DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia Nya,
sehingga saya dapat menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Kek Riwayat Anemia dan Resiko
Baby Blues Syndrome Terhadap Ny.N Di Upt Puskeskmas Yosomulyo” telah
selesai.
Kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes salaku Direktur Poltekkes Tanjungkarang
2. Islamiyati, AK, MKM selaku Ketua Program Studi Kebidanan Metro
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
3. Septi Widiyanti, S.Pd, M.Kes, selaku pembimbing institusi Program Studi
Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
4. Hendarto SKM., M.Kes selaku kepala UPTD Puskesmas yosomulyo
5. Siti Nurjanah, S.ST selaku pembimbing lahan praktek di upt puskesmas
yosomulyo.
6. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan
normal.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk
perbaikan penyusunan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini berguna
bagi kita semua. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode post partum (nifas) adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini disebut juga pueperium
dan wanita yang mengalami puerperium disebut puerpera. Periode pemulihan
pascapartum berlangsung sekitar enam minggu (Varney, 2008).
KEK adalah akibat dari suatu keadaan akibat kekurangan energi atau
ketidakseimbangan asupan energi
Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil
yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan
ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan (Pieter
dan Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga mnyebutkan bahwa Syndrome baby blues
merupakan perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini
berkaitan dengan bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati
yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini
sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih
buruk pada hari ke tiga dan keempat.
B. Tujuan
Dapat menerapkan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Fisiologis pada
ibu nifas yang berdasarkan evidence based dan melakukan pendokumentasian
dengan metode SOAP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nifas
1. Pengertian Nifas
Periode post partum (nifas) adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini disebut juga pueperium
dan wanita yang mengalami puerperium disebut puerpera. Periode pemulihan
pascapartum berlangsung sekitar enam minggu (Varney, 2008).
Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah
melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti
sebelum kehamilan (Bobak, Lowdermilk& Jensen, 2005).
Menurut Sarwono, (2001) masa nifas (peurperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini
terjadi perubahan-perubahan fisiologis, antara lain :
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus dan bagian-bagian lain dari traktus genitalia
c. Laktasi/ pengeluaran air susu ibu
d. Perubahan system tubuh lainnya
e. Perubahan psikis
4. Etiologi
Dalam masa nifas,alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut
involusi. (Winknjosastro, 2006:237).
Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot
rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh
darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari
perdarahan post partum (Manuaba, 1998:190).
Kadar Hb Kategori
11 gr% Tidak anemia
9-10 gr% Anemia ringan
7-8 gr% Anemia sedang
<7 gr% Anemia berat
Sumber : Manuaba, 2010
Tabel 4
Rekomendasi Penambahan (IMT)
Tabel 5.
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Bula
Panjang Berat Tinggi Rahim Keterangan
n
1 8-10 - - Kepala 1/3 mudigadah
mm Saluran jantung terbentuk
2 250 mm - - Organ terbentuk wajah,
ektermitas, kelamin tampak
3 7-9 cm - Atas simfisi Pusat tulang kuku, ginjal
(tulang kemaluan) mulai ada gerak
4 10-17 100 g ½ atas simfisis Kelamin mulai tampak,
cm rambut terbentuk, gerak
nyata
5 18-27 300 g Setinggi pusat Jantung terdengar, mulai
cm bernafas
6 28-34 600 g Diatas pusat Kulit terdapat lemak,verniks
cm kaseosa tampak
7 35-40 1000 g ½simfisis Dapat hidup bila lahir, suara
cm prosessus tangis ada
xifoideus
8 42,5 cm 1700 g 2/3 atas pusat Kulit merah, gerak aktif
9 46 cm 2500 g Setinggi prosesus Kulit penuh lemak, alat
xifoideus sudah sempurna
10 50 cm 3000 g Dua jari dibawah Kepala janin masuk pintu
prosessus atas panggul kepala lanogo
xifoideus baik, kuku panjang testis
telah turun
Sumber : Manuaba dkk, 2009.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai gizi 2.890 kalori, protein 103
gram, lemak 73 gram dan karbohidrat 420 gram. Diit Energi Tinggi Protein
Tinggi (ETPT) dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
nilai gizi seperti atau mendektai tabel di atas.
Sementara itu, bahan makanan yang dianjurkan sebagai berikut:
Tabel 7.
Sumber bahan makanan diet Energi Tinggin dan Protein Tinggi (ETPT).
Sumber bahan
Dinjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Karbohidrat Nasi, roti, pasta, hasil olah-
olahan tepung (cake, puding,
dodol), ubi, gula pasir, gula
merah
Protein hewani Daging sapi. daging Bahan Bahan makanan sumber
makanan kambing, ayam, ikan, lauk Hewani yang
telur, susu, dan sumber lauk dimasak dengan banyak
hasil olahannya (keju dan ice minyak dan santan
cream) kenTAL
Protein nabati Semua kacang-kacangan dan Bahan makanan sumber
hasil Bahan makanan olahannya lauk nabati yang
(tempe, tahu, dan pindekas) dimasak dengan banyak
minyak dan santan
kenTAL
Sayuran Semuajenissayur-sayuran Bahan makanan sumber
sayuran dimasak
dengan banyak minyak
dan santan kental
Buah-buahan Semua jenis buah-buahan
Lemak Minyak goreng, mentega. Santan kental
Santan kental
margarin, santan encer, salad
dressing
Mnuman Saft drink, sirup, madu, kopi Minuman energy
encer dan the rendah
Sumber : Subakti dan Angraini, 2013
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. N
DI UPT PUSKESMAS YOSOMULYO
TAHUN 2020
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan kakinya nyeri
3. Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan : 11 September 2020
Pukul : 01.45 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 1700 gram
Panjang badan : 47 cm
4. Data Psikososial
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, namun mengeluh saat
hamil karena merasa tertekan dan merasa selalu ingin marah
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV: TD : 93/69 mmHg
N : 96x/ menit
P : 20 x/ menit
S : 36,70C
d. BB : 27 kg
e. LILA : 16,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala/ wajah : Tidak odema, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri tekan.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol dan berwarna kecoklatan,
tidak ada benjolan, ASI sudah keluar
Abdomen : TFU, konsistensi keras, kontraksi baik.
Genetalia : Pengeluaran lochia serosa, tidak ada hemoroid
Ekstermitas : Tidak odema, tidak ada varises, ada nyeri pada bagian
paha.
C. ASSESSMENT
P2A0 postpartum 14 hari pasca persalinan dengan KEK sussaspect baby blues
syndrom.
D. PLAN
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Pastikan involusi uterus normal
3. Pastikan ibu, suami dan keluarga mengetahui apa yang harus diwaspadai
dan kapan harus mencari perawatan
4. Berikan KIE tentang perawatan pasca persalinan, dan konseilng tentang
gizi
5. Anjurkan ibu untuk makan dengan gizi seimbang
6. Pastikan kekhawatiran Ibu telah teratasi
7. Lakukan konseling tentang tanda bahaya masa nifas yaitu : uterus terasa
lembek, sakit kepala berat, rasa sakit atau panas waktu BAK, penglihatan
kabur, pengeluaranpervaginam berbau busuk, demam tinggi > 380C
8. Ajarkan ibu gerakan-gerakan senam nifas dan menganjurkan ibu
melakukannya untuk mengurangi pegal-pegal seperti gerakan kegle,
gerakan berbaring lalu mengangkat bokong, merangkak dan gerakan
relaksasi kaki masing-masing selama 8 detik
9. Lakukan konseling pada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi sehari-
hari tanpa memberi ramuan atau sejenis jimat apapun pada bayinya dan
merawat tali pusat dengan kassa steril tanpa memberikan cairan atau bahan
apapun.
10. Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup agar tidak stress
11. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, terutama puting susu
harus sering dibersihkan dan kemudian daerah kemaluan ibu harus tetap
dijaga kebersihannya dengan ganti celana dalam apabila lembab atau
basah
12. Dengarkan dorongan dan beri dukungan emosional
13. Beri konseling untuk praktek hubungan seks yang aman
14. Beri konseling tentang pentingnya memberi jarak kelahiran dan keluarga
berencana
15. Lakukan Skrining status imunisasi T dan memberikan imunisasi bila status
imunsasi belum lengkap
16. Beri KIE untuk menghindari rokok, minuman beralkohol, Obat-obatan
terlarang, menghindari paparan asap perokok lain, pestisida dan bahan
berbahaya beracun lainnya
17. Beri konseling kepada pasangan dan keluarganya untuk memberikan
bantuan dan mengamati perkembangan ibu
18. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan
19. Menulis di buku KIA
LEMBAR IMPLEMENTASI
Lina, W. 2016.Faktor Terjadinya Baby Blues Syndrome pada ibu nifas di BPM
Suhatmi Puji Lestari. Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta:
Surakarta.
Bobak, M. Irene, et. Al. 2005.Buku ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta: EGC
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol. 2. Jakarta: EGC