Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY. R DENGAN NIFAS 6


JAM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN LENI
HALIMATUSYADIAH, SST., M.Kes
KOTA SERANG
TAHUN 2022

OLEH :
RINA OCTAVIA
210704012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY. R DENGAN NIFAS 6


JAM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN LENI
HALIMATUSYADIAH, SST., M.Kes
KOTA SERANG
TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I

(Mariyani, M.Keb)
NIDN......................

ii
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang

telah memberikan berkat, rahmat, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan kasus ini dengan lancar, dan tepat waktu yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ny. R Dengan Nifas 6 Jam Di Praktik Mandiri

Bidan Leni Halimatusyadiah, SST., M.Kes Kota Serang Tahun 2022“

Penulis menyadari penulisan laporan kasus ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan

dapat bersifat membangun, dan dapat diterima serta bermanfaat bagi kita semua.

Walaikumsalam Wr.Wb

Serang, Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 4
C. Manfaat.................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 21


BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 28

BAB V PENUTUP........................................................................................... 30
A. Kesimpulan.............................................................................................. 30
B. Saran........................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun 2012,

saat ini di Indonesia AKI mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran hidup dan

AKB mencapai angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut

menempatkan Indonesia menjadi peringkat yang tertinggi di ASEAN.Untuk

kesehatan ibu dan anak diharapkan terjadi penurunan kematian ibu ¾

dibanding kondisi tahun 1990 dan demikian pula untuk kematian anak terjadi

penurunan 2/3.Untuk Indonesia diharapkan kematian ibu turun menjadi

102/100.000 kelahiran hidup (KH) dan kematian bayi 23/1000 KH dengan

kelahiran hidup pada tahun 2015. (Kemenkes, 2015)

Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran

kemampuan pelayanan obsetrik suatu Negara. Indonesia dengan Angka

Kematian Ibu (AKI) 359 per 100.000 persalinan hidup menunjukkan bahwa

kemampuan pelayanan obsetrik belum menyentuh masyarakat dengan cakupan

bermutu dan menyeluruh (Manuaba, dkk,2009;.4).

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.

Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,

persalinan, dan masa nifas, dan segala intervensi dan penanganan tidak tepat

dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari

penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang

1
berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan

penyakit kardiovaskuler (Prawirohardjo, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten AKI dan AKB di

Provinsi Banten hingga saat ini masih tergolong tinggi. Tahun 2017 AKI di

Banten mencapai 227/100.000 KH, diantaranya dengan penyebab kematian

perdarahan sebanyak 86 kasus, HDK 55 kasus, infeksi 2 kasus, gangguan

sistem peredaran darah 27 kasus dan lain-lain 57 kasus. Sedangkan jumlah

AKB mencapai 1246 kasus, diantaranya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 391

kasus, asfiksia 305 kasus, tetanus neonatorum 14 kasus, sepsis 54 kasus,

kelainan bawaan 135 kasus, dan lain-lain 347 kasus (Dinkes Provinsi Banten,

2017). Sedangkan di Kota Serang jumlah AKI pada tahun 2017 yaitu sebesar

13/100.000 KH dan jumlah AKB pada tahun 2017 sebanyak 9/1.000 KH. Ada

banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk

menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan.

Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan dari tenaga medis yang terampil

tentang kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke normal

kehidupan modern dalam bidang kesehatan (Dinkes Kab Serang, 2017)

Walaupun angka tersebut dibilang menurun, akan tetapi AKI dan AKB

Indonesia masih terbilang tinggi. Begitupun untuk wilayah Banten juga masih

terbilang cukup tinggi. Tingginya angka kematian di wilayah Banten,

menunjukkan masih rendahnya kualitas kesehatan.Karena AKI merupakan

salah satu faktor indikasi untuk melihat tingkat kesehatan perempuan.

2
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa

kritis bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat

kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% nya terjadi dalam 24 jam

pertama masa nifas. Masa neonatus (usia 0-28 hari) merupakan masa kritis

bagi kehidupan bayi, dua per tiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu

setelah persalinan. Dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7

hari setelah lahir. Maka dari itu dengan adanya asuhan pada ibu dan bayi

diharapkan dapat mencegah kematian ini (Saifuddin, 2014).

Bidan sebagai tenaga kesehatan profesional harus mampu memberikan

asuhan kebidanan pada ibu nifas, perawatan dan informasi pada masa ini

sangat dibutuhkan guna mengurangi resiko dan komplikasi yang dapat terjadi.

Menemukan pasien dengan dengan kasus Nifas fisiologis maka Ny. K

diambil sebagai laporan kasus karena sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Mengingat pentingnya memberikan pelayanan kesehatan ibu secara

komprehensif. Penulis tertarik untuk melakukan laporan kasus dan

menuangkannya dalam bentuk laporan sebagai dokumentasi dan dapat menjadi

referensi bagi pembaca. Melalui kasus Ny. “K” dengan Nifas fisiologis maka

penulis menyusun studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Nifas Pada

Ny. R Dengan Nifas 6 Jam Di Praktik Mandiri Bidan Leni

Halimatusyadiah, SST., M.Kes Kota Serang Tahun 2022”. Diharapkan

kasus ini dapat menjadi langkah awal dalam memberikan pelayanan asuhan

kebidanan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang diterapkan

3
sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan pada klien sejak hamil,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Pada Ny. R

berdasarkan manajemen pendokumentasian SOAP. Dapat melakukan

penyusunan laporan kasus secara komperehensif menggunakan metode

SOAP dan PATHWAY

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. R usia 30 th

P3A0 nifas 6 jam.

b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. R usia 30 th

P3A0 nifas 6 jam

c. Mampu menganalisa diagnosa pada Ny. R usia 30 th P 3A0 nifas 6

jam

d. Mampu melakukan implementasi tindakan pada Ny. R usia 30 th

P3A0 nifas 6 jam

e. Dapat menganalilis perjalanan kasus mulai dari pengkajian

mendiagnosa dan melakukan asuhan kebidanan dengan kebutuhan

pasien.

4
C. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan jumlah buku sumber untuk dijadikan referensi

sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam pembuatan

pendokumentasian dengan menggunakan 7 langkah varney dan

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan

kebidanan.

2. Bagi Mahasiswi

Diharapkan penulis dapat berkomunikasi lebih efektif, agar asuhan

dapat diterima oleh klien. Dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka pengembangan diri serta menerapkan ilmu

yang didapat terutama dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif

sehingga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara teori dan

praktik.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Puerperium (Masa Nifas)

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

kira-kira 6 sampai 8 minggu (Sari, 2019).

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo, 2018)

Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai

sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.

Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2016)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas Normal Dibagi Menjadi Dua, yaitu :

a. Tujuan Umum

Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal

mengasuh anak (Walyani E. S., 2015)

b. Tujuan Khusus

1) Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif

6
3) Mendeteksi masalah, mengobati, atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayinya

4) Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan

bayi sehat

5) Memberikan pelayanan keluarga berencana

3. Tahapan Masa Nifas

Menurut Walyani E. S (2015) tahapan masa nifas sebagai

berikut :

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin

beberapa minggu, bulan atau tahun.

4. Perubahan Fisiologi System Reproduksi Masa Nifas

a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil menurut Walyani E. S (2015)

diantaranya :

7
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000

gram

2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah

pusat dengan berat uterus 750 gram

3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan

pusat simpisis dengan berat uterus 500 gram

4) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas

simpisis dengan berat uterus 350 gram

5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan

berat uterus 50 gram

b. Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Macam-macam lochea menurut Walyani E. S

(2015) :

1) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium,

selama 2 hari postpartum

2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir,

hari 3-7 postpartum.

3) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7-14 postpartum

4) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu

5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk

8
6) Lochea astasis: Lochea tidak lancar keluarnya

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, Ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup (Walyani E. S.,

2015)

d. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol

(Walyani E. S., 2015)

e. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada

postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar

tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum

melahirkan (Walyani E. S., 2015)

f. Payudara

9
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adalah ASI yang

berwarna kekuningan yang biasa dikenal dengan sebutan kolostrum.

Kolostrum sebenarnya telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usia

kehamilan ±12 minggu. Dan kolostrum merupakan ASI pertama yang

sangat baik untuk diberikan karena banyak sekali manfaatnya, kolostrum

ini menjadi imun bagi bayi karena mengandung sel darah putih. Jadi,

perubahan pada payudara dapat meliputi:

1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

hormon prolaktin setelah persalinan

2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari

ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan

3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses

laktasi (Walyani E. S., 2015)

5. Program dan Kebijakan Tehnik Masa Nifas

Frekuensi kunjungan masa nifas menurut Walyani E. S (2015) :

a. Kunjungan 1 (6 – 8 jam setelah persalinan) Mencegah terjadinya

perdarahan pada masa nifas

1) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut

2) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga

mengenai bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena

atonia uteri

10
3) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu

4) Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi

5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

6) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir unutuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

1) Mastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

di bawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada

bau

2) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau kelainan pasca

melahirkan

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda–tanda

penyulit

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara

merawat tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan lancar normal, uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan

abnormal dan tidak ada bau

2) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau kelainan pasca

melahirkan

11
3) Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda–tanda

penyulit

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara

merawat tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat

d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami

2) Memberikan konseling KB secara dini

6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan

berangsur – angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk

membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu

nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan

isrirahat yang cukup dan sebagainya (Walyani E. S., 2015)

Kebutuhan dasar masa nifas menurut Walyani E. S (2015) adalah

sebagai berikut :

a. Kebutuhan Nutrisi

Nutrisi adalah zat yang di perlukan oleh tubuh untuk keperluan

metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila

menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses

kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air

susu yang cukup untuk menyehatkan bayi semua itu akan meningkat

12
tiga kali dari kebutuhan biasa. Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu

tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme

tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa

memerlukan 2.200 kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama

dengan wanita dewasa +700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian +

500 kalori bulan selanjutnya.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi

cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak

mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna. Di

samping itu harus mengandung sumber tenaga, pembangun, dan

pengatur/ pelindung

b. Kebutuhan Cairan

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme

tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak

dehidrasi. Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40

hari postpartum. Minum kapsul Vit A (200.000 unit).

c. Kebutuhan Ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah

persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem

tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru.

Hal tersebut juga membantu mencegah trombosis pada pembuluh

tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit

menjadi sehat.

13
Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara

aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa

melakukan mobilisasi. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.

Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu,

kemudian duduk dan berangsur- angsur untuk berdiri dan jalan.

Mobilisasi dini (early mobilization) bermanfaat untuk :

1) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium

2) Ibu merasa lebih kuat dan sehat

3) Mempercepat involusi alat kandungan

4) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik

5) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

6) Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu

7) Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai

d. Kebutuhan Eliminasi BAK/BAB

1) Miksi

Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar

tidak mengalami hambatan apa pun. Kebanyakan pasien dapat

melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.

Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang

wanita mengalami sulit kencing, karena sfngter uretra ditekan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spinchter selama

14
persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi

selama persalinan.

Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat dilakukan

rangsangan untuk berkemih dengan mengkompres vesica urinaria

dengan air hangat, jika ibu belum bisa melakukan maka ajarkan ibu

untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap belum bisa

melakukan juga maka dapat dilakukan kateterisasi.

2) Defekasi

Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut

dengan luka episiotomi. Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar,

sebaiknya dilakukan diberikan obat rangsangan per oral atau per

rektal, jika masih belum bisa dilakukan klisma untuk merangsang

buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan

menyebabkan jahitan terbuka.

3) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2

kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta

lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan

wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan

antiseptik dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari

15
arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan

untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

4) Kebutuhan istirahat dan tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang

diburuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-

kegiatan rumah tangga secara perlahan. Kurang istirahat akan

memengaruhi ibu dalam berbagai hal, di antaranya mengurangi

jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus

dan memperbanyak perdarahan, serta menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.

5) Kebutuhan seksual

Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual

kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu

didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat

persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas section

cesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu

persalinan di pastikan tidak ada laserasi atau perobekan jaringan,

hubungan seks bahkan telah boteh dilakukan 3-4 minggu setelah

proses melahirkan itu. Meskipun hubungan telah dilakukan setelah

minggu ke-6 adakalanya ibu-ibu tertentu mengeluh hubungan masih

16
terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses

persalinan.

6) Senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama

melahirkan sampai hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari

sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat

pemulihan keadaan ibu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan senam nifas adalah:

a) Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul

karena dapat mengurangi sakit punggung

b) Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara

bertahap, misal latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh

berjalan.

c) Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu

7) Keluarga berencana

a) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil lagi

b) Meskipun beberapa metode mengandung resiko, penggunaan

kontrasepsi tetap lebih aman, terutama jika ibu sudah haid lagi.

c) Sebelum menggunakan KB, ibu perluu mendapatkan penjelasan

tentang : bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan,

kelebihan, kekurangannya, efek samping, cara menggunakannya,

17
kapan metode baru digunakaan. (Prawirorahardjo, 2009:P.127-

129).

7. Manajemen Asuhan Varney Kebidanan Pada Masa Nifas

Menurut Walyani E. S (2015) manajeman kebidanan adalah suatu

pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.

Menurut Helen Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7

langkah yang berurutan, yaitu :

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan pengkajian dengan

efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang berstandar

agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan. Pengkajian

data dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Data subjektif, diperoleh dengan cara melakukan anamesa.

Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data pasien

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik secara langsung

pada pasien ibu nifas maupun pada keluarga pasien.

18
b) Data objektif, diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan

kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan

penunjang.

2) Interprestasi data

Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnose,

masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

3) Diagnose/masalah potensial

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehhingga dalam

melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi

permasalahan yang akan timbul dari konsidi yang ada.

4) Kebutuhan Tindakan segera

Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnose/masalah potensial pada langkah sebelumnya,

bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang harus

dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi secara mandiri,

kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

5) Rencana asuhan kebidanan

Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah

sebelumnya. Jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa

dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah

19
atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya

segera atau rutin.

6) Implementasi

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan

dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan tetap memegang

tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan

berikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan.

7) Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan pasien yang

diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan.

8. SOAP

S : Data Subjektif : Berisi tentang data dari pasisen melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan postpartum.

O : Data Objektif : Data yang didapat dari hasil observasi melalui

pemeriksaan fisik pada masa postpartum.

A : Analisis dan interpretasi : Berdasarkan data yang terkumpul kemudian

dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, artisipasi diagnosis atau masalah

potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

20
P : Perencanaan : Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan

termasuk asijam, amdro, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium serta

konseling untuk tindak lanjut.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM

Nama Pengkaji : Rina Octavia


Hari/tanggal : Jumat, 29 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 12.10 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Leni Halimatusyadiah, SST., M.Kes

21
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Jenis Identitas Istri Suami
Nama Ny. R Tn. K
Umur 30 th 32 th
Suku/bangsa Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan Sarjana Sarjana
Pekerjaan Guru Karyawan Swasta
Alamat rumah Perum Citra Gading Perum Citra Gading

22
2. Anamnesa : Jumat, 29 Juli 2022, 12.10 WIB
a) Keluhan saat ini
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules, Ibu mengatakan ASI sudah
Keluar dan bayi sudah di lakukan IMD dan mengatakan merasa senang
karena ia dan bayinya dalam keadaan sehat.
b) Riwayat kehamilan
1) ANC : di PMB Leni Halimatusyadiah, SST., M.Kes
2) Frekuensi
Trismester I : 3 kali
Trismester II : 3 kali
Trismester III : 5 kali
c) Riwayat Persalinan
1) Anak ke :3
2) Persalinan : Jumat, 29 Juli 2022 Jam. 06.10 WIB
3) Banyaknya : 3x ganti pembalut
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Perdarahan kala III : ± 50 ml
6) Perdarahan kala IV : ± 140 ml
7) Perdarahan Total : ± 190 ml
8) Jenis Persalinan : spontan
9) Placenta : lahir lengkap
10) Perineum : tidak ada robekan
11) Anastesi :-
12) Jahitan :-

d) Tanda Bahaya Nifas


No Jenis Quickcek Hasil Keterangan
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √

23
3 Pembengkakan wajah √
dan Tangan
4 Nyeri abdomen √
(epigastrium)
5 Mual dan muntah √
berlebihan
6 Pergerakan janin √
tidak seperti Biasanya
7 Pengeluaran √ Darah warnanya merah
pervaginam banyaknya ± 30 cc
8 Demam √

e) Pola Kebutuhan sehari-hari


1) PolaNutrisi : 3 x sehari AlergiTerhadap
Makanan : Tidak Ada
Budaya terhadap Konsumsi Makanan : Tidak ada
KebiasaanMinum : 8 gelas perhari
2) Pola Eliminasi:
BAB : 1 x sehari
BAK : 5 x sehari
Mobilisasi : Tidak ada keluhan
Pola Aktifitas : melakukan pekerjaan rumah tangga
Pola Istirahat : Siang 1 jam, malam 7-8jam
Personal Hygiene : Mandi 2 xsehari
Pola Seksual : Belum melakukan hubungan suami isteri
3) Psikososial Spiritual
Tanggapan dan dukungan keluarga : Sangat mendukung dan bahagia
karena ini kehamilanpertama
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Lingkungan yang berpengaruh : Tinggal dengan Suami dan Lingkungan
Mendukung

24
B. DATAOBJEKTIF
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TB : 156 cm
BB Sekarang : 50 kg
Lila : 25 cm
5. TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu :36,3 °C, Llia 25 cm
6. Head to toe
a. Kepala
Muka : Oedema : Tidak Ada
Mata : Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak Ikterik
b. Dada dan Axila (ketiak)
Mamae : Pembengkakan : Pembesaran Normal
Benjolan : Tidak ada massa
Simetris : Simetris
Kemerahan : Tidak ada
Areola : Normal
Putting susu: Menonjol
Pengeluaran: ASI+
Axilla : Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
Nyeri : tidak ada
c. Abdomen
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung Kemih :Kosong
Kembung : Tidak ada

25
d. Ekstermitas
Tungkai : Nyeri : tidak,
Merah : tidak
Edema : Tidak ada
e. Ano-genital
Lochea : Rubra
Bau : Tidak ada
Vulva : Normal
Perdarahan : kurang lebih 25 ml
Jahitan Perineum : tidak ada
Penyembuhan luka: Normal, kering
f. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Hb: 12,5gr/dl

C. ANALISIS
Ny. R umur 30 th P3A0 Post Partum 6 jam

D. PENATALAKSANAAN
1) Melakukan inform consent dan inform choice untuk persetujuan tindakan
(ibu menyetujui)
2) Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam masa nifas yang
normal (ibu mengerti)
3) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan nyeri perut seperti mulas adalah hal
yang normal (ibu mengerti)
4) Menganjurkan untuk mobilisasi dini dengan miring kiri atau kanan, ke
kamar mandi jika ingin BAB dan BAK, berjalan-jalan, dan tidak boleh
nyanda (ibu mengerti)
5) Menganjurkan untuk makan makanan bergizi, konsumsi sayur, tidak
dilarang makan buah, perbanyak makan pepaya agar BAB tidak keras,
hindari makanan pedas, pengawet, pemanis, dan penyedap rasa, menghindari
makanan laut dan perbanyak memakan telur rebus (ibu mengerti)

26
6) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, melakukan aktifitas harian,
boleh tidur siang, dan tidak boleh nyanda (ibu mengerti)
7) Memberitahukan tanda bahaya nifas yaitu demam 2-3 hari lebih dari 38°C,
payudara bengkak, nyeri ulu hati, pusing kepala hebat, pandangan
kabur, panas dingin. Jika ibu mengalami salah satu tanda tersebut segera
pergi ke tenaga kesehatan (ibu mengerti)
8) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan, mengganti pembalut jika
lembab, cebok dari arah depan ke belakang, mengganti kompres luka jika
basah sehabis BAB/BAK (ibu mengerti)
9) Memberikan terapi Fe 60 mg (1x1), Paracetamol 500 mg (3x1), vitamin A
200.000 IU (2x1), kapsul pertama diminum segera setelah lahir, kapsul
kedua diminum 24 jam setelah kapsul yang pertama (ibu mengerti)
10) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 4 Agustus
2022 atau jika ada keluhan (ibu mengerti)
11) Melakukan pendokumentasian (Asuhan sudah di dokumentasikan)

27
DOKUMENTASI DALAM BENTUK PATHWAY
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

Hari danTanggal : Jumat, 29 Juli 2022


Tempat Praktik : PMB Leni Halimatusyadiah, SST., M.Kes
Nama : Rina Octavia
Program Studi : Profesi Bidan

