Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TEORITIS PRAKTEK

KEPERAWATAN BERBASIS BUKTI KTI


“Evidence Based Practice”

Anggota Kelompok :
1. Ivliyadiea Nanda
2. Nenden Sri Mayang
3. Mariam Damaiyanti
4. Sekar Kumalasari
5. Tia Kusumawati
Latar Belakang
• Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil
keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid.
Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan
hasil penelitian ke dalam praktek sehingga perawat dapat
meningkatkan “quality of care” terhadap pasien.
• Evidence-Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang dapat
digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan
evidence atau fakta.
• Sebagai contoh, penerapan kompres dingin masih sering digunakan
tidak hanya oleh masyarakat awam tetapi juga oleh petugas kesehatan,
dengan asumsi dapat menurunkan suhu tubuh lebih cepat, sedangkan
penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan kompres
hangat dan teknik tepid sponge meningkatkan efektifitas penggunaan
kompres dalam menurunkan suhu tubuh.
Definisi
• EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade
ini untuk membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran,
keperawatan, sosial, psikologi, public health, konseling dan profesi
kesehatan dan sosial lainnya (Briggs & Rzepnicki, 2004;Brownson et
al., 2002; Sackett et al., 2000).
• Menurut (Goode & Piedalue, 1999) : Praktik klinis berdasarkan bukti
melibatkan temuan pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan
kritis. EBP didefinisikan sebagai intervensi dalam perawatan
kesehatan yang berdasarkan pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP
merupakan proses yang panjang, adanya fakta dan produk hasil yang
membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil penerapan pada praktek
lapangan
Lanjutan
• EBP merupakan suatu pendekatan
pemecahan masalah untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi pelayanan
kesehatan yang terintegrasi di dalamnya
adalah ilmu pengetahuan atau teori yang
ada dengan pengalaman dan bukti-bukti
nyata yang baik (pasien dan praktisi).
(newhouse, dearholt, poe, pough, &
white, 2005).
Tingkatan dan Hierarki dalam penerapan
EBP

 Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence
yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu
evidence dari rentang bukti terbaik sampaidengan bukti
yang paling rendah. Tingkatan evidence ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam EBP. Hirarki untuk
tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan
Penelitian dan Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam
keperawatan (Titler, 2010)
Hierarki dalam penelitian ilmiah terdapat hieraraki dari tingkat
kepercayaannya yang paling rendah hingga yang paling tingi.
Dibawah ini mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi :


Evidence Based Practice dengan Decision Making
Pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan


berdasarkan bukti-bukti nyata atau EBP di pengaruhi oleh tiga
factor yaitu:
Melnyk & Fineout-Overholt (2011)

hasil penelitian atau


riset termasuk teori-
teori pendukung

pengalaman yang
bersifat klinis

feedback atau sumber-


sumber dari pengalaman
yang dialami oleh pasien
Model Implmentasi Evidence
Based Practice

Model IOWA Model of
Model konseptual
Model Settler Evidence Based Practice
to Promote Quality Care Rosswurm & Larrabee

• Fase 1 : Persiapan • dikembangkan oleh •Tahap 1 : mengkaji


Marita G. Titler, PhD, kebutuhan untuk
• Fase 2 : Validasi
RN, FAAN, Model perubahan praktis
• Fase 3 : Perbandingan •Tahap 2 : tentukan
IOWA diawali dari
evaluasi dan pemicu/masalah. evidence terbaik
pengambilan Pemicu/masalah ini •Tahap 3 : kritikal analisis
keputusan sebagai focus ataupun evidence
• Fase 4 : Translasi dan focus masalah •Tahap 4 : design perubahan
aplikasi • masalah mengenai dalam praktek
• Fase 5 : Evaluasi prioritas dari suatu •Tahap 5 : implementasi dan
organisasi, tim segera evaluasi perunbahan
• Dibentuk mensistesis •Tahap 6 : integrasikan dan
EBP. maintain perubahan dalam
praktek
Pengkajian dalam
Efidence Base Practict

• Mengindentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek


• Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan
• Melakukan pencarian literature yang efisien
• Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari
bukti tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya
• Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien
• Memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat
mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan
kerugian dari pilihan manajemen/terapi
Pelaksanaan Efidence Base Practict Pada
Keperawatan
• Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian
perawatan berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil perawatan
klien.
• Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan
mendukung “pemberian perawatan berdasarkan fakta”.
• Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam
penggunaan EBP.
• Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan
kesehatan.
• Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas
praktek, penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
• Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan
evaluasi yang berkelanjutan.
• Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi,
observasi pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang
diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik,
sex, usia, kultur dan status kesehatan.
Langkah-langkah EBP
 Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian
 Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
(Populasi pasien, Intervensi, Perbandingan intervensi atau
kelompok, Hasil/ Outcome, dan Waktu/ Time).
 Langkah 3: Cari bukti terbaik
 Langkah 4: Kritis menilai bukti
 Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis
dan preferensi pasien dan nilai-nilai
 Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau
perubahan berdasarkan bukti
 Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP
Hambatan Pelaksanaan EBP Pada
Keperawatan
 Berkaitan dengan penggunaan waktu
 akses terhadapan jurnal dan artikel
 Keterampilan untuk mencari
 Keterampilan dalam melakukan kritik riset
 Kurang paham atau kurang mengerti
 Kurangan kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil
hasil riset
 salah pengertian tentang proses
 Kualitas dari fakta yang ditemukan
 Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk
menggunakan literatur hasil penemuan untuk intervensi praktik yang
terbaik untuk di terapkan klien
• KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan konsep Evidence Based Practice di atas
dapat disimpulkan bahwa ada 3 faktor seacara garis besar menenentukan
tercapainya pelaksanaan praktek keperawatan yang lebih baik
yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena
Namun dalam pelaksanaan
penerapan Evidence Based Practice ini sendiri tidaklah mudah
hambatan utama dalam pelaksanaan yaitu kurangnya pemahaman dan
kurangnya referensi yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
penerapan EBP itu sendiri
• SARAN
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan
keperawatan yang baik serta mengambil keputusan yang bersifat klinis
hendaknya mengacu pada SPO yang dibuat berdasarkan teori teori dan
penelitian terkini Evidence Based Practice dapat menjadi
panduan dalam menentukan atau membuat SPO yang memiliki landasan
berdasarkan teori penelitian serta pengalaman klinis baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai