Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA G1 P0 A0


38-39 MINGGU KALA 1 FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH
DINI (KPD) ≥ 24 JAM DI RUANG DELIMA (VK)
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON

Oleh :
KELOMPOK 1

Estefaniah Apriyanti R. 23. 04. 17. 040


Iman Sobrin R. 23. 04. 17. 061
Rina Hardianti R. 23. 04. 17. 043
Suci Ayuni R. 23. 04. 17. 059
Wati Amaliah M R. 23. 04. 17. 035

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirroim,

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Seminar Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan
Diagnosa G1 P0 A0 38-39 Minggu Kala 1 Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini
(KPD) ≥ 24 Jam di Ruang Delima (VK) RSUD Waled Kabupaten Cirebon”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas


dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Nurokhim Satria Nugraha. S.Kom. selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra


Husada Indramayu
2. Riyanto, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua STIKes Indramayu
3. Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKes Indramayu
4. H.Taryumi, SST. selaku kepala ruangan di Ruang Di Ruang Delima (VK)
RSUD Waled Kabupaten Cirebon
5. Shanti Widiastuti, STr.Keb. selaku pembimbing klinik (CI) di Ruang
Delima (VK) RSUD Waled Kabupaten Cirebon.
6. Seluruh dosen dan staff karyawan STIKes Indramayu
7. Rekan-rekan seperjuangan program studi profesi ners angkatan XVII.

i
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi “Tugas Praktik Profesi
Ners pada Stase Keperawatan Maternitas (Intranatal)”. Dengan harapan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca sehingga Insya Allah dapat
bermanfaaat bagi kita semua.

Cirebon, 05 November 2023

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan .................................................................................................. 3

D. Manfaat ................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

A. Pengertian Ketuban Pecah Dini .......................................................... 5

B. Etiologi Ketuban Pecah Dini ............................................................... 5

C. Manifestasi klinis Ketuban Pecah Dini ................................................ 6

D. Patofisiologi Ketuban Pecah Dini ........................................................ 6

E. Komplikasi Ketuban Pecah Dini ......................................................... 7

F. Pemeriksaan Diagnostik Ketuban Pecah Dini...................................... 7

G. Penatalaksanaan Medis Ketuban Pecah Dini ....................................... 10

H. Asuhan Keperawatan .......................................................................... 12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL ............................ 22

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVIDANCE BASED NURSING (EBN) .. 62

A. Analisis Tindakan Keperawatan .......................................................... 62

B. Analisis Evidance Based Nursing (EBN) ............................................. 63

iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 70

A. Kesimpulan .......................................................................................... 71

B. Saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

KETUBAN PECAH DINI

A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan dan setelah satu jam ditunggu belum ada tanda-tanda
persalinan. Ketuban pecah dini dapat terjadi pada kehamilan cukup bulan maupun
pada kehamilan belum cukup bulan, pada keadaan ini dimana risiko ibu dan janin
meningkat. Ketuban pecah dini merupakan salah satu masalah dalam kasus
kedaruratan kehamilan dan persalinan. Setelah ketuban pecah, kuman yang berada
di servik mengadakan invasi ke dalam selaput ketuban (saccus amnion) dan dalam
waktu 24 jam cairan ketuban akan terinfeksi (Kennedy et al., 2019).
Masalah yang sering mengancam kehamilan yaitu adanya indikasi ketuban
pecah dini, ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban
sebelum waktunya melahirkan (Rohmawati & Fibriana, 2018). Ketuban pecah dini
sering menyebabkan dampak yang serius pada ibu serta bayinya, terutama dalam
kematian perinatal yang cukup tinggi (Legawati, 2018).
World Health Organization (WHO) tahun 2014, memperkirakan 800
perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses
kelahiran salah satunya akibat ketuban pecah dini. Prevalensi KPD di dunia
mencapai 2-10% dan KPD mempengaruhi sekitar 5-15% dari kehamilan dengan
insidensi tertinggi berada di Afrika. Angka kejadian KPD di Indonesia menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mencapai 5,6% dari semua
kehamilan (Byonanuwe et al., 2020).
Studi pendahuluan yang didapatkan penulis dengan menggunakan data
sekunder register dan rekam medis RSUP Dr. Sardjito yang dilakukan penulis pada
kasus Ibu yang mengalami KPD diperoleh data jumlah kasus ketuban pecah dini
tahun 2020 ada 45 kasus dengan kasus terbanyak pada bulan Juli sebanyak 7 kasus
dengan persentase 15.5%, tahun 2021 ada 40 kasus dengan kasus terbanyak pada

1
bulan April sebanyak 9 kasus dengan persentase 22.5%, tahun 2022 bulan Januari
sampai Mei ada 20 kasus dengan kasus terbanyak pada bulan April dan Mei
sebanyak 6 kasus dengan persentase 30%. Dampak yang ditimbulkan ketuban
pecah dini terhadap janin meliputi lahir belum cukup bulan (prematuritas), infeksi,
posisi janin (mal presentasi), prolaps tali pusat dan kematian saat persalinan,
sedangkan dampak terhadap ibu ialah persalinan lama, perdarahan setelah
persalinan, rahim tidak bisa berkontraksi kembali setelah melahirkan (atonia uteri),
infeksi persalinan.
Faktor risiko ibu yang mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini antara
lain pekerjaan, jumlah anak yang mampu hidup diluar rahim (paritas), umur,
riwayat ketuban pecah dini, usia kehamilan, infeksi, trauma, leher Rahim membuka
terlalu awal pada kehamilan (servik inkompeten) dan pendapatan (Prawirohardjo,
2016) dalam (P. A. D. Lestari, 2021).
Pertolongan pada ketuban pecah dini dapat dilakukan secara section
caesarea, tindakan sectio caesarea merupakan suatu tindakan guna melahirkanjanin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Dampak
yang sering timbul dari sectio caesarea terutama akibat ketuban pecah dini yaitu
infeksi, apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan menyebabkan
kematian pada ibu. Perawat harus berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu
dan bayi serta berkolaborasi dalam pemberian antibiotic profilaksis untuk
mengatasi komplikasi, sehingga setelah dilakukan Tindakan keperawatan yang
tepat dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi (Aspiani & Reny, 2017).
Peran perawat sebagai pelaksana adalah memberikan asuhan keperawatan
untuk menjaga kesehatan ibu dan janin serta mencegah terjadinya komplikasi.
Sebab itu asuhan keperawata pasien dengan ketuban pecah dini dilakukan dengan
tujuan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk
merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kabutuhan hidup,
memelihara kesehatan dan kesejahteraannya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S G1P1A0 Kala 1

2
dengan Fase Laten Dengan Ketuban Pecah Dini ≥ 24 Jam Di Ruang Delima (VK)
RSUD Waled Cirebon”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini
adalah menjelaskan mengenai pengertian ketuban pecah dini dan bagaimana
manajemen asuhan keperawatan yang diberikan mengenai ketuban pecah dini?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan ketuban pecah dini dengan
menggunakan metode proses keperawatan berdasarkan Evidence Based Practice.
2. Tujuan Khusus
Pengalaman menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, meliputi:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan ketuban
pecah dini.
b. Menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai pengkajian pada
pasien dengan ketuban pecah dini.
c. Menentukan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi
pasien dengan ketuban pecah dini.
d. Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan Intervensi pada
pasien dengan ketuban pecah dini.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan ketuban pecah
dini.
f. Melakukan pembahasan keperawatan pada pasien dengan ketuban
pecah dini.
g. Melakukan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan ketuban
pecah dini.

3
h. Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam proses
keperawatan pada pasien dengan ketuban pecah dini.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan maternitas khususnya
asuhan keperawatan pada ibu dengan ketuban pecah dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan ketuban pecah dini.
b. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan pasien mengenai tindakan yang dilakukan
dalam menangani ketuban pecah dini.
c. Bagi STIKes Indramayu
Dapat menjadi bahan referensi dan masukan mengenai implementasi
perawatan pada pasien dengan ketuban pecah dini.

d. Bagi Perawat RSUD Waled Cirebon


Dapat menjadi bahan informasi atau asuhan keperawatan dalam mengatasi
pasien dengan ketuban pecah dini.
e. Bagi Penulis Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya dalam melakukan studi
kasus mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan ketuban pecah dini.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ketuban Pecah Dini


KPD merupakan masalah penting dalam obstetrik yang dapat
menimbulkan masalah bagi ibu pada saat persalinan sampai masa nifas, seperti
infeksi pada persalinan, infeksi masa nifas, partus lama, meningkatnya tindakan
operatif dan morbiditas dan mortalias maternal. KPD juga bisa menimbulkan
komplikasi pada neonatal seperti kelahiran prematur, hipoksia dan asfiksia karena
kompresi tali pusat, terjadinya infeksi korioamnionitis (infeksi pada korion dan
amnion) dan juga meningkatnya insidensi seksio sesaria atau gagal persalinan
normal (Prawirohardjo, 2010).

B. Etiologi Ketuban Pecah Dini


Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut (Manuaba, 2003):
a. Inkompetensi serviks (leher rahim).
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.
b. Peninggian tekanan inta uterin.
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihandapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.
c. Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang, letak lintang.
d. Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum masuk
PAP (sepalo pelvic disproporsi).

5
e. Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh
penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah
pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
f. Riwayat KPD sebelumya.
g. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.
h. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu.

C. Manifestasi Klinis Ketuban Pecah Dini


Tanda gejala Ketuban pecah dini menurut Sujiyatini, dkk (2009) adalah
sebagai berikut :
a. Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
c. Janin mudah diraba.
d. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering.
e. Inspeksi: Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak
ada air dan ketuban sudah kering.
f. Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sujiyatini, et al.,
2009).

D. Patofisiologi Ketuban Pecah Dini


Secara fisiologis ketuban pecah menjelang persalinan adalah hal yang
normal. Kondisi ini aibat dari dilatasi serviks, kontkaksi uterus dan penembahan
berat janin sebagai teori persalinan yang mengaibatkan membrane ketuban pecah.
Akan tetapi akan membutuhkan penatalaksanaan khusus ketika ketuban pecah
sebelum waktunya inilah yang disebut ketuban pecah dini (Sujiyatini, et al., 2009).

6
Penyebab pasti ketuban pecah dini belum diketahui pasti akan tetapi ada
beberapa factor predisposisi yang mencetuskan ketuban pecah dini seperti infeksi
baik infeksi melalui selapu kelapun ataupun langsung pada cairan ketuban.
Selanjutnya adalah serviks yang inompeten, tekanan intrauterine yang meninggi,
trauma yang didapat dari hubungan seksual, serta kelainan letak. Sehingga jika
ditarik dua mekanisme besar secara umum, hal yang bias menyebabkan terjadinya
KPD yaitu faktor dari dalam uterus yakni segala hal yang mengakibatkan tekanan
intra uteri yang tinggi dan yang kedua adalah faktor dari pintu lahir si janin. Ketika
jalan lahir bayi itu tidak kompeten maka akan lebih mudah membran ketuban pecah
dan keluar dari vagina (Sujiyatini, et al., 2009).

E. Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada KPD antara lain (Nugroho, 2010):
a. Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan
37 minggu adalah sindrom distress pernapasan ( RDS = Respiratory Distress
Syndrome) , yang terjadi pada 10-40 % bayi baru lahir.
b. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD .
c. Semua ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis ( radang pada korio dan amnion).
d. Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada
KPD.
e. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
f. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD
preterm. kejadianya mencapai hamper 10 % apabila KPD preterm ini terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

F. Pemeriksaan Diagnostik Ketuban Pecah Dini


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
(Nugroho, 2010) :

7
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna , kosentrasi ,
bau , PH nya
2. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan : air ketuban ,
urine atau secret vagina.
3. Secret vagina ibu hamil ph : 4-5 , dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna , tetap kuning.
4. Tes lakmus (tes nitrazin) , jika kertas lakmus jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis) . Ph Air
ketuban 7-7,5 , darah dan ineksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
5. Mikroskopik (tes pakis) , dengan meneteskan air ketuban pada gelas
objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan gambaran
daun pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
1. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun
sering terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.

8
PATHWAY / WOC KPD

Persalinan Kala 1

His yang Gangguan


berulang Persalinan Kala
1
Peningkatan kontraksi Kanalis Kelainan Serviks Gameli,
dan pembukaan servik Infeksi inkompeten
servikalis selalu letak janin genetalia Hidramnion
uteeri terbuka akibat (sungsang) t
kelainan servik Ketegangan uterus
uteri Proses Dilatasi yang berlebihan
mengiritasi nervus Tidak ada biomekani berlebihan
pudendalis Mudahnya bagian terendah k bakteri serviks Serviks tidak bisa
pengeluaran yang menutupi menahan tekanan
air ketuban pintu atas Enzim Selaput intrauteri
Nyeri panggul proteoliitik
Persalinan ketuban
keluar menonjol dan
mudah pecah
Selaput
ketuban
mudah pecah

KETUBAN
PECAH DINI

Air ketuban terlalu Pasien tidak mengetahui


banyak penyebab & akibat KPD

kecemasan ibu terhadap Distosia (partus


keselamatan janin kering) Defisit Pengetahuan

Ansietas Laserasi pada jalan


lahir

9
G. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini
Penatalaksanaan untuk masalah KPD adalah sebagai berikut (Nugroho,
2010):
a. Pencegahan
1. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bacterial
2. Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk
mngurangi atau berhenti.
3. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil.
4. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir
bila ada faktor predisposisi.
b. Panduan mengantisipasi: jelaskan pasien yang memiliki riwayat
berikut ini saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban peccah.
1. Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan
prolaps tali pusat.
1) Letak kepala selain vertex
2) Polihdramnion
2. Herpes aktif
3. Riwayat infeksi streptokus beta hemolitiukus sebelumnya
c. Bila ketuban telah pecah
1. Anjurkan pengkajian secara saksama. Upayakan mengetahui waktu
terjadinya pecahnya ketuban.
2. Bila robekan ketuban tampak kasar:
1) Saat pasien berbaring terlentang, tekan fundus untuk melihat adanya
semburan cairan dari vagina.
2) Basahai kapas asupan dengan cairan dan lakukan pulasan pada slide
untuk mengkaji ferning dibawah mikroskop.
3) Sebagian cairan diusapkan kekertas Nitrazene. Bila positif,
pertimbangkan uji diagnostik bila pasien sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual tidak ada perdarahan dan tidak dilakukan pemeriksaan pervagina
menggunakan jeli K-Y.

10
3. Bila pecah ketuban dan / atau tanda kemungkinan infeksi tidak jelas,
lakukan pemeriksaan spekulum steril.
1) Kaji nilai bishop serviks.
2) Lakukan kultur serviks hanya bila ada tanda infeksi.
3) Dapatkan spesimen cairan lain dengan lidi kapas steril yang
dipulaskan pada slide untuk mengkaji ferning dibawah mikroskop.
4. Bila usia gestasi kurang dari 37 minggu atau pasien terjangkit herpes
Tipe 2, rujuk ke dokter.
d. Penatalaksanaan konservatif
1. Kebanyakan persalinan dimulai dalam 24-72 jam setelah ketuban
pecah.
2. Kemungkinan infeksi berkurang bila tidak ada alat yang dimasukan
kevagina, kecuali spekulum steril; jangan melakukan pemeriksaan vagina.
3. Saat menunggu, tetap pantau pasien dengan ketat.
1) Ukur suhu tubuh empat kali sehari; bila suhu meningkatkan secara
signifikan, dan / atau mencapai 380 C, berikan macam antibiotik dan pelahiran
harus diselesaikankan.
2) Observasi rabas vagina: bau menyengat menyengat, purulen atau
tampak kekuningan menunjukan adanya infeksi.
3) Catat bila ada nyeri tekan dan iritabilitas uterus serta laporkan
perubahan apa pun.
e. Penatalaksaan agresif
1. Jel prostaglandin atau misoprostol (meskipun tidak disetujui
penggunaannya) dapat iberikan setelah konsultasi dengan dokter.
2. Mungkin dibutuhkan rangkaian induksi pitocin bila serviks tidak
berespons.
3. Beberapa ahli menunggu 12 jam untuk terjadinya persalinan. Bila
tidak ada tanda, mulai pemberian Pitocin.
4. Berikan cairan per IV, pantau janin
5. Peningkatan resiko seksio sesaria bila induksi tidak efektif.

11
6. Bila pengambilan keputusan bergantung pada kelayakan serviks untuk
di indikasi, kaji nilai bishop setelah pemeriksaan spekulum. Bila diputuskan untuk
menunggu persalinan, tidak ada lagi pemeriksaan yang dilakukan, baik manipulasi
dengan tangan maupun spekulum, sampai persalinan dimulai atau induksi dimulai
7. Periksa hitung darah lengka bila ketuban pecah. Ulangi pemeriksaan
pada hari berikutnya sampai pelahiran atau lebih sering bila ada tanda infeksi.

H. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas ibu dan penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku bangsa,
status perkawinan, diagnosa medis, alamat dan penanggung jawab
2. Riwayat penyakit sekarang dan dahulu
Pernah menderita penyait infeksi/tidak, pernah dirawat di RS/tidak
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ada penyakit keturunan/tidak, ada alergi keturunan/tidak, ada penyakit
menular/tidak
4. Riwayat psikososial
5. Pola Fungsi Gordon
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada
klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan
nyeri.

12
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono,
yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut untuk melakukan BAB.
5) Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
orang lain.
7) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara
lain dan body image dan ideal diri.
10) Pola reproduksi dan social
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan.
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien
akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedre total setelah partus
sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.

6. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala

13
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan.
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah.
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sclera kuning.
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung.
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papilla mamae.
7) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
8) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.
9) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.

10) Muskulis skeletal


Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya
luka episiotomy.

14
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

I. ANALISA DATA

Data Senjang Penyebab/ Etiologi Masalah Tanda


(DS dan DO) keperawatan tangan
(SDKI) dan
nama jelas
Persalinan kala 1 Nyeri Akut Kelompok 1
Ds :
1. Mengeluh nyeri
His yang berulang
Do :
1. Tampak meringis
Peningkatan kontraksi
2. Gelisah
dan pembukaan
3. Frekuensi nadi meningkat
serviks uteri
4. Tekanan darah meningkat
5. Pola nafas berubah
Mengiritasi nerfus
pudendali

Nyeri akut
Ketubah pecah dini Ansietas Kelompok 1
Ds :
1. Merasa bingung
Air Ketuban terlalu
2. Merasa khawatir dengan
banyak
akibat dari kondisi yang
dihadapi
Kecemasan Ibu
3. Sulit berkonsentrasi
terhadap keselamatan
4. Mengeluh pusing
janin
Do :

15
Data Senjang Penyebab/ Etiologi Masalah Tanda
(DS dan DO) keperawatan tangan
(SDKI) dan
nama jelas
1. Frekuensi nafas meningkat Ansietas
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Muka tampak pucat
4. Suara Bergetar
Ketuban pecah dini Defisit Kelompok 1
Ds :
Pengetahuan
1. Menanyakan masalah yang
Pasien tidak
dihadapi
mengetahui penyebab
Do :
dan akibat KPD
1. Menunjukan perilaku yang
tidak sesuai anjuran
Difisit pengetahuan
2. Keliru terhadap masalah
3. Menunjukan perilaku yang
berlebihan

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Nyeri persalinan b.d dilatasi serviks
2. Ansietas b.d krisis situasi dan ancaman pada status terkini
3. Defisit pengetahuan b.d kurang informasi

16
K. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri persalinan Kontrol nyeri Manajemen nyeri
berhubungan Tingkat nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk mengetahui skala,
dengan dilatasi Setelah dilakukan tindakan 2. Kendalikan faktor lingkungan intensitas dan frekunsi nyeri
serviks keperawatan selama 2 x 15 yang dapat mempengaruhi 2. Menghindari faktor-faktor
menit, diharapkan pasien respon pasien terhadap yang dapat menyebabkan
apat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan rasa nyeri bertambah
nyeri persalinan, dengan
kriteria hasil: 3. Lajarkan teknik manajemen 3. Melatih ibu agar bisa
1. Pasien dapat nyeri seperti pernapasan dalam mengendalikan/beradaptasi
menggunakan teknik dengan nyeri yang di rasakan
manajemen nyeri nyeri 4. Monitor tingkat nyeri pasien 4. Memantau hasil intervensi
yang diajarkan yang sudah di berikan
2. Pasien dapat
mengontrol nyeri

17
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
2. Ansietas Tingkat Kecemasan Pengurangan kecemasan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Agar pasien dapat terbuka
dengan krisis keperawatan, selama 2 x 30 tenang dan meyakinkan. dengan perawat dan
situasi dan menit, rasa cemaas memudahkan perawat
ancaman pada berkurang, dengan kriteria melakukan pengkajian
status terkini hasil : 2. Jelaskan semua prosedur dan 2. Untuk mengurangi tegang
1. Pasien tidak sensasi yang mungkin akan pasien
menunjukkan adanya dirasakan oleh klien
kegelisahan. 3. Berikan informasi faktual 3. Agar pasien mengetahui
2. Wajah pasien tidak terkait diagnosis, perawatan dan kondisi terkini mengenai
tegang prognosis kesehatannya
3. TTV dalam rentang 4. Dorong keluarga untuk 4. Agar pasien merasa tenang
normal mendampingi pasien dengan
4. Tidak ada keringat cara yang tepat
dingin Terapi relaksasi
1. Gambarkan rasionalisasi dan 1. Menginformasikan ke pasien
manfaat relaksasi serta jenis teknik-teknik yag bisa

18
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
relaksasi yang tersedia digunakan untuk mengurangi
(misalnya musik, meditasi, cemas pasien
bernafas dengan ritme dan
relaksasi otot progresif).
2. Dorong pasien untuk 2. Agar pasien dapat rilex
mengambil posisi yang nyaman
3. Gunakan suara yang lembut 3. Agar pasien merasa tenang
dengan irama yang lambat dan tidak terancam
4. Tunjukkan dan praktekkan 4. Agar pasien lebih mengerti
teknik relaksasi pada pasien dengan teknik relaksasi yang
akan digunakan
3. Defisit Pengetahuan: Kehamilan Pendidikan kesehatan
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Targretkan sasaran pada 1. Agar penkes yang diberikan
berhubungan keperawatan selama 2 x 45 kelompok yang beresiko tinggi sesuai dengan sasaran yang
dengan kurang menit, diharapkan pasien inig dituju.
informasi mengerti bahwa pentingnya
perawatan pasca kehamilan

19
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
dan melahirkan, dengan 2. Indentifikasi faktor internal dan 2. Agar tidak terjadi
kriteria hasil : eksternal yang dapat kesalahpahaman, seperti
1. Mengetahui pentingnya menyebabkan masalah pada kultur bahasa yang berbeda
pendidikan kesehatan pasien
2. Mengetahui strategi 3. Ajarkan teknik yang menarik 3. Menarik minat pasien dan
untuk yang dapat dilakukan pasien keluarganya unttuk
menyeimbanngkan dan keluarga pasien melakukan apa yang
aktivitas dan istirahat 4. Berikan diskusi kelompok dan diinginkan penyaji
3. Mengetahui praktik gizi bermain peran untuk 4. Untuk meningkatkan
yang sehat mempengaruhi keyakinan keyakinan pasien dan
4. Mengetahui pola pasien terhadap kesehatan keluarganya mengenai
penambahan berat badan pendidikan kesehatan yang
yang sehat diberikan
5. Libatkan pasien dan keluarga 5. Agar pasien dan keluarganya
pasien dalam perencanaan dan memahami apa yang harus
implementasi gaya hidup atas dilakukan dan sesuai dengan
modifikasi perilaku kesehatan

20
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
kondisi sosial dan budaya
pasien
6. Tekankan pentingnya pola 6. Agar menghindari masalah
makan yang sehat yang pernah terjadi
sebelumnya
7. Lakukan evaluasi dari apa yang 7. Mengkaji ulang apakah hasil
sudah disampaikan sudah seperti yang
diharapkan

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA G1
P0 A0 KALA 1 FASE LATEN KETUBAN PECAH DINI (KPD) ≥ 24
JAM Di RUANG DELIMA (VK) RSUD WALED KABUPATEN
CIREBON

Kelompok : 1 (satu)
Tanggal Masuk VK : 25 Oktober 2023 jam 09.35
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2023 jam 10.23
Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2023 jam 09.17
No. Medical Record : 23985556

I. BIODATA
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama klien : Ny. S
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sarjana
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Sunda-Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Ketuban pecah dini
Alamat : Gulubanteng Lor

22
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 57
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gulubanteng Lor
Hubungan keluarga : Ibu kandung

II. DATA UMUM KESEHATAN


1. Kesehatan saat ini
Pasien mengatakan nyeri dibagian pinggang, dan mules hilang
timbul.
2. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Paliatif
Pasien mengatakan nyeri dirasakan ketika sedang tidak
melakukan aktivitas atau pada saat posisi supinasi.
b. Qualitatif
Nyeri seperti di tekan.
c. Region
Pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen bagian
bawah atau dibawah pusar dan sakit pinggang.
d. Scale/Severity→
Skala nyeri pinggang yang dirasakan pasien yaitu 7.
e. Time
Nyeri dirasakan saat sebelum tidur, kadang saat tidur
dan duduk terlalu lama, gejala dirasakan kadang-kadang.

23
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah sesak nafas tapi tidak ada penyakit
yang serius.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bapaknya mempunyai riwayat darah tinggi.
III. DATA UMUM KEHAMILAN
1. Kehamilan Direncanakan : Tidak
2. Status Obsetri : G1 P0 A0
3. HPHT
Haid pertama umur 13 tahun, dan haid terakhir 31 Januari 2023
HPL: Usia 38 minggu
4. Jumlah Anak Di Rumah : Belum mempunyai anak
5. Riwayat Persalinan Yang Lalu : Tidak ada

No Tahun Jenis Hasil Jenis Keadaan BB Masalah


Persalinan Kehamilan Kelamin Bayi Kehamilan
Waktu
Lahir
- - - - - - - -

6. Prenatal Care Jumlah Kunjungan ANC Selama Kehamilan: 3 kali


USG, 3 kali kebidan dan 4 kali ke puskesmas
7. Masalah Kehamilan
a. Trimester I : Mual dan muntah
b. Trimester II : Tidak ada
c. Trimester III : Tidak ada
8. Kontrasepsi Yang Pernah Dipakai: Tidak Ada
9. Rencana KB Saat Ini: Suntik
10. Kenaikan BB Selama Kehamilan: 14 Kg

24
11. Pendidikan Kesehatan Yang Ibu Inginkan:

√ Relaksasi Pernapasan
Manfaat ASI dan cara menyusui yang benar
Senam Nifas
Metode KB
Perawatan Perineum
Perawatan Payudara
Lain-lain (Sebutkan)

IV. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Presepsi Kesehatan
Pasien mengatakan mengetahui tentang kehamilan dan
kesehatannya
2. Pola nutrisi
a. Sebelum sakit
Makan : 2x1 hari
Minum : 5-6 x 1 hari
Pantangan : Tidak ada
b. Setelah sakit
Makan : 3x1 hari
Minum : 5x1 hari
Pantangan : Tidak ada
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1) BAB
a) Frekuensi : 1x2 hari
b) Warna : Kuning
c) Konsistensi : Normal
d) Penggunaan Pencahar : Tidak Ada

25
2) BAK
a) Frekuensi : 5-6 x 1 hari
b) Warna : Jernih
c) Bau : Amoniak
b. Setelah sakit
1) Saat Sakit
a) Frekuensi : 1x2 hari
b) Warna : kuning
c) Konsistensi : Normal
d) Penggunaan Pencahar : Tidak Ada
2) Setelah Sakit
a) Frekuensi :7-8 x 1 hari
b) Warna : Jernih
c) Bau : Amoniak
4. Pola aktivitas
a. Perawatan diri

0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan:
0 = Mandiri ;1 = Alat Bantu; 2 = Dibantu Orang Lain; 3 =
Dibantu Orang Lain dan Alat; 4 = Tergantung Total

26
b. Olah raga
Jenis : Jalan kaki
Frekuensi : 3-4 x 1 hari
c. Kegiatan di waktu luang
Menonton tv dan main hp
d. Pola kerja
Jenis pekerjaan : Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Jumlah jam kerja : 3 Jam
Jadwal kerja : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
5. Pola presepsi kognitif
Pasien mengatakan tidak ada gangguan atau masalah pada
pendengaran, pengelihatan, penciuman, maupun pengecapan serta
6. Pola tidur dan istirahat
a. Sebelum sakit
1) Waktu tidur : 22. 00 WIB
2) Lama tidur/hari : 7 jam
3) Kesulitan dalam hal tidur
Menjelang tidur
√ Sering/mudah terbangun
Merasa tidak puas setelah bangun tidur
b. Setelah sakit
1) Waktu tidur : 15 -20 menit
2) Lama tidur/hari : Tidak bisa tidur
3) Kesulitan dalam hal tidur
Menjelang tidur
√ Sering/mudah terbangun
Merasa tidak puas setelah bangun tidur

7. Pemeriksaan fisik

27
a. Tanda-tanda Vital
BB sebelum hamil: 59 Kg BB saat ini: 73 Kg
TB: 159 Cm
TD: 110/70 mmHg Nadi: 75x/menit
Respirasi: 21x/menit Suhu: 36,7 ͦ C
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak
Mata :
Konjungtiva an anemis
Sclera an ikterik
Bibir : Mukosa lembab
c. Leher
Penigkatan kelenjar getah bening : Tidak
Peningkatan kelenjar tiroid : Tidak
d. Dada
Payudara kanan atau kiri : Simetris
Konsistensi : Kenceng
Bengkak : Tidak
Benjolan : Tidak
Colostrum : Tidak
Striae : Ada Striae
Putting : Menonjol
e. Abdomen
Leopold I : Bokong
TFU : 32 cm
Kontraksi uterus : Ya
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : kepala janin sudah memasuki pintu atas
panggul Divergen
Leopold IV : Janin sudah masuk PAP

28
f. Ekstremitas : Atas dan Bawah
Edema kanan/kiri : Tidak
Varises : Tidak
g. Genetalia
Pemeriksaan dalam :Belum ada pembukaan (Masih
kuncup).
8. Konsep diri
Pasien mengatakan menyukai semua anggoa tubuhnya, pasien
mengatakan senang pada saat kehamilan selalu di pehatikan suami
dan anggota keluargaya.
9. Pola peran dan hubungan
Hubungan pasien dan suami baik dengan keluarga juga baik
terbukti saat pasien di rawat di Rumah Sakit suami dan keluarga
pasien selalu menemani dan mendampingi pasien. Pasien juga
sangat kooperatif saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat. Selain
itu, pasien mengatakan akrab dengan tetangga dan saudara-
saudaranya dan sering mengobrol.
10. Pola reproduksi seksual
a. Menstruasi pertama usia 13 tahun
b. Lama siklus 6 hari
c. Keputihan : Ya
d. Dismenorrhoe : Ya
e. Masalah hubungan seksual : Tidak ada
f. Operasi alat reproduksi : Tidak pernah
11. Pola kopinng
Sendiri Dibantu orang lain √
12. Keyakinan atau nilai
Pasien beragama islam dan pada saat sebelum melahirkan pasien
sering mendengarkan murotalan melalui handphone.

29
V. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
1. Isi partograf dan lampirkan
2. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal dan Jenis Nilai Normal dan Hasil dan Satuan
Pemeriksaan Satuan
25 Oktober 2023, 12.5 - 15.5 Hemoglobin : 11,7 gr%
pemeriksaan Lab 36 - 48 Hematokrit : 35 %
150 - 400 Trombosit : 228 mm^3
4 - 10 Leukosit : 12,4 /mm^3
82 - 98 MCV : 88,6 mikro m3
> 27 MCH : 29,8 pg
38 - 54 Eritrosit : 3,93 mm^3
0-1 Basolil : 1%
2-4 Eosinofil : 1%
3-5 Neutrofil Batang : 0%
50 - 80 Neutrofil Segmen : 73%
25 - 40 Limfosit : 20%
2-8 Monosit : 5%
- Gol Darah : O
- Rh : Positiv

3. Terapi yang diberikan

Tanggal dan Jenis terapi/dosis Indikasi


Jam
25 Oktober 2023 Misoprostol 25 mg Induksi persalinan
jam 15.20
25 Oktober 2023 Dextrose drip Meningkatkan
jam Oksitosin 5 IV ampul kontraksi uterus
dengan 20 tpm

30
Tanggal dan Jenis terapi/dosis Indikasi
Jam
25 Oktober 2023 Ceftriaxone 2x1 Mengatasi infeksi
jam 21.15 bakteri

VI. LAPORAN PERSALINA


1. Kala I
a. Pada jam 09.35 pasien dating ke ruang VK dengan G1P0A0
usia kehamilan 39 minggu, pasien dating dengan diagnose
KPD (Ketuban Pecah Dini) > 24 jam pada fase laten, keadaan
umum baik, kontraksi uterus 3 menit sekali, tanda dan gejala
persalinan nyeri dan sakit pinggang nyeri dirasa hilang timbul
skala nyeri 7. Pasien diberikan infus D5% dan misoprostol 25
mg pada jam 09.40, TD : 110/70 mmHg, N : 98, RR : 21, S :
36,5, PD : masih kuncup (belum ada pembukaan), HIS :
1x10’10”, DJJ : 147 x/meni. Pada jam 12.00 melakukan
observasi TTV, DJJ, dan HIS. Hasil TTV yaitu TD : 110/70
mmHg, N : 78 RR : 21 S: 36,5 HIS : 1x10’10”, DJJ: 145x
/menit.
b. Jam 15.10 melakukan evaluasi post miso ke-1, PD : v/v tak,
portio tebal lunak, sudah pembukaan 1, ketuban negative,
selaput positif, kepala hodge 1, HIS : 1x10,10”, DJJ : 150
x/menit. Konsul dokter Sp. OG advice: berikan misoprostol
ke-2.

c. Jam 15.20 memberikan misoprostol 25 mg pada pasien.


d. Jam 21.20 melakukan evaluasi miso ke-2 dan observasi TTV,
TD : 110/70 N : 89 RR : 21 S: 36,8, melakukan PD :
pembukaan 1, tidak ada ketuban.

31
e. Jam 21.30 – 22.00 melakukan CTG san memberikan infus
D5% + drip oxy 5 iv.
f. Jam 04.15 memberikan oxy 5iv yang ke-2
g. Jam 04.50 pasien mengatakan ingin mengedan dan
pemeriksaan dalam lengkap, tidak ada ketuban dan kepala
hodge 3, DJJ : 140 x/menit. Tindakan yang dilakukan yaitu
mendokumentasikan hasil pemeriksaan, melakukan
episiotomy dan persalinan jam 05.00, dengan keadaan bayi
lahir spontan dan menangis. Mengecek kembali fundus untuk
memastikan apakah ada bayi kedua.
2. Kala II
Tanggal 26 November 2023 Jam 04.35 klien tampak cemas,
pasien membutuhkan pendampingan khusus dari keluarga, bayi
lahir spontan pada jam 05.05 WIB dengan LK : 37 PB : 54 LP :
33 LD : 33 BB : 37 kg, Keadaan perineum rupture derajat 2,
perdarahan ±100 cc. TD : 100/70 N: 73 RR : 21 S :36,6. Diberikan
obat Dextrose, oxsitocin 5 iv.
3. Kala III
Pada tanggal 26 Oktober 2023 jam 05.25 plasenta lahir terdapat
rupture perineum derajat 2 perdarahan ±100 cc.
4. Kala IV
Kala IV dimulai pada pukul 07.00 WIB, TD : 110/80 N : 85 RR :
21 S : 36,7, keadaan uterus baik dan tidak ada ditensi kandung
kemih.

32
VII. ANALISA DATA

Tanggal Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda


dan jam (DS dan Do) Keperawatan Tangan
(SDKI) dan Nama
Jelas
Sabtu, 25 KALA 1 Agen pencedera Nyeri akut Kelompok
okt 2023, DS: fisiologis 1
jam 1. Pasien
10.00 mengatakan nyeri
WIB dirasakan ketika
sedang kontraksi Peningkatan kadar
atau pada saat ocytoxin
posisi supinasi,
nyeri seperti
ditekan, nyeri Peningkatan
dibagian abdomen kontraksi uterus
bagian bawah atau
dibawah pusar dan
sakit pada bagian
pinggang, skala Nyeri akut
nyeri 7 (0-10),
nyeri dirasakan
saat belum tidur
kadang saat tidur
dan duduk terlalu
lama, nyeri hilang
timbul.

DO:
1. Pasien tampak
meringis.
2. Sulit tidur
3. Gelisah

KALA 1 Kurang kontrol Gangguan


DS: tidur Pola Tidur
1. Pasien
mengatakan sulit
tidur karena nyeri Nyeri kontraksi

33
Tanggal Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
dan jam (DS dan Do) Keperawatan Tangan
(SDKI) dan Nama
Jelas
2. Pasien Sering mudah
mengatakan terbangun
mudah terbangun
saat tidur
3. Keluarga pasien Frekuensi pola
mengatakan tidur tidur menurun
hanya 15-20 menit
saja karena
kontraksi. Gangguan pola
DO: tidur
1. Pasien tampak
gelisah
2. Pasien tampak
meringis

KALA 1 Gangguan adaptasi Gangguan


Ds: lingkungan rasa nyaman
1. Pasien
mengatakan sulit
untuk rileks
karena mules Pola eleminasi
Do : berubah
1. Pola eliminasi
berubah
2. Tampak
merintih Frekuensi tidur
3. Mengeluh sulit menurun
tidur
4. Tampak luka
jaitan pada Gangguan rasa
perineum nyaman
derajat 2

34
Tanggal Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
dan jam (DS dan Do) Keperawatan Tangan
(SDKI) dan Nama
Jelas
5. Tampak
kemerahan
pada perineum

KALA 2 Pengeluaran janin Nyeri


Ds : Persalinan
1. Mengeluh
nyeri Hiis yang berulang
Do :
1. Wajah tampak
meringis
2. Berposisi Peningkatan
meringankan kontraksi dan
nyeri pembukaan serviks
3. Uterus terabah uteri
membulat

Mengiritasi
nervuspudendalis

Nyeri Persalinan

KALA 3 Komplikasi pasca Resiko


Ds : - partum Perdarahan
Do :
1. Pasien tampak
lemes Darah keluar dari
2. Perdarahan ± serviks
100 cc
3. Tekanan darah
110/80 Resiko pendarahan

KALA 4 Kerusakan Resiko


Ds : - integritas kulit Infeksi
Do :

35
Tanggal Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda
dan jam (DS dan Do) Keperawatan Tangan
(SDKI) dan Nama
Jelas
1. Tampak luka
dibagian
perineum
2. Terdapat luka Mudahnya
jahitan di mikroorganisme
perineum masuk secara
3. Kemerahan asenden
pada perineum

Resiko Infeksi

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS


Kala 1
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d nyeri dibagian bawah
perut dan pinggang, skla nyeri 7 (1-10), dan pasien tampak
meringis.
b. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d tidur hanya 15-
20 menit, sering mudah terbangun karena nyeri dan pola
eleminasi berubah.
c. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi lingkungan d.d
pasien sulit tidur, gelisah, meringis, dan pola eleminasi berubah.
Kala 2
a. Nyeri Persalinan b.d pengeluaran janin d.d Berposisi
meringankan nyeri dan uterus terabah membulat.

Kala 3

a. Resiko pendarahan b.d komplikasi pasca pastum d.d Pasien


tampak lemes dan perdarahan ± 100 cc.

36
Kala 4

4. Resiko Infeksi b.d kerusakan integritas kulit d.d Tampak luka


dibagian perineum terdapat luka jahitan di perineum dan kemerahan
pada perineum

37
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan


dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
KALA 1 Setelah dilakukan tindakan Observasi: Observasi: Kelompok 1
Nyeri Akut selama 1x24 jam diharapakn 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk
nyeri akut dapat membaik karakteristik, mengetahui
dengan kriteria sebagai durasi, frekuensi, lokasi,
berikut: kualitas, insensitas karakteristik,
nyeri durasi, frekuensi,
Indikator IR ER kualitas,
1. Keluhan insensitas nyeri
nyeri 2. Identifikasi skala 2. Untuk
2. Meringis nyeri mengetahui skala
3. Kesulitan nyeri pasien
tidur

38
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
Terapeutik: Terapeutik:
1. Berikan teknik 1. Untuk meredakan
nonfarmakologis nyeri pasien.
untuk meredakan
nyeri (Teknik
relaksasi nafas
dalam).
2. Fasilitasi istirahat 2. Agar pasien
dan tidur. nyaman.

Edukasi: Edukasi:
4. Jelaskan penyebab, 1. Agar pasien
periode, dan pemicu mengetahui dan
nyeri. mengerti tentang

39
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri.

Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Observasi: Observasi: Kelompok 1


tidur 1x24 jam gangguan pola 1. Identifikasi 1. Untuk
tidur dapat teratasi dengan pola aktifitas mengetahui
kriteria hasil sebagai berikut: dan tidur. pola aktifitas
Indikator IR ER dan tidur.
Keluhan sulit 2 4 2. Identifikasi 2. Untuk
tidur faktor mengetahui
Keluhan tidak 2 4 pengganggu
puas tidur tidur.
2 4

40
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
Keluhan
istirahat tidak Terapeutik:
cukup 1. Modifikasi Terapeutik:
lingkungan. 1. Agar pasien
2. Lakukan prosedur nyaman untuk
untuk tidur.
meningkatkan 2. Agar pasien
kenyamanan merasa nyaman.
(posisi miring
kanan dan miring
kiri).
Edukasi:
1. Jelaskan Edukasi:
pentingnya tidur

41
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
cukup selama 1 1. Agar pasien
sakit. memahami dan
melaksanakan
tidur cukup
selama sakit

Gangguan Rasa Setelah dilakukan tindakan Observasi: Observasi: Kelompok 1


Nyaman keperawatan 1x24 jam 1. Identifikasi 1. Untuk
diharapkan gangguan rasa kesediaan mengetahui
nyaman membaik denga kemampuan dan kesediaan
kriteria hasil: penggunaan kemampuan
teknik sebelumnya pasien dalam
penggunaan

42
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
Indicator IR ER (teknik relaksasi teknik
Keluhan tidak 2 4 nafas dalam). sebelumnya.
nyaman Terapeutik: Terapeutik:
Keluhan sulit 2 4 1. Gunakan pakaian 1. Agar pasien
tidur yang longgar nyaman
Merintih 2 4 2. Anjurkan rileks 2. Agar pasien rileks
dan merasakan dan tidak gelisah
sensasi rileks 3. Agar gangguan
3. Anjurkan sering rasa nyaman
mengulangi atau karena nyeri
melatih teknik dapat berkurang.
yang dipilih.

43
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
KALA 2 Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi : Kelompok 1
Nyeri 1x24 jam Nyeri melahirkan 1. Identifikasi 1. Untuk
Melahirkan dapat teratasi dengan kriteria penurunan mengetahui
hasil sebagai berikut: tingkat energi, penurunan
Indikator IR ER ketidakmampu tingkat
Keluhan nyeri 2 3 an energi,
Meringis 2 5 berkonsentrasi, ketidakmamp
Gelisah 2 5 atau gejala lain uan
yang berkonsentra
mengganggu si, atau gejala
kemampuan lain yang
kognitif mengganggu
kemampuan
kognitif.

44
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
Terapeutik : Terapeutik :
1. Gunakan 1. Agar pasien
pakaian nyaman
longgar

Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan 1. Agar pasien
tujuan, mengetahui
manfaat, tujuan,
batasan dan manfaat,
jenis relaksasi batasan dan
yang tersedia jenis teknik
(Teknik relaksasi afas
dalam dan

45
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
relaksasi nafas bisa
dalam) melakukanny
a cara
mandiri
2. Agar pasien
2. Anjurkan nyaman
posisi yang
nyaman
KALA 3 Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi : Kelompok 1
Resiko 1x24 jam diharapkan resiko 1. Monitor tanda dan 1. Untuk
Pendarahan pendarahan dapat teratasi gejala penderahan mengetahui
dengan kriteria hasil sebagai tanda dan
berikut: gejala
Terapeutik : penderahan

46
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
Indikator IR ER 1. Pertahankan bed Terapeutik :
Kelembaban 4 2 rest selama 1. Untuk
kulit perdarahan memuihkan
Pendarahan 2 4 kondisi
vagina pasien
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan Edukasi :
gejala pendarahan 1. Agar pasien
mengetahui
tanda dan gejala
pendarahan

KALA 4 Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi : Kelompok 1


Resiko Infeksi 1x24 jam diharapkan resiko

47
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
pendarahan dapat teratasi 1. Monitor tanda dan 1. Untuk
dengan kriteria hasil sebagai gejala infeksi mengetahui
berikut: local dan sistemik tanda dan gejala
Indikator IR ER infeksi local dan
Kemerahan 3 5 sistemik
Nyeri 2 4 Terapeutik : Terapeutik :
1. Pertahankan 1. Agar
teknik aseptic mikroorganisme
pada pasien tidak mudah
beresiko tinggi masuk dan
memutus rantai
mikroorganisme
Edukasi : Edukasi :

48
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan Tanda Tangan
dan Keperawatan Tujuan (SLKI) Rencana Tindakan Rasional dan Nama Jelas
jam (SIKI)
1. Jelaskan tanda dan 1. Agar pasien
gejala infeksi mengetahui
tanda dan gejala
infeksi

X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

49
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
Kala I 1. Mengidentifikasi lokasi, S: Pasien mengatakan Kelompok 1
Nyeri Akut karakteristik, durasi, nyeri nya berkurang
frekuensi, kualitas dan setelah dilakukan
intensitas nyeri. Tehnik tarik napas
Respon : Pasien dalam
mengatakan nyeri nya
sudah berkurang. O: Skala nyeri pasien
2. Mengidentifikasi skala dari nyeri 7 turun
nyeri. menjadi 3
Respon : Pasien
mengatakan skala nyeri 2 A : Nyeri akut teratasi
3. Memberikan teknik tarik
napas dalam Respon : P : Intervensi di
pasien mengatakan setelah hentikan

50
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
melakukan tehnik tarik
napas dalam nyeri nyah
berkurang
Gangguan 1. Mengidentifikasi pola S: Pasien mengatakan
Pola Tidur aktifitas dan tidur sudah bisa tidur dengan
Respon : Pasien nyenyak
mengatakan sudah bisa
tertidur dengan nyaman O: Pasien sudah tidak
2. Mengidentifikasi faktor tampak gelisah pasien
pengganggu tidur sudah tidak meringis
Respon : pasien
mengatakan tidurnya A: Masalah gangguan
nyaman karena nyeri nya pola tidur teratasi
berkurang

51
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
3. Melakukan prosedur P: Intervensi di hentikan
miring kanan miring kiri
Respon : Pasien
mengatakan bisa tidur
dengan melakukan miring
kanan dan miring kiri
4. Menjelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
Respon : pasien
mengatakan tidur nya
mulai nyenyak

52
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
Gangguan 1. Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan
Rasa Nyaman kesediaan, kemampuan lebih nyaman dalam
dan pengunaan tehnik beristirahat
sebelum nya (Teknik tarik
napas dalam ). O : Pasien terlihat lebih
Respon : pasien tenang dan juga tidak
mengatakan setelah di gelisah
ajarkan teknik tarik napas
dalam pasien merasa A : Gangguan rasa
nyaman karena nyeri nya nyaman teratasi
berkurang
2. Menggunakan pakaian P: Intervensi di hentikan
yang longgar

53
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
Respon : pasien
mengatakan lebih nyaman
menggonakan pakaian
yang longgar
3. Mengjarkan rileks dan
merasakan sensasi rileks
Respon : pasien
mengatakan lebih tenang
dan tidak gelisah
4. Menganjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
Respon : pasien
mengatakan teknik tarik

54
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
napas dalam dapat
mengurai nyeri yang di
alami
Kala II 1. Indentifikasi penurunan S: Pasien megatakan
Nyeri tinggkat energy, nyeri nyah berkurang
melahirkan ketiakmampuan saat dilakukan tarik
berkonsentrasi atau napas dalam
gejala lain yang
menggagu kemampuan
kognitif O: Pasien tampak lebih
Respon: pasien tenang, tidak terlalu
mengtakan sangat nyeri gelisah
seperti ditusuk tusuk

55
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
2. Gunakan pakaian longgar A:Masalah nyeri
Resspon: pasien melahirkan teratasi
mengatakan sudah sebagian.
menggunakan pakaian
yang longgar. P: intervensi
dilanjutkan

3. Jelaskan tujuan, manfaat,


batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
(relasasi tehnik napaa
dalam
Respon: pasien
mengatakan tarik napas

56
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
dalam mampu mengurai
nyeri

4. Anjurkan posisi yang


nyaman
Respon: pasien
mengatakan nyeri
berkurang bila miring
kanan dan kiri
Kala III 1. Memonitor tanda dan S: pasien mengatakan
Resiko gejala pendarahan keluar darah dari jalan
Pendarahan Respon : pasien lahir
mengatakan keluar darah
dari jalan lahir

57
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
O: pasien mengeluarkan
2. Menjelaskan tanda dan darah dari jalan lahir
gejala pendarahan
A.masalah resiko
pendarahan diatasi
sebagian

P: intervensi
dilanjutkan

58
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
Kala IV 1. Memonitor tanda dan S: Pasien mengatakan
Resiko gejala infeksi local dan nyeri di bagian
infeksi sistemik perenium berkurang
Respon : pasien
mengatakan luka di O: kemerahan di area
perineum sudah tidak perineum tampak
terlalu nyeri berkurang
2. Mempertahankan tehnik
aseptic pada pasien A: Resiko infeksi
resiko tinggi teratasi
Respon: Pasien
mengatakan kemerahan P :Intervensi dihentikan
di bagian perineum
sudah berkurang

59
Diagnosa Tanggal, Implementasi Keperawatan Tanda Tanggal, Evaluasi Tanda
Keperwawatan Waktu Tangan & Waktu Tangan &
Nama Jelas Nama Jelas
3. Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi
Respon: pasien
mengatakan sudah
mengetahui tanda dan
gejala infeksi

60
BAB IV

EVIDANCE BASED NURSING (EBN)

Berdasarkan hasil analisis Asuhan Keperawatan Intranatal yang

dilakukan pada Ny.S dengan diagnosa G1 P0 A0 Kala 1 Fase Laten dengan

Ketuban Pecah Dini (KPD) ≥ 24 Jam. Dimana proses Asuhan Keperawatan

ini dilaksanakan pada 25 Oktober 2023 di Ruang Delima (VK) RSUD Waled

Kabupaten Cirebon.

A. Analisis Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan merupakan proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau

mengurangi masalah-masalah pasien, dalam menentukan tahap perencanaan

bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan danketerampilan diantaranya

pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan

klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,

kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis

tujuan, serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam

memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam

melaksanakan kerjasama dengan tingkat kesehatan lain.kegiatan perencanaan

ini meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta

tindakan (Hidayat, 2009).

61
Pada kasus ini penulis memberikan tindakan Asuhan keperawatan

yaitu Manajemen Nyeri Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam pada Ny. S

yang berumur 25 tahun. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk

asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

dan keluarga bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan

inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan secara perlahan.

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Borley,

2016).

B. Analisis Evidance Based Nursing (EBN)

Evidance Based Nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan

penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian randomized

control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood & Haber, 2006). Menurut

Sackeett et al, (2009) EBN adaalah suatu sintesis dan penggunaan temuan

ilmiah dari berbagai jenis penelitian termasuk randomized control trial,

penelitian deskriptif, informasi dari laporan kasus dan pendapat pakar.

Pendapat lain dari Dharma, (2011) mendefinisikan EBN sebagai suatu

integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil penelitian terbaik yang telah

melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam

praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima layanan

keperawatan.

62
Penerapan EBN pada jurnal Imelda Diana Marsalia & Nina

Tresnayanti yang berjudul “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di PMB Y

Karawang” Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menggunakan

Skala Numeric Rating Scale (NRS), Terdapat nilai rata – rata skala nyeri

persalinan adalah 7,07 dengan standar deviasi menunjukkan angka 1.464.

Setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi nafas dalam nilai rata – rata

perbedaan adalah 3,96 standar deviasi 1.427. Terdapat nilai rata – rata

perbedaan antara sebelum dan setelah adalah 3,11dengan standar deviasi

0,037. Hasil uji statistik pValue=0,000 dengan taraf signifikan nilai pValue

<0,05. Maka dapat di simpulkan berdasarkan instrument skala Nyeri Numeric

Rating Scale (NRS) terdapat pengaruh relaksasi nafas dalam penurunan

intensitas nyeri persalinan kala I Fase aktif (Astried dan Mulyani , 2017).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Taqwin (2018) yang

mengatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri persalinan

kala I fase aktif pada ibu bersalin di PMB Anatapura dapat menurunkan nyeri

persalinan pada ibu bersalin. hal ini di buktikan berdasarkan adanya

penurunan hasil posttest. oleh karena itu, teknik relaksasi nafas dalam dapat

di gunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan ibu bersalin kala I

untuk mengurangi nyeri (Kalola dan Novita 2018).

63
No Penulis Judul Artikel Sumber Metode Hasil

1 Justira Safitri, Terapi https://ejurnalmalah Metode penelitian Rata- rata nyeri persalinan sebelum dilakukan
Sunarsih dan Relaksasi ayati.ac.id/index.ph kuantitatif dengan terapi relaksasi (napas dalam) adalah 6,7 turun
Dwi Yuliasari (Napas Dalam) p/duniakesmas/artic rancangan yang sebesar 2,4 manjadi 4,3. Hasil uji statistik
dalam le/view/3003/pdf digunakan yaitu p value < α 0,005 yang berarti ada pengaruh
Mengurangi quasi eksperimen terapi relaksasi (napas dalam) dalam
Nyeri dan pendekatan mengurangi nyeri persalinan. Rasa nyeri saat
Persalinan one group pretest melahirkan bersifat unik dan berbeda setiap
- posttes individu, rasa nyeri memiliki karakteristik
tertentu yang sama atau bersifat umum.
Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan
keputusan untuk mengimplementasikan atau
memberikan pengendalian nyeri tersebut.
2 Aan Juanti & Gambaran https://jurnal.unigal Metode yang Berdasarkan hasil penelitian diatas
Widya Maya Teknik .ac.id/index.php digunakan dalam maka dapat diketahui bahwa lebih dari
Ningrum Relaksasi Nafas penelitian ini setengahnya responden yang melakukan
pada Ibu adalah deskriptif teknik relaksasi nafas pada proses persalinannya
Bersalin Di sebanyak 19 orang (54,3%),

64
No Penulis Judul Artikel Sumber Metode Hasil

Praktik Mandiri hal ini dikaenakan pernafasan sebagai media


Bidan “N” yang membantu ibu mempertahankan control
Tahun 2021 sepanjang kontraksi, dari hasil penelitian
tindakan teknik relaksasi nafas dalam yang tidak
dilakukan ibu adalah poin no 7 yaitu
membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, hal
ini tidak dapat dilakukan karena untuk mencapai
rilek ibu harus menahan nyeri, akibat rasa nyeri
ini susah untuk membuat ibu merileksasi kan
tagan dan kaki, pont tindakan selanjutnya adalah
Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah
nyeri pont no 9, hal ini sulit dilakukan karena ibu
merasa untuk memfokuskan ke pusat nyeri, ibu
merasakan seluruh tubuhnya merasa tidak
nyaman dan nyeri di beberapa titik misalnya
pinggang, perut, pinggang dan juga vagina, point
selanjutnya adalah Ulangi sampai 15 kali dengan

65
No Penulis Judul Artikel Sumber Metode Hasil

diselingi istirahat singkat setiap 5 kali yaitu pont


no 11 dimana hal ini sulit dilakukan karena sulit
bagi ibu untuk mengulang kebali yang
dilakukan, karena ibu mengeluh sulit untuk
konstan dalam melakukan
tindakan teknik tersebut.
3 Ttiti Astuti & Aplikasi https://ejurnal.polte Metode yang Hasil penelitian menunjukkan teknik relaksasi
Merah Relaksasi Nafas kkes- digunakan dalam berpengeruh terhadap penurunan nyeri
Bangsawan Dalam tjk.ac.id/index.php/ penelitian ini persalinan kala I. Menurut Mander (2013) rasa
Terhadap Nyeri JKEP/article/view/1 adalah jenis nyeri muncul akibat respon psikis dan refleks
Dan Lamanya 359/951 penelitian fisik. Rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan
Persalinan Kala kuantitatif dengan gejala yang dapat dikenali. Peningkatan sistem
1 Ibu Bersalin rancangan saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap
Di Rumah penelitian analitik nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan
Bersalin Kota dengan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan
Bandar pendekatan quasi warna kulit. Serangan mual, muntah dan
Lampung eksperimen dan keringat berlebihan juga sangat sering terjadi.

66
No Penulis Judul Artikel Sumber Metode Hasil

eksperimen semu
(cintrol time
series design)

67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

68
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013.


Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6
ed. Yogyakarta: Mocomedia.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi 2015-2017. 10 penyunt. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. G., 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan


Ginekologi. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. G., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed.
Yogyakarta: mocomedia.

Nugroho, T., 2010. Obstetric Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Nurjannah, I., 2016. ISDA (Intan's Screening Diagnoses Assesment). 6 ed.


Yogyakarta: Mocomedia.

Sujiyatini, Mufdlilah & Hidayat, A., 2009. Buku asuhan patologi kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Kennedy, B. B., Ruth, D. J., & Martin, E. J. 2019. Modul manajemen


Intrapartum. Jakarta:EGC
Legawati, & Riyanti. 2018. Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini di
ruang
Cempaka RSUD Sylvanus Palangkaraya 2018. Jurnal Surya Medika
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan


Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia definisi dan Kriteria


hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Astuti, T., & Bangsawan, M. (2019). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam


Terhadap Nyeri Dan Lamanya Kala I Ibu Bersalin Di Rumah
Bersalin Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betak. Diambil kembali dari https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1359/951

Juanti, A., & Ningrum, W. M. (2021). Gambaran Teknik Relaksasi Nafas


Dalam Pada Ibu Bersalin Di Praktik Mandiri Bidan "N" Tahun 2021.
Journal Of Midwifery and Public Health.

Safitri, J., Sunarsih, & Yulianasari, D. (2020). Terapi Relaksasi (Napas


Dalam) dalam Mengurangi Nyeri Persalinan. Jurnal Dunia Kesmas.
Diambil kembali dari
https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/article/view/3
003/pdf

Sepvianti, W., Wulandari, M., Kusumaningrum, B. S., Sunartono, & Djafar,


T. (2019). Gambaran Kadar Hemoglobin pada Sediaan Produk
Darah Packed Cells (PRC) Selama Masa Simpan 20 Hari.
Indonesian Journal Cancer. Diambil kembali dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=&ved=2ahUKEwjsp9jzreiBAxXRSmwGHeaGAE0QFnoECBA
QAQ&url=https%3A%2F%2Fjournal.gunabangsa.ac.id%2Findex.p
hp%2Fjoh%2Farticle%2Fdownload%2F168%2F123&usg=AOvVa
w3ykqYkWr3keijgF_CTwxLh&opi=89978449

Taqwin. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap


Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala 1 Fase Laten Di Praktik Bidan
Mandiri Anatapura.

Astried & Mulyani. (2017). Pengaruh Aplikasi Kontraksi Nyaman Terhadap


Perubahan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalay.

Kalola, Ribka, Novita. (2018) Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Terhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di
Puskesmas Bahu Kota Manado 2. Jurnal Kesehatan.

Prawirohardjo,Sarwono 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai