Oleh :
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi D-IV Kebidanan
Jember
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Praktik
...............................................
NIP........................................
Pembimbing Akademik
...............................................
NIP........................................
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga Laporan Pendahuluan Letak Sungsang ini
dapat diselesaikan dengan baik Laporan Pendahuluan ini disusun dalam rangka
praktik Asuhan Kebidanan Kegawatdanuratan Maternal dan Neonatal di Rumah Sakit
yang đitetapkan pada mahasiswa prodi Kebidanan Jember Poltekkes Malang Selain
itu untuk meningkatkan dan memperdalam pengetaluan tentang Ketuban Pecah Dini.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini penulis menghadapi banyak hambatan
dan rintangan. Namun atas bantuan dari banyak pihak laporan pendahuluan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Ibu Sugijati, SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Jember
2. Ibu Yuniasih Purwaninngrum, S.SiT., M.Kes yang telah bersedia
membimbing kami ditempat pendidikan
3. Bidan pembimbing yang telah bersedia membimbing kami di lahan praktik
4. Berbagai pihak yang membantu proses penyusunan laporan komprehensif ini
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................5
1.3 Manfaat................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................7
2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD)................................................................7
2.2 Etiologi Ketuban Pecah Dini (KPD)....................................................................7
2.3 Mekanisme Ketuban Pecah Dini (KPD)..............................................................9
2.4 Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini (KPD)..................................................10
2.5 Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD)...............................................................10
2.6 Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini (KPD)........................................11
2.7 Pengaruh Ketuban Pecah Dini (KPD) Terhadap Ibu Dan Janin .......................11
2.8 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Kelainan Ketuban Pecah Dini (KPD)....12
2.9 Penatalaksanaan Selanjutnya Tergantung Dari Usia Kehamilan.......................12
ASUHAN KEBIDANAN TEORI...............................................................................14
BAB 3..........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26
BAB 1
PENDAHULUAN
5
6
dengan AKB dengan asfiksia tertinggi kelima untuk negara ASEAN yaitu 35 per
1000, dimana Myanmar 48 per 1000, Laos dan Timor Laste 48 per 1000, Kamboja 36
per 1000.
Menurut WHO, kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) atau insiden PROM
(prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD
preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan
aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur (WHO, 2014).
1.2 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan ketuban pecah dini (KPD).
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Tentang Ketuban Pecah Dini.
2. Mahasiswa Dapat Memahami Etiologi Ketuban Pecah Dini.
3. Mahasiswa Dapat Memahami Mekanisme Ketuban Pecah Dini.
4. Mahasiswa Dapat Memahami Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini.
5. Mahasiswa Dapat Memahami Diagnosis Ketuban Pecah Dini.
6. Mahasiswa Dapat Memahami Pemeriksaan Penunjang Pada Kasus
Ketuban Pecah Dini.
7. Mahasiswa Dapat Memahami Pengaruh Ketuban Pecah Dini Pada Ibu dan
Janin.
8. Mahasiswa Dapat Memahami Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan
Kelainan Ketuban Pecah Dini.
9. Mahasiswa Dapat Memahami Penatalaksanaan Lanjutan Ketuban Pecah
Dini.
10.
7
BAB 2
PEMBAHASAN
Wanita dengan paritas kedua dan ketiga pada usia reproduktif biasanya
relatif memilii keadaan yang lebih aman untuk hamil dan melahirkan
karena pada keadaan tersebut dinding uterus lebih kuat karena belum
banyak mengalami perubahan, dan serviks belum terlalu sering mengalami
pembukaan sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik.
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali akan lebih beresiko pada
mengalami KPD, karena jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh yang
diakibatkan oleh vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang
mengakibatkan akhirnya selaput ketuban mengalami pecah spontan.
c. Serviks yang inkompeten kanalis servikalis yang selalu terbuka yang di
sebabkan karna kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curatage).
d. Tekanan pada intera uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus), misalnya trauma, hidramnion, gemelli.
e. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya di
sertai infeksi.
f. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
terhadap membran bagian bawah.
Kelainan letak pada janin dapat meningkatkan kejadian KPD karena kelainan
letak dapat memungkinkan ketegangan otot rahim meningkat sehingga dapat
menyebabkan KPD. Besar kecinya janin dan posisi janin yang dikandung tidak
menyebabkan peregangan pada selaput ketuban seperti pada keadaan normal,
sungsang ataupun melintang, karena sebenarnya yang dapat mempengaruhi KPD
adalah kuat lemahnya selaput ketuban menahan janin (Budi, Ayu Novita, 2017).
9
2.7 Pengaruh Ketuban Pecah Dini (KPD) Terhadap Ibu Dan Janin
a. Prognosis Janin
1. Persalinan Prematuritas.
2. Prolaps funiculli/penurunan tali pusat.
3. Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry
labour/partus lama, apgar score rendah, ensefalopaty,
cerebralpalsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory
distress.
b. Prognosis ibu
1. Infeksi intrapartal dalam persalinan.
2. Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa
menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
3. Infeksi puerperalis/masa nifas.
4. Dry labour/Partus lama.
5. Perdarahan post partum.
6. Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC).
7. Morbiditas dan mortalitas maternal.
2.8 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Kelainan Ketuban Pecah Dini (KPD)
a. Konseling pada ibu dan/suami dan keluarga
b. Melakukan rujukan pasien ke rumah sakit
Tanggal/Waktu :
Tempat :
Pengkaji :
A. Data Subjektif
Data subyektif menurut Nursalam (2003), adalah data yang di dapat dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu
sistem interaksi atau komunikasi, data yang diperoleh yaitu sebagai berikut:
1. Biodata
a. Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien
b. Umur : Umur di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan psikis belum
siap.
c. Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moril sesuai
Dengan agama yang dianut.
d. Suku : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras
e. Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan
berpengaruh pada pengetahuan.
f. Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga.
g. Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah
14
B. Data Objektif
Data objektif objektif adalah data yang sesungguhnya yang dapat diobservasi
dan lihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2003). Data objektif meliputi:
1. Status generalis
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek
(Prihardjo, 2007).
b. Kesadaran: Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien apakah
composmentis, apatis, somnolen, delerium, korna dan koma (Varney,
2009).
c. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi, batas normal
120/80 mmhg (Saefuddin, 2006).
d. Suhu
Untuk mengetahui suhu tubuh klien.
e. Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam menit (Saefuddin,
2006).
f. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang di hitung dalam 1
menit (Saifuddin, 2006).
g. Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu
h. Berat Badan
Untuk mengetahu berat badan ibu
i. Lila
Untuk mengetahui linggar lengan ibu
18
2. Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan melihat klien dari ujung rambut
sampai ujung kaki meliputi.
a. Kepala
Rambut
Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan Kebersihan
(Nursalam, 2003).
Muka
Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah
oedema. (Winkjosastro, 2007).
Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan
sclera warna putih pada wanita dengan ketuban pecah dini
konjungtiva pucat (Alimut, 2004).
Hidung
Bagaiman kebersihannya, ada polip atau tidak (Nursalam,
2003).
Telinga
Bagaimana kebersihan ada serumen atau tidak(Nursalam,2003).
Mulut/gigi/gusi
Ada sitomatis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak
(Nursalam, 2003).
b. Leher
Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan Atau tidak,
adalah pembesaran kelenjar limfe (Nursalam, 2003).
19
b. Anogenital
Vulva vagina
Varices : Ada varices atau tidak. Oedema atau tidak
Luka : Ada luka bekas operasi atau tidak.
Kemerahan : Ada kemerahan atau tidak
Nyeri : Ada nyeri tekan atau tidak
Pengeluran pervaginam : Terjadi pengeluaran
pervaginam atau tidak pada kasus
ibu bersalin dengan ketubanpecah
dini keluar cairan ketuban
merembes melalui vagina.
Perineum
Bekas luka : Ada bekas luka prenium atau tidak.
Lain-lain : Ada bekas luka lain atau tidak.
Anus Haemorhoid : Terjadi haemorhoid atau tidak
Lain-lain : Terdapat kelainan lain pada anus tidak
Inspekulo
Vagina : Ada benjolan atau tidak ada kemerahan
serta infeksi atau tidak.
Portio : Ada erosi atau tidak
Vagina Toncher
Presentasi : untuk mengetahui prensentasi janin
adalah kepala atau bokong
Posisi : Untuk mengetahui posisi janin
memanjang atau melintang
Kesan panggul : Untuk mengetahui kesan panggul
normal atau tidak
22
4. Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila
diperlukan, Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan HB
dan Popsmear. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang dilakukan, yaitun
dengan melakukan pemeriksaan laboratorium meliputi tes lakmus, tes
pakis dan pemeriksaan USG
(Nugroho. 2010).
C. Assesment
D. Planning
E. Penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakn secara efisien dan aman. Yang bidan
dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya (Varney, 2004).
F. Evaluasi
Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi
pemenuhan kebuthan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesui dengan
kebutuhan sebagaiman telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah
(Varney, 2004). Evaluasi pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu:
1. Infeksi tidak terjadi dan tanda-tanda vital sign dalam batas normal.
2. Ibu dan bayinya selamat, persalinan dapat berjalan dan berhasil.
BAB 3
3.1. Kesimpulan
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keluarnya cairan dari jalan
lahir/vagina sebelum proses persalinan atau disebut juga Premature Rupture of
Membrane = Prelabour Rupture of Membrane = PROM. Pecahnya ketuban
sebelum persalinan atau pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan
pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm
maupun pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini dimana risiko infeksi ibu
dan anak meningkat. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam
masalah obstetri yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta
dapat meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi
(Purwaningtyas, 2017).
3.2. Saran
a. Bagi bidan
Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memeberikan
pelayanan yang sesuai sehingga dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
b. Bagi institusi
Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan asuhan kebidanan
yang baik perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk
menunjang pelaksanaan tugas serta untuk meningkatkan keterampilan
bidan.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12958/1/Wiwi%20Agustina_70400115016.pdf
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/17937/10476
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/3938-7490-1-PB.pdf
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/335034287.pdf
25