Evidence-based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu update atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang
dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga
dapat memberikan perawatan terbaik pada pasien (Macnee, 2011).
1. Model Settler
Patient population disease Pasien lansia dengan depresi tingkat ringan dan sedang
Intervensi yang dijadikan pembanding II adalah Life Review Therapy. Penelitian pembanding II ini berjudul
“Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Depresi Lansia Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pesanggrahan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Majapahit Mojokerto” yang dilakukan oleh Syarifah, dkk pada
tahun 2019. Pada peneltian ini, intervensi dilakukan kepada responden lansia dengan depresi. bahwa nilai rata-rata
yang di dapatkan adalah ρ value .870 atau > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian pada saat pretest dan postest pada
kelompok intervensi dengan nilai ρvalue yang di dapatkan adalah ρ value 0,000 atau < 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan ini menunjukkan bahwa ada penurunan depresi pada kelompok intervensi pada saat pemberian
life review therapy. Berdasarkan hasil penelitian pada saat pretest dan postest pada kelompok kontrol hasil
nilai ρ value yang di dapatkan adalah ρ value 0,000 atau < 0,05. Meskipun pada kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan lifereview therapyakan tetapi tetap ada perubahan yang signifikan karena diberikan
aktivitas yang lain yang diberikan dipanti sehari-hari. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata perbedaan depresi lansia pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai ρ value .870
atau > 0,05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan karena pada saat penelitian juga di
berikan perlakuan yang lain. Semakin tinggi nilai rata-rata maka semakin tinggi depresi, maka semakin
rendah nilai rata-rata semakin menurun tingkat depresinya. Dari nilai rata-ratanya pada kelompok
intervensi lebih rendah artinya meskipun tidak signifikan tapi ada perbedaan rata-rata pada tingkat depresi.
Sedangkan di pretest rata-rata depresi lebih tinggi pada kelompok intervensi, pada hasil akhir nilai rata-rata
depresi turunnya lebih banyak dari pada kelompok kontrol. Meskipun tidak signifikan akan tetapi ada
perubahan pada tingkat depresi yang lebih banyak pada nilai rata-ratanya.
Lanjutan…
D. O (Outcome)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rerata skor depresi lansia sebelum dilakukan life
review therapy adalah 11,00 dengan standar deviasi 2,061. Rerata skor depresi lansia
sesudah dilakukan life review therapy menjadi 10,00 dengan standar deviasi 2,035. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p= 0,002, dimana dalam hal ini ada cukup bukti untuk menolak
hipotesis null yang berarti bahwa ada perbedaan bermakna antara skor depresi lansia
sebelum life review therapy dengan skor depresi lansia sesudah life review therapy di Panti
Sosial Tresna Werdha Teratai Km 6 Palembang Tahun 2014. Life review therapy
menurunkan tingkat depresi pada lansia. Sehingga lansia dapat terhindar dari keterlambatan
dalam perkembangan psikososial, penyalahgunaan zat adaptif, bahkan percobaan bunuh
diri.
Judul Ringkasan jurnal yang ditelaah Efek Life Therapy Review Terhadap Depresi Lansia
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rating yaitu skala depresi geriatik “Geriatrik Depression Rating Scale” (GDRS)
Pembahasan dan Hasil Setelah pemberian terapi musik campursari, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi posttest. Skor posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol kemudian diuji dengan menggunakan uji statistik t-test digunakan uji statistik t-test karena sampel merupakan sampel yang
berdistribusi normal
Dari uji perbedaan nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapat nilai signifikasi 0,005 dan nilai t hitung -3,109. nilai signifikasi
(0,005) < α=0,005 sehingga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelompok eksperimen dan nilai posttest kelompok kontrol
Nilai negatif (-) pada nilai t menunjukkan rata-rata nilai postest kelompok eksperiment lebih kecil dari nilai rata-rata kelompok kontrol sehingga musik
campursari terbukti efektif untuk menurunkan skor depresi pada lansia.
Pemberian terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penatalaksanaan depresi. Musik mampu mengekspresikan perasaan, mampu
meningkatkan memori serta mampu berpengaruh positif terhadap emosi dan suasana hati. Djohan mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan
efek biologis dari musik maupun suara, hasil penelitian tersebut ialah bahwa musik mampu meningkatkan maupun menurunkan energi otot terkait
dengan stimulasi dari irama, kemudian musik juga mampu merubah cepat lambatnya tarikan nafas, mampu menimbulkan berbagai efek pada nadi,
tekanan darah dan fungsi endokrin, serta musik mampu mempengaruhi perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada berbagai proses enzim.
Sehingga musik yang memiliki irama yang beraturan seperti detak jantung normal (60-80 kali permenit) yang mampu meningkatkan derajat kesehatan.
(Suwarsih, Kirnantoro, & Dewi Sulistyarini, 2016)
Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Depresi Lansia Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pesanggrahan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Judul Ringkasan jurnal pembanding II
Sosial (PMKS) Majapahit Mojokerto
(comparison)
Syarifah Maulina, Nurul Mawaddah, Dwiharini Puspitaningsih
Penulis
Medica Majapahit Vol 11 No. 1, Maret 2019
Nama Jurnal
Untuk mengetahui pengaruh life review therapy terhadap depresi lansia di unit pelaksana teknis (UPT) pesanggrahan penyandang masalah
Tujuan Penelitian
kesejahteraan sosial (PMKS) Majapahit Mojokerto
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasy experiment design dengan rancangan pretest and postest nonequivalent control
Metode Penelitian
group
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit Mojokerto sebanyak 35 lansia dengan
Sampel
purposive samplingsesuai kriteria inklusi yang didapatkan sejumlah 20 lansia yang dibagi ke dalam kelompok intervensi sebanyak
10 responden dan kelompok kontrol sebanyak 10 responden.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner untuk depresi pada lansia Geriatric Depression Scale(GDS).
Instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada saat pretest dan postest pada kelompok intervensi dengan nilai ρvalue yang di dapatkan adalah ρ value
Pembahasan dan Hasil
0,000 atau < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada penurunan depresi pada kelompok intervensi pada saat pemberian life
review therapy.
Life review therapy (terapi telaah pengalaman hidup) menjadi salah satu terapi yang sering dilakukan di Indonesia. Terapi ini berpengaruh
terhadap penyakit yang sering dijumpai pada lansia terutama depresi. Salah satu bentuk gangguan jiwa yang di tandai kemurungan,
susah tidur, kesedihan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya yang menjadi pemicu munculnya depresi
pada lansia. Terapi ini berbentuk obrolan mengenai bagaimana kehidupan lansia di masa lalu, mampu menurunkan depresi,
meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari, meningkatkan kepuasan hidup serta
memberi motivasi atau saran positif pada fase kehidupan seorang lansia saat ini.
Kelompok intervensi dibagi jadi 2 kelompok, kelompok 1 terdiri dari 6 orang dan kelompok 2 terdiri dari 4 orang persesi setiap
sekali pertemuan akan tetapi kelompok 2 satu nya mengundurkan diri karena ketidakmauan untuk bergabung. Life review therapy ini
dilakukan 2 sesi, sesi pertama menceritakan pengalaman bersama keluarga dan sesi kedua menceritakan pengalaman tentang
pekerjaan yang pelaksanaannya 2 kali seminggu pada setiap kelompok intervensi dengan waktu 25 sampai 40 menit persesi.
(Maulina, 2019)
TERIMAKASIH