Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simanullang (2019),

dengan judul “Pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap

Kecemasan pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU

Martha Friska Bryan Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

pengaruh PMR dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang

menjalani kemoterapi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 50

responden, hasil presesntase kecemasan sebelum PMR mayoritas

memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 34 responden (68.0%).

Setelah diberikan PMR yaitu mayoritas kecemasan ringan sebanyak 26

responden (52.0%). Terdapat perbedaan nilai rata-rata tingkat kecemasan

responden sebelum dan sesudah melaksanakan PMR yaitu dari 2.24

menjadi 1.50. Setelah dianalisis data dengan uji paired t-test diperoleh nilai

p value = 0.000 (p < 0.005) yang secara statistic menunjukkan perbedaan

yang signifikan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah melaksanakan

PMR.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rustandi, Pitono & Rahmad

(2018), dengan judul “Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap

Nilai Kecemasan pada Pasien CA Paru yang sedang menjalani kemoterapi

di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung”. Hasil penelitian pada 42


responden menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan pada

pengukuran sebelum diberikan intervensi sebesar 66,97 dan skor setelah

diberikan intervensi sebesar 47,78. Hasil uji paired t-test (p value <0,001)

dengan skala signifikansi p<0,05 yang berarti terdapat pengaruh terpai

PMR terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien kanker paru

yang menjalani kemoterapi.

Menurut penelitian Praptini, Sulistiowati & Suarnata (2014) volume 5

nomor 1 dengan judul “Pengaruh Relaksai Otot Progresif Terhadap

Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi di Rumah Singgah Kanker

Denpasar”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan desain quasy

eksperiment dengan rancangan pretest and post test with control group

sebanyak 22 responden. Menggunakan instrument kuisioner Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS). Seluruh responden diberikan kuisioner

(pretest) dan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok perlakuan

berjumlah 11 orang yang mengalami kecemasan sedang hingga berat dan

kelompok kontrol berjumlah 11 orang dengan tidak ada kecemasaan

hingga kecemasan ringan. Pada kelompok perlakuan, sebelum diberikan

latihan PMR responden mengalami kecemasan berat sebanyak 6

responden (55%) dan setelah diberikan PMR didapatkan data tidak ada

responden yang mengalami kecemasan berat (0%). Sedangkan pada

kelompok kontrol didapatkan hasil tidak ada perbedaan tingkat kecemasan

sebelum dan sesudah latihan PMR, dengan nilai pretest menunjukkan


sebagian respoden mengalami kecemasan ringan sebanyak 8 responden

(73%) dan tidak mengalami kecemasan sebanyak 3 responden (27%).

Hasil uji statistik Mann-Whitney U Test didapatkan nilai P = 0.002 (p <

0,05) dimana terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat

kecemasan.

Menurut penelitian Syarif & Putra (2014) Volume V Nomor 3 dengan

judul “Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadapdse Penurunan

Kecemasan pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi; A

Randomized Clinical Trial”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan

desain randomized clinical trial sebanyak 30 responden, 15 responden

dalam kelompok intervensi dan 15 responden dalam kelompok kontrol.

Instrumen yang digunakan adalah kuisioner State Trait Anxiety Inventory

(STAI). Hasil uji paired t-test skor kecemasan pada pengukuran pertama

antara kelompok intervensi dan kontrol (p value = 0,45) dan pada

pengukuran kedua menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara kelompok intervensi dan kontrol yaitu (p value = 0,003) dimana

PMR efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang

menjalani kemoterapi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis terhadap empat jurnal yang dibahas

pada literature review ini terbukti bahwa melakukan progressive muscle

relaxation sangat efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien


kanker yang menjalani kemoterapi. Hal tersebut bisa kita lihat dan

bandingkan keempat jurnal bahwasanya jumlah responden dengan

penurunan kecemasan banyak terjadi setelah melakukan progressive

muscle relaxation.

Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih mendomisili

daripada responden berjenis kelamin laki-laki. Karena pasien kanker

wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada pria.

Perbedaan kelamin ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam kemauan

untuk melaporkan kesusahan tetapi juga bisa timbul karena wanita

cenderung menggunakan pendekatan emosional untuk mengatasi

masalah ini (Linden et al, 2012). Hal ini juga dapat disebabkan karena

jenis kanker spesifik perempuan seperti kanker payudara dan kanker

serviks merupakan jenis kanker utama yang paling banyak dilaporkan di

Indonesia. Selain itu, jenis kanker ini juga memiliki cakupan deteksi dini

yang lebih baik dibandingkan jenis kanker lainnya (Infodatin, 2019).

Adapun siklus kemoterapi yang diberikan secara bertahap bisanya

sebanyak 6-8 siklus agar mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek

samping yang masih dapat diterima.

Hal ini terlihat pada jurnal pertama yaitu penelitian Poniyah (2019),

dimana jumlah responden perempuan sebanyak empat puluh lima

responden sedangkan laki-laki berjumlah lima responden. dengan siklus

kemoterapi mayoritas adalah siklus pertama sampai kedua yaitu sebanyak


sembilan belas responden, siklus kedua dan ketiga sebanyak delapan

belas responden, siklus kelima dan keenam sebanyak sembilan responden

dan siklus lebih dari enam sebanyak empat responden. Hal ini juga terlihat

pada jurnal keempat yaitu Syarif & Putra (2014), dimana responden

perempuan lebih dominan sebanyak dua puluh satu responden dan laki-

laki berjumlah sembilan responden dengan siklus kemoterapi mayoritas

adalah siklus ketiga sebanyak dua belas responden, siklus empat dan lima

sebanyak lima belas responden dan siklus keenam sebanyak dua

responden. Sedangkan pada analisis jurnal kedua dan ketiga tidak dibahas

mengenai jenis kelamin dan siklus kemoterapi responden.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah usia,

dimana usia termuda memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi

daripada kelompok usia lanjut. Kemungkinan karena lebih banyak

gangguan hidup sehari-hari pada pasien kanker yang lebih muda,

sementara pasien yang lebih tua mungkin sudah memiliki gangguan

fungsi, kognitif dan emosional yang lebih siap untuk menerima penyakit

(Linden et al, 2012). Hal ini terdapat pada jurnal pertama penelitian oleh

Poniyah (2019), dapat dilihat bahwa jumlah responden kanker yang

menjalani kemoterapi mayoritas berusia empat puluh enam sampai lima

puluh lima tahun sebanyak sembilan belas responden, usia dua puluh lima

sampai dengan tiga puluh lima tahun sebanyak tujuh responden dan usia

diatas lima puluh lima tahun sebanyak dua belas responden. Sedangkan
jurnal keempat penelitian oleh Syarif & Putra (2014), menunjukkan usia

minimal responden adalah tiga puluh lima tahun dan usia maksimal adalah

empat puluh delapan tahun. Dan dalam jurnal kedua dan ketiga tidak

dibahas mengenai usia responden.

Menurut asumsi penulis progressive muscle relaxation diterapkan

pada semua tingkat kecemasan seperti yang terlihat pada analisis jurnal

pertama yaitu penelitian Simanullang (2019), sebelum diberikan PMR

mayoritas memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak tiga puluh empat

responden. Setelah diberikan terapi PMR mengalami penurunan tingkat

kecemasan menjadi ringan sebanyak dua puluh enam responden.

Hal ini juga terlihat pada analisis jurnal ketiga yaitu penelitian Praptini,

Sulistiowati & Suarnata (2014), dimana pada kelompok perlakuan sebelum

diberikan latihan PMR sebagian besar responden mengalami kecemasan

berat sebanyak enam responden dan setelah diberikan latihan PMR

sebagian besar responden mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak

tujuh responden. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum diberikan

PMR delapan respoden mengalami kecemasan ringan dan tiga responden

tidak mengalami kecemasan setelah diberikan PMR didapatkan penurunan

jumlah responden yang mengalami kecemasan ringan menjadi lima

responden dan terjadi peningkatan responden yang tidak mengalami

kecemasan sebanyak enam responden. Sedangkan dalam jurnal kedua

dan keempat tidak dibahas mengenai tingkat kecemasan responden.


Pelaksaan PMR untuk hasil yang maksimal dianjurkan dilakukan

secara rutin selama 25-30 menit setiap setiap sesi. Latihan dianjurkan

dilakukan 2 kali sehari dan dilakukan 2 jam setelah makan untuk

mencegah rasa mengantuk setelah makan. Jadwal latihan biasanya

memerlukan waktu minimal seminggu untuk hasil yang lebih maksimal

(Lilik et al, 2016). Hal ini sejalan dengan analisis jurnal yang ketiga yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Praptini, Sulistiowati & Suarnata (2014),

dimana pada kelompok perlakuan pelaksanaan PMR diberikan selama 15

menit yang dilakukan selama 3 hari pada pagi dan sore hari. Pada

kelompok kontrol tidak diberi latihan relaksasi otot progresif untuk

mengetahui tingkat kecemasan setelah tiga hari. Sedangkan pada jurnal

keempat penelitian oleh Syarif & Putra (2014), dimana responden

diajarkan prosedur PMR dan dianjurkan untuk melakukan latihan dirumah

selama 2 kali sehari dalam waktu 7 hari. Kemudian pada jurnal pertama

dan kedua tidak dibahas waktu pemberian PMR.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tinjauan literatur pada dua jurnal ilmah yang

dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan progressive muscle

relaxation efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang

menjalani kemoterapi. Hal ini dikarenakan prosedur terapi relaksasi otot

progresif memberikan tegangan pada suatu kelompok otot, menghentikan

tegangan tersebut dan memusatkan perhatian terhadap bagaimana otot

tersebut menjadi relaks dan ketegangan menghilang. Dampak relaksasi

akan menghasilkan efek perasaan tenang dan mengurangi ketegangan.

Sehingga terapi relaksasi otot progresif ini mampu untuk menurunkan

kecemasan yang dilatarbelakangi oleh otot yang tegang dan

menghilangkan efek samping dari kemoterapi.

B. Saran

Berdasarkan hasil dua jurnal ilmiah yang dianalisa oleh penulis

pada tinjauan literatur ini, maka:

1. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan dalam bidang

keperawatan serta menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang


menjalani kemoterapi dengan penerapan progressive muscle

relaxation.

2. Penulis selanjutnya

Dijadikan referensi dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,

khususnya studi kasus tentang penerapan progressive muscle

relaxation efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker

yang menjalani kemoterapi.

3. Institusi Akper Kesdam IM Banda Aceh

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan keperawatan, sehingga dapat menumbuhkan dan

menciptakan perawat bagi generasi masa depan yang professional,

mandiri, terampil dan prima.


ANALISIS PENERAPAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION
DALAM MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN
KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Resha Rezita, Wiwin Haryati


Akademik Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh
Email: ReshaRezita99@gmail.com

ABSTRAK

Kanker merupakan penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak
terkendali dan menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Sehingga klien akan mengalami
kondisi yang tidak menguntungkan seperti kecemasan. Salah satu cara untuk menurunkan
kecemasan ialah dengan progressive muscle relaxation. Teknik progressive muscle relaxation
adalah teknik yang dirancang untuk membantu meredakan ketegangan otot dan mengurangi
kecemasan yang terjadi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian literature review, tujuan
penulisan ini untuk melihat analisis penerapan progressive muscle relaxation dalam
menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi berdasarkan studi
empiris sepuluh tahun terakhir. Design penelitian ini adalah literature review dengan framework
PICO (Population, Intervention, Comparation, Outcome) menggunakan database google
scholar pada empat jurnal yang sesuai topik. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya
pengaruh progressive muscle relaxation dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker
yang menjalani kemoterapi. Penerapan progressive muscle relaxation sangat efektif dan mudah
untuk dilakukan bagi penderita kanker dalam menurunkan kecemasan. Diharapkan kepada
pasien untuk lebih rutin dalam melakukan teknik progressive muscle relaxation agar penurunan
kecemasan dapat dirasakan lebih optimal.

Kata kunci: kanker, progressive muscle relaxation, kecemasan


ANALYSIS APPLICATION PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION IN
REMOVING ANXIETY IN CANCER PATIENTS TREATING
CHEMOTHERAPY

Resha Rezita, Wiwin Haryati


Akademik Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh
Email: ReshaRezita99@gmail.com

ABSTRACT

Cancer is a disease that occurs due to the uncontrolled growth of abnormal cells and causes
normal body tissues to be damaged. So that the client will experience unfavorable conditions
such as anxiety. One way to reduce anxiety is by progressive muscle relaxation. Progressive
muscle relaxation techniques are techniques designed to help relieve muscle tension and
reduce anxiety. This research is a type of research literature review, The purpose of this writing
is to see analysis application progressive muscle relaxation in removing anxiety in cancer
patients treating chemotherapy based on empirical studies of the last ten years. The design of
this research is a literature review with a framework PICO (Population, Intervention,
Comparation, Outcome) using database google scholar on four journals that fit the topic. The
results of the analysis show that there is an influence progressive muscle relaxation in removing
anxiety in cancer patients treating chemotherapy. application progressive muscle relaxation very
effective and easy to do for cancer patients in removing anxiety. It is hoped that patients will be
more routine in doing progressive muscle relaxation techniques so that anxiety reduction can be
felt more optimally.

Keywords: cancer, progressive muscle relaxation, anxiety

Anda mungkin juga menyukai