Post amputasi digit I-II dan
perawatan luka
debridement pedis dextra
 Menjadwalkan perubahan posisi setiap
dua jam atau sesuai kondisi pasisi - Tidak terdapat tanda infeksi

 Menganjurkan mengonsumsi makan pada luka


tinggi kalium dan protein
- Luka tampak masih basah,
 Mengajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri - Luka belum menutup dan

 Melakukan kolaborasi pemberian benang jahitan masih basah


antibiotik
2 Rabu, 20 Maret 10.20 Nyeri akut  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, Ds: Nita Yulinda
2022 berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Klien mengeluh nyeri pada kaki
dengan agen nyeri. kanan berkurang, skala nyeri 6
pencedera fisik  Mengidentifikasi skala nyeri Do:
 Memberikan terapi non farmakologi Klien sudah tidak tampak
tarik nafas dalam meringis kesakitan, pasien

 Menganjurkan memonitor nyeri secara terlihat lebih lega setelah diberi


mandiri terapi tarik nafas dalam

11.00 Ketidakseimbangan  Memonitor kadar glukosa darah DS : Nita Yulinda


kadar glukosa darah  Memonitor tanda dan gejala - Pasien mengatakan
berhubungan hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia,
memiliki riwayat DM 3
dengan polivagia, kelemahan, malaise,
hiperglikemia pandangan kabur, sakit kepala) tahun yang lalu dan tidak
 Memonitor intake dan output cairan rutin berobat
 Menganjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga DO:
 Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis. - GDS tanggal 19 April 170
penggunaan insulin, obat oral, monitor
mg/dL
asupan cairan, penggantian karbohidrat,
- Pasien diberi novorapid
dan bantuan professional kesehatan)
 Melakukan kolaborasi pemberian 3x10iu
insulin, jika perlu
 Melakukan kolaborasi pemberian cairan
IV.
12.30 Gangguan integritas  Memonitor karakteristik luka (mis: DS: Nita Yulinda
kulit berhubungan drainase, warna, ukuran, bau
- Pasien mengatakan luka
dengan perubahan  Memonitor tanda –tanda infeksi
bekas operasi masih basah
sirkulasi  Membersihkan luka dengan cairan
NACL atau pembersih non toksik,sesuai DO:
kebutuhan - Tidak terdapat tanda infeksi

 Menjadwalkan perubahan posisi setiap pada luka


dua jam atau sesuai kondisi pasisi
- luka post operasi tampak
 Menganjurkan mengonsumsi makan
tinggi kalium dan protein basah, kemerahan, benang
 Mengajarkan prosedur perawatan luka jahitan belum rapat, luka
secara mandiri
masih rembes
 Melakukan kolaborasi pemberian
antibiotik
F. EVALUASI
No. Hari/Tanggal Dx Keperawatan Evaluasi
1 Rabu, 20 April Nyeri akut berhubungan dengan S: Pasien mengatakan nyeri berkurang. Skala nyeri 6
2022
agen pencedera fisik
O: Pasien sudah tidak berfokus pada diri sendiri. Pasien sudah tidak tampak
meringis kesakitan. Klien terlihat lebih lega setelah diberi terapi tarik nafas dalam

A: masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian dengan indicator sebagai


berikut :
No SLKI Awal Tujuan Akhir
1. Keluhan nyeri 2 4 3
2. Meringis 2 4 4
3. Sikap protektif 2 4 3

P: lanjutkan intervensi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri
 Berikan terapi non farmakologi (tarik nafas dalam)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Kolaborasi pemberian analgetik
Ketidakstabilan kadar glukosa S: Pasien mengatakan masih gula darah sudah menurun
darah berhubungan dengan
O: GDS tanggal 19 April 170 mg/dL
hiperglikemia
A: masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi
dengan indikator sebagai berikut :
No SLKI Awal Tujuan Akhir
1. Kadar glukosa dalam darah 2 4 3
2. Jumlah urin 2 4 2
3. Perilaku 2 4 3

P: lanjutkan intervensi
 Monitor kadar glukosa darah
 Monitor intake dan output cairan
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Kolaborasi pemberian insulin
 Kolaborasi pemberian cairan IV.
Gangguan intergritas kulit S: Pasien mengatakan luka bekas operasi masih terasa nyeri, berbau, dan basah
berhubungan dengan perubahan
O: luka post operasi tampak basah, kemerahan, benang jahitan belum rapat, luka
sirkulasi masih rembes

A: masalah keperawatan gangguan integritas kulit belum teratasi dengan indikator


sebagai berikut:
No SLKI Awal Tujuan Akhir
1. Nyeri 2 4 3
2. Kemerahan 2 4 2
3. Perdarahan 2 4 3

P: Lanjutkan intervensi
 Monitor karakteristik luka (mis: drainase, warna, ukuran, bau
 Bersihkan luka dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,sesuai
kebutuhan
 Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasisi
 Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
 Kolaborasi pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017, Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai