Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ANALISIS ARTIKEL ILMIAH

EFFECT OF HAND-HOLDING AND CONVERSATION ALONE OR


WITH MIDAZOLAM PREMEDICATION ON PREOPERATIVE
ANXIETY IN ADULT PATIENTS—A RANDOMISED CONTROLLED
TRIAL

Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi (KDP) Angkatan 29


Ruang Dahlia RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Pembimbing : Giarti, S.Kep., Ns

Di susun oleh:
Afaf Najibah I4B021082
Nita Yulinda I4B021050
Ian Rizky Vandani I4B0210
Justine Agrippina I4B0210

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan adalah salah satu bentuk terapi
atau tindakan pengobatan invasif yang diberikan untuk menyembuhkan
pasien. Tindakan pembedahan dilakukan melalui sayatan untuk membuka
atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka (Sulistyo dkk 2022).
Pra-operasi adalah tahap awal yang harus dilaksanakan dari fase
perioperatif. Fase ini dimulai saat klien diputuskan oleh pihak medis harus
menjalani operasi atau pembedahan yang dianjurkan melakukan persiapan
hingga tiba di meja pembedahan. Pada tahap pa-operasi, perawat memiliki
peran dalam melakukan pengkajian keadaan atau status kesehatan
fisiologis dan psikologis. Pengkajian tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien yang yang berhubungan dengan persiapan dalam
menghadapi pembedahan (Sitompul 2017).
Dalam kenyataannya, tindakan pembedahan merupakan suatu terapi
yang memungkinkan dapat menimbulkan perasaan takut, cemas, hingga
stress pada klien karena dapat mengancam integritas tubuh, jiwa, dan
dapat menimbulkan rasa nyeri. Perawat memiliki peran yang sangat
penting dalam keberhasilan tindakan operasi, salah satunya yaitu
memahami pasien melakukan tindakan yang akan dilakukan dengan
memberikan informasi yang benar serta membantu mengurangi kecemasan
yang dirasakan oleh pasien (Yanti dkk. 2018)
Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah, ketidaktentuan, rasa takut,
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui
sumber masalahnya. Kecemasan merupakan suatu respon spikologis
maupun fisiologis individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan
teradap reaksi atau situasi yang dianggap mengancam (Hulu & Pardede
2016).
Berdasarkan data dari World Healt Organization (WHO),
menyatakan jumlah jumlah klien yang menjalani tindakan operasi
mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Tahun 2012,
tindakan operasi/pembedahan di Indonesia mencapai hingga 1,2 juta jiwa.
Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2017, tindakan operasi/pembedahan menempati urutan posisi ke-11
dari 50 pertama dalam penanganan penyakit yang ada di rumah sakit
seluruh Indonesia diperkirakan sekitar 32% diantaranya yaitu merupakan
tindakan pembedahan laparatomi (Hartoyo, 2015) dalam penelitian
(Rismawan, 2019). Menurut prevalensi kecemasan pada pasien pre operasi
pada pasien dewasa berkisar antara 11% sampai 80%.
Kecemasan dapat ditangani dengan penatalaksanaan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan
dengan memberikan benzodiazepine dan non benzodiazepine, sedangkan
untuk penatalaksanaan non farmakologi dapat diberikan dengan cara
distraksi dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi merupakan suatu upaya
meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stress yang
dirasakan. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan adalah teknik relaksasi
genggam jari. Relaksasi genggam jari dapat mengendalikan dan mengembalikan
emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Dalam keadaan rileks secara
alamiah akan memicu pengeluaran hormone endorphin, hormone ini berfungsi
untuk menimbulkan perasaan senang dan menghilangkan stress (Sofiyah, 2014).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Revi Diana Kurnia Sari, 2016),
teknik relaksasi genggam jari terbukti mampu menurunkan kecemasan pada
pasien pra-operasi. Menggenggam jari dapat mengurangi ketegangan fisik dan
emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik masuk dan
keluarnya energi pada meridian (saluran energi) yang berhubungan dengan
organ-organ di dalam tubuh yang terletak pada jari tangan (Amaliya dkk 2021).
B. Tujuan
1. Menganalisis jurnal utama dan jurnal pendamping
2. Mengetahui pengertian dari terapi relaksasi genggam jari
3. Mengetahui tujuan dan manfaat relaksasi genggam jari
4. Mengetahui prosedur terapi relaksasi genggam jari
5. Mengetahui analisis kesenjangan berdasarkan teori dan penerapan di
RS
BAB II
RESUME JURNAL
A. Jurnal Utama
1. Identitas Jurnal

Judul Effect of hand-holding and conversation alone or with


midazolam premedication on preoperative anxiety in adult
patients—A randomised controlled trial
Penulis Bhavna Sriramka, Diptimayee Mallik, Jayanti Singh,
Megha Khetan
Sumber Jurnal Indian Journal of Anaesthesia
Tahun 2019
Nomor 4
Volume 49
Halaman 257-262
DOI 10.4103/ija.IJA_705_20

2. Metodologi Penelitian

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan


Penelitian efektivitas yang sama dengan intervensi farmakologis
dalam meredakan kecemasan pra operasi.
Desain Desain penelitian menggunakan three-arm, parallel-group
Penelitian randomised controleed trial.
Teknik Dalam penelitian ini menggunakan random sampling
Sampling pada pasien dewasa yang menjalani operasi laparoskopi.
Jumlah Sampel Sampel dalam penelitian sebanyak 90 pasien dengan
masing-masing 30 pasien dengan pembagian: Kelompok
M, Kelompok HC dan Kelompok HCM.
Kritersia Peserta dalam kelompok usia 18-45 tahun dan American
Inklusi- Society of Anesthesiologists (ASA) kelas 1-2 terdaftar
Eksklusi setelah memperoleh persetujuan tertulis. Pasien yang
memakai obat beta-blocker dan mereka yang memiliki
gangguan kejiwaan tidak dimasukkan dalam penelitian.
Pasien dengan ketergantungan alkohol atau obat dan
perokok juga dikeluarkan.
Prosedur Tahap pertama pada penelitian ini yaitu menentukan
Penelitian pasien berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditentukan. Kemudian para pasien diacak ke salah
satu dari tiga kelompok: Kelompok Mmenerima 0,05
mg/kg midazolam dibuat hingga volume 5 ml dengan
normal saline intravena (IV); Kelompok HC menerima
pegangan tangan dan percakapan dengan 5 ml normal
saline IV dan atau Kelompok HCM menerima pegangan
tangan dan percakapan dan 0,05 mg/kg midazolam
hingga volume 5 ml dengan normal saline IV di ruang pra
operasi umum kompleks ruang operasi bedah/
gastrobedah.
Hasil utama adalah kecemasan yang diukur dengan
menggunakan skala kecemasan dan informasi pra operasi
Amsterdam (APAIS). Hasil sekunder adalah HR dan
tekanan darah rata-rata (MBP). Skor APAIS memiliki
total enam pertanyaan, masing-masing dengan skor 0–4.
HR dan MBP diukur pada arteri brakialis di lengan kanan
atas pasien dengan perangkat otomatis noninvasif (GE
Datex ohmeda aspire, Madison, USA).
Setelah dilakukan pencatatan parameter baseline (skor
HR, MAP dan APAIS), pasien diberikan midazolam IV
atau saline sesuai alokasi kelompok kemudian tangan
pasien disentuh dengan tangan hangat dan dipegang
dengan tekanan sedang oleh salah satu dari tiga perawat
(terlatih untuk pegangan tangan) dengan metode yang
digunakan oleh Knabledkk. selama 20 menit. Percakapan
dengan pasien berupa informasi lisan dalam bahasa
setempat (Odiya) mengenai prosedur pembedahan dan
anestesi dan jawaban atas pertanyaan yang sama oleh
dokter residen anestesi atau salah satu peneliti (BS, DM,
MK dan JS ). Skor kecemasan dan parameter
hemodinamik dicatat 20 menit setelah intervensi.
Uji Statistik Data dianalisis menggunakan Paket Statistik Mesin
Bisnis Internasional untuk Ilmu Sosial (IBM SPSS) v20.0
berlisensi universitas. Normalitas data diperiksa
menggunakan uji Kolmogorov–Smirnov/uji Shapiro–
Wilk. Analisis kovarians (ANCOVA) digunakan untuk
membandingkan kelompok setelah koreksi untuk
beberapa perbandingan. Analisis post-hoc dilakukan
untuk perbandingan berpasangan.
Hasil Skor HR dan APAIS berbeda secara signifikan pada
Penelitian ketiga kelompok setelah intervensi tetapi MBP tidak
berbeda secara signifikan pada ketiga kelompok. Pada
perbandingan berpasangan, ada perbedaan yang
signifikan dalam HR antara kelompok HCM dan HC.
Namun, HR pada kelompok M tidak berbeda secara
signifikan dari HR pada kelompok HCM dan HC, seperti
yang terlihat pada analisis post-hoc. Skor APAIS
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tiga
kelompok dengan kelompok HCM menunjukkan skor
kecemasan terendah, diikuti oleh kelompok HC dan
kelompok M menunjukkan skor kecemasan tertinggi.
Empat pasien mengeluh mual (dua pada kelompok M,
masing-masing satu pada kelompok HC dan HCM), tidak
ada satu pun yang muntah dan lima pasien mengalami
sedasi ringan, yaitu 2/6 pada skor sedasi Ramsay (dua
pada kelompok M dan tiga pada HCM). Tidak ada efek
samping dalam hal reaksi obat.
Simpulan Studi ini menemukan bahwa teknik relaksasi genggam
jari dan percakapan, ketika disertakan dengan midazolam,
secara efektif mengurangi kecemasan dalam pengaturan
pra operasi. Sementara teknik relaksasi genggam jari
dengan percakapan saja sudah efektif, hanya midazolam
sebagai premedikasi untuk anxiolysis yang lebih rendah.
Jadi kami menyarankan menggabungkan teknik relaksasi
genggam jari dan percakapan dengan midazolam untuk
secara efektif mengurangi kecemasan pra operasi

B. Jurnal Pendamping 1
1. Identitas Jurnal

Judul Anxiety Levels In Patients Pre-Operative Ca. Mamae Can


Be Lowered With Finger-Holding Relaxation Techniques
Penulis Supriyatin, Bambang Suryadi, Marisca Agustina
Sumber Jurnal Journal Of Complementary Nursing
Tahun 2021
Nomor 1
Volume 1
Halaman 27-31
DOI

2. Metodologi Penelitian

Tujuan Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggaman


Penelitian jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien
pra operasi ca mamae.
Desain Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen one
Penelitian group pre test post test dengan intervensi teknik relaksasi
genggam jari.
Teknik Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
Sampling menggunakan teknik purposive sampling.
Jumlah Sampel Jumlah populasi penelitian dari bulan Januari sampai Juni
adalah 53 pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah 30
orang.
Kritersia Tidak disebutkan kriteria inklusi dan ekskusi dalam
Inklusi- penelitian ini.
Eksklusi
Prosedur Responden terlebih dahulu dinilai rata-rata tingkat
Penelitian kecemasannya sebelum diberikan intervensi. Kemudian
setelah diberikan intervensi, dilakukan kembali penilaian
tingkat kecemasan kembali
Uji Statistik Uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon
Hasil Teknik relaksasi genggam jari berdasarkan hasil
Penelitian penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan
pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap tingkat
kecemasan dengan p-value 0,000. Pada penelitian ini
didapatkan nilai rata-rata tingkat kecemasan sebelum
intervensi adalah 37,50 dan setelah dilakukan intervensi
terjadi penurunan tingkat kecemasan menjadi 26,20.
Terdapat penurunan nilai tingkat kecemasan yang
dipengaruhi oleh intervensi yang telah dilakukan yaitu
teknik relaksasi genggaman jari.
Simpulan Ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada pasien preoperatif
mamae.

C. Jurnal Pendamping 2
1. Identitas Jurnal

Judul Finger Handheld Technique Compared To Deep


Breathing Technique In Reducing Anxiety Before
Cardiac Catheterization
Penulis Emil Huriani, Siska Prima Olimviani, Hendria Putra
Sumber Jurnal Indonesian Contemporary Nursing Journal
Tahun 2021
Nomor 1
Volume 6
Halaman 12-20
DOI

2. Metodologi Penelitian

Tujuan Untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik nafas


Penelitian dalam dan teknik genggam jari terhadap kecemasan
pasien sebelum tindakan kateterisasi jantung
Desain Desain penelitian ini adalah quasi-experimental study
Penelitian with a pretest posttest with control group
Teknik Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Simple
Sampling Random Sampling
Jumlah Sampel Sampel untuk kelompok perlakuan sebanyak 18 orang
dan kelompok kontrol 18 orang. Total sampel yang
digunakan adalah 36 pasien.
Kritersia Kriteria inklusi sampel meliputi: (1) pasien pertama kali
Inklusi- menjalani tindakan kateterisasi jantung, (2) mengalami
Eksklusi kecemasan ringan, sedang, dan berat, (3) berusia 20 – 70
tahun, dan (4) dapat berkomunikasi dengan baik. Adapun
kriteria eksklusi adalah keadaan umum pasien yang tidak
baik (seperti: sesak nafas, palpitasi, dan fatigue).
Prosedur Pasien yang terpilih sebagai sampel dibagi secara acak
Penelitian menjadi dua kelompok intervensi teknik genggam jari
dan kelompok kontrol terappi nafas dalam. Sebelum
pelaksanaan terapi, dilakukan pengukuran kecemasan
awal menggunakan S-AI Form Y. Selanjutnya, setiap
pasien dalam kelompok intervensi melakukan teknik
genggam jari selama 20 menit saat pasien berada di ruang
tunggu tindakan kateterisasi jantung sedangkan pasien
dalam kelompok kontrol melakukan teknik nafas dalam.
Pengukuran akhir dilakukan setelah pasien melakukan
terapi yang instruksikan oleh peneliti.
Uji Statistik Analisa data univariat dilakukan dengan melihat
distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi. Analisa
bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Untuk mengetahui
pengaruh teknik genggam jari terhadap tingkat
kecemasan menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil Dalam penelitian ini kelompok kontrol melakukan teknik
Penelitian nafas dalam selama 20 menit. Sebelum pelaksanaan
teknik nafas dalam, sebanyak 27,8% pasien mengalami
kecemasan ringan, sebanyak 27,8% pasien mengalami
kecemasan sedang dan sebanyak 44,4% pasien
mengalami kecemasan berat. Selanjutnya, setelah
dilakukan teknik nafas dalam didapatkan jumlah
kecemasan ringan sebanyak 27,8%, kecemasan sedang
sebanyak 33,3% dan kecemasan berat sebanyak 38,9%.
Setelah pelaksanaan teknik nafas dalam, 1 orang pasien
mengalami penurunan tingkat kecemasan dan yang
lainnya tidak mengalami penurunan tingkat kecemasan.
Berbeda halnya dengan kelompok pasien yang
melakukan teknik genggam jari. Sebelum pelaksanaan
teknik genggam jari didapatkan sebanyak 5,6% pasien
mengalami kecemasan ringan, sebanyak 38,9% pasien
mengalami kecemasan sedang dan sebanyak 55,6%
pasien mengalami kecemasan berat. Selanjutnya, setelah
melakukan teknik genggam jari didapatkan jumlah
kecemasan ringan sebanyak 88,9%, kecemasan sedang
sebanyak 0 % dan kecemasan berat sebanyak 11,1%.
Hasil uji statistik menggunakan wilcoxon didapatkan p
value sebesar 0,000 yang berarti terdapat pengaruh
pemberian teknik genggam jari terhadap tingkat
kecemasan pada pasien sebelum tindakan kateterisasi
jantung.
Simpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat
kecemasan pasien sebelum dilakukan teknik genggam jari
sebagian besar mengalami kecemasan berat dan menurun
sesudah dilakukan teknik genggam jari yaitu kecemasan
ringan. Tingkat kecemasan pasien sebelum dilakukan
teknik nafas dalam sebagian besar mengalami kecemasan
berat daan sesudah dilakukan teknik nafas dalam menetap
di kecemasan berat. Teknik nafas dalam dan teknik
genggam jari dapat menurunkan kecemasan pasien
sebelum tindakan kateterisasi jantung. Teknik genggam
jari lebih baik dalam menurunkan tingkat kecemasan
pasien dibandingkan dengan teknik nafas dalam pada
pasien sebelum tindakan kateterisasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Relaksasi genggam jari merupakan teknik yang paling efektif untuk
mengurangi kecemasan pada pasien pra operatif. Teknik ini sangat sederhana
dan caranya mudah dilakukan oleh siapa saja dengan jari dan aliran energi
dalam tubuh. Genggam jari sekaligus tarik nafas dapat mengurangi
ketegangan fisik dan emosional karena menggenggam jari akan
menghangatkan titik keluar masuknya saluran energi yang berhubungan
dengan organ-organ dalam tubuh yang terletak di jari. Teknik ini dapat
mengontrol dan mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi
rileks. Saat tubuh rileks maka ketegangan pada otot akan berkurang sehingga
kecemasan dapat berkurang (Supriyatin, Suryadi & Agustina 2021).
B. Tujuan dan manfaat
Tujuan teknik ini yaitu untuk mengurangi kecemasan. Manfaat dari
genggam jari adalah dapat mengurangi perasaan cemas sebelum menjalani
operasi. Teknik ini dapat membuat tubuh menjadi lebih tenang dan
menyembuhkan ketegangan emosional. Teknik ini dapat menghangatkan titik
masuk dan keluarnya energi pada jalur energi dalam tubuh yang terletak pada
jari-jari tengah, sehingga dapat memberikan efek saat melakukan genggaman,
dan rangsangan genggaman tersebut akan mengalir ke otak kemudian
dilanjutkan ke saraf-saraf (Supriyatin, Suryadi & Agustina 2021).
Relaksasi jari tangan dapat mengontrol dan mengembalikan emosi
yang akan membuat tubuh rileks. keadaan rileks secara alami akan memicu
keluarnya hormon endorphin, hormon ini menimbulkan perasaan senang dan
menghilangkan stres (Ningrum et al. 2017 dalam Huriani, Olimviani & Putra
2021). Keuntungan teknik relaksasi jari ini yaitu dapat dilakukan secara
mandiri, mudah untuk dilakukan, waktu yang diperlukan sangat singkat, tidak
membutuhkan peralatan dan biaya (Huriani, Olimviani & Putra 2021).
C. Prosedur
Caranya dengan menggenggam jari dengan tarik nafas dalam-dalam dan
dikeluarkan secara pelan-pelan selama 20 menit (Supriyatin, Suryadi &
Agustina 2021). Atau dengan cara tangan pasien disentuh dengan posisi
tangan perawat terasa hangat dan dipegang dengan tekanan sedang oleh salah
satu perawat selama 20 menit (Sriramka et al. 2021).
D. Analisis kesenjangan berdasarkan teori dan penerapan di RS
Huriani, Olimviani dan Putra (2021) menyatakan bahwa genggam jari
secara teori dapat mengurangi perasaan cemas, namun hal tersebut belum
diterapkan dalam perawatan klinis untuk kondisi mental seperti kecemasan,
gangguan stress pasca trauma (PTSD), fobia dan gangguan emosional yang
lainnya karena teori ini adalah teori terbaru sehingga teori perawat masih
menggunakan teori tarik nafas dalam untuk mengurangi kecemasan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada jurnal utama, teknik relaksasi genggam jari dan percakapan, ketika
disertakan dengan midazolam, efektif mampu mengurangi kecemasan dalam
pengaturan pra operasi. Pada jural pendamping, pemberian teknik relaksasi
genggam jari terbukti mampu menurunan tingkat kecemasan pada pasien
preoperatif mamae. Pada jurnal pendamping 2 menunjukkan hasil bahwa
tingkat kecemasan pasien sebelum dilakukan teknik genggam jari sebagian
besar mengalami kecemasan berat dan menurun sesudah dilakukan teknik
genggam jari yaitu kecemasan ringan.
Relaksasi genggam jari merupakan teknik yang paling efektif untuk
mengurangi kecemasan pada pasien pra operatif. Teknik ini sangat sederhana
dan caranya mudah dilakukan oleh siapa saja dengan jari dan aliran energi
dalam tubuh. Tujuan teknik ini yaitu untuk mengurangi kecemasan. Manfaat
dari genggam jari adalah dapat mengurangi perasaan cemas sebelum
menjalani operasi. Teknik ini dapat membuat tubuh menjadi lebih tenang dan
menyembuhkan ketegangan emosional. Prosedur dalam melakukan relaksasi
gengang jari yaitu dengan cara menggenggam jari dengan tarik nafas dalam-
dalam dan dikeluarkan secara pelan-pelan selama 20 menit atau dengan cara
tangan pasien disentuh dengan posisi tangan perawat terasa hangat dan
dipegang dengan tekanan sedang oleh salah satu perawat selama 20 menit.
Genggam jari secara teori dapat mengurangi perasaan cemas, namun hal
tersebut belum diterapkan dalam perawatan klinis untuk kondisi mental
seperti kecemasan, gangguan stress pasca trauma (PTSD), fobia dan
gangguan emosional yang lainnya karena teori ini adalah teori terbaru
sehingga teori perawat masih menggunakan teori tarik nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan serta kesimpulan yang dibuat, hasil
penelitian yang ada menunjukkan adanya pengaruh terapi relaksasi genggam
jari teradap tngkat kecemasan pasien pra operasi. Maka darapakan bagi
tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit agar dapat memberikan edukasi
terkait dengan terapi relaksasi genggam jari pada pasien dengan kecemasan
sebelum tindakan operasi serta dapat menerapakan terapi genggam jari dalam
lingkup institusi rumah sakit.
Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan masukan dan tambahan ilmu pengetahuan, dan untuk peneliti
selanjutnya diharapakan dapat menggali lebih luas lagi secara kuantitatif
maupun kualitatif terkait pengaruh terapi relaksasi genggang jari pada pasien
dengan kecemasan.
Daftar Pustaka
Sitompul, E. (2017). Hand Massage terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Klien Pra-Operasi pada Pembedahan Elektif. Jurnal Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (JPPNI). 1(1),20-26.
Sulistyo dkk. (2022). Hubungan Sikap Perawat dengan Tindakan Perawat dalam
Manajemen Nyeri Pasien Post Operasi di Ruang Bedah RS Cakra Husada
Klaten. Other thesis, Universitas Sahid Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai