M DI
KLINIK AN NUR HUSADA, DESA DAYA MURNI,
KECAMATAN TUMIJAJAR, KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
DOSEN PEMBIMBING :
SEPTI WIDIYANTI, S.Pd.,M.Kes.
OLEH:
TRI ASTUTI
NIM. 1815471065
Penulis
TRI ASTUTI / NIM. 1815471084
MENGESAHKAN
PEMBIMBING
TANDA TANGAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Studi Kasus Praktik Kebidanan
Klinik II Fisiologis yang berjudul:
Asuhan Kebidanan Nifas Postpartum 2 Jam Pada Ny.M Di Klinik An Nur
Husada Desa Daya Murni, Kecamatan Tumijajar, Tulang Bawang Barat yang
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada program studi diploma III
kebidanan.
Penulis menyadari Study Kasus ini masih banyak kekurangan dan kurang
nya pemahaman, untuk itu saya mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penulisan laporan kasus berikutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nifas........................................................................................ 3
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas....................................................................... 4
C. Program dan Kebijakan Teknis................................................................. 5
D. Penanganan................................................................................................ 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 18
B. Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas berlangsung selama 6 - 8 minggu. Periode nifas merupakan
masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga
merupakan masa kritis bagi bayi, sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu
7 hari setelah lahir. (Saifuddin et al, 2002)
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Ambarwati, 2010)
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau
ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan
kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai
menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan prolaktin
dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar. (Ambarwati,
2010)
Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai
dari pengaturan dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet,
pengaturan miksi dan defekasi, perawatan payudara (mamma) yang ditujukan
terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi,
dan lain – lain. (Rustam Mochtar, 1998 dan Saifuddin et al, 2002)
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Postpartum
2jam Terhadap Ny. M Di Klinik An Nur Husada Daya Murni Tulang Bawang
Barat Tahun 2020 dengan pendekatan dan dokumentasi secara SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
normal
b. Mampu menguraikan konsep teori tentang nifas fisiologis, meliputi
definisi dan deteksini dini komplikasi masa nifas
c. Mampu melakukan mengakajian data subjectif dan objektif
d. Mampu mengindentifikasi diagnose masa nifas perubahan fisiologis,
fsikologis, dan tanda bahaya pada masa nifas
e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas dengan sesuai
rencana asuhan yang diperoleh
f. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan masa nifas yang di berikan
g. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada masa nifas
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahirdan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha Siti, 2009: 2) .
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involuši uterus dan pengeluaran lokhia
3. Laktasi/pengeluaran air susu ibu
4. Perubahan sistem tubuh lainnya.
5. Perubahan psikis
Secara gari besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas yaitu :
1. Pengecilan rahim atau involusi
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karna dapat mengecil serta
membesar dengan menambah atau mengurang jumlah selnya. Pada wanita
yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram dengan ukurn kurang lebih
sebesar telur ayam. Selama kehmilan, rahim makin lama makin
membesar.bentuk otot rahim mirip dengan jala berlapis dengan serat-sseratnya
yang melintang kanan,kiri dan transversal. Diantara otot-oto itu ada pembuluh
darah yang mengalirkan darah keplasenta. Setelah plasenta lepas ,otot rahim
akan berkontraksi atau mengerut sehingga pembuluh darah terjepit dan
perdarahan berhenti. Setelah bayi lahir umumnya berat rahim menjadi sekitar
1000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari dibawah umbilikus.
Setelah satu minggu kemudian beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram.
sekitar 2 minggu beratnya sekitar 300 gram dan tidak dapat diraba.
3
Jadi secara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan ke bentuk
semula.setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 60-40 gram. Pada saat ini
dianggapbahwa masa nifas sudah selesai. Namun sebenarnya rahim akan
kembali keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan
setelah masa nifas . selama 3 bulan ini bukan hanya kondisi rahim saja yang
kembali normal ,tapi juuga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan .
2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relatif encer, karna cairan darah ibu banyak,
sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakuan pemeriksaan kadar
hemoglobin akan tampak sedikit menurun dari angka normalnya sebesar 11-
12 gr%. Jika hemoglobin terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau
kekurangan darah.
4
C. Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.
Kunjunga
Waktu Tujuan
n
1 6-8 jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nitas
persalinan karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan. rujuk bila perdarahan
berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal,
5. Melakukan hubungan antara ibu dan
bayl biaru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipo- termia.
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama stetah kelahiran, atau sampai
ibu dan bayi dalkam keadaan stabil
2 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan
persalinan normal: uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau petda- rahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat.
5
4. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tak mem- perlihatkan tanda-
tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu setelah Sama seperti di atas (6 hari setelah
persalinan persalinan)
4 6 minggu setelah 1. Menanyakan pada ibu tentang
persalinan penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
2. Memberikan konseling untuk KB
secara dini.
PENILAIAN KLINIK
Anamnesis
Riwayat ibu Riwayat social ekonomi Riwayat bayi
o Nama, umur o Respon ibu dan o Menyusu
o Tanggal dan tempat keluarga terhadap o Keadaan tali pusat
tahir bayi, . o Vaksinasi
o penolong o Kehadiran anggota o Buang air kecil /
o Jenis persalinan keluarga untuk besar
o Masalah-masalah membantu ibu di
6
perdarahanlokhia –
- Puting/payudara
o Rencana masa datang:
Kontrasepsi yang akan
digunakan
D. Penanganan
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah
di sekitar vulva terlebih danunu, dari depan ke belakang, baru
7
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu
untuk membersibkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau
besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau diseterika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
beriebihan.
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara
periahan-lahan. Serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses
involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal.
Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi raša sakit pada punggung.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu, seperti:
1) Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot
perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu
ke dada: tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak
10 kali;
8
2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul
(1latihan Kegel).
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6
setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30
kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus:
a. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum seti
menyusui).
d. Pil zat besi harus dirninum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hati pas bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin
AL hayinya melalui ASI-nya.
Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberi lindungan terhadup infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk
diminum.
9
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur
cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik.
d. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
e. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui,
f. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
g. Bayi bertambah berat badannya.
Untuk bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10-15 menit di setiap payudara.
b. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan
duduklah selama menyusui.
c. Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempet yang baik dan
dengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
kali menyusui
e. Tidurlah bersebelahan dengan bayi
Untuk ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum .
b. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
10
c. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan
melakukan hal-hui tersebut di atas.
Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara,
c. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. .
e. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet
setinp 4 -6 jam.
f. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir
untuk mengurut payudara dengan arah "Z" menuju puting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak.
4) Susukan bayi setiap 2 -3 jam. Apabila tidak dapat mengisap
seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Sanggama
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami
isteri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
isteri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
11
minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
Keluarga berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat mem- bantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang car mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan Tagi haidnya selama meneteki (amenore laktasi). Oleh
karena itu, metode amenon laktasi (Gambar 11.1) dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru. Risiko cara ini ialah 2% kehamilan.
c. Meskipun beberapa metode KB mengandung risiko, penggunaan
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
d. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu kepada ibu:
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektivitasnya,
2) Kelebihan/keuntungannya, kekurangannya,
3) Efek samping,
4) Bagaimana menggunakan metode itu,
5) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin
yang menyusui.
e. Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB (Gambar 11.1
dan 11.2) ter- tentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam
dua minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh
ibu/pasangan itu dan untuk mengetahui apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
12
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS POSTPARTUM 2 JAM PADA NY.M
DI KLINIK AN NUR HUSADA DAYA MURNI
TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2020
3. Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan 04 september 2020 pukul 23.35 wib, jenis kelamin laki-
laki, berat badan 3.300 kg, panjang badan 49 cm, jenis persalinan spontan
pervaginam, plasenta lahir lengkap
4. Riwayat Kehamilan
TM I : 3x ANC
Keluhan : mual muntah
13
TM II : 3x ANC
Keluhan : sering lelah
TM III : 3x ANC
Keluhan : sering BAK pada malam hari
5. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit serius atau menular
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda – tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,3ᵒc
14
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan wajah : normal tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening
Payudara : Puting susu menonjol, tidak ada benjolan, terdapat
kolostrum
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus bulat
keras atau baik
Ekstremitas : Fungsi pergerakan baik, simetris kanan dan kiri
tidak ada oedema dan tidak ada varises, reflek
patella : positif (+)
Anogenetalia : Tidak ada jahitan perineum, lokhea rubra warna
merah segar
C. Assesment
Diagnosa : NyM P2A0 post partum 2 jam
D. Planning
1. Beritahu keadaan ibu
2. Anjurkan ibu cara menjaga kebersihan genetalia
3. Beritahu ibu tanda bahaya nifas
4. Anjurkan ibu mobilisasi dini
5. Anjurkan ibu beristirahat
6. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan
7. Kunjungan ulang
8. Pencatatan pada buku register
15
LEMBAR IMPLEMENTASI
16
Ibu bersedia istirahat yang cukup
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, setra memberikan ASI ekslusif
selama 6 bulan tanpa dibelikan makanan atau
minuman selain ASI
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
7. Menyepakati kunjungan ulang pada beberapa hari
mendatang atau jika ibu ada keluhan
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
8. Melakukan pencatatan pada buku register
Sudah di lakukan pencatatan
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu ( Saleha Siti, 2009: 2) .
Hasil pengkajian terhadap Ny. M P2A0 post partum telah melahirkan
bayinya dan masih merasa mulas pada perutnya, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan normal, anak hidup, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam
keluarga tidak ada yang menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas
normal, ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tau
cara perawatan payudara dan bayinya, belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi apapun. Data obyektif dalam batas normal, masalah perut ibu masih
terasa mulas, tindakan segera tidak ada, intervensi observasi KU ibu baik,
kontraksi baik
Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas bidan dapat memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, menyusui, memberikan
imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan pelayanan kbyang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis pada ibu dan bayi.
B. Saran
1. Untuk Prodi Kebidanan Metro
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasi teori dengan sungguh-sungguh
dalam memberikan asuahan di lahan praktik sesuai dengan standard kebidanan
sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Untuk Klinik
Disarankan pada lahan dan tenaga kesehatan yang lain untuk mengadakan
suatu penyuluhan-penyuluhan tentang tanda bahaya masa nifas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Prawihardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo
19