Disusun Oleh:
Salsabila Sirin
NIM.P17312225130
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Stase kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Dengan judul Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin
RSUD dr.SOEBANDI JEMBER
Menyetujui,
Perseptor Akademik Perseptor Klinik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan saya mikmat
iman dan kesehatan, sehingga Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini ini dapat diselesaikan
dengan baik Laporan Pendahuluan ini disusun dalam rangka praktik Asuhan Kebidanan
Kegawatdanuratan Maternal dan Neonatal di Rumah Sakit yang đitetapkan pada mahasiswa
Profi Kebidanan Poltekkes Malang. Selain itu untuk meningkatkan dan memperdalam
pengetaluan tentang Ketuban Pecah Dini. Dalam penyusunan laporan pendahuluan mi penulis
menghadapi banyak hambatan dan rintangan. Namun atas bantuan dari banyak pihak laporan
pendahuluan ini dapat terselesaikan dengan baik. Karenanya pada kesempatan ini pemulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
COVER...................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................................3
2.1 Definisi........................................................................................................................3
2.2 Etiologi........................................................................................................................3
2.3 Mekanisme KPD.........................................................................................................4
2.4 Tanda dan Gejala KPD................................................................................................5
2.5 Diagnosis KPD............................................................................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................5
2.7 Pengaruh KPD terhadap Ibu dan Janin........................................................................6
2.8 Penatalaksanaan Selanjutnya.......................................................................................6
2.9 Pathway.......................................................................................................................7
BAB 3 TINJAUAN KASUS...................................................................................................
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................................
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada dua macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture of
membrane dan preterm rupture of membrane. Gejalanya sama, yaitu keluarnya cairan dan
tidak ada keluhan sakit. KPD dapat terjadi setelah ibu hamil mengalami trauma, mulut
rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan, ketegangan rahim yang
berlebihan, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau kelainan bawaan dari
selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan proses biomekanik
pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.
Menurut WHO tahun 2016, kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran.
KPD preterm 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan
aterm. Adapun 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur. Survei
demografi dan kesehatan Indonesia SDKI (2017) menjelaskan bahwa penyebab langsung
kematian ibu oleh karena infeksi sebesar 40% dari seluruh kematian. Penyebab lain
kematian ibu di antaranya pendarahan 30% dan eklamsi 28%. Data di jawa timur
penyebab kematian ibu yaitu 29,35% karena pendarahan, 27,27% karena preeklamsi, 6,06
karena infeksi dan sisanya karena faktor yang lainnya.
Meskipun faktor penyebab terjadinya KPD masih sulit diketahui, namun beberapa
faktor predisposisi yang dapat diidentifikasi penyebab KPD ialah infeksi, golongan darah
ibu dan anak tidak sesuai, multigrafida, merokok, defisiensi gizi khususnya vitamin C,
servik yang tidak inkopeten, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, kelainan selaput
ketuban, tekanan intra uterin yang meninggi atau overdistesi, trauma, kelainan letak
(Nugroho, 2010).
Dampak yang paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu
adalah sindrom distress pernapasan (RDS atau Respiratory Disterss Syndrome), yang
terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi akan meningkat prematuritas, asfiksia,
dan hipoksia, prolapse (keluarnya tali pusat), resiko kecacatan, dan hypoplasia paru janin
pada aterm. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau
persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Sekitar 85%
morbiditas dan mortalitas perinatal ini disebabkan oleh prematuritas akibat dari ketuban
pecah dini.
Oleh karena itu, tatalaksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang dapat
menurunkan kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam rahim. Memberikan
profilaksis dalam merupakan tindakan yang perlu diperhatikan untuk memperkecil resiko
infeksi (Manuaba, 2010).
Berdasarkan uraian di atas tentang ketuban pecah dini penting diketahui oleh
seorang bidan, untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dalam mendeteksi resiko tinggi
persalinan dan dapat melakukan penanganan segera sehingga dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan ketuban pecah dini (KPD).
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Tentang Ketuban Pecah Dini.
2. Mahasiswa Dapat Memahami Etiologi Ketuban Pecah Dini.
3. Mahasiswa Dapat Memahami Mekanisme Ketuban Pecah Dini.
4. Mahasiswa Dapat Memahami Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini.
5. Mahasiswa Dapat Memahami Diagnosis Ketuban Pecah Dini.
6. Mahasiswa Dapat Memahami Pemeriksaan Penunjang Pada Kasus Ketuban Pecah
Dini.
7. Mahasiswa Dapat Memahami Pengaruh Ketuban Pecah Dini Pada Ibu dan Janin.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau sering disebut dengan premature repture of the
membrane (PROM) atau sering disebut sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum
waktunya melahirkan (Lazuardi, 2020)
Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of the Membranes (PROM)
adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya proses persalinan pada
kehamilan aterm. Sedangkan Preterm Premature Rupture of the Membranes (PPROM)
adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
(Mamede dkk, 2012). Pendapat lain menyatakan dalam ukuran pembukaan servik pada kala
I, yaitu bila ketuban pecah sebelum pembukaan pada primigravida kurang dari 3 cm dan
pada multigravida kurang dari 5 cm. Dalam keadaan normal selaput ketuban pecah dalam
proses persalinan (Cunningham, 2010).
Ketuban pecah dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten atau dengan
sebutan Lag Period. Ada beberapa perhitungan yang mengukur Lag Period, diantaranya 1
jam atau 6 jam sebelum intrapartum, dan diatas 6 jam setelah ketuban pecah. Bila periode
laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi pada ibu dan juga
bayi (Fujiyarti, 2016).
3
beresiko pada mengalami KPD, karena jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh
yang diakibatkan oleh vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang
mengakibatkan akhirnya selaput ketuban mengalami pecah spontan.
c. Serviks yang inkompeten kanalis servikalis yang selalu terbuka yang di sebabkan
karna kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curatage).
d. Tekanan pada intera uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus), misalnya trauma, hidramnion, gemelli.
e. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun
amnosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya di sertai infeksi.
f. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membran bagian bawah.
Kelainan letak pada janin dapat meningkatkan kejadian KPD karena kelainan letak
dapat memungkinkan ketegangan otot rahim meningkat sehingga dapat menyebabkan
KPD. Besar kecinya janin dan posisi janin yang dikandung tidak menyebabkan peregangan
pada selaput ketuban seperti pada keadaan normal, sungsang ataupun melintang, karena
sebenarnya yang dapat mempengaruhi KPD adalah kuat lemahnya selaput ketuban
menahan janin (Budi, Ayu Novita, 2017).
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput
ketuban akan muda pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya
dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir
terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm
merupakan hal yang fisiologis. KPD pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya
faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah Dini
prematur sering terjadi pada polihidromnion, inkompeten serviks, solusio plasenta
(Prawirohardjo,2014:678).
4
2.4 Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini (KPD)
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina,
aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini
tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang.
Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam,
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat merupakan
tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2017).
Adapun menurut Norma (2013) tanda dan gejala ketuban pecah dini meliputi:
a. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-
sedikit atau sekaligus banyak.
b. Dapat disertai demam apabila sudah terdapat infeksi.
c. Janin mudah diraba, pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering.
d. Pada pemeriksaan inspekulo tampak selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering atau tampak air ketuban mengalir.
e. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina dengan bau manis dan tidak
seperti bau amoniak.
f. Bercak vagina yang banyak.
g. Nyeri perut
h. Denyut jantung janin bertambah cepat yang merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
2.5 Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD)
Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban di vagina. Jika
tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau meminta
pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus
(Nitrazin test) merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu
lebih dari 38°C serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah > 15.000/mmᵌ . Janin
yang mengalami takikardia, mungkin mengalami infeksi intrauterine. Tentukan tanda-
tanda persalinan dan skoring pelvik. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa
dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan).
5
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini di lakukan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri
2.7 Pengaruh Ketuban Pecah Dini (KPD) Terhadap Ibu Dan Janin Adalah :
a. Prognosis Janin
1. Persalinan Prematuritas.
2. Prolaps funiculli/penurunan tali pusat.
3. Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi) Mengakibatkan
kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, apgar score rendah,
ensefalopaty, cerebralpalsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory
distress.
b. Prognosis ibu
1. Infeksi intrapartal dalam persalinan.
2. Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis
yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas.
3. Infeksi puerperalis/masa nifas.
4. Dry labour/Partus lama.
5. Perdarahan post partum.
6. Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC).
7. Morbiditas dan mortalitas maternal.
6
b. Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostrol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan persalinan
diakhiri:
a) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Wiwi. 2018. Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny”M” Dengan
Persalinan Ketuban Pecah Dini Di Rsud Syekh Yusuf Gowa Tanggal 18 Juli 2018.
BKKBN, Kemenkes, dan ICF International. 2013. Survei Demografi Kesehatan Indonesia
2012. Jakarta: BPS, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International.
Prawirohadjo,Sarwono. 2014. ILMU KEBIDANAN Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rogmawati, Nur dah Fibriana, Arulita Ika. 2018. Ketuban Pecah Dini Di Rumah sakit Umum
Daetah Ungaran. Higeia,24-25
Panjaitan, Marsaulina dan Tarigan, Andini Mentari. 2018. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin
Dengan Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Martha Friska. Jurnal Bidan Komunitas,1
(2), 68-69.
Rahmatina, Yanti. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Ketubah Pecah Dini Di
Ruangan Bersalin Rawat Inap Puskesmas Sikumana Tanggal 13 S/D 15 November Tahun
2018.
R.I. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir.
http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya- percepatanpenurunan-angka-kematian ibu-
dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/. Diakses tanggal 20 April 2020.
Ratnawati, Nopi Agustin. 2016. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny.S Umur 34 Tahun
G2P1A0 Umur Kehamilan 39minggu Dengan Ketuban Pecah Dini Di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
Setyarini, Didien Ika dan Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan