Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.

R 24
TAHUN
DENGAN SECTIO CAESAREA ATAS GAGAL INDUKSI
DI VK BERSALIN RSUD H. BOEJASIN KABUPATEN TANAH
LAUT
TAHUN 2022

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Kebidanan III


Dosen Pembimbing : Vonny Khresna Dewi, S.Si.T.,M.Kes

OLEH :
Maessy Wulan Sari
P07124119040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN
BANJARBARU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus kebidanan dengan judul


" Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. R Dengan Sectio Caesaria atas Gagal
Induksi Di Ruang VK Bersalin RSUD H.Boejasin Kabupaten Tanah laut Tahun
2022"

Nama : Ny. R

Umur : 28 tahun

Alamat : Kintap

Untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan III
dengan judul " Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. R Dengan Sectio Caesaria
atas Gagal Induksi Di Ruang VK Bersalin RSUD H.Boejasin Kabupaten Tanah
Laut Tahun 2022" oleh :

Nama : Maessy Wulan Sari

NIM : P07124119040

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Program Studi DIII


Jurusan Kebidanan Semester VI

Banjarbaru, Maret 2022

Pembimbing Lahan Mahasiswa

Eka Freda, S.ST Maessy Wulan Sari


NIP. 198906282011012007 NIM P07124119040

ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan III Asuhan Kebidanan


Persalinan Pada Ny. R Dengan Sectio Caesaria atas Gagal Induksi Di Ruang VK
Bersalin RSUD H.Boejasin Kabupaten Tanah Laut Tahun 2022 Maessy Wulan
Sari NIM : P07124119040

Banjarbaru, Maret 2022

Pembimbing I

Vonny Khresna Dewi, S.Si.T.,M.Kes


NIP : 197401051993022001

Pembimbing II

Hj.Isnaniah ,S.ST.,M.Pd
NIP : 196604101990032002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas
kehadirat-Nya telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahan kepada baginda tercinta kita yaitu, Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapaun laporan “Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny.R dengan Sectio
Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK Bersalin kabupaten Tanah Laut Tahun
2022 ” ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan pada kesempatan ini
saya mengucapkan terima kasih kepada Clinical Instructur (CI) yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Namun, tidak lepas dari itu, saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik
lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, saya ucapkan terima kasih dan saya berharap semoga laporan ini
bisa menambah pengetahuan kepada para pembaca.

Banjarbaru, Maret 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGAMBILAN KASUS..................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR
A. Induksi Persalinan...............................................................................4
B. Partus lama .........................................................................................7
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.R DENGAN
SECTION CAESARIA ATAS GAGAL INDUKSI DI RUANG VK
BERSALIN RSUD H.BOEJASIN TAHUN 2022.................................11
BAB IV
PEMBAHASAN……………………………………………………….17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komplikasi maternal merupakan penyebab langsung dari kematian
ibu. Setiap hari sekitar 1000 wanita meninggal karena penyebab yang
dapat dicegah dan berhubungan dengan kehamilan dan persalinan atau
sekitar 350.000 kematian setiap tahunnya (WHO, 2018). Diindonesia
sekitar 80% kematian ibu juga disebabkan oleh komplikasi langsung
obstetric terutama pendarahan, sepsis, aborsi tidak aman, pre-eklampsia
dan eclampsia serta partus lama atau partus macet.
Salah satu penyebab kematian adalah infeksi. Infeksi adalah salah
satu factor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini (KPD), infeksi yang
terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban. Penatalaksanaan KPD diusia
kehamilan > 35 minggu lakukan induksi, bila gagal dilakukan section
caesario.
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang
belum inpartu, baik secara operatif maupun medikasi, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinan
di mana pada akselarasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan
pada wanita hamil yang sudah inpartu. Induksipersalinan adalah upaya
untuk melahirkan pervaginam dengan merangsang timbulnya his bagi ibu
hamil yang belum inpartu sehingga terjadi persalinan.
Misoprostol adalah analog oral prostaglandin El sintetik yang saat
ini semakin popular digunakan dalam dunia obstetrika. Pemakaian paling
banyak adalah untuk induksi persalinan karena kemampuannya dalam
pematangan serviks dan memacu kontraksi myometrium juga dalam usaha
pencegahan dan pengobatan perdarahan postpartum karena efeknya yang
kuat sebagai uterotonika. Selain itu dari segi ekonomi obat ini tergolong
murah dan tahan terhadap suhu tropis sehingga dapat bertahan lama.
Menurut data Rekam medik RSUD H. Boejasin Pelaihari. Pada
tahun 2022 bulan Januari-Maret angka kejadian KPD di ruang VK

1
Bersalin sebanyak 47 (41%) kasus angka kejadian persalinan dengan
Induksi sebanyak 93 (80%) kasus dari 116 (100%) ibu yang melahirkan.
Berdasarkan uraian masalah tersebut penulis tertarik mengambil kasus
dengan judul Asuhan Kebidanan persalinan dengan Section caesaria atas
Gagal Induksi di RSUD H.Boejasin Kabupaten Tanah Laut.

2
A. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R Dengan Sectio
Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin RSUD Boedjasin
Kabupaten Tanah Laut .

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R Dengan
Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin RSUD Boedjasin
Kabupaten Tanah Laut
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R
Dengan Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin
RSUD Boedjasin Kabupaten Tanah Laut
b. Menetapkan diagnosis Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R
Dengan Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin
RSUD Boedjasin Kabupaten Tanah Laut.
c. Menyusun rencana Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R Dengan
Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin RSUD
Boedjasin Kabupaten Tanah Laut.
d. Melaksanakan tindakan rencana Asuhan Kebidanan Persalinan pada
Ny.R Dengan Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK
bersalin RSUD Boedjasin Kabupaten Tanah Laut.
e. Melakukan evaluasi rencana Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.R
Dengan Sectio Caesaria atas Gagal Induksi di Ruang VK bersalin
RSUD Boedjasin Kabupaten Tanah Laut.

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah wawasan dalam mencari pemecahan permasalahan pada
pasien gagal induksi
2. Manfaat Praktis

3
a) Bagi bidan
Dapat dijadikan bahan masukan dan tambahan dalam melakukan
tindakan kebidanan di Rumah Sakit guna meningkatkan mutu
pelayanan pada ibu bersalin dengan Section Caesaria atas Gagal
Induksi
b) Bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemecahan masalah yang
meningkatkan penatalaksanaan pada Ibu bersalin dengan Section
Caesaria atas Gagal Induksi
c) Bagi Penulis
Sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan
kebidanan dan memperbanyakan pendalaman dalam memberikan dan
Menyusun Asuhan Kebidanan Persalinan Dengan Sectio Caesaria atas
Gagal Induksi.

4
BAB II
KONSEP DASAR

A. Induksi Persalinan
1. Pengertian
Induksi persalinan adalah suatu upaya persalinan mulai
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan
jalan merasangsang timbulnya his.
Induksi persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang
aterm dalam keadaan belum terdapat tanda-tanda persalinan atau
belum inpartu, dengan kemungkinan janin dapat hidup diluar
kandungan (umur di atas 28 minggu).
2. Indikasi
Indikasi untuk dilakukan persalinan antara lain : faktor ibu tergantung
derajat penyakit.
a. Preeklamsia berat/ eklamsia yang tidak membaik dengan terapi
obat-obatan.
b. Diabetes mellitus
c. IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
d. IUGR ( Intra Uterine Growth Retardion)
e. Inkompatibilitas Rhesus
f. Prolanged Pregnancy (Usia Kehamilan lebih dari 41 Minggu)
g. Amnionitis atau Khorioamnionitis
h. Solusio Plasenta
i. Partus Tak maju
3. Kontraindikasi
Kontraindikasi induksi serupa dengan kontraindikasi untuk
menghindarkan persalinan dan pelahiran spontan factor janin meliputi
makrosomia yang besar, gestasi janin lebih dari satu, hidrosefalus
berat, malprestasi, atau status janin yang meresahkan. Beberapa
kontraindikasi ibu terkait dengan tipe insisi uterus sebelumnya,

5
anatomi panggul yang terdistorsi atau sempit, plasentasi abnormal, dan
kondisis seperti infeksi herpes genital aktif atau kanker serviks.
4. Persyaratan induksi antara lain adalah sebagai berikut :
a. Presentasi
Presentasi harus kepal. Induksi persalinan tidak boleh
dilakukan bila ada letak lintang, presentasi majemuk dan sikap
ekstensi pada janin, dan hampir tidak boleh dilakukan kalau
bayinya presentasi bokong.
b. Stadium Kehamilan
Semakin kehamilannya mendekati aterm, semakin mudah
pelaksanaan induksi.
c. Stasiun
Kepala janin harus sudah masuk panggul. Semakinrendah
kepala bayi, semakin mudah dan semakin aman prosedur tersebut.
d. Kematangan serviks
Serviks sudah harus, panjangnya kurang dari 1,3 cm (0,5
inci), lunak bisa dilebarkan dan sudah membuka untuk dimasuki
sedikitnya satu jari tangan dan sebaiknya dua jajri tangan. Cincin
ostium internum tidak boleh kaku. Keadaan yang lebih
menguntungkan adalah bilamana serviks berada dalam garis pusat
jalan lahir atau disebelah anteriornya. Bila serviks di sebelah
posterior, kondisi untuk induksi kurang menguntungkan.
e. Paritas
Induksi pada multipara jauh lebih mudah dan lebih aman
dari pada primigravida, angka keberhasilan meningkat Bersama-
sama paritas Maturitas janin. Umumnya semakin kehamilan
mendekati 40 minggu, semakin baik hasilnya juga bagi janin.
Kalua kehamilan harus diakhiri sebelum aterm, penguji naturitas
janin harus dilakukan untuk menetapkan sejauh mungkin apakah
janin akan dapat hidup diluar kandungan.
5. Penilaian Serviks (Bishop Skor)

6
Skor Bishop adalah metode objektif untuk mengkaji apakah serviks
siap untuk induksi persalinan. Unsur utama dalam pengkajian tersebut
adalah dilatasi, penipisan (panjang kanal serviks), posisi, konsistensi,
dan station bagian presentasi janin. Lima karakteristik yang berbeda
dipertimbangkan dan masing-masing diberi skor antara 0 dan 3. Jika
jumlah totalnya mencapai 6 atau lebih, prognosis untuk induksi adalah
baik.
Keberhasilan induksi persalinan tergantung pada skor pelvis. Jika
skor ≥ 6 biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jika ≤ 5,
matangkan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley.
6. Oksitosin
Salah satu metode yang paling umum dilakukan adalah metode
infus oksitosin. Menurut teori “See-Saw”, professor scapo dari
Universitas Washington menyatakan bahwa prostaglandin banyak
dijumpai dalam jaringan tubuh, progesterone mungkin menghalangi
kerja prostaglandin sehingga tidak terdapat kontraksi otot rahim,
oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi otot rahim. Pemberian prostaglandin langsung secara
langsung dapat meningkatkan kontraksi otot rahim. Prostaglandin
merupakan obat yang cukup mahal, sedangkan induksi persalinan
dengan oksitosin murah dan efektif.
Dosis interval penambahan dan lama pemberian masih banyak
diperdebatkan dan kemungkinan bervariasi menurut usia kehamilan,
paritas, dan skor serviks. Setiap klinik mempunyai protocol pemberian
oksitosin yang berbeda-beda untuk dipatuhi. Metode drip oksitosin
dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Sebaiknya dilakukan pada malam harinya ibu masuk rumah sakit.
b. Dapat diberikan laksan/enema
c. Dipasang infus dekstros 5% atau ringer laktat dengan 5 unit
oksitosin

7
d. Tetesan pertama antara 8-12 tetes per unit dengan perhitungan
setiap tetes mengandung 0,0005 unit sehingga dengan pemberian
12 tetes/menit terdapat oksitosin sebanyak 0,006 unit/menit.
e. Setiap 15 menit dilakukan penilaian. Jika tidak terdapat his
adekuat, jumlah tetesan ditambah 4 tetes, sampai maksimal
mencapai 40 tetes per menit atau 0,02 unit oksitosin/menit.
f. Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc
dekstros 5% g. Jika sebelum tetesan ke-40, sudah timbul kontraksi
otot rahim yang adekuat, tetesan terakhir dipertahankan, sampai
persalinan berlangsung h. Dalam literatur dikemukakan juga,
bahwa pemberian oksitosin maksimal setiap menit adalah 30-40 IU
atau tetesan sebanyak 40 tetes per menit dengan oksitosin sebanyak
10 IU.
Komplikasi pada induksi persalinan dengan oksitosin
anatara lain adalah sebagai berikut : Pecahnya vasa previa dengan
tanda perdarahan dan diikuti fetal distress, darah merah segar.
a. Prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat.
b. Gejala terjadinya rupture uteri imminens atau rupture uteri.
c. Terjadinya fetal distress karena gangguan sirkulasi retro-
plasenta pada tetani uteri atau solusio plasenta
d. Oksitosin nmerupakan obat yang kuat yang dapat
mengakibatkan rupture uteri yang berkaitan dengan cedera ibu
dan janin ataupun kematian. Namun dilaporkan saat ini rupture
uteri yang berkaitan dengan pemakaian oksitosin jarang
dijumpai bahkan pada wanita para, kecuali bila terdapat
jaringan parut di uterus.

B. Persalinan Lama
1. Pengertian
Persalinan kasep (partus kasep) adalah persalinan lama yang
disertai komplikasi ibu maupun janin. Persalinan lama adalah persalin
yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Ahli lain

8
berpendapat bahwa persalinan lama merupakan persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam, biasanya kala I lebih lama, fase aktif
dan laten menjadi lebih lama dan terjadi kegagalan dilatasi serviks
dalam waktu yang dapat diterima.
2. Etiologi
Menurut Rustam Mochtar pada dasarnya fase laten memanjang dapat
disebabkan oleh :
a) His tidak Etiologi efisien (adekuat)
b) Tali pusat pendek
c) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina,
tumor).
d) Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah
masuk dalam persalinan (inpartu) atau belum. Faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Menurut Wiknjosastro, pada
penilaian klinik bahwa prinsipnya persalinan lama dapat
disebabkan oleh :
1) His tidak efisien (adekuat)
2) Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina,
tumor).
Faktor - faktor penyebab partus lama antara lain kelainan letak
janin, kelainan - kelainan panggul, kelainan mengedan dan his,
pimpinan partus yang salah, terjadi ketidakseimbangan
sefalopelvik, dan primitua.
3. Patofisiologi
Partus lama partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus
berlangsung lebih dari 24 jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam.
Pada partus lama pada umumnya ibu dalam keadaan lelah, demikian
juga keadaan janin dan uterus. Bila partus lama dibiarkan tanpa
pertolongan aktif, tidak dapat diharapkan persalinan akan berakhir
sendiri tanpa membahayakan jiwa ibu maupun janin. Kadang – kadang
sulit memastikan partus lama dari segi waktu karena kesulitan

9
menentukan saat mulai inpartu. Untuk ini perlu diperhatikan adanya
tanda – tanda partus lama :
a. keadaan umum lemah kelelahan
b. nadi cepat, RR cepat
c. dehidrasi
d. perut kembung
4. manifestasi Klinis
gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan kasep antara
lin :
a) Dehidrasi
b) Tanda Infeksi antara lain temperature tinggi, nadi dan pernafasan
meningkat dan abdomen meteorismus.
c) Pemeriksaan abdomen antara lain meteorisme, lingkaran bandl
tinggi serta nyeri seegmen bawah rahim.
d) Pemeriksaan local vulva vagina meliputi edema vulva, cairan
ketuban berbau serta bercampur meconium.
e) Pemeriksaan dalam meliputi edema servik, bagian terendah sulit
didorong ketas, terdapat kapur pada bagian terendah. Keadaan
janin dalam rahim terjadi asfiksia sampai terjadi kematian. Akhir
dipersalinan kasep adalah rupture uteri imminen sampai rupture
uteri dan kematian karena pendarahan dan atau infeksi.
5. Penatalaksanaan
Penanganan khusus persalinan lama yaitu :
a. Persalinan palsu atau belum inpartu (False Labor) periksa apakah
ada infeksi saluran kemih atau ketuban peah apabila didapatkan
adanya infeksi, obati secara adekuat dan jika tidak ada, pasien
boleh rawat jalan.
b. Fase laten memanjang (prolonged Lated Phase) diagnosis fase
laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti,
pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin
teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 8 jam dan tidak

10
ada tanda - tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap
serviks. Penilaian serviks tersebut antara lain :
1) Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan
serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum
inpartu.
2) Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks,
lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin
atau prostaglandin.
3) Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam.
4) Jika pasien tidak masuk fase laten setelah dilakukan pemberian
oksitoksin selama 8 jam, lakukan sectiocecarea.
5) Jika didapatkan tanda - tanda infeksi (demam, cairan vagina
berbau)
6) Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitoksin
7) Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
a) Ampicillin 2 gram intravena setiap 6 jam
b) Ditambah Gentamicin 5 mg/kg berat badan intravena setiap
24 jam
8) Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca
persalinan
9) Jika dilakukan sectio cecarea, lanjutkan antibiotika dan
Metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam sampai ibu bebas
demam selama 48 jam.
6. Fase aktif memanjang
Jika tidak ada tanda - tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi
dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban. Nilai his :
a. Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan
lamanya kurang dari 40 detik), pertimbangkan adanya inersia uteri
b. Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
detik), pertimbangkan adanya disproporsi obstruksi, malposisi atau
malpresentasi.

11
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA
PERSALINAN NY.”R” DENGAN SECTIO CAESAREA
ATAS GAGAL INDUKSI DI RUANG VK BERSALIN RSUD
H. BOEJASIN KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2022

No Register : 31.76.37
Hari/Tanggal : Senin/ 04 April 2022
Waktu : 08.00 WITA

Identitas
ISTRI SUAMI
Nama Ny. R Tn. R
Usia 28 Tahun 25 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Makassar Banjar
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Kintap

Prolog
Ibu dirujuk dari RS Kh.Mansyur Kintap menggunakan Mobil ambulance datang
Di IGD Ponek RSUD H. Boejasin pada jam 04.00 WITA pada tanggal 04 April
2022, usia kehamilan 41 minggu ini merupakan kehamilan pertama, BB sebelum
hamil 64 Kg, BB saat hamil 75 Kg, Tinggi badan : 165 Cm, IMT : 23,5 Cm.
HPHT : 20-06-2021 HPL: 27-03-2022, Hb: 12,5 gr% mengeluh sakit perut
kencang menjalar sampai kepinggang, gerakan janin dirasakan aktif lebih dari
10x, ibu telah memeriksakan kehamilannya 8 kali di bidan terdekat. Ibu
mengkonsumsi obat tablet penambah darah, riwayat suntik TT 2 kali, TT1 pada
saat ingin menikah dan TT2 diberikan setelah 4 minggu TT1. Ibu mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, Asma, Diabetes Melitus, ibu

12
mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan. Pada jam
05.00 WITA sesuai Advice Dokter diberikan Misoprostol secara oral.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, Ibu mengatakan sakit semakin
sering, sakit kencang perut menjalar sampai kepinggang, Ibu mengatakan sejak
tanggal 03 April 2022 jam 10.00 WITA keluar air seperti air ketuban, bercampur
lendir darah.

DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum: Baik, Kesadaran Compos Mentis, Tekanan Darah: 130/80
mmHg, Nadi: 80 x/Menit, Suhu : 36,5º C, Respirasi : 22 x/Menit. Wajah tidak ada
oedema, Mata : Konjungtiva merah muda, Sclera putih, Payudara : normal,
simetris, putting menonjol, tidak ada pembesaran pembuluh limfe, dan belum ada
pengeluaran kolustrum, tidak ada luka bekas operasi, TFU : 30 Cm, teraba bulat
lunak tidak melenting (presentasi bokong), teraba keras seperti papan disebelah
kiri dan teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kanan, pada bagian bawah
perut ibu teraba keras bulat melenting (kepala) sudah masuk PAP, Konvergen His
3’10’40”, DJJ : 142 x/menit, VT pembukaan Ø 4 cm, portio tebal lunak, selaput
ketuban tidak teraba penurunan kepala di bidang Hodge I, Blood slym (+) tidak
ada oedem pada ektremitas atas dan bawah.

ANALISA
Ny.R, 28 Tahun G1P0A0, usia kehamilan 41 minggu kala I fase aktif dengan post
Aterm janin tunggal hidup

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan janin bahwa ibu dalam
kondisi ketuban pecah lebih dari 24 jam dan janin dalam keadaan baik-baik
saja

13
2. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak turun tempat tidur karena ketuban ibu
sudah pecah
3. Berkolaborasi dengan dokter.
a. Mengecek DJJ janin per 15 menit dan memberikan cairan RL+oxytosin
sesuai prosedur tetap
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ibu bertenaga disela-sela his
5. Menganjurkan ibu untuk berbaring menghadap kekiri agar bayi mendapatkan
oksigen yang cukup, ibu melakukan
6. Memberi dukungan kepada ibu dalam menghadapi persalinan, ibu merasa
tenang
7. Memantau kemajuan persalinan setiap 1 jam, terlampir pada lembar observasi

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal : 04 April 2022
Waktu : 10.00 WITA

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulesnya sudah semakin kuat.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 128/84 mmHg
b. Nadi : 80 x/Menit
c. Suhu : 36,6ºC
d. Respirasi : 22 x/menit
4. Abdomen
DJJ : 142 x/Menit teratur, His 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
5. Ekstremitas
Tangan kiri terpasang infus RL+Oxytocin 20 tpm.

14
6. Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, VT : pembukaan Ø 4
cm, selaput ketuban tidak teraba penurunan kepala di Hodge II, Blood slym
(+).

ANALISA
Ny. R 28 Tahun G1P0A0, usia kehamilan 41 minggu inpartu kala I fase aktif janin
tunggal hidup

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan , ibu mengetahui bahwa
ibu dan janin dalam keadaan baik.
2. Menganjurkan ibu untuk berbaring menghadap kekiri agar bayi
mendapatkan oksigen yang cukup. ibu melakukan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela his.
4. Memantau kemajuan persalinan ,melakukan pemeriksaan keadaan umum
tabda-tanda vital serta Detak Jantung Janin. Hasil terlampir dipartograf.
5. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menghadapi persalinan ini. Ibu
merasa lebih tenang

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal : 04 April 2022
Waktu : 11.00 WITA

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulesnya sudah semakin kuat.

OBJEKTIF

15
7. Keadaan Umum : sedang
8. Kesadaran : Composmentis
9. Tanda-Tanda Vital
e. Tekanan Darah : 128/84 mmHg
f. Nadi : 80 x/Menit
g. Suhu : 36,6ºC
h. Respirasi : 22 x/menit
10. Abdomen
DJJ : 142 x/Menit teratur, His 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
11. Ekstremitas
Tangan kiri terpasang infus RL+Oxytocin 20 tpm
12. Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, VT Ø 5 cm, selaput
ketuban tidak teraba penurunan kepala 3/5 di Hodge II, ubun-ubun kecil
(UUK) kiri depan, tidak ada molage.

ANALISA
Ny. R 28 Tahun G1P0A0, usia kehamilan 41 minggu inpartu kala I fase aktif janin
tunggal hidup

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan , ibu mengetahui bahwa
ibu dan janin dalam keadaan baik.
2. Menganjurkan ibu untuk berbaring menghadap kekiri agar bayi
mendapatkan oksigen yang cukup. ibu melakukan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela his.
4. Memantau kemajuan persalinan ,melakukan pemeriksaan keadaan umum
tabda-tanda vital serta Detak Jantung Janin.
5. Memberikan dukungan kepada ibu untuk menghadapi persalinan ini. Ibu
merasa lebih tenang

16
6. Melakukan evaluasi dengan dokter SpOG dalam pemberian innduksi
persalinan yaitu drip oxytocin 5 IU dalam injeksi RL sesuai Prosedur tetap
dan melakukan pemantauan satu jam persalinan, maka akan
dikonsultasikan dengan dokter SpOg.

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal : 04 April 2022


Waktu : 12.00 WITA

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan sudah tidak kuat lagi

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/Menit
c. Suhu : 36,5º C
d. Respirasi : 20 x/Menit
4. Abdomen
DJJ : 148 X/menit teratur. His 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Perlimaan 3/5
5. Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, VT Ø 10 cm
(lengkap), selaput ketuban tidak teraba (-),Penurunan kepala Hodge II
ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, Blood Slym (+)

ANALISA

17
G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu dengan kala II fase laten janin tunggal hidup
dengan gagal induksi.

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengetahui kondisinya
2. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman. Ibu miring kiri
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, Advice dokter yaitu :
a. Akan dilakukan section sesario dengan indikasi gagal induksi
b. Memasang indus RL 20 tpm
c. Melakukan skin tes cefotaxime 1 gr, hasil tidak alergi dan melakukan
injeksi injeksi cefoxatime 1 gr
d. Memasang kateter, terpasang 11.30 WITA terdapat 100 cc urine
4. Mengantarkan pasien keruang operasi
5. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap tenang menghadapi
persalinan dengan section caesaria.

18
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal : Senin, 04 April 2022


Jam : 15.00 WITA

PROLOG
Ny.R telah melahirkan anak perempuannya secara Section Caesaria, Jenis kelamin
Perempuan BB 3200 Gram, PB : 50 Cm, Kala II dan III berlangsung ± 1 jam di
Kamar Operasi, ibu masih belum boleh makan dan minum setelah persalinan, ibu
belum menyusui bayinya.

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa senang bayinya sudah lahir Ibu merasa nyeri dibagian
perut bekas persalinan section caesaria.

OBJEKTIF
Keadaan Umum : Sedang, Kesadaran : Composmentis, TD : 110/70 mmHg, N: 80
x/menit, R: 22 x/menit, S: 36,5º C. Konjungtiva pucat, sclera putih tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena jugularis, putting susu
menonjol, tidak ada benjolan, kolustrum sudah keluar, terdapat luka bekas operasi
terbslut kassa dan tidak ada tanda infeksi, kontraksi uterus baik TFU 2 jari
dibawah pusat, terdapat darah bewarna kemerahan, lochea rubra, terpasang
kateter, dan tidak ada hemoroid.

ANALISA
P1A0 post section casarea 2 jam

PENATALAKSANAAN
1. Memberikan dukungan mental kepada ibu, ibu merasa lebih tenang
2. Menganjurkan ibu untuk tetap berbaring di tempat tidur, ibu melakukan
yang dianjurkan

19
3. Memberitahukan ibu untuk mengganti pembalut jika sudah terasa penuh,
ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu apabila sudah diperbolehkan untuk makan dan minum
agar memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan agar banyak ASI yang
dihasilkan.
5. menganjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI Eksklusif, dan tidak
memberikan sufor kepada bayinya

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Induksi persalinan adalah suatu upaya persalinan mulai berlangsung


sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merasangsang
timbulnya his. Gagal induksi sesuai dengan teori yang dikemukakan Manuaba
(2015) penyebab gagal induksi adalah reaksi uterus tidak ada, kelainan letak
kepala, fase laten dan fase aktif memanjang, distres janin dan ruptur uteri
imminens. Pada kasus ini penyebabnya adalah fase laten dan fase aktif
memanjang, sesuai dengan teori yang Saifudin Persalinan lama adalah persalinan
yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir.

Pada kasus ini Ketika ibu datang diruang VK Bersalin RSUD H.Boejasin
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pengambilan dan
pemeriksaan laboraturium. Pada kasus ini diketahui IMT : 23,5 (normal) kenaikan
berat badan ibu 11 kg sesuai dengan BB yang dianjurkan. Dari hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital 80 x/Menit dan suhu : 36,5º C dari hasil pemeriksaan tersebut
tidak terdapat tanda-tanda korioamnionitis sesuai dengan teori Arikunto
Korioamnionitis adalah diagnosis klinis yang ditegakkan bila ditemukan demam >
38ºC dengan 2 atau lebih tanda tanda berikut, leukositosis > 15.000 sel/mm3,
DJJ> 160 kali/menit, frekuensi nadi ibu > 100 kali/menit, nyeri tekan fundus saat
tidak berkontraksi, cairan amnion berbau.
Dari hasil pemeriksaan abdomen tidak terdapat luka bekas operasi TFU :
30 Cm, Leopold I : teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), Leopold II :
teraba keras dan melenting (kepala) sudah masuk PAP, DJJ : 142 x/menit, his
3’10’40”.
Dari penatalaksanaan yang telah diberikan sesuai dengan asuhan
kebidanan yaitu dilakukan berkolaborasi dengan dokter spesialis Kandungan
melakukan induksi persalinan. Pada catatan perkembangan pada tanggal 04 April
2022 pukul 11.00 WITA pada pemeriksaan abdomen DJJ: 148 x/Menit His 4 kali
10 menit lamanya 40 detik. Pada genetalia vulva tidak ada kelainan, portio tebal
lunak, VT Ø 5 cm penurunan kepala 3/5 hodge II ubun-ubun kecil depan kiri tidak
ada molase. Keputusan akhir oleh dokter SpOG bahwa Ny.R menghadapi

21
persalinan secara section caesaria dengan indikasi gagal induksi. Sesuai dengan
teori Fadlun bahwa bila kehamilan lebih dari 37 minggu, bila induksi dengan
oksitosin gagal dilakukan section caesaria.

22
BAB VI
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Pada bab ini penyusun megambil suatu kesimpulan dari laporan
kasus yang berjudul asuhan kasus patologi kehamilan pada Ny. R usia
28 Tahun usia kehamilan 41 Minggu dengan section Caesaria atas
Gagal Induksi di RSUD H.Boejasin Kabupaten Tanah Laut.
1. Data Subjektif ibu mengatakan rujukan dari RS KH.Mansyur
Kecamatan Kintap Usia kehamilan 41 Minggu dengan indikasi
keluar cairan dari jalan lahir sejak pukul 10.00 WITA tanggal 03
April 2022 sudah mulas dan kencang-kencang.
2. Pada data Objektif berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang,
didapat bahwa vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak,
pembukaan 5 Cm. penurunan kepala Hodge II Ubun ubun kecil
(UUK) kiri depan, tidak ada molase.
3. Analisa yang dapat ditegakkan yaitu Ny.R usia 28 Tahun Usia
Kehamilan 41 Minggu kala II fase Laten dengan Section Caesaria
atas Gagal Induksi.
4. Penatalaksanaan berdasarkan data subjektif dan objektif yang
didapat penanganan yang dilakukan pada Ny.R memberitahu hasil
pemeriksaan dan melakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG yaitu
memberikan antibiotic dan dilakukan induksi persalinan,
memantau keadaan umum, tanda-tanda vital serta kemajuan
persalinan. Diberikan Advise oleh dokter SpOG bahwa Ny.R
menghadapi persalinan secara section Caesario dengan indikasi
gagal induksi.

B. SARAN
1. Untuk RSUD H. Boedjasin
Diharapkan tenaga kesehatan bisa mempertahankan
pelayanan yang sudah aik dalam penanganan setiap tindakan

23
kepada pasien sesuai SOP sehingga setiap pasien merasakan puas
atas pelayanan yang diberikan
2. Untuk klien
Dapat lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri seperti
menjaga pola nutrisi, memperhatikan personal hygiene dan
kebutuhan istirahat. Dan juga memperhatikan bayi yang baru
dilahirkan dnengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi serta pemberian
imunisasi.
3. Untuk Profesi
Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
berbagai kasus kegawatdaruratan dan komplikasi pada ibu hamil
khususnya pada kasus Sectio Caesaria atas gagal induksi dan
memberikan pelayanan sesuai tugas dan wewenang.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI 2015
2. Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ; 2015
3. . Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta, EGC 2016
4. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC ; 2018
5. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2016
6. Profil kesehatan Indonesia 2017

25

Anda mungkin juga menyukai