Anda di halaman 1dari 26

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)


DI IGD PONEK RSUD Dr. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
TAHUN 2022
Dosen Pembimbing : Rubiati Hipni, SST,M.Keb

Oleh:
Agil Parminisari
P07124119002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan
judul “Dokumentasi Asuhan Kebidanan Patologis pada ibu bersalin dengan Ketuban
Pecah Dini”
Nama : Ny.S
Umur : 20 Tahun
Alamat : jalan sungai andai

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


dokumentasi asuhan kebidanan mata kuliah praktik kebidanan III bagi Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan Semester VI.

Banjarmasin, Maret 2022

Menyetujui
Clinical Instructure Praktik Kebidanan III Mahasiswa

Sutarsih Endang Ningsih, S.ST Agil Parminisari


NIP: 197405102000122003 NIM. P07124119002
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang. Alhamdulillah, puji syukur kehdirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan dengan Ketuban Pecah Dini Di
Rumah Sakit Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2022”
Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan III.
Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan saya semoga laporan
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini dan kedepannya dapat lebih
baik
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Akhirnya besar harapan saya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Banjarbaru, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persallinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam Muchtar, 1998 )
Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercermin dari
penurunan angka kematian ibu ( Maternity Maternity Mortality Rate
Mortality Rate) sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai
dengan kondisi dan situasi setempat serta waktu. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup
atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal karena berbagai
sebab.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda
persalinan (Manuaba,1998). Ketuban pecah dini merupakan masalah penting
dalam bidang kesehatan yang berkaitan berkaitan dengan penyulit penyulit
kelahiran kelahiran prematur prematur dan terjadinya terjadinya infeksi
infeksi korioamnionitis korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan
infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2002). Ketuban pecah dini kemungkinan besar
menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya kompresi tali pusat, maka
dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk pemantauan ibu
maupun janin dengan ketat (Achadiat,1995).
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal
yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain
disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering
dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan
pengelolaan konservatif. konservatif. Dilema sering terjadi terjadi pada
pengelolaan pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama
pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya
proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif
ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan
tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama,
infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap
masuknya penyebab 3 infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti
pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan
membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. janinnya. Oleh karena
itu membutuhkan membutuhkan pengelolaan pengelolaan yang agresif agresif
seperti seperti diinduksi diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan
maksud untuk mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi; kedua,
adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada
kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi yang kurang
bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom (RDS) yang
disebabkan karena belum masaknya paru.
Protokol pengelolaan yang optimal harus memprtimbangkan 2 hal
tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk
merawat bayi yang kurang bulan. Meskipun tidak ada satu protokol
pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD,,tetapi harus ada panduan
pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan
dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada
ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu mendeskripsikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnose pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini
c. Mampu mendeskripsikan perencanaan kebidanan pada ibu hamil
dengn ketuban pecah dini
d. Mampu mendeskripsikan tindakan kebidanan pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan ketuban
pecah dini
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Ketuban Pecah dini


Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm ( faselaten ). Hal ini
dapat terjadi pada awal kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD Preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu.
KPD yang memeanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan. ( Nugroho, 2012)
Ketuban pecah d ini atau spontaneous/premature rupture of the membrane
( PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu : yaitu bila pembukaan
pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. ( Mochtar,
Rustam, 2011)

B. Etiologi
Menurut (Nugroho, 2012) penyebab KPD masih belum diketahui dan
tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan factor-
faktor yang berhubungan erat dengan KPD, Namun faktor-faktor mana yang
lebih berperan sulit diketahui:

Kemungkinan yang menjadi factor predisposisinyaadalah :

1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
2. Serviks yang inkompetensia
Kenalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks
uteri ( akibat persalinan, curratage )
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan( overdistensi ) misalnya trauma, hiddramnion, gamelli.
4. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
5. Kelainan letak, misalnya sungsamg, sehingga tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
terhadap membram bagian bawah.
6. Keadaan social ekonomi
Factor lain :
a. Factor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak
sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan
jaringan kulit ketuban.
b. Factor disporporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
c. Factor multi gradivitas, merokok dan perdarahan post partum.
d. Definisi gizi dan tambahan atau asam askorbat ( Vitamin C )
C. Beberapa Factor Resiko dari kpd :
1. Inkompetensi serviks ( leher Rahim)
2. Polihidramnion ( cairan ketuban berlebihan )
3. Riwayat KPD sebelumnya
4. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
5. Kehamilan kembar
6. Trauma
7. Serviks( leher Rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu.
8. Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis.
D. Dasar Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Menurut( Manuaba, 2010) Diagnosa Ketuban Pecah Dini tidak sulit
ditegakkan denga keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai
bau yang khas. Selain keterangan yang di sampaikan dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban, diantaranya uji ferning atau uji nitrazin.
Langkah pemeriksaan untuk menegaskan diagnosis ketuban pecah dini
adalah :
1. Pemeriksaan speculum, untuk mengambil sampel cairan ketuban di
forniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk keultur dan
pemeriksaan bakteriologis.
2. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati, sehingga tidak banyak
manipulasi darah pelvis untuk mengurangi kemungkinan infeksi asenden
dan persalinan prematuritas
E. Tanda dan Gejala.
Tandadan gejala pada ketuban pecah dini :
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
3. Janin mudah di raba
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban kering
5. Inspekulo :tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan
air ketuban sudah kering.
F. Komplikasi
Menurut( Prawirohardjo, 2013 ) komplikasi yang timbul akibat ketuban
pecah dini tergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal
maupun neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat,
deformitas janin, meningkatnya insiden SC atau gagalnya persalinan normal.
1. Persalinan premature
Setelah ketuban pecah segera disusul oleh persalinan, periode laten
tergantung umur kehamilan, pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24
jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50%
persalinan terjadi dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu
persalinan terjadi dalam 1 minggu .
2. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi
korioamnionitas. Pada bayi dapat dapat terjadi septicemia, pneumonia,
omfalitas. Umumnya terjadi karioamnionitis sebelum janin terinfeksi.
Pada KPD premature, infeksi lebih sering, terjadi dari pada aterm. Secara
umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan
lamanya periode laten
3. Hipoksia dan Asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali
pusat hingga terjadi asfiksia dan hipoksia. Terdapat hubungan antara
terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air
ketuban, janin semakin gawat .
4. Sindrom Deformitas Janin
KPD yang terjadi terlalu dini pertumbuhan janin terhambat, kelainan
disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasipulmonal.
G. Penanganan
Menurut Saifuddin (2010), penatalkasaan atau menangani KPD adalah
sebagai berikut :
1. Rawat di Rumah Sakit
2. Berikan Antibiotik ( Ampicilin 4x500 mg metronidazol 2x500 mg
selama 7 hari )
3. Jika umur kehamilan kurang dari 32-42 minggu, dirawat selama air
ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika umur kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi padakehamilan 37 minggu.
5. Jika umur kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik ( Salbotamol), dexametashonedani nduksi sesudah 24
jam
6. Jika umur kehamilan 32-37 minggu minggu, ada infeksi, beri antibiotic,
dan lakukan induksi.
7. Nilai tanda-tanda infeksi ( suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterine)
8. Pada umur kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin dan dilakukan kemungkinan kadar lesitin dan
spingomeilin tiap minggu dosisi bertambah 12mg perhari dosis tunggal
selama 2 hari. Deksametason IM 15 mg setiap 3-6 jam sebanyak 4 kali;
9. Jika umur kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila
gagal SC, dapat Pula di berikan Misoprostol 50 mg Intral vagina tiap 6
jam maksimal 4 kali.
10. Bila ada tanda tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan akhiri
persalilan.
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DI IGD PONEK RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
TAHUN 2018

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Rabu. 23 Maret 2022
Pukul : 23.00 WITA
No.RMK :-

IDENTITAS
Ibu Suami
Nama Ny. S Tn. S
Umur 20 tahun 29 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Sungai Andai

PROLOG
Ibu datang keruang IGD Ponek RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
tanggal 23 Maret 2022 pukul 23.00 WITA dengan indikasi ketuban pecah dini dengan
usia kehamilan 39 minggu . Ibu mengatakan keluar air – air sejak pukul 19.00 WITA.
Ibu merasakan sakit yang menjelar kepinggang dan sering. Hasil pemeriksaan
Punggung kanan, presentasi kepala, DJJ (+) 147 x/menit, His 4x/10’/42”, pembukaan
7, ketuban negative (-), usia kehamilan 39 minggu. Ibu mengatakan tidak memiliki
penyakit menular seperti Hepatitis, TBC dan HIV/AIDS. Ibu tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti asma, hipertensi dan diabetes mellitus, serta riwayat alergi.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh perut mules menjalar sampai kepinggang dan kencang-kencang
semakin kering.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaraan compos mentis, Tekanan Darah : 120/80 mmHg,
Nadi : 94 x/menit, Suhu : 36,2°C, Respirasi : 22 x/menit, sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, pada daerah wajah tidak ada odema. Hasil palpasi TFU 1
jari dibawah processus xyphoideus (32 cm), TBJ 2410 gram, dibagian fundus teraba
bokong, punggung kanan, presentasi kepala, sudah masuk PAP , DJJ (+) 147 x/menit,
teratur. His 5x/10`/45”. Pemeriksaan dalam diketahui porsio teraba lunak, pembukaan
7 cm, ketuban negative (-), penurunan kepala di hodge III, tidak ada penyusupan dan
titik penunjuk ubun-ubun kecil. Hasil pemeriksaan laboratorium, Hb : 11,2 gr%,
HBsAg (-), HIV (-).

ANALISA
G1P0A0 Hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif dengan Ketuban Pecah Dini
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
baik serta sudah memasuki proses persalinan serta memberitahu ibu untuk tidak
mengedan lebih dahulu karena pembukaan belum lengkap. Ibu mengerti
2. Melakukan kolaborasi dengan Dr. Sp. OG dalam memberikan rencana terapi :
a. Infus RL 28 Tpm dripoxy
b. Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 mg
3. Melakukan informed consent untuk melakukan pemasangan infus agar mencegah
ibu dehidrasi. Ibu mau dilakukan pemasangan infus
4. Melakukan pemasangan infus pada tangan kanan, Infus RL 20 tpm, terpasang
pada pukul 23.30 WITA
5. Mememastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan
komplikasi sudah lengkap.
6. Memberikan asuhan sayang ibu :
a. Menganjurkan ibu miring kiri untuk mempercepat penuruanan janin dan agar
tidak mengganggu asupan oksigen ke bayi.
b. Menganjurkan kepada ibu cara mengedan yang baik dan benar dengan cara
kedua kaki ditekuk dan dibuka lebar3 tangan berada dibawah pangkal paha,
dagu menyentuh dada dan pandangan focus keperut, menarik nafas panjang
lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut untuk mengurangi nyeri
kontraksi saat pembukaan 10 cm atau lengkap.
c. Menganjurkan ibu makanan dan minuman agar menambah tenaga pada saat
mengedan nanti dan mencegah terjadinya dehidrasi.
d. Menjaga privasi ibu dengan menggunakan penutup atau tirai
e. Melakukan massase pada pinggang untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu
tidak menahan BAB dan BAK
f. Meminta keluarga untuk mendampingi ibu agar rasa cemas ibu berkurang.
Ibu didampingi oleh suaminya
7. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf. Hasil terlampir
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1. Rabu, 23 Maret Data subjektif
2022 Ibu mengatakan mules-mules bertambah sering, dan
Pukul 23.00 WITA ada dorongan kuat untuk mengendan yang terasa
seperti mau BAB

Data Obejektif
Keadaan umum ibu nampak gelisah dan kesakitan
karena kontraksi, Tekanan darah : 120/80 mmHg,
Nadi :94 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Suhu :
36,5ºC, DJJ (+) 147 x/menit, his 4x/10’/15”, periksa
dalam portio tidak teraba, pembukaan lengkap (10
cm), penurunan kepala di Hodge IV. Terdapat tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Infus
RL terpasang di tangan kanan 20 TPM drep oxy

Analisa
G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu inpartu kala I
dengan ketuban pecah dini (KPD)

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik dan ibu telah memasuki
proses persalinan dengan pembukaan lengkap
(10 cm). Ibu mengerti
2. Menyiapkan alat pertolongan persalinan dan
perlengkapan bayi. Alat dan perlengkapan bayi
sudah siap
3. Memfasilitasi pendamping persalinan oleh
suami agar dapat memberikan dukungan
kepada ibu. Ibu didampingi oleh suami selama
proses persalinan
4. Memasang sarung tangan steril pada satu
tangan dan memasukan oksitosin 10 IU ke
dalam spuit 3 cc kemudian memasang sarung
tangan pada tangan yang belum terpasang
sarung tangan. Telah dilakukan.
5. Memasang underpad di bawah bokong ibu,
underpad sudah terpasang
6. Mengatur posisi ibu untuk persalinan dengan
posisi setengah duduk kaki ditekuk. Ibu sudah
dalam posisi dorsal recumbent.
7. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk
beristirahat dengan makan dan minum saat
tidak ada his. Ibu minum air putih disela his
Pukul 00.42 WITA
8. Membuka tutup partus set dan mencek kembali
kelengkapan peralatan dan bahan. Alat partus
lengkap
9. Melaksanakaan kala II membantu menolong
persalinan sesuai standar APN yaitu :
a. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik
dan benar yaitu menutup mulut, jangan
mengeluarkan suara agar tidak kelelahan,
meletakkan tangan ibu pada paha bagian
bawah dan tarik paha ibu jika terasa sakit,
mengangkat kepala, menempelkan dagu ke
dada sambil melihat perut serta melarang
ibu untuk mengangkat bokong saat
mengedan. Ibu mengerti dan melakukan
dengan baik
b. Saat kepala janin tampak didepan vulva
dengan diameter 5-6 cm, perineum tampak
kaku, pucat dan tidak elastic sehingga
dilakukan episiotomy pada saat kontraksi.
c. Meletakkan kain bersih dibawah perut ibu
saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.kain bersih sudah
diletakkan.
d. Satu tangan (kanan) menahan perimium
dengan dilapisi duk steril pad asaat sub –
occiput tampak dibawah simpisis dan
kepala berada didepan vulva dengan
Pukul 02.50 WITA
diameter 5-6 cm, dan tangan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi depleksi
yang kuat melahirkan UUK, UUB, dahi,
hidung, mulut dan dagu.
e. Memeriksa lilitan tali pusat. tidak ada lilitan
tali pusat.
f. Memegang kepala bayi secara biparental
setelah melakukan putaran paksi luar
menghadap kearah salah satu paha ibu,
menarik secara perlahan kebawah untuk
melahirkan bahu depan dan keatas untuk
melahirkan seluruh badan bayi. Pada pukul
01.50 WITA bayi berjenis kelamin laki-laki
lahir spontan belakang kepala, segera
menangis, dengan apgar score 8,9,10
10. Mengeringkan seluruh tubuh bayi dari lendir,
darah dan air ketuban, kecuali telapak tangan
bayi, kemudian menyingkirkan kain basah,
menyelimuti bayi dengan kain kering dan
bersih serta memakaikan topi untuk mencegah
hilangnya panas. Bayi dikeringkan dan
diselimuti dengan kain bersih dan memakai
topi.
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
2. Kamis, 24 Maret Data Subjektif
2022 Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
Pukul 03.00 WITA
Data Objektif
Fundus uteri setinggi pusat, tidakan janin kedua,
kontraksi umum baik, kandung kemih kosong,
perdarahan normal, tali pusat didepan vulva
memanjang, terdapat semburan darah mendadak dan
singkat.

Analisa
P1A0 Kala III

Penatalaksanaan
1. Memastikan tidak ada janin kedua. Janin tunggal.
2. Memberitahu kepada ibu bahwa ibu akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.
3. Melakukan manajemen aktif kala III:
a. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM dibagian
1/3 paha kanan bagian luar, 1 menit segera
setelah bayi lahir. Oksitosin telah disuntikkan.
b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
(PTT) dengan memindahkan klem pada tali
pusat hingga jarak sekitar 5 cm dari vulva ibu.
Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat
ke arah bawah dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri mendorong uterus keara belakang-
atas (dorsokranial). Menyambut plasenta
dengan menggunakan kedua tangan saat plasenta
tampak didepan introitus vagina sambil memutar
plasenta searah jarum jam secara perlahan
sehingga selaput ketuban terpilin, pukul 03.10
WITA plasenta lahir lengkap beserta selaputnya.
c. Melakukan masase uterus dan mengajarkannya
kepada ibu selama 15 detik dan uterus ibu sudah
berkontraksi dengan baik dan terasa bulat
kencang.
4. Memeriksa kelengkapan plasenta, bagian maternal
tidak ada pengapuran, kotiledon dan selaput
ketuban lengkap, bagian fetal insersi tali pusat di
tengah plasenta (sentralis), tali pusat segar. Plasenta
lahir lengkap

CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
3. Kamis, 24 Maret Data Subjektif
2022 Ibu mengeluh perutnya masih terasa mules dan
Pukul 03.35 WITA kelelahan

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76 x/menit,
pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh 37°C. Kontraksi
uterus baik, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat,
kandung kemih kosong, perdarahan ±150 ml, terdapat
laserasi jalan lahir derajat mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum dan otot perineum.

Analisa
P1A0 Kala IV, dengan laserasi jalan lahir derajat II

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksan kepada ibu dan
keluarga bahwa terdapat luka episiotomi pada jalan
lahir. Ibu dan keluarga mengerti
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan
penjahitan. Ibu menyetujui
3. Dokter melakukan penjahitan luka episotomi. Telah
dilakukan dengan teknik jelujur
4. Mengajari ibu cara memasase fundus atau perutnya
selama 15 detik searah jarum jam, bila perutnya
mengeras maka kontraksinya baik. Ibu melakukan
dengan baik
5. Memfasilitasi personal hygine, membersihkan
tempat persalinan dan mengganti pakaian ibu.
Tempat tidur ibu terlihat bersih dan rapi
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk
memulihkan tenaga. Ibu menghabiskan setengah
porsi nasi dan minum secangkir teh hangat yang
diberikan oleh keluarga
7. Melakukan pemantauan kala IV yaitu tekanan
darah, nadi, TFU, kontrasi uterus, kandung kemih
dan perdarahan pada 1 jam pertama setiap 15 menit,
1 jam kedua setiap 30 menit dan suhu 1 kali setiap
1 jam dengan partograf. Hasil terlampir
8. Ibu diantar keruang Nifas pukul 05.00 WITA.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan,
ketuban pecah dini yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
sebagai ketuban pecah dini. Faktor risiko di identifikasi agar dapat membantu
diagnosis antenatal dari KPD dan mendidik wanita dengan menjelaskan
faktor-faktor risikonya sebagai kebutuhan untuk melaporkan lebih awal jika
ada diantaranya yang terjadi. Identifikasi faktor risiko ini perlu dilakukan
untuk mencegah berbagai outcomes dari ketuban pecah dini baik yang
mempengaruhi bayi maupun ibu.
B. Saran
a. Bagi bidang kesehatan
Dapat menentukan suatu tindakan preventif dan promotif, seperti
memberikan informasi tentang risiko-risiko untuk terjadinya
ketuban pecah dini yang di antaranya infeksi, merokok,
definisiensi zat gizi, overdistensi dan serviks inkompeten. Serta
perlunya memberikan informasi untuk menumbuhkan kesadaran
ibu hamil pada saat antenatal care tentang tanda-tanda dari ketuban
pecah dini.
b. Bagi klien
Bagi klien khususnya ibu hamil, disarankan agar selalu melakukan
antenatal care secara rutin tiap semester, lebih waspada terhadap
faktor risiko ketuban pecah dini daan juga mengenali tanda-tanda
awal ketuban pecah dini sehingga dapat segera mencari
pertolongan medis secara cepat dan tepat
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida BagusGede. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Synopsis ObsetriJilid I Edisi 2. Jakarta : EGC

Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta :NuhaMedika

Prawirohardjo, Sarwono.2013. IlmuKebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka


Sarwono Prawirohardjo

Sukarno, Icesmi.2014.Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, Dan Neonates Resiko


Tinggi.Yogyakarta :NuhaMedika

Saifuddin, Abdul Bahri, Dkk.2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai