OLEH:
TAHUN 2024
Judul : Metacognitive Training (MCT) for Schizophrenia
Improves Cognitive Insight: A Randomized Controlled Trial In A Chinese
Sample With Schizophrenia Spectrum Disorders
Peneliti : Kino C.K. Lam, Christy P.S. Ho, Jimmy C. Wa, Salina
M.Y. Chan, Kevin K.N. Yam, Odelia S.F. Yeung, Willy C.H. wong, Ryan P.
Balzan
Sumber : Behaviour Research and Therapy 64 (2015) 38-42
Key Words : Metacognitive training, cognitive insight, schizophrenia,
chinese sample
Abstract
Latar Belakang : pelatihan metakognitif (MCT) adalah sebuah
program pengobatan berbasis kelompok untuk orang-orang dengan
skizofrenia yang menargetkan bias kognitif diduga berkontribusi pada
patogenesis dan pemeliharaan delusi. Meskipun efektif dalam
mengurangi keparahan delusi, pengaruh MCT wawasan kognitif, dan
kelayakan dalam budaya Cina. Sekarang uji coba secara acak yang
dikendalikan berusaha untuk mengatasi inkonsistensi tersebut. Sampel
Cina 80 peserta dengan skizofrenia. Gangguan spektrum yang acak
program MCT delapan modul atau meneruskan pengobatan seperti
biasa (TAU). Semua peserta dinilai menggunakan Skala Beck
Wawasan Kognitif, yang menilai dua komponen wawasan kognitif
(reflectivenes diri dan kepastian diri). Peserta dalam kondisi MCT
subyektif kepuasan mereka dengan pelatihan. tingkat retensi yang
tinggi setelah empat minggu MCT (N ¼ 38) atau TAU (n ¼ 39). Klien
acak ke dalam kondisi MCT dinilai menguntungkan program dan
menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam wawasan kognitif
(yaitu, peningkatan diri reflectiveness), relatif terhadap TAU kontrol,
yang dipamerkan penurunan wawasan kognitif di follow up. Temuan
ini menunjukkan bahwa MCT Program ini tidak hanya subyektif
berkhasiat dalam sampel Cina, tetapi juga meningkatkan metakognitif
kesadaran proses yang mendasari gejala delusi.
Tahun Publikasi : 2015
Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan antara metode MCT dan TAU
Desain Penelitian
Menggunakan SPSS versi 22.0 ANNOVA
Populasi / Sample
Sebanyak 80 peserta dengan gangguan spektrum
skizoprenia yang direkrut Occupational Therapy (OT) Departemen di
Kwai Chung (kejiwaan) Rumah Sakit, Hong Kong, dan 77 peserta
menyelesaikan seluruh program. Kriteria inklusi termasuk DSM-IV
diagnosis spektrum skizofrenia, berusia antara 18 dan 60 tahun,
Kriteria eksklusi meliputi substansi dan penyalahgunaan alkohol dan
cedera kepala yang menyebabkan hilangnya kesadaran.
Intervensi
Comparation
Dalam penelitian skizofrenia ini menggunakan 2 program
pengobatan yaitu MCT (pelatihan metakognitif) dan pengobatan
seperti biasa (TAU) dengan waktu 4 minggu. Untuk program
pengobatan MCT (pelatihan metakognitif) adalah program pengobatan
berbasis kelompok dengan delapan sesi dengan evaluasi berisi 7 item
yang mencakup aspek yang berbeda dari kepuasan pelatihan :
efektivitas, kegunaan, penerapan, untuk pengobatan dan kehidupan
sehari-hari, transparansi tujuan dan menyenangkan sedangkan pasien
dalam kelompok TAU menerima pengobatan umum dari kasus terapis
okupasi selama waktu empat minggu.
Outcome
4. Out come
Pada penelitian ini terbukti ada pengaruh pemberian terapi PMR dalam
menurunkan kualitas nyeri pasien kanker payudara dengan kemoterapi di RSUD
Arifin Achmad dengan nilai p value 0,001 (P<α).
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Terapi PMR pada pasien
kanker payudara dapat menurunkan kualitas nyeri pada pasien serta memberikan
perasaan nyaman, Terapi ini juga memberikan efek relaksasi secara fisik.
Praktik keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan hasil penelitian yang telah
ada, karenanya bagi perawatan praktisi hasil penelitian ini nantinya dapat
diterapkan untuk menurunkan atau mengurangi kualitas nyeri pada pasien kanker
payudara dalam evidence based practice serta dapat dijadikan sebagai Standar
Operasional Prosedure (SOP) untuk meningkatkan kualitas pelayanan mandiri.
Bagi penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengkombinasi PMR
dengan terapi lain agar mendapatkan efek yang semakin baik bagi pasien kanker.