Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “H” USIA 21 TAHUN PI00IAb000 DENGAN POST SC

DI RSUD BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

OLEH :

NAMA : YULIA DITA SAFITRI

NIM : 1615.15401.1108

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

2018

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Klinik ini telah disetujui oleh

Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Akademik

Malang...............................2018

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(....................................) (......................................)

KaProdi DIII Kebidanan

STIKES Widyagama Husada

(.......................................)

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat


dan hidayahnya sehingga dapat menyelaesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Pada Ny.”H” Usia 21 Tahun PI00IAb000 Dengan Post SC.

Terselesainya laporan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak,
yaitu :

1. Juppida Lastin, SST selaku Pembimbing Lapangan di ruang nifas RSUD


Bangil
2. Yuniar Angelia, S.SiT.M.Kes selaku kepala Prodi D3 Kebidanan STIKES
Widyagama Husada Malang
3. Dosen Pembimbing Praktek Klinik Program Studi D3 Kebidanan STIKES
Widyagama Husada Malang
4. Seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan Praktek
Klinik Kebidanan ini

Untuk itu kami ucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah di
berikan, demi terselesainya Laporan Asuhan Kebidanan ini. Saya menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan di
dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang

Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat.

Bangil,10 AGUSTUS 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... 2


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 5
B. Tujuan ..................................................................................................................... 6
C. Manfaat ................................................................................................................... 6
D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 8
A. Konsep Dasar Nifas ............................................................................................... 8
B. Sectio caesarea .......................................................................................................... 9
C. Panggul sempit (chepalopelvik disproporsi/CPD) ................................................ 11
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................ 15
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 16
A. Simpulan ............................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organisation) melalui pemantauan ibu


meninggal di berbagai belahan dunia memperkirakan bahwa setiap tahun jumlah
500.000 ibu meninggal disebabkan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes,
2002).
Salah satu Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) 2015 adalah perbaikan
kesehatan maternal. Kematian Maternal dijadikan ukuran keberhasilan terhadap
pencapaian target MDG-5, adalah penurunan 75 % rasio kematian maternal
(Adriaansz. G. 2006). Di negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan
berkisar antara 0,3% - 0,7 %, sedangkan di negara – negara maju angka tersebut
lebih kecil yaitu 0,05 % - 0,1 % (informasi wadah organisasi islamiah, 2008).
Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2005).
Kasus panggul sempit dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan
bayi sehingga diperlukan salah satu cara alternative lain dengan mengeluarkan
hasil konsepsi melalui pembuatan sayatan pada dinding uterus melalui dinding
perut yang di sebut Sectio Caesarea (Mochtar. R, 1998).
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim. Ada tiga teknik sectio caesarea, yaitu
transperitonealis, corporal (klasik), dan ekstraperitoneal. Sectio caesar adalah
lahirnya janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat pada
dinding perut dan rahim
Pada tahun 2008 jumlah ibu nifas pada RSUD Abepura dilaporkan
sebanyak 1.575 kasus. dari jumlah ibu nifas Post SC dengan indikasi CPD
(chepalopelvik disproporsi) atau panggul sempit sebanyak 46 kasus (3,49%)
(Laporan medik RSUD Abepura, 2008).

5
B. Tujuan
2. Tujuan umum
Menarasikan asuhan kebidanan pada ibu nifas post SC indikasi
CPD secara intensif.
2. Tujuan khusus
Agar penulis mampu :
a. Mengkaji data pada ibu nifas dengan post SC indikasi CPD
b. Menginterpretasikan data dasar dan merumuskan diagnose
kebidanan pada ibu nifas dengan post SC indikasi CPD
c. Menentukan diagnosa potensial pada ibu nifas dengan post SC
indikasi CPD
d. Menentukan tindakan segera pada ibu nifas dengan post SC
indikasi CPD
e. Membuat rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan post
SC indikasi CPD
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan post SC indikasi CPD
g. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
post SC indikasi CPD

C. Manfaat
1. Bagi Rumah sakit
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya pada ibu nifas dan umumnya pada masyarakat.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai penilaian kepada mahasiswa tentang asuhan kepada ibu
nifas serta sebagai tambahan sumber kepustakaan dan
perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
dengan ibu nifas post sc.

6
3. Bagi Klien/Masyarakat
Agar klien mengetahui dan memahami tentang perawatan ibu
nifas post sc dan untuk menambah pengetahuan masyarakat.

D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Kasus pada Ny.”H” usia 21 tahun PI00IAb000 dengan post SC ini diambil
pada tanggal 10 Agustus 2018 pada pukul 09.00 WIB di kamar mawar
merah 3 ruang nifas RSUD Bangil.

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Nifas


1. Definisi
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil,yang berlangsung selama
6 minggu atau kurang lebih 40 hari (Prawirohadjo,2002).
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali,mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (mochtar,1998).
2. Klasifikasi Nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode:
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali
dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-
minggu,berbulan-bulan atau tahunan (mochtar R,1998).
3. Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik mau;un psikologinya
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi,keluarga beranca,menyusui, pemberian imunisai kepada
bayinya dan perawatan bayi yang sehat.
d. Memberikan pelayanan KB.
e. Mempercepat involusi alat kandungan.
f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium

8
g. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal atau perkemihan.
h. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme (mochtar R,1998).

B. Sectio caesarea
1. Definisi
Istilah sectio caesarea berasal dari kata latin “caedera” artinya
memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law (lex regia)
dan emporer’s law (lex caesare) yaitu undang-undang yang menghendaki
supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus
dikeluarkan dari dalam rahim (mochtar, 1998).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(prawirohadjo, 2002)
2. Jenis-jenis sectio caesarea
a. Sectio caesarea transperitoneal
1. Sectio Caesarea kasik atau korporal
Yaitu dengan melakukan sayatan / insisi melintang dari kiri kekanan
pada segmen bawah rahim dan diatas tulang kemaluan.
2. Sectio Caesarea Ismika atau profunda
Yaitu melakukan sayatan / insisi melintang dari kiri kekanan pada
segmen bawah rahim dan diatas tulang kemaluan
b. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak
membuka kavum abdominal
3. Indikasi
Menurut (Prawirohardjo, 2002 Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal), indikasi nya adalah :
a. Indikasi Ibu
1. Disproporsi kepala panggul /CPD/ FPD
2. Disfungsi uterus
3. Distosia Jaringan Lunak

9
4. lasenta previa
b. Indikasi Anak
1. Janin besar
2. Gawat janin
3. Letak lintang

Adapun indikasi lain dari sectio caesarea menurut Sulaiman 1987


Buku Obstetri Operatif adalah:

a. Sectio casarea ke III


b. Tumor yang menghalangi jalan lahir
c. Pada kehamilan setelah operasi vagina , misal vistel vesico
d. Keadaan dimana usaha untuk melahirkan pervaginam gagal
4. Komplikasi
a. Pada Ibu
1. Infeksi Puerperalis/nifas bisa terjadi dari infeksi ringan yaitu
kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu kenaikan suhu lebih
tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung , berat yaitu
dengan peritonitis dan ileus paralitik
2. Perdarahan akibat atonia uteri atau banyak pembuluh darah yang
terputus dan terluka pada saat operasi
3. Trauma kandung kemih akibat kandung kemih yang terpotong saat
melakukan secti caesarea
4. Resiko rupture uteri pada kehamilan berikutnya karena jika pernah
mengalami pembedahan pada dinding rahim insisi yang dibuat
menciptakan garis kelemahan yang sangat beresikountuk rupture
pada persalinan berikutnya.
b. Pada Bayi
1. Hipoksia
2. Depresi pernafasan
3. Sindrom gawat pernafasan
4. Trauma persalinan

10
C. Panggul sempit (chepalopelvik disproporsi/CPD)
1. Definisi
Dalam obstetri yang terpenting adalah panggul sempit secara fungsional
artinya perbandingan antara kepala dan panggul.
Kesempitan panggul yaitu sebagai berikut :
a. Kesempitan PAP
b. Kesempitan bidang bawah panggul
c. Kesempitan pintu bawah panggul
d. Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah dan pintu
bawah panggul.
PAP dianggap sempit apabila conjugat vera kurang dari 10cm atau
kalau diameter transversa kurang dari 12 cm . Conjugata vera dilalui oleh
diameter biparietalis yang ± 9 ½ cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm,
maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat
menimbulkan kesulitan kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran
ialah diameter antara posterior maupun diameter transversal sempit
2. Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menyebabkan kelainan panggul dibagi:
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
1. Panggul sempit seluruh: semua ukuran kecil
2. Panggul picak: ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
3. Pangul sempit picak: semua ukuran kecil tapi terlebih ukuran muka
belakang
4. Panggul corong: pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit
5. Panggul belah: symphise terbuka
b. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
1. Panggul rachitis: panggul picak,panggul sempit,seluruh panggul
sempit picak dan lain-lain
2. Panggul osteo malachi: panggul sempit melintang
3. Panggul articulasio sacro iliaca: panggul sempit miring
c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
1. Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong

11
2. Sciliose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul sempit
miring
d. Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah
Coxitis, luxatio atrofia. Salah satu anggota panggul menyebabkan
panggul sempit miring
e. Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul.
(www.tabloid-nakita.com/2009).
3. Klasifikasi
a. Kesempitan bidang tengah panggul
b. Kesempitan bidang bawah panggul
4. Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan
Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan dan
persalinan.
1. Pengaruh pada kehamilan
a. Dapat menimbulkan retra fexio uteri gravida incarcerata
b. Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primigravida
fundus atau gangguan peredaran darah.
c. Kadang-kadang fundus menonjol kedepan hingga perut
menggantung.
d. Perut yang menggantung pada primigravida biasanya tanda
panggul sempit
e. Kepala tidak turun dalam panggul pada bulan terakhir
f. Dapat menimbulkan letak muka,letak sungsang dan letak lintang
2. Pengaruh pada persalinan
1. Persalinan lebih lama dari biasanya
2. Panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi
3. Pengaruh pada anak
4. persangkaan panggul sempit
Seorang ibu harus ingat akan kemungkinan panggul sempit:
a. Primipara: kepala anak belum turun setelah minggu ke-36, perut
menggantung
b. Pada multipara yang mempunyai riwayat persalinan buruk.

12
c. Kelainan letak pada hamil tua
d. Kelainan bentuk badan (cebol,scoliose,pincang dan lain-lain)
Anak yang cukup bulan tidak bisa lahir selamat pervaginam kalau CV
kurang dari 8,5 cm karena itu dilakukan SC primer ( panggul demikian
disebut panggul sempit absolut).

5. Patofisiologi
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os
koksigis. Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis.
Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis.
Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os
sakrum dengan os ilium. Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea
yang menghubungkan os sakrum (tl panggul) dan os koksigis (tl.tungging).
Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya
memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu
persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung
koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm.
Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis
menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin
dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang. Secara
fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea
terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah
linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Pada ruang yang
dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain itu
pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke
dinding tubuh. Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor
terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada wanita
terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita temui diafragma
pelvis yang dibentuk oleh muskulus levatorani dan muskulus koksigeus.

13
6. Penatalaksanaan
a. Persalinan Percobaan
Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi,
termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar
diketahui sebelum persalinan. Persalinan percobaan hanya dilakukan
pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi,
letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umur
kehamilan tidak boleh lebih dari 42 minggu karena kepala janin
bertambah besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan
disfungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit persalinan
percobaan.
b. Seksio Sesarea
Seksio sesarea efektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.
Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada
komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak
dapat diperbaiki.
c. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
d. Kraniotomi dan Kleidotomi
Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau
kleidotomi. Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak
dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio sesarea.

14
BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.”H” usia 21 tahun
PI00IAb000 dengan post SC, bahwa dengan mengumpulkan data untuk menentukan
diagnosa dan rencana asuhan di perlukan pendekatan secara personal agar pasien
dapat dengan mudah memberikan keterangan dan informasi sehingga
memudahkan untuk menentukan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan yang di
keluhkan pasien.

Saat di lakukan pengkajian pasien kadang mengalami nyeri pada luka SC


nya, tetapi pada keadaan umum, kesadaran dan TTV tidak muncul adanya
masalah. Evaluasi didapatkan setelah di lakukan asuhan kebidanan untuk
mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan asuhan kebidanan dan kriteria hasil.

Pada kasus Ny.”H” usia 21 tahun PI00IAb000 dengan post SC pemeriksaan


pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB di ruang nifas RSUD Bangil
yaitu dengan hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, S: 35,3 C0 ,N: 88 x/menit,
RR: 20 x/menit.

Antara teori dan kasus dilapangan tidak terdapat perbedaan dinilai dari
penatalaksanaan, keadaan pasien dan hasil pemeriksaan. Semua sudah sesuai
dengan teori dan tindakan telah dilakukan sesuai dengan prosedur.

15
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Setelah di lakukan pemeriksaan, dari hasil anamnesa pada Ny.”H” usia 21
tahun PI00IAb000 dengan post SC merupakan asuhan yang diberikan pada ibu
nifas secara patologis. Ny.”H” mengalami panggul sempit/CPD pada
persalinannya pada usia kehamilan 38 minggu yang mengharuskan Ny.”H”
dilakukan SC karena seksio sesarea merupakan tindakan yang paling efektif
untuk pertolongan persalinan dengan panggul sempit.

B. Saran
b. Bagi Institusi
Institusi di harapkan menyediakan sumber-sumber pustaka yang up to
date sehingga mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan.
c. Bagi petugas kesehatan
Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya sehingga
pasien merasa puas dan mendapat hasil yang seoptimal mungkin.
d. Bagi pasien
Pasien harus lebih kooperatif bertanya pada petugas kesehatan tentang
masalah atau keluhan keluhan yang dialaminya sehingga keluhan pasien
dapat teratasi.
e. Bagi mahasiswa
Harus lebih membaca buku tentang asuhan ibu nifas sehingga dapat
seoptimal mungkin memberikan konseling pada pasien waktu periksa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 1998.Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana


untuk pendidikan bidan, cetakan 1, Jakarta : EGC
Mochtar, 1990.Obstetri Fisiologi (kin obstetric patologi, jilid 1, edisi 2), Jakarta :
EGC.
Mochtar, 1998.Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jakarta :
EGC.
Sarwono 13, 1999. Ilmu kebidanan, edisi 111, cetakan 4, YBS-SP.
Ningsih, 2009. (www.tutorial-kuliah.blogspot.com./2009), Tutor kuliah, diakses
pada tanggal 10 Agustus 2018.
Sarwono P, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, edisi 1 cetakan 3, Jakarta : YPB-SP.
Tenreng, 2008. (www.tenreng.files.wordpress.com/2009), asuhan keperawatan
post op SC, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018.
Varney, H,dkk.2002. Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC.
Wikipedia, 2009.(www.wikipedia-bedahcaesar.wordpress.com/2009), Bedah
Caesar, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai