Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TEHNIQUE DAN


SUPPORTIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN
KANKER SERVIKS

DI SUSUN OLEH :

NAMA :Yolanda Dwi Nita

NIM : 22222079

INSTITUTILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM PROFESI NERS

2022
BAB II

PEMBAHASAN
1. Kasus
Pasien datang ke RS dengan keluhan mules mau melahirkan dan cukup
bulan dengan G4P4A0. Pasien rujukan dengan laporan Ca Serviks dan
mengalami perdaharan. Pada saat pengkajian pasien meng atakan nyeri
pada bagian pervagina seperti tertusuk dan nyeri saat BAK serta keluar
urine sedikit tapi sangat sering. Pemeriksaan Tanda tanda vital yang di
dapat TD: 147/ 88 mmHg, N: 56x/menit, RR : 20x/menit, T: 36,4C.
2. Pertanyaan Klinis
Apakah ada Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Tehnique Dan
Supportive Therapy Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Serviks?
ANALISIS JURNAL
1. Nama Penulis Jurnal
Sri Maryatun
2. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui Efektifitas Spiritual Emotional Freedom Tehnique Dan
Supportive Therapy Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Serviks.
3. Tempat Penelitian
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
4. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji klinik dengan rancangan quasy
eksperimental pre post test with control group design. Suatu tipe
penelitian dengan mengelompokkan anggota kelompok intervensi (SEFT
& Supportive Therapy) dan kelompok kontrol (SEFT), kemudian
dilakukan pre-test pada kedua kelompok tersebut dan dilanjutkan dengan
pemberian terapi SEFT dan Supportif Therapy pada kelompok intervensi.
Setelah intervensi selesai, dilakukan post-test pada kedua kelompok
tersebut.
5. PICO
P : Ca serviks
I : Supportive Therapy
C : Tidak ada perbandingan
O : Tingkat Stres
6. Searching Literature (Jurnal)
Setelah dilakukan Seacrhing Literature (Journal) di google scholar,
pubmed, dan perpusnas didapatkan 100 jurnal pada tahun 2020. Jurnal
yang dipilih jurnal dengan judul “Pengaruh Spiritual Emotional Freedom
Tehnique Dan Supportive Therapy Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker
Serviks”
Dengan alasan:
1. Jurnal tersebut sesuai dengan kasus
2. Jurnal tersebut up to date
7. VIA
a. Validity
1) Desain
Studi kasus ini menggunakan metode penelitian quasy
eksperimental pre post test with control group design.
2) Sampel
Sampel penelitian ini berjumlah 24 responden yang terdiri dari 12
kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik
purposive sampling.
3) Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi :
- Pasien bersedia menjadi sampel penelitian.
- Pasien dengan ca serviks.
- Pasen dapat bekerjasama (koorperatif)
Kriteria ekslusi :
- Pasien tidak bersedia menjadi semple penelitian.
- Pasien bukan dengan ca serviks.
4) Randomisasi
Tidak diakukan randomisasi dalam pengambilan sampel, dilakukan
teknik pengambilan sampel dengan menggunakkan teknik Study
kasus.
b. Importance dalam hasil
1) Karakteristik subjek
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan ca serviks di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebanyak 24 responden
pada bulan Januari 2020. Besar sampel yang diambil dalam
penelitian ini mengacu pada tehnik Studi kasus ini menggunakan
metode Studi kasus ini menggunakan metode penelitian quasy
eksperimental pre post test with control group design).
2) Beda proporsi
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas mengalami
stres berat sebanyak 1 orang (8, 3%), tingkat sedang sebanyak 8
orang (66, 7%) dan tingkat stres ringan sebanyak 3 orang (25,0%).
Sesudah diberikan SEFT, responden mengalami stres berat 1
orang, stres sedang 7 orang dan stres ringan sebanyak 4 orang.
Satu responden pada kelompok kontrol mengalami perubahan
tingkat stres sedang ke tingkat stres ringan dikarenakan responden
mengatakan tidak takut dan khawatir ketika akan menjalani.
3) Mean
Hasil uji statistik dengan independent sample T-test terhadap 24
responden untuk melihat perbedaan tingkat stres pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi SEFT
diketahui p value = 0,000 (p<0,005) sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat stres
kelompok intervensi dan tingkat stres kelompok kontrol setelah
penerapan terapi SEFT dan Supportive therapy. Perbedaan nilai
rata-rata tersebut menunjukkan bahwa tingkat stres pada kelompok
intervensi sesudah diberi terapi SEFT dan supportive therapy lebih
rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, Terapi spiritual
emotional freedom technique (SEFT) adalah salah satu terapi yang
membantu mengurangi perasaan negatif seseorang yaitu perasaan
tertekan akibat stressor dan perubahan emosi lainnnya yang
menyertai.
c. Applicabillity
a) Dalam Diskusi
Berdasarkan tabel penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi
0,000 (p value < 0,05) dengan selisih 9,08 (95% CI 7,02 sampai
dengan 11,13) serta nilai t hitung 9,735 yang menunjukkan lebih
besar dari t tabel (2,201). Hal ini menunjukkan secara statistik
terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat stres pasien kanker
serviks pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah berikan
terapi SEFT dan supportive therapy. Hal ini sejalan dengan
penelitian Halim (2010), bahwa intervensi SEFT dapat membantu
pasien kanker untuk menerima penyakit yang dideritanya dengan
pendekatan spiritual dan memberikan ketenangan pada pasien,
b) Karakteristik klien
Klien dengan ca serviks.
c) Fasilitas biaya
Tidak dicantumkan jumlah biaya yang digunakan
8. Diskusi
Setelah diberikan supportive therapy, responden mengungkapkkan telah
menemukan makna hidup mereka serta munculnya perasaan positif dalam
diri mereka agar menjadi lebih baik kembali dan keinginan yang besar
untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang kesehatan mereka.
Munculnya perasaan nyaman di lingkungan rumah sakit yang bisa
memunculkan pikiran positif dan membuat pasien merasa bersemangat
mempengaruhi kenyamanan pasien kanker serviks. Hal ini sejalan dengan
penelitian Rahmawati, Widyawati & Hidayati (2014) bahwa responden
yang menganggap lingkungan rumah sakit menyenangkan akan
menambah rasa optimisme pasien dan dapat memotivasi pasien dalam
menjalani penyakit yang dideritanya.
9. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pada kelompok kontrol tidak terdapat
perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0,
0561), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-
value = 0,000).
DAFTAR PUSTAKA

Halim. (2010). Pengaruh SEFT terhadp keberhasilan hemodialisa pasien kanker


darah.Tesis.Stikes karawang.

Hidayati & Subriah. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas


Hidup Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode
Januari-Juni 2017. Makassar: Media Kesehatan Politeknik Kesehatan
Makassar.

Kustanto. (2017). Pengaruh SEFT terhadap peningkatan kualitas hidup pasien


kanker.Stikes Gombang.Jatim.

Lazuardi, N. (2016). Pengaruh Intervensi Support Group Terhadap Kualitas


Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa. (Thesis).
Program Studi Magister Keperawatan FK Universitas Diponegoro.

Lubis, N. dan Hasimin, M. (2017). Dampak Intervensi kelompok kognitif


behavioral therapy dan kelompok dukungan sosial dan sikap menghargai diri

Maryatun, Sri. 2020. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Tehnique Dan


Supportive Therapy Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Serviks.
Palembang. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.

Mukharomah, K. I., & Cahyati, W. H. (2016). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi


dengan Keterlambatan Diagnosis Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota
Semarang. Public Health Perspective Journal, 1(1); 60-66.

Sari istiqomah. (2018). Pengaruh SEFT terhadap perubahan depresi pasien kanker
serviks. Yogyakarta : EGC.

Yani, D. I. (2017). Pengalaman Pasien Kanker Serviks. Bandung: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai