Di Susun Oleh :
030220909
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis illmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada By Ny D Dengan Labiopalatoskizis Di Ruang Kbbl Rumah Sakit Hermina Opi
Jakabaring”. Pada kesempatan kali ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung baik materi, spiritual, maupun
dorongan semangat yang tanpa putus diberikan, karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan teirma kasih kepada
terutama yang terhormat:
1. dr. Hilman Ruhyat, MMRS selaku Direktur Rumah Sakit Hermina OPI Jakabaring
2. Ns. Dwi Hairany, S.Kep, selaku Manager keperawatan Rumah Sakit Hermina OPI
Jakabaring
3. Mei Tri Wahyuni, Amd.Kep, selaku Komite Keperawatan Rumah Sakit HerminaOpi
Jakabaring.
4. Indri Triana Safitri, selaku Kepala Ruangan Perincu di Rumah Sakit OPI Jakabaring
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Konsep Bayi Baru Lahir ................................................................... 7
B. Konsep Bayi dengan Labiopalatoschizis .......................................... 9
C. Konsep Asuhan Keperawatan pada Labiopalatoschizis ................... 19
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 28
A. Pengkajian ......................................................................................... 28
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 38
C. Intervensi Keperawatan .................................................................... 39
D. Implementasi Keperawatan ............................................................... 45
E. Tindakan dan Evaluasi Keperawatan ................................................ 47
BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................
A. Pengkajian .........................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .....................................................................
C. Intervensi keperawatan .....................................................................
D. Implementasi keperawatan ................................................................
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................
BAB V PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan bibir dan langit-langit biasa disebut dengan bibir sumbing atau
labioschizis adalah kelainan bawaan adanya celah diantara kedua sisi kanan
atau kiri bibir. Kelainan ini terjadi pada saat pembentukan janin yang proses
berat. Celah yang terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang
hingga ke hidung disebut unilateral incomplete, jika celah terdapat pada salah
satu bibir dan memanjang hingga ke hidung disebut unilateral complete dan
apabila celah terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung
1
2
wajah dan tampak terlihat jelas sehingga dapat menciptakan respon negatif
yang kuat dalam diri orang tua. Selamat fase awal perawat harus menekankan
perhatiannya bukan hanya dari kebutuhan fisik bayi tetapi juga kebutuhan
emosional ibu.
dari multisiplin dengan pendekatan team based agar efektif dari berbagai
pembedahan. Bibir sumbing dapat ditutup pada semua usia, namun waktu
yang paling baik adalah bila bayi berumur 10 minggu, berat badan mencapai
10 pon, Hb > 10g%. dengan demikian umur yang paling baik untuk operasi
labiopalatoskizis sampai saat ini belum pasti. Akan tetapi beberapa hasil studi
et al., 2016).
Hasil studi lain menyebutkan bahwa angka kejadian sumbing bibir dan
langit-langit adalah 1 dari 700 kelahiran di seluruh dunia dan 1 dari 500
pengendalian bahwa di Amerika Serikat ada sekitar 2.650 bayi lahir dengan
sumbing dengan langit-langit dan 4.440 bayi lahir dengan sumbing bibir atau
Insiden labioskiszis 2,1 dalam 1000 kelahiran pada etnis Asia, 1:1000 dan
labiopalatoskizis.
Dari data laporan cacat lahir MOD Global (MOD Foundation) didapatkan
prevalensi kelahiran dengan celah bibir atau tanpa celah langit-langit mulai
dari 0,3 per 1.000 kelahiran hidup di populasi Amerika Afrika, 1 per 1.000
Dasar (Rikesdas) anak usia 24-59 bulan mengidap satu jenis kelainan
mencapai 0.53% dengan 0.08% diantaranya anak yang lahir dengan bibir
data yang mendukung. Jumlah penderita bibir sumbing dan celah platum yang
kejadian sumbing bibir dan langit-langit juga masih cukup tinggi dengan
langit sebanyak 50.53% penderita sumbing bibir saja sebanyak 24.42% dan
dan tipe kelainan angka kecacatan ini terdiri dari frekuensi sumbing pada
penderita.
jauh dari ideal, hanya sekitar 1.000-1.500 pasien pertahun yang mendapat
bahwa prevelensi bibir sumbing yaitu 10,6%. Dengan banyaknya kasus bayi
Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada kasus ini adalah bagaimana
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Jakabaring.
Opi Jakabaring.
Opi Jakabaring.
6
Jakabaring.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1) Definisi
uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan
2) Klasifikasi
Bayi baru lahir di bagi beberapa klasifikasi menurut (Ni Wayan, 2021)
yaitu:
7
8
berikut:
c) Panjang badan 48 - 52 cm
g) Pernapasan ± 40 - 60×/menit
l) Gerakan aktif
s) Genetalia
1. Definisi Labiopalatoschizis
2017).
2. Etilogi Labiopalatoschizis
a) Faktok genetic
47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir sumbing
jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan
embrional.
pada embrio)
11
h) Radiasi
i) Stress emosional.
3. Patofisiologi Labiopalatoschizis
Penyatuan bibir atas pada garis tengah selesai dilakukan pada kehamilan
pada kehamilan antara minggu ketujuh dan kedua belas. Dalam proses
dalam waktu yanag singkat. Jika terjadi kelambatan dalam porses migrasi
atau pemindahan ini, atau bila lidah tidak berhasil turun dalam waktu
terus
12
labiopalatiskizis, yaitu:
- Regurgitasi
Pada palatoskisis:
- Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, keras dan
foramen incisive
- Distorsi hidung
a) Rontgen
mereka untuk mendapat anak lain dengan celah bibir atau celah
palatum.
b) Radiologi
6. Penatalaksanaan Labiopalatoschizis
dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan,
14
dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada
saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk
Ten) yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan
a) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Dot domba
2) Botol peras
3) Ortodonsi
untuk sembuh.
b) Penatalaksanaan Medis
tersebut bervariasi
16
baik.
7. Komplikasi Labiopalatoschizis
labiopalatoskizis, yaitu :
17
a) Kesulitan bicara
c) Aspirasi
d) Distress pernafasan
h) Asimetri wajah
i) Masalah gigi
8. Prognosis Labiopalatoschizis
baik dan kurang lebih 80 persen tetap memiliki suara yang normal.
Belum ada yang tahu cara mencegah cleft palate tetapi perawatan
ini. Prognosis operasi pasien cleft palate pada umumnya baik tergantung
dari pengalaman dan metode yang digunakan dan ada atau tidaknya
diperlukan terapi bicara yang bisa diproleh di sekolah. Tetapi jika anak
2018).
18
Labiopalatoskizis
Kurangnya terpapar
informasi tentang Ansietas
labiopalatoskizis
19
1) Pengkajian
a) Anemnesis
1. Identitas pasien
pasien.
2. Keluhan utama
hormonal,kecanduan alkohol.
kulit kering.
b) Pola sirkulasi
Pucat dan Turgor kulit jelek.
c) Pola aktivitas
Pasien sulit mengisap Asi, ulit menelan Asi, rewel, dan
menangis.
e) Neurosensory
Adanya trauma psikologi pada orang tua dan adanya sifat
a) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Kepala
3. Mata
4. Hidung
21
Kapas).
5. Mulut
6. Telinga
7. Leher
8. Dada
9. Abdomen
10. Genitourirenia
11. Musculoskeletal
Bentuknya normal atau tidak dan onus otot kuat atau lemah.
12. Integument
2) Diagnosis Keperawatan
labiopalatoskizis:
tingkat aspirasi menurun - Monitor tingkat kesadaran, batuk, - Mengetahui kemampuan dalam mencegah
- Kemampuan menelan - Monitor status pernapasan. - Mengetahui ada tidaknya gangguan respirasi.
membaik - Monitor bunyi napas terutama - Mengetahui apakah terdapat cairan yang
Teraupetik:
23
24
aspirasi.
status nutrisi membaik dengan - Idenfikasi status nutrisi - Mengetahui kebutuhan utrisi pasien.
- Berat badan membaik - Identifikasi perlunya penggunaan - Membantu pemberian makanan dan obat
- IMT membaik selang nasogastrik. yang tidak bisa dikonsumsi dari mulut.
membaik - Peluk dan bicara dengan bayi selama - Menstimulasi aktivitas makan.
diberikan makan
- Membantu kesulitan makan bayi,
- Gunakan alat makan khusus, bila
mempermudah menelan, dan mencegah
menggunakan alat tanpa puting. (dot,
aspirasi.
25
belakang lidah.
Edukasi :
status tingkat ansietas menurun - Monitor tanda-tanda ansietas - Mengetahui tingkat ansieatas pasien.
- Verbalisasi - Ciptakan suasana terapeutik untuk - Membina hubungan saling percaya antara
prognosis.
bersama pasien.
5) Evaluasi Keperawatan
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : By Ny D
No. RM : 1300062XXX
Nama : Tn. M
Pekerjaan : Wiraswasta
28
A. ASESMEN
Asal pasien : VK
Putih keruh
29
11. Antropometri BBL : BB = 2542 gram, PB = 46 cm, LK, = 31 cm, LD = 31
cm, LP = 28 cm
12. Riwayat penyakit Ibu : tidak ada ada diabetes kanker asma
14. Riwayat transfui darah : tidak ya, kapan? timbul reaksi tidak/ya
inap : Tidak Ya
Bimbingan rohanI
Lain-lain :
7. Suku/budaya : Palembang
30
Tidak mau dilakukan transfusi
Lain-lain :
C. Pemeriksaan fisik
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS :E4M4V2
TD : - Down score: 0
31
Pengkajian Hasil Pemeriksaan
Persistem/Fungsi
Sistem susunan Gerak bayi : aktif Tidak aktif
saraf pusat Ubun-ubun : Datar Cekung Menonjol Lain-lain
Kejang : Tidak ada Ada,
Tipe refleks : moro menelan hisap babinski
tangis bayi : kuatmelengkinglain-lain
32
Sistem Warna kulit : Kemerahan Sianosis Pucat Lain-lain
Kardiovaskuler/ Denyut nadi : Teratur Tidak teratur
jantung Sirkulasi : Akral hangat Akral dingin Rasa Kebas
Palpitasi Edema
Pulsasi : Kuat Lemah Lain-lain
CRT : < 2 detik > 2 detik
33
(Bila terdapat satu atau lebih kriteria diatas, lakukan pengkajian
dengan menggunakan formulir pengkajian resiko dekobitus/score
borden scale)
E. Kenyamanan/ pengkajian nyeri (assesmen nyeri) pada usia 0-1 bulan (NIPS)
3. Penterjemah : tidak
34
Asesmen Gizi/ Skrining Oleh Perawat
Resiko Aspirasi
Rencana Keperawatan
35
PERENCANAAN PULANG (DICHARGE PLANING)
36
I. Analisa data
Resiko Aspirasi
37
4. 13/10/2022 DS: Labiopalatozkisis Menyusui tidak
efektif
- Ny.D merasa Celah pada bibir dan palatum
cemas karena
Distorsi nasal
belum bisa
menyusui anaknya. Tidak dapat menghisap Asi
- By ny D tampak
kesulitan dalam
menghisap Asi
J. Masalah Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perbuhanan suhu tubuh : hipotermi berhubungan dengan lingkungan yang baru
(udara luar)
2. Risiko aspirasi d.d terdapat labiapalatoskizis dan tidak ada refleks menelan.
3. Risiko defisit nutrisi d.d terdapat labiapalatoskizis, tidak ada refleks menelan, dan tampak
kesuliatan menghisap ASI.
4. Menyusui tidak efektif b.d hambatan pada neonatus (labiapalatoskizis) d.d by ny D rewel
karena kesulitan dalam meminum ASI dan Ny.D merasa cemas karena belum bisa
menyusui anaknya.
38
C. Intervensi Keperawatan
lingkungan yang baru (udara luar) masalah teratasi dengan kriteria - Monitor suhu tubuh
Teraupetik :
Regulasi Temperatur:
Observasi:
39
- Monitor pernapasan dan nadi
Teraupetik:
kehilangan pamas
Edukasi:
udara dingin
40
2. Risiko aspirasi d.d terdapat Setelah dilakukan tindakan Pencegahan aspirasi
refleks menelan aspirasi menurun dengan kriteria - Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, dan
- Kemampuan menelan cukup - Monitor bunyi napas terutama setelah makan dan
meningkat minum.
Teraupetik:
nutrisi.
Edukasi:
41
Terapi Menelan
Observasi:
Teraupetik :
Edukasi:
keluarga
3. Risiko defisit nutrisi d.d terdapat Setelah dilakukan tindakan Manajemen Gangguan Makanan
menelan, dan tampak kesuliatan nutrisi membaik dengan kriteria - Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
42
4. Menyusui tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Edukasi menyusui
(labiapalatoskizis) d.d by ny D menyusui membaik dengan kriteria - Identifikasi tujuan dan keinginan menyusui.
Ny.D merasa cemas karena belum - Tetesan/pancaran ASI cukup - Siapkan materi dan media pendidikan kesehatan.
Konseling Laktasi:
Observasi :
43
- Identifikasi permasalahn yang ibu alami selama
proses menyusui
Teraupetik:
44
D. Implementasi Keperawatan
NAMA &
TGL / JAM TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN TTD
PERAWAT
14/10/2022
Sr. N
01.00 WIB Mengenalkan diri sebagai PN = Orangtua mengenal
PN
45
46
08.00 WIB Mengenalkan diri sebagai PN = Orangtua mengenal Sr. Y
PN
47
E. Tindakan dan Evaluasi Keperawatan
A : Resiko Hipotermi
Resiko Aspirasi
Resiko Defisit Nutrsisi
Menyusui tidak efektif
P : Intervensi di lanjutkan
- Observasi KU dan TTV
- Monitor tingkat kemampuan menalan
- Posisikan semi fowler sebelum memberikan
asupan nutrisi
- Monitor asupan ASI
- Berikan Asi menggunakan alat bantu khusus
- Ajarkan perawatan payudara postopartum
(memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
48
- Ajarkan teknik menyusui yang tepat
sesuai kebutuhan ibu
- Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
- Rencana Hep B0
Evaluasi malam
S:-
13/10/2022 O : Sr. N
Jam 06.00
- KU sedang, kesadaran CM, akral hangat, gerak
aktif, tangis kuat, nadi teraba kuat S: 36,7ᵒC
- Kemampuan menelan
- Reflek menelan
- Kesulitan menghisap asi
A : Resiko Hipotermi
Resiko Aspirasi
Resiko Defisit Nutrsisi
Menyusui tidak efektif
P : Intervensi di lanjutkan
- Observasi KU dan TTV
- Monitor tingkat kemampuan menalan
- Posisikan semi fowler sebelum memberikan
asupan nutrisi
- Monitor asupan ASI
- Berikan Asi menggunakan alat bantu khusus
- Ajarkan perawatan payudara postopartum
(memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
- Ajarkan teknik menyusui yang tepat
sesuai kebutuhan ibu
- Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
- Rencana Hep B0
49
TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN NAMA
PERAWAT
Evaluasi Pagi
S:-
14/10/2022 O: Sr. Y
Jam 13.00
- KU sedang, kesadaran CM, akral hangat, gerak
aktif, tangis kuat, nadi teraba kuat S: 36,7ᵒC
- Kemampuan menelan teratasi sebagian
- Reflek menelan teratasi sebagian
- Kesulitan menghisap asi teratasi sebagian
A : Resiko Aspirasi
Evaluasi Sore
S:-
14/8/2022 O: Sr. T
Jam 20.00
- KU sedang, kesadaran CM, akral hangat, gerak
aktif, tangis kuat, nadi teraba kuat S: 36,6ᵒC
- Kemampuan menelan teratasi sebagian
- Reflek menelan teratasi sebagian
- Kesulitan menghisap asi teratasi sebagian
A : Resiko Aspirasi
50
Menyusui tidak efektif
P : Intervensi di hentikan
- Observasi KU dan TTV
- Boleh pulang
- Edukasi cara menyusui
- Kontrol imunisasi polio dan bcg
- kontrol ulang labiopalatozkisis setelah umur 3
bulan
51
DAFTAR PUSTAKA
Armini, Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : ANDI
Badawi, Z. (2018). Gambaran angka kejadian labiopalatoskizis dari ibu hamil yang
Dainty maternity, Arum Dwi Anjani, Nita Evriana bsari. Asuhan kebidanan neonatus,
Dewi .(2017). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita . Jakarta: Salemba Medika
Nursalam., & Batticaca, F. B. (2020). Proses & dokumentasi keperawatan (ed. 1).
Ni Wayan Metriani, N.W (2021) Gambaran kejadian infeksi bayi baru lahir di ruang
perinatologi rumah sakit umum daerah wangaya kota denpasar tahun 2020
(Doctoral dissertion, jurusan kebidanan, 2021).
Owens, J. (2018). Parens Experiences Of Feeding a Baby with Cleft Lip and Palate.
Britsh Journal Of Midwifery; Infant Feeding Issues. 16 (12), 778-784.
Supit L, (2017). Cleft Lip and Palate Riview: Epidemiology, Risk Factors Quality of
Life and Importance Of Claafications. Med J Indonesia Vol 17 No 4 Desember
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia, (Ed.1).
Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia, (Ed.1).
Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia, (Ed.1).
Jakarta: PPNI.
Wong, D. L. (2018). Pedoman klinis keperawatan pediatric (ed. 4). Jakarta: EGC.
Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwarts, P.
(2017). Buku ajar keperawatan pediatric. Jakarta: EGC
KOREKSI
1. UDAH BAGUS DEK TAPI DI BAB 2 TOLONG PERBAIKI DI
PATOFLOW ADA 5 DX, KENAPA DI DIGNOSA DAN INTERVENSI
CUMA 3
2. TAMBAHKAN HALAMAN DAN DAFTAR ISI