Anda di halaman 1dari 12

BAB II

ANALISIA JURNAL

ANALISA JURNAL 1

A. Ringkasan Jurnal
1) JUDUL
Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Sebagai Penerapan Palliatif Care Terhadap
Nyeri Dan Kecemasan Pasien Kanker Serviks
2) PENELITI
Eka Nadya Rahmania, Jum Natosba, Karolin Adhisty
3) RINGKASAN JURNAL
Kanker serviks merupakan masalah global terkait penyakit tidak menular yang dapat
menyebabkan kesakitan hingga kematian pada wanita. Penderita kanker serviks
umumnya mengalami keluhan nyeri dan kecemasan yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup. Salah satu bentuk penerapan perawatan paliatif dengan kualitas hidup
sebagai prioritas pengobatan untuk pasien dengan penyakit kronik seperti kanker
serviks ialah Progressive Muscle Relaxation.
4) TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap
nyeri dan kecemasan pasien kanker serviks.
5) KELEBIHAN & KEKURANGAN
a. Kelebihan
- Metode penelitian diuraikan secara detail
b. Kekurangan
- Kurangannya jumlah sampel sehingga data yang diperoleh kurang akurat
B. METODE ANALISIS PICO
1) PROBLEM
Kanker serviks merupakan kanker pada wanita yang menyerang bagian leher rahim
yang disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang diperkuat
keberadaannya dengan faktor risiko seperti berganti-ganti pasangan seksual >4 orang,
penyakit menular seksual, berhubungan seks pada usia. Nyeri merupakan salah satu
gejala kanker yang paling sering menjadi beban berat bagi pasien selama sakit.
Intervensi yang diberikan pada pasien kanker serviks dapat berupa terapi farmakologi
dan non farmakologi. PMR merupakan salah satu bentuk penerapan perawatan paliatif
untuk pasien kanker serviks.
2) INTERVENTION
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pra eksperimental dalam
klasifikasi one group pretest and posttest design. Sampel penelitian berjumlah 16
orang responden kanker serviks yang diambil dengan Teknik purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2018 di Ruang Rambang 2.2 Instalasi
Rawat Inap G RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang. Pemberian latihan PMR
dilakukan secara rutin sebanyak 2 kali sehari selama 25-30 menit dalam waktu 5 hari.
Instrumen penelitian ini terdiri atas lembar screening awal responden, lembar
karakteristik responden, lembar observasi pengukuran nyeri dan kecemasan, alat
pengukuran nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS), alat pengukuran
kecemasan menggunakan kuesioner Zung SelfRating Anxiety Scale (SAS/SRAS), dan
panduan pelaksanaan PMR. Analisa data penelitian terdiri atas dua jenis, yaitu analisis
univariat dan analisis bivariat yang menggunakan uji Shapiro Wilk sebagai uji
normalitas data dan didapatkan bahwa datapengukuran skala nyeri terkategori normal
(p>0,05) sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji paired t-test sedangkan data
pengukuran skor kecemasan terkategori tidak normal (p<0,05) sehingga dilanjutkan
dengan menggunakan uji alternatif Wilcoxon. Peneliti telah mengajukan penelitian ini
ke komite etik penelitian untuk mendapatkan persetujuan etik (ethical clearence)
dalam melakukan penelitian.
3) COMPARATION
a. Pembanding 1
“Pengaruh Latihan Progressive Muscle Relaxation Terhadap Status Fungsional
Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RS
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar”. Tahun: 2015. Author : Haryati Haryati,
Ratna Sitorus, Metode: pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling
dan diperoleh 48 subjek penelitian yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari dua puluh empat subjek sebagai kelompok intervensi
yang diberikan pelatihan PMR dua kali sehari selama tujuh hari, dan dua puluh
empat subjek sebagai kelompok intervensi. kelompok kontrol yang tidak diberikan
pelatihan PMR. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir
demografi dan Indeks Kehidupan Fungsional-Kanker untuk mengukur status
fungsional yang terdiri dari 22 pertanyaan dengan skala analog linier 7 poin tipe
Likert. Tes T digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata skor status fungsional
dan setiap dimensi. Hasil : penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan rerata status fungsional setelah pelatihan PMR pada kelompok
intervensi (p = 0,000). Artinya, pelatihan PMR berpengaruh pada peningkatan
derajat status fungsional pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
b. Pembanding 2
“Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Penurunan Kecemasan Pada
Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized Clinical Trial”.
Tahun: 2014. Author: Hilman Syarif1 , Ardia Putra. Metode: Desain penelitian
adalah randomized clinical trial. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang
responden yang menjalani kemoterapi di ruang Mamplam III BLU RSUDZA, 15
pada kelompok intervensi dan 15 pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel
mengggunakan random sampling. Kuesioner penelitian menggunakan Kuesioner
Kecemasan yang diadopsi dari Spielberger. Data akan dianalisis menggunakan
analisis univariat dan bivariat dengan t-test. Hasil: bahwa rata-rata skor
kecemasan pada pengukuran kedua pada kelompok intervensi sebesar 42,27
dengan standar deviasi 7,41 sementara pada kelompok kontrol sebesar 50,80
dengan standar deviasi 6,7. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan skor kecemasan pada pengukuran kedua antara
kelompok intervensi dan kontrol (p value = 0,003). Kesimpulan penelitian adalah
PMR efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi.
4) OUTCOME
Hasil analisis skala nyeri dan skor kecemasan menggunakan uji paired t-test dan uji
alternatif wilcoxon menunjukkan bahwa Progressive Muscle Relaxation dapat
menurunkan skala nyeri dan skor kecemasan dengan p-value=0,000. Progressive
Muscle Relaxation dapat merangsang sistem saraf parasimpatis yang akan mengontrol
aktivitas dan mempengaruhi neurotransmitter yang mengantarkan ke sistem saraf
pusat. Stimulus tersebut dapat memacu pelepasan hormon endorphin yang
menimbulkan ketegangan otot berkurang sehingga tubuh menjadi relaks dan energi
positif akan muncul. Energi tersebut akan menghambat jalur ujung-ujung saraf yang
menimbulkan nyeri dan kecemasan sehingga tidak dapat diinterpretasikan oleh tubuh.
Mekanisme tersebut dapat mengatasi keluhan nyeri dan kecemasan pasien kanker
serviks. Progressive Muscle Relaxation dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri
khususnya perawatan paliatif bagi pasien kanker serviks guna beradaptasi dengan
keluhan nyeri dan kecemasan.
ANALISA JURNAL 2

C. Ringkasan Jurnal
6) JUDUL
Pilot Study Efektifitas Media Video Animasi Terhadap Tingkat Depresi Pasien Kanker
Serviks Diagnosa Awal
7) PENELITI
Dwi Fitriyanti , Mardiyono , Yuriz Bakhtiar
8) RINGKASAN JURNAL
Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita setelah
payudara kanker di seluruh dunia. Di seluruh dunia setiap dua menit atau setiap jam
seorang wanita meninggal karena kanker serviks. Setiap pasien yang baru didiagnosis
kanker serviks perlu mengetahui informasi tentang kanker serviks yang bisa
mempengaruhi perubahan psikologi pasien dalam bentuk depresi. Berbagai cara dan
media dilakukan untuk mengurangi masalah deperesi pada pasien, salah satunya
adalah media video animasi
9) TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pendidikan dengan media
animasi untuk menurunkan tingkat depresi pasien kanker serviks dengan diagnosis
dini.
10) KELEBIHAN & KEKURANGAN
c. Kelebihan
- Pemilihan variabel media animasi sangat bagus karena mengikuti
perkembangan teknologi
d. Kekurangan
- Waktu untuk dilakukan intervensi belum dijelaskan.
- Instrument yang digunakan juga belum dijelaskan dengan sempurna
D. METODE ANALISIS PICO
5) PROBLEM
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Di seluruh dunia
setiap dua menit atau setiap satu jam seorang perempuan meninggal akibat kanker
serviks. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita
penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap
tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Kondisi psikologis penderita kanker serviks
berbeda-beda sesuai dengan stadium yang dialami. Pasien kanker serviks dengan
diagnosa awal memerlukan informasi mengenai pengetahuan kanker serviks. perlu
disusun media yang menarik dan tepat guna mendukung upaya pemberian informasi
tentang kanker serviks. Media yang digunakan untuk memberikan edukasi Kesehatan.
6) INTERVENTION
Metode penelitian ini menggunakan pilot study (studi pendahuluan) atau uji coba
kelayakan media video animasi terhadap tingkat depresi. Studi pendahuluan ini
dilakukan di RS Dr. Moewarrdi Surakarta. Sampel responden dalam uji coba media
video animasi terdapat 20 responden pasien kanker serviks dengan diagnosa awal (10
sampel intervensi dan 10 sampel kontrol). Intervensi yang diberikan yaitu pemberian
edukasi dengan video animasi. Instrumen uji coba menggunakan kuesioner penilaian
dan wawancara dengan perkiraan waktu lamanya adalah 6 menit memaparkan video
dan 5 menit wawancara untuk menilai keseluruhan item penilaian kelayakan video
animasi meliputi tampilan (face validity), dipahami (readability), dapat diterima
(acceptibility), dan tepat sasaran (right on target). Untuk menilai secara kuantitatif
kelayakan media video animasi, diakukan pengukuran tingkat depresi menggunakan
kuesioner BDI II sebelum dan setelah pemberian edukasi dengan video animasi pada
kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol hanya mendapatkan intervensi
berupa leaflet.
.
7) COMPARATION
a. Pembanding 1

“ Effects Of Multimedia Nursing Education On Disease-Related Depression And


Anxiety In Patients Staying In A Coronary Intensive Care Unit”. Tahun: 2015. Author:
Muhammed Bora Demircelik , Muzaffer Cakmak , Yunus Nazli , Esra Şentepe , Derya
Yigit , Mevlude Keklik , Muzeyyen Arslan , Mustafa Cetin , Beyhan Eryonucu.
Metode: 100 pasien dari antara pasien yang tinggal di atau yang menjalani operasi di
salah satu dari dua ICU untuk alasan apapun yang memenuhi kriteria kelayakan, dan
setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Para partisipan dimasukkan ke dalam
kelompok kontrol atau eksperimen dengan seleksi acak. Para pasien menyelesaikan
Skala Depresi Kecemasan Rumah Sakit selama masuk ICU dan 1 minggu setelah
keluar dari rumah sakit. Hasil: Perbedaan skor HADSA secara signifikan lebih besar
pada pasien yang menerima pendidikan dibandingkan pada pasien yang tidak
menerima pendidikan keperawatan multimedia (4,2 ± 0,58 vs 0,6 ± 0,42; p <0,01).
Selain itu, perbedaan skor HADSD secara signifikan lebih besar pada pasien yang
menerima pendidikan keperawatan multimedia (2,2 ± 0,53 vs 0,64 ± 0,46; p <0,01).
Bahwa kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan rumah sakit dapat
diturunkan dengan multimedia pendidikan keperawatan.

b. Pembanding 2
“Manajemen Perawatan dengan Menggunakan Psikoedukasi Berbasis Komputer
terhadap Klien Depresi Ringan”. Tahun: 2014. Author: Mad Zaini. Metode: Metode
yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif dan
eksploratif. Hasil: manajemen perawatan pada klien dengan depresi rendah berbasis
komputer dapat meningkatkan kemampuan klien dalam memahami masalah,
memperbaiki mekanisme koping. Penggunaan media berbasis komputer pada
manajemen asuhan klien dengan depresi rendah dapat meningkatkan motivasi dan
minat terhadap program pengobatan depresi.

8) OUTCOME
Hasil analisis menunjukkan adanya a perbedaan yang signifikan pada tingkat depresi
sebelum dan sesudah pemberian pendidikan menggunakan media video animasi pada
kelompok intervensi dengan nilai p = 0,005 sedangkan pada kelompok kontrol dengan
nilai p = 0,102. Hasil analisis pemberian edukasi dengan media video animasi terhadap
tingkat depresi menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan tingkat depresi
sebelum dan setelah diberikan edukasi dengan menggunakan media video animasi
pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya
diberikan leaflet.
ANALISA JURNAL 3

A. JURNAL REVIEW
1) JUDUL
Effect of Cultural Palliative Nursing Care “Trisna” toward Quality of Life for
Cervical Cancer Patients in Moewardi General Hospital Surakarta
2) PENELITI
Rita Benya Adriani, Happy Indri Hapsari (2016)
3) RINGKASAN JURNAL
Kanker yang paling banyak di Indonesia adalah kanker serviks dengan jumlah
penderita 3.686 (17,85%). Keperawatan paliatif dengan pendekatan nilai budaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistik. Nilai-nilai budaya Jawa; temen
(sungguh-sungguh), nrima (tulus), sabar ( sabar) dan rila (compation) atau “Trisna”
yang mudah dipahami dan diaplikasikan sehingga menjadi phsycotherapy bagi orang
Jawa. Desain yang diterapkan adalah metode campuran; kuantitatif dengan Quasi
Eksperiment Non Randomized Control Group Pretest Postest Design dan kualitatif.
Responden perawat kelompok intervensi berjumlah 19 orang dengan kelompok
kontrol sebanyak 15 orang. Responden pasien berjumlah 136 dengan 69 orang untuk
setiap kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian ini mengukur kualitas hidup pasien
dengan menggunakan uji Z (Mann Whitney Test), uji t dan uji regresi linier berganda.
Asuhan keperawatan paliatif dengan pendekatan nilai-nilai budaya Jawa temen
(sungguh-sungguh), narima (penerimaan), sabar ( sabar) dan rila (ikhlas) atau “Trisna”
bisa diterapkan dalam ilmu keperawatan. Aspek budaya diterapkan oleh perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas (Kozier, 2011) dan efektif bagi
pasien dengan latar belakang budaya yang beragam (Bastable, 2002) untuk memenuhi
kebutuhan fisik, emosional, sosial dan spiritual pasien (Ferrell, 2010) . Penerapan
asuhan keperawatan dengan memperhatikan nilai-nilai (budaya) dan keyakinan pasien
(Radwin, 2003; Sidani, 2008) membantu pasien dalam menemukan keselamatan,
keamanan, integritas dan rasa makna dalam hidup, sehingga mempengaruhi kepuasan
pasien, kualitas pasien kehidupan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
(Sarkissian, 2010; Singer, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan
paliatif lebih efektif untuk pasien kelompok intervensi terutama untuk kualitas
hidupnya. Model asuhan keperawatan paliatif “Trisna” direkomendasikan sebagai
salah satu pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan dengan nilai-nilai Jawa
bagi pasien kanker serviks di rumah sakit.
4) TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh paliatif “Trisna” Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Kanker Serviks di RSUD Moewardi Surakarta
5) KELEBIHAN & KEKURANGAN
a. Kelebihan
- Penelitian ini menggunakan metode campuran, baik kualitatif maupun
kuantitatif.
- Penelitian kuantitatif menggunakan Quasy Eksperiment dengan Non
Randomized Control Group Pretest Postest Design. Metode kualitatif
diterapkan untuk memahami kebutuhan holistik pasien;
bio-psiko-sosial-budaya
b. Kekurangan
- Data frekuensi tidak disajikan
B. METODE ANALISA PICO
1) PROBLEM
Di seluruh dunia, kanker ini merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dengan
510.000 dan 288.000 di antaranya diakhiri dengan kematian (Jemal, 2006). Penerapan
patient care dengan pendekatan individual care diterapkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, menghormati keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya (Radwin,
2003; Sadani, 2008) dalam rangka meningkatkan kemampuan perawatan diri,
kepuasan, kualitas hidup dan relevansi klinis. akan meningkat untuk perawat, pelatihan
diperlukan (Sarkissian, 2010). Kepmenkes RI No 812 (2007) menyebutkan bahwa
keperawatan paliatif terdiri dari prosedur nyeri, dukungan psikologis, sosial, budaya
dan spiritual, serta pasca duka. Keperawatan paliatif bagi orang Jawa membutuhkan
nilai-nilai jawa seperti temen ( sungguh-sungguh), narima ( penerimaan), sabar (sabar)
dan rila ( tulus) yang disebut Asuhan Keperawatan “Trisna” yang mirip dengan konsep
caring dan budayanya. Para pasien mengatakan bahwa sebaiknya perawat memberikan
pelayanan keperawatan dengan sabar, ikhlas dan mau mendengarkan pasien sehingga
pasien senang dan siap menjalani pengobatan tanpa rasa cemas dan dapat menghadapi
penyakit dengan penuh semangat.
2) INTERVENTION
Penelitian ini menggunakan metode campuran, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menggunakan Quasy Experiment dengan Non Randomized
Control Group Pretest Postest Design. Metode kualitatif diterapkan untuk memahami
kebutuhan holistik pasien; bio-psiko-sosial-budaya. Penelitian dilakukan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada bulan September 2012 sampai Agustus 2013. Sampel dalam
penelitian ini adalah penderita kanker serviks. Jumlah sampel pasien adalah 69
responden untuk setiap kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan paliatif “Trisna” yang diterapkan oleh
perawat, sedangkan variabel terikatnya adalah kualitas hidup pasien. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien diambil dari European Organization
for Research and Treatment of Cancer (EORTC) QoQ-C30 (Versi 3.0) yang meminta
izin terlebih dahulu. Selain kuesioner kualitas hidup pasien, peneliti juga melakukan
wawancara mendalam tentang kualitas hidup pasien untuk mengetahui kondisi dan
aktivitas kehidupan sehari-hari pasien yang dirawat dengan manual 7 pertanyaan.

3) COMPARATION
Peneliti : Asrin, Siti Mulidah, Welas Haryati. 2017. The Effect of Palliative Care
toward the Level of Anxiety an Pap Smear among Cervical Cancer
Patient
Hasil :Tingkat kecemasan kanker serviks sebelum dan sesudah perawatan
paliatif rata-rata 27 dan 20 yang menunjukkan penurunan sebesar 7 poin,
dan uji statistik menunjukkan ada pengaruh yang signifikan perawatan
paliatif terhadap tingkat kecemasan (p = 0,000) dan pap smear ( 0,003)
untuk pasien dengan kanker serviks. Perawatan paliatif dapat
menyebabkan penurunan kecemasan dan tingkat pap smear pada
penderita kanker serviks.
4) OUTCOME
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara
statistik (p <0,001) terhadap kualitas hidup pasien antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Rata-rata kualitas hidup pasien pada kelompok intervensi (mean
25,59) lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol (mean -10,06); (p <0,001).
Hasil kualitas hidup yang didukung oleh data kualitatif mengungkapkan bahwa setelah
adanya perubahan intervensi Keperawatan Paliatif "Trisna" maka pasien mempunyai
teman untuk bertukar pikiran, karena pasien tidak hanya memerlukan perawatan
medis, tetapi juga membutuhkan seorang sahabat untuk mendukung dengan semangat
yang kuat agar dapat hidup dalam menghadapi penyakit.
ANALISIS JURNAL 4

Anda mungkin juga menyukai