Pathway Kasus Kebidanan


Nama : Ny. R
Umur : 30 Tahun
P3A0 post partum 6 jam

Tanda / Gejala / keluhan secara Patofisiologi (SesuaiTanda / Gejala / keluhan Tanda / Gejala / keluhan
teori yang dialami pasien) : yang dialami pasien
1. Terjadinya perubahan fisik dan Pada masa nifas terjadi berbagai perubahan ibu mengatakan perutnya
adaptasi masa nifas seperti pada fisik dan fisiologis yakni terjadinya
involusi uteri yang akan kembali ke bentuk
masih terasa mules dan
involusi uteri, Keluarnya
loechea, memarnya perineum/ seperti sebelum hamil, adanya pngeluaran Asinya belum keluar. Td:
vulva akibat proses bersalin lochea pada 6 minggu pertama post partum 120/80mmhg, n:82x/mnt, r:
2. Terjadinya perubahan fisilogi dengan durasi, warna dan jumlah yang 20x/mnt, tfu : 2 jari
seperti pada tanda-tanda vital, berbeda. Adanya perubahan pada semua dibawah pst, perdarahan
system endokrin, system system tubuh pasca bersalin, adanya kurleb 30 cc
kardiovaskuler, system perubahan pada payudara karena pengaruh
pencernaan, perubahan payudara, peningkatan hormone estrogen dan ibu akan
system musculoskeletal, kehilangan 5-6 kg berat badannya yang Rasionalisasi dari asuhan yang
penurunan BB, system berasal dari bayi, plasenta dan air ketuban dan diberikan :
eliminasi, system hematologi, pengeluaran darah saat persalinan, 2-3 kg lagi
1. Agar ibu dan keluarga merasa
peritoneum dan dinding melalui air kencing sebagai usaha tubuh
tenang bahwa kondisi nya saat
abdomen (Elly Dwi Wahyuni, untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu ini dalam keadaan sehat
2018). hamil. (Elly Dwi Wahyuni, 2018). 2. Untuk memastikan bahwa
involusi uterus berjalan normal
3. Makanan bergizi merupakan
stimulan makanan yg terbaik
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam masa nifas yang normal untuk ibu yang sedang menyusui
2) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan nyeri perut seperti mulas adalah hal agar ibu dan bayi sehat
yang normal 4. Mobilisasi membantu
3) Menganjurkan untuk mobilisasi dini mempercepat involusi uterus
5. Agar tidak mudah terserang nya
4) Menganjurkan untuk makan makanan bergizi penyakit dan ibu merasa nyaman
5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 6. Untuk membantu pertumbuhan
6) Memberitahukan tanda bahaya nifas imun bayi
7) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan 7. Agar bayi sehat dan tidak mudah
sakit
8) Memberikan terapi Fe 60 mg (1x1), Paracetamol 500 mg (3x1),vitamin A 8. Untuk mengantisipasi jika
200.000 IU (2x1) terjadi hal2 yang lebih jauh
9) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 10 November terhadap ibu dan bayi
2022 atau jika ada keluhan 9. Agar kondisi ibu terpantau
10)Melakukan pendokumentasian (Asuhan sudah di dokumentasikan)

 Evaluasi : ibu tahu kondisi nya dalam batas normal, dan ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan seperti
mengkonsumsi makanan nutrisi yang baik, melakukan mobilisasi, menjaga personal hygine, memberikan asi
eksklusif selama 6 bulan dan ibu bersedia melakukan apa yang telah bidan anjurkan dan ibu akan melakukan
kunjungan ulang
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan penulis dengan memberikan

asuhan kebidanan Nifas pada Ny. “R” yang dilakukan di PMB Leni Halimatusyadiah,

SST., M.Kes pada tanggal hari Jumat, 29 Juli 2022, penulis membuat pembahasan

yang menggabungkan teori dengan kasus yang dialami oleh Ny. “R”

Jumat, 29 Juli 2022 pukul 12.10 WIB, ibu mengatakan merasa senang dan

masih merasa lelah. Ibu sudah mulai memberikan ASI, sudah mampu bangun dari

tempat tidur serta sudah buang air kecil sendiri ke kamar mandi.

Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, status

emosional stabil. Tanda-tanda vital, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi : 82

x/menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 36,3 °C, Lila 25 cm . Muka tidak ada oedema

dan tidak pucat. Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, dan palpabrae

tidak oedema. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid.

Payudara simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan

dan nyeri, dan ASI sudah keluar dan tidak ada bendungan. Abdomen tidak ada luka

bekas operasi TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong,

tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada diastasis rekti. Ekstermitas simetris, tidak ada

oedema dan varises, reflek patella baik. Pemeriksaan genitalia tidak ada keluhan,

tidak ada laserasi perineum, pengeluaran darah ± 30 cc.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa

bahwa Ny. “R” umur 30 tahun P3A0 postpartum 6 jam.

29
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Memberitahu hasil pemeriksaan

bahwa ibu dalam keadaan normal, Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan nyeri

perut seperti mulas adalah hal yang normal, Menganjurkan ibu untuk memenuhi

nutrisi yang baik dan tidakada pantangan kecuali jika ibu ada alergi, Menganjurkan

ibu melakukan mobilisasi seperti miring kanan atau kiri, atau belajar duduk,

Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine, Memberikan edukasi terhadap ibu

tentang pemberian asi eksklusif selama 6 bulan, Memberi tahu ibu untuk tetap

menjaga kehangatan bayi,dan menjaga kebersihan pada bayi. Memberi tahu ibu jika

ada tanda2 bahaya pada bayi untuk segera dating kefasilitas terdekat. Memantau

perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri, dan

memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara menanggani perdarahan apabila

terjadi dirumah.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.Menganjurkan ibu

untuk melakukan mobilisasi dini seperti berjalan-jalan. Memberitahu tentang

kebersihan diri dan kebersihan alat genetalia serta menganjurkan ibu untuk mengganti

pembalut saat terasa sudah penuh.Mengajarkan ibu untuk melakukan senam nifas.

Memberikan ibu terapi obat Fe 1x1 50 mg sehari untuk menstabilkan kadar Hb ibu

setelah melahirkan, memberikan Paracetamol 500 mg (3x1),nvitamin A 200.000 IU

(2x1),. Membuat kesepakatan pada ibu untuk kunjungan ulang berikutnya 6 hari

kemudian yaitu pada tanggal 04 Agustus 2022 dan segera menghubungi bidan bila

ada keluhan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan serta

bersedia melakukan kunjungan ulang 6 hari pada tanggal 04 Agustus 2022 atau

30
menghubungi bidan bila ada keluhan. Obat telah diterima oleh ibu, dan ibu bersedia

meminum sesuai dosis yang dianjurkan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. R usia 30 th P 3A0
postpartum 6 jam, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian data subjektif pada Ny. R tidak ditemukan masalah karna
ibu dapat bekerja sama dengan baik dan penulis mampu memberikan
asuhan dengan baik.
2. Hasil pengkajian data objektif pada Ny. R didapatkan bahwa tidak
ditemukan masalah potensial dan hasil pemeriksaan ibu.
3. Hasil analisa diagnosa pada Ny. R didiagnosa bahwa ibu melalui persalinan
yang normal
4. Hasil implementasi pada Ny. R diberikan sesuai asuhan yang dibutuhkan
oleh ibu

B. Saran
1. Untuk Lahan Praktek
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih baik dan lebih
menata ruangan dan kelengkapan alat serta bahan untuk pelayanan asuhan
kebidanan yang cukup.
2. Untuk Klien
Klien sebagai objek asuhan kebidanan diharapkan dapat melanjutkan
dan menerapkan asuhan yang telah diberikan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999.

Winkjosastro, H .dkk. 2005. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta: yayasan
bina pustaka sarwono priwirohardjo

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Erlangga

Ilmiah, Widia Sofia. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika

Kemenkes. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida. Dkk. 2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :


EGC

Mendforth, Janet, dkk. 2013. Kebidanan Oxford. Jakarta. EGC

Mochtar, Rustam (2011). Sinoppsis Obstetri. Jakarta : EGC

Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta: Nuha
Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saifuddin, 2010.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.Bina Pustaka

Saifuddin dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwomo
Prawihardjo

32
Saminem.2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta: EGHC

Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo

33
34

Anda mungkin juga menyukai