Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

RUANGAN CEMPAKA RS TK II PELAMONIA MAKASSAR

DI SUSUN OLEH
NAMA : Eriyani Putri Barandy
NIM : 10511110182

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
A Konsep Medis
Pengertian
Post partum normal adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil,masa post partum berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Siti Saleha, 2013).
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( Manuaba,2012) dalam (Embuai
Selpina,2020:68).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8
minggu (Mochtar, 2001) dalam ( Zubaidah.,dkk, 2021:1).
Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir,
robekan jalan lahir dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta,
subinvolusi di daerah insersi plasenta dari luka bekas sectio
cesaria.
Klasifikasi
Menurut Anggraini (2013), tahap masa nifas di bagi menjadi 3:
a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih dan
boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu.
c. Remote purperium, Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu per- salinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan bahkan ta hunan. (Yetti Anggraini,2013).
Manifestasi klinis
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah sebagai berikut:
1. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
2. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
(kerumitan).
3. Masa menyusui anak dimulai.
4. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai
tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.

Kebutuhan masa postpartum normal


1.Nutrisi dan Cairan
Masalah nutrisi perlu mendapat perhatian karena dengan nutrisi yang baik dapat
mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu.
Kebutuhan gizi ibu saat menyusui adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.
b. Diet berimbang, protein, mineral dan vitamin.
c. Minum sedikitnya 2 liter tiap hari ( +8 gelas ).
d. Fe/tablet tambah darah sampai 40 hari pasca persalinan Kapsul Vit. A 200.000
unit.
2.Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepatnya tenaga
kesehatan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidur membimbing
secepat mungkin untuk berjalan. Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari
tempat tidur dalam 24 - 48 jam postpartum. Hal ini dilakukan bertahap. Ambulasi dini
tidak dibenarkan pada ibu post partum dengan penyulit misalnya anemia, penyakit
jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya. Keuntungan dari ambulasi dini
Ibu merasa lebih sehat, Fungsi usus dan kandung kemih lebih baik. Memungkinkan
kita mengajarkan ibu untuk merawat bayinya. Tidak ada pengaruh buruk terhadap
proses pasca persalinan, tidak memengaruhi penyembuhan luka, tidak menyebabkan
perdarahan, tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.

3.Eliminasi
Setelah 6 jam post partum diharapkan ibu dapat berkemih, jika kandung kemih penuh
atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan melakukan kateterisasi. Hal-hal
yang menyebabkan kesulitan berkemih (retensio urine) pada post partum :
a. Berkurangnya tekanan intra abdominal.
b. Otot-otot perut masih lemah.
c. Edema dan uretra.
d. Dinding kandung kemih kurang sensitif.
e. Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah hari
kedua post partum, jika hari ketiga belum defekasi bisa diberi obat pencahar oral atau
rektal.
4.Kebersihan diri
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
terjaga. Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum.
b. Mengajarkan ibu cara membersihkan alat kelamin dengan sabun dan air dari
depan ke belakang.
c. Sarankan ibu ganti pembalut setidaknya dua kali sehari
d. Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelamin.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi/ luka jahit pada alat kelamin,
menyarankan untuk tidak menyentuh daerah tersebut.
5.Istirahat dan tidur
Menganjurkan ibu istirahat cukup dan dapat melakukan kegiatan rumah tangga secara
bertahap. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI, memperlambat proses
involusi dan depresi pasca persalinan. Selama masa post partum, alat-alat interna dan
eksternal berangsur-angsur kembali ke keadaan sebelum hamil (involusi). Ada 2
perubahan yang terjadi pada ibu yaitu fisiologis/fisik dan perubahan psikologis.

Perubahan fisiologis pada masa postpartum


a. Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus akan mulai mengeras karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya. Uterus berangsur- angsur mengecil sampai keadaan sebelum hamil.
Tabel 1.1 Perbahan Uterus

WAKTU TFU BERAT UTERUS

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gr

1 mg ½ pst symps 500 gr


2 mg Tidak teraba 350 gr

6 mg Bertambah kecil 50 gr

8 mg Normal 30 gr

b. Lochea
Yaitu cairan/ secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa post partum
(Sitti Saleha, 2009). Berikut ini, beberapa jenis lokia :
a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium berlangsung 2 hr post
partum.
b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan bensit berlangsung
3-7 hr post partum,
c. Lokia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan desidua,
leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hr post partum
d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua berlangsung
14 hr- 2 mg berikutnya.
c. Endometrium
Perubahan terjadi dengan timbulnya thrombosis, degenerasi dan nekrosis di
tempat implantasi plasenta. Bekas implantasi plasenta karena kontraksi sehingga
menonjol ke kavum uteri, hr 1 endometrium tebal 2,5 mm, endometrium akan
rata setelah hari ke 3.
d. Serviks
Setelah persalinan serviks menganga, setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari, setelah 4
minggu rongga bagian luar kembali normal.
e. Vagina dan Perineum
Vagina secara berangsur-angsur luasnya berkurang tetapi jarang sekali kembali
seperti ukuran nullipara, hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil dan
berubah menjadi karunkula mitiformis. Minggu ke 3 rugae vagina kembali.
Perineum yang terdapat laserasi atau jahitan serta udem akan berangsur-angsur
pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena itu vulva hygiene perlu
dilakukan.
f. Mamae/ payudara
Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Ada 2
mekanisme : produksi susu, sekresi susu atau let down. Selama kehamilan
jaringan payudara tumbuh menyiapkan fungsinya mempersiapkan makanan bagi
bayi. Pada hari ketiga setelah melahirkan efek prolaktin pada payudara mulai
Selama kehamilan dan dirasakan, sel acini yang menghasilkan ASI mulai
berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, oksitosin merangsang ensit let down
(mengalirkan) sehingga menyebabkan ejeksi ASI.
g. Sistem Pencernaan
Setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada komplikasi persalinan,
tidak ada alasan menunda pemberian makan. Konstipasi terjadi karena psikis
takut BAB karena ada luka jahit perineum.
h. Sistem Perkemihan
Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal akhir mg ke
4 setelah melahirkan. Kurang dari 40% wanita post partum mengalami proteinuri
non patologis, kecuali pada kasus preeklamsi.
i. Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, diafragma pelvis meregang saat kehamilan, berangsur angsur
mengecil seperti semula.
j. Sistem Endokrin
Hormon-hormon yang berperan:
a. Oksitosin berperan dalam kontraksi uterus mencegah perdarahan , membantu
uterus kembali normal. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi
oksitosin.
b. Prolaktin, dikeluarkan oleh kelenjar dimana pituitrin merangsang pengeluaran
prolaktin untuk produksi ASI, jika ibu post partim tidak menyusui dalam 14-21 hr
timbul menstruasi.
c. Estrogen dan progesteron, setelah melahirkan estrogen menurun, progesteron
meningkat.
k. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh saat post partum dapat naik kurang lebih 0,5°C, setelah 2 jam post
partum normal.
b. Nadi dan Pernapasan, nadi dapat bradikardi kalau takikardi waspada mungkin
ada perdarahan, pernapasan akan sedikit meningkat setelah persalinan lalu
kembali normal.
c. Tekanan darah kadang naik lalu kembali normal setelah beberapa hari asalkan
tidak ada penyakit yang menyertai. BB turun rata-rata 4,5 kg.
l. Setelah partus/ melahirkan
adanya striae pada dinding abdomen tidak dapat dihilangkan sempurna dan
berubah jadi putih (striae albicans).
m. Evaluasi tonus otot abdomen untuk menentukan diastasis (derajat pemisahan
otot rektus abdomen).
Setiap wanita mempunyai 3 set otot abdominalis yaitu rectus abdominalis,
oblique, transverse. Rectus abdominalis merupakan otot paling luar yang
bergerak dari atas ke bawah. Otot ini terbagi 2 yang dinamakan rekti yang
lebarnya ± 0,5 cm dan dihubungkan oleh jaringan fibrous (linea alba). Pada saat
hamil otot dan persendian menjadi relaks untuk persiapan melahirkan (linea alba
menjadi sangat mudah mulur). Ketika otot rectus abdomen makin terpisah dan
linea alba makin mulur ke samping dan menjadi sangat tipis, pemisahan otot ini
disebut diastasis.

PERUBAHAN FISIOLOGIS POSTPARTUM NORMAL


Adaptasi psikologis ibu
Periode postpartum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang memengaruhi
suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu:
1. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan
tergantung. Ia hanya menuruti nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih
berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan
pengalaman persalinan. Periode ini diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap:
1. Taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b. Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi
ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking bold
a. Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya
menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap janin.
b. Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis., eliminasi).
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi, misalnya
menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasihat dari bidan karena ia
terbuka unnik menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Letting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan
perhatian yang diberikan keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi
dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan berkurangnya
hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
c. Pada periode ini umumnya terjadi depresi post partum.
Pathwey

Komplikasi postpartum normal


Komplikasi postpartum di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Perdarahan
a. Perdarahan post partum primer (Early Postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan lebih dari 500 - 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak ahir atau
perdarahan dengan volume berapapun tetapi terjadi perubahan keadaan umum ibu
dan tanda tanda vital sudah menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab
utamanya adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa placenta dan robekan jalan
lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama masa nifas.
b. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan yang terjadi keadaan umum ibu terjadi perubahan seperti halnya sama
dengan pengertian postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam post partum
hingga masa nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi setelah
24 jam biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai hari ke 15 postpartum. Penyebab
utama adalah robekan jalan lahir atau adanya sisa placenta (Henriquez).
perdarahan postpartum merupakan salah satu penyebab kematian maternal
khususnya di negara berkembang.
2. Infeksi
Infeksi masa post partum (Puerpuralis) adalah infeksi pada genetalia setelah
persalinan, di tandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38°C atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24
jam pertam. Infeksi post partum mencakup semua peradangan yang dibabkan
oleh masuknya kuman-kuman atau bakteri ke dalam genetalia pada waktu
persalinan dan post partum (Mitayani 2011). Infeksi post partum di sebabkan oleh
adanya alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir, perdarahan, pre-aklamsia
dan kebersihan daerah perineum yang kurang terjaga. Infeksi masa post partum
dapat terjadi karena beberapa faktor pemungkin, antara lain pengetahuan yang
kurang, gizi, pendidikan dan usia.
Penatalaksanaan postpartum normal
Penatalaksanaan post partun spontan menurut Aspiani (2017), setelah melahirkan, ibu
membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan kondisinya setelah persalinan
yang melelahkan. Perawatan post partum antara lain:
a. Mobilisasi diri
Mobilisasi diri merupakan salah satuaspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu sensial untuk mempertahankan kemandiriran, khususnya di lakukan
oleh ibu post partum. Mobilisasi dini adalah kebijakan agar secepat mungkin
membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu
secepat mungkin untuk berjalan. Jika tidak ada kelainan pasca persalinan,
mobilisasi dini dapat dilakukan sedini mungkin yaitu 2 jam pasca persalinan.
Mobilisasi dini dapat membantu pemulihan dan mempercepat waktu berada di
rumah sakit.
b. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya, segera memberikan ASI, ehingga kelancaran
pengeluaran ASI lebih terjamin.
c. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum antara lan:
Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
Fundus uteri: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
Payudara: putting susu, pembesaran dan pengeluaran ASI
Lochea: lochea Rubra, lochea sangiolentra, lochea serosa, lochea alba
Luka jahitan episiotomi: apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
I. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian data dasar klien
Meninjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untu
pengumpulan kelahiran abnor Adapun cara data meliputi observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik yaitu mulai inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
b. Identitas klien
1. Identitas klien meliputi: nama, usia, status perkawinan, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku, bahasa, yang digunakan, sumber biaya, tanggal masuk
rumah sakit dan jam, tanggal pengMengkajian, alamat rumah.
2. Identitas suami meliputi: nama suami, usia, pekerjaan, agama, pendidikan,
suku.
c. Riwayat keperawatan
1. Riwayat kesehatan
Data yang perlu dikaji antara lain: keluhan utama saat masuk rumah yang
mungkin mempengaruhi, adapun yang berkaitan dengan diagnosa sakit,
faktor-faktor yang perlu dikaji adalah peningkatan tekanan darah,
eliminasi, mual atau muntah, penambahan berat badan, edeme, pusing,
sakit kepala, diplopia, nyeri epigastrik.
2. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan dan persalinan :Untuk mengetahui apakah klien
melahirkan secara spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien
melahirkan spontan.
3. Riwayat persalinan
a.Jenis Pesalinan :Spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien
melahirkan normal.
b. Komplikasi dalam persalinan :Untuk mengetahui selama
persalinan normal atau tidak.
c.Placenta dilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan lengkap atau
tidak, ada kelainan atau tidak, ada sisa placenta atau tidak.
d. Tali pusat: Normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.
e.Perineum: Untuk mengetahui apakah perineum ada robekan atau tidak.
Pada nifas normal perineum dapat utuh atau ada robekan, pada nifas
normal pun bisa juga dilakukan episotomi.
f. Perdarahan : Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I,
II, III selama proses persalinan, pada nifas normal pendarahan tidak
boleh lebih dari 500 cc.
g. Proses persalinan
- Bayi
- Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi BB dan PB untuk
mengetahui BB bayi normal atau tidak Normalnya > 2500 gr, BBLR
< 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.
- Agar score baik: 7-10
- Cacat bawaan: bayi normal atau tidak
- Air ketuban: Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya putih
keruh. Banyaknya normal atau tidak normalnya 500-1000 cc.
II. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum nifas normal
biasanya baik.
b. Keadaan emosional: Untuk mengetahui apakah keadaan emosional stabil atau
tidak dan apakah terjadi post partum blues (depresi) pada post partum pada klien
tersebut. Pada ibu nifas normal keadaan emosional stabil.
c. Tanda Vital
- Suhu: 36,40C sampai 37,40C.
- Nafas normal: 16-20 x/m
- Nadi normal: 80-100 x/m
- TD normal: 120/80 mmHg
d. Pemeriksaan fisik
- Muka: Kelopak mata: ada edema atau tidak, Konjungtiva: Merah muda atau
pucat, Sklera: Putih atau tidak
- Mulut dan gigi:
Lidah: bersih,
gigi : ada karies tidak ada.
- Leher: Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak
- Kelenjar getah bening: ada pembesaran atau tidak.
- Dada:
Jantung: irama jantung teratur, Paru-paru ada ronchi dan wheezing atau tidak
- Payudara: Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,
pengeluaran colostrum (Mochtar, 1990)
- Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang: normal atau tidak dan tidak nor mal bila ditemukan
lordosis.
CVAT : ada atau tidak nyeri ketuk. Normalnya tidak ada.
- Abdomen
Bekas luka operasi : untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi lain. -
Konsistensi : keras atau tidak benjolan ada atau tidak Pembesaran Lien (liver):
ada atau tidak.
- Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontrak uterus, konsistensi uterus,
posisi uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat kontraksinya
baik Konsistensinya keras dan posisi uterus di tengah.
- Pengeluaran lochea
Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya ada
kelainan atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1 hari post partum loceha
warna merah jumlah +50 cc, bau dan konsistensi encer (Mochtar, 1998).
- Perineum
Untuk mengetahui apakah ada perineum ada bekas jahitan atau tidak, juga
tentang jahitan perineum klien. Pada nifas normal perineum bisa juga terdapat
ada bekas jahitan bisa juga tidak ada, perineumnya bersih atau tidak.
- Kandung kemih
Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, para ibu nifas
normal kandung kemih tidak teraba.
- Extremitas atas dan bawah
a) Edema ada atau tidak
b) Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak
c) Kemerahan: ada atau tidak
d) Varices: ada atau tidak
e) Reflek patella: kanan kiri +/-, normalnya +
f) Reflek lutut negatif pada hypovitaminase 81 dan penyakit urat syarat
g) Tanda hooman: +/++ bila tidak ditemukan rasa nyen (Mochtar, 1998).
III. Uji Diagnostik
a. Darah: Pemeriksaan Hb
HB ibu nifas normal: Hb normal 11 gram%
b. Golongan darah
Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila terjadi
komplikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori pada klien pasca persalinan normal menurut
Doengoes (2001) dalam (WahyuningsihSri, 2019:13) meliputi :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis, edeme
atau pembesaran jaringan.
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan kerusakan
kulit, penurunan Hb.
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek - efekdehidrasi,
diare dan nyeri perineal/rectal.
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada ibu paska persalinan normal (Doengoes, 2001)
dalam (WahyuningsihSri,2019:13) adapun diagnosa yang mungkin didapatkan
yaitu :
a. Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis, edeme
atau pembesaran jaringan.

⮚ Tujuan: Nyeri dapat hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan


keperawatan.

⮚ Kriteria hasil :

1. Klien tampak rileks


2. Rasa nyaman nyeri dapat berkurang / hilang
3. Skala nyeri 1-2.
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80-88
x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu : 36 °C.
⮚ Rencana keperawatan:

1). Tentukan adanya lokasi dan sifat nyeri, tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
2). Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan.
3). Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama
setelah proses kelahiran.
4). Anjurkan relaksasi dengan nafas dalam.
5). Inspeksi hemoroid pada perineum, anjurkan penggunaan kompres es
selama 20 menit setiap 4 jam.
6). Mengkaji nyeri tekan uterus tentukan adanya frekuensi intensitas nyeri.
7). Beri analgesik 30 - 60 menir sebelum menyusui atau perawatan perineum
bila dibutuhkan.
b. Diagnosa 2
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan kerusakan
kulit, penurunan Hb.

⮚ Tujuan : Resiko tinggi terhadap infeksi tidak terjadi setelah dilakukan


tindakan keperawatan.

⮚ Kriteria hasil:

- Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko atau


meningkatkan penyembuhan.
- Menunjukan luka yang bekas dari drainage purulen bebas dari infeksi dan
karakteristik normal.

⮚ Rencana Tindakan :

- Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau malaise.
- Infeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam, perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan, edema atau adanya laserasi.
- Perhatikan frekuensi / jumlah berkemih.
- Anjurkan klien mandi setiap hari dan ganti pembalut. Anjurkan klien untuk
menggunakan krim antibiotik pada perineum sesuai indikasi
- Berikan antipiretik.
c. Diagnosa 3
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat.

⮚ Tujuan: Pengetahuan dapat bertambah setelah dilakukan tindakan


keperawatan

⮚ Kriteria hasil :

- Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi, kebutuhan-


kebutuhan individu, hasil yang diharapkan.

⮚ Rencana Tindakan :

- Mengkaji kesiapan dan motifasi klien untuk belajar, bantu klien atau
pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan.
- Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang
distandarisasi atau ceklis.
- Mengkaji keadaan fisik klien. Rencanakan sesi kelompok atau individu.
- Berikan atau kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan
pasca partum lanjutan.
- Demonstrasikan tehnik-tehnik perawatan baik.
d. Diagnosa 4
Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek - efek dehidrasi,
diare dan nyeri perineal/rectal.

⮚ Tujuan : Konstipasi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

⮚ Kriteria hasil :

- Klien defekasi biasa atau optimal satu hari sekali.


- Keluhan saat BAB tidak ada.

⮚ Rencana tindakan :

- Auskultasi adanya bising usus, perhatikan kebiasaan pengosongan normal


atau diastase recti.
- Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar,
peningkatan cairan dan upaya untuk membuat pola pengosongan normal.
- Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi.
- Mengkaji episiotomi, perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan
jaringan.
- Kolaborasi berikan laksatif, lunak feses, suppositoria atau enema.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan implementasi seorang tenaga kesehatan harus mempunyai
kemampuan kognitif dalam proses implementasi yaitu mencakup melakukan
pengkajian ulang kondisi klien, memvalidasi rencana keperawatan yang telah
disusun, menentukan kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan,
melaksanakan strategi keperawatan dan mengomunikasikan kegiatan baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Diharapkan juga tenaga kesehatan mampu bekerja
sama dengan klien, keluarga serta anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan dapat optimal dan komprehensif. Melakukan
kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain diataranya mengganti cairan yang
hilang dengan infus mengandung elektrolit, obat-obatan, gizi, dan lain-lain.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang merupakan tahap akhir dari proses keperawatan bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Evaluasi pada ibu post partum meliputi : dimulainya ikatan keluarga,
berkurangnya nyeri, terpenuhi kebutuhan psikologi, mengekspresikan harapan
diri yang positif, komplikasi tercegah/ teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi
optimal, mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis dan
kebutuhan ibu post partum (Doenges, 2005).

A. KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Pengkajian menurut Margaretha (2017) antara lain:
1) Identitas
Identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan.
2) Alasan Dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya
sakit perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak
3) Riwayat Masuk Rumah Sakit
Kaji apakah ibu memiliki riwayat penyakit. Kaji apakah pernah
dirawat, dimana dan kapan.
4) Riwayat Pernikahan
Kaji umur kawin, sudah berapa lama menikah, apakah pernah kawin
sebelumnya.
5) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
Kaji kapan partus dan dimana, umur hamil. Kaji jenis persalinan
apakah SC/spontan, serta keadaan bayi saat ini meliputi berat badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lain-lain.
6) Riwayat KB
Kaji keluarga berencana yang meliputi akseptor KB, masalah, dan
rencana KB
7) Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori,protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah,
frekuensi. Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira
hari ketiga.
b) Eliminasi
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blass,apakah perlu bantuan saat BAK. Ibu
postpartum dianjurkan untuk berkemih sesegera mungkin untuk
menghindari distensi kandung kemih. Eliminasi dikaji setiap 9
jam, kaji juga defekasi setiap harinya. Pola BAB, frekuensi,
konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet. Diuresis biasanya terjadi diantara hari kedua
dan kelima.
c) Aktivitas
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan
bekerja dan menyusui.
d) Istirahat dan Tidur
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-
remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum). Insomnia mungkin
teramati.
e) Personal Hygine
Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah
f) Rasa nyaman
Kaji apakah terdapat nyeri. Kaji lokasi dan penyebap serta sejak
berapa kali nyeri timbul.
g) Rasa Aman
Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues”sering terlihat
kira-kira 3 hari setelah melahirkan).
h) Ibadah
Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa
nifas.
i) Hubungan sosial dan komunikasi
Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan
lingkungannya selama fase nifas.
j) Produktivitas
Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam
fase nifas.
k) Rekreasi dan hiburan
Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
l) Kebutuhan belajar
Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mempelajari tentang
perawatan ibu dan bayi selama masa nifas.
b. Pemeriksaan TTV
 Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari postpartum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekanan
darah sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama
beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan
adanya perdarahan postpartum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,
dapat menunjukan kemungkinan adanya pre-eklampsia yang bisa
timbul pada masa nifas.
 Suhu
Suhu tubuh diukur setiap 4 sampai 8 jam selama beberapa hari
pascapartum karena demam biasanya merupakan gejala awal infeksi.
Suhu tubuh 38ºC mungkin disebabkan oleh dehidrasi pada 24 jam
pertama setelah persalinan atau karena awitan laktasi dalam 2 sampai
4 hari. Demam yang menetap atau berulang diatas 24 jam pertama
dapat menandakan adanya infeksi.
 Nadi
Bradikardi merupakan perubahan fisiologis normal selama 6 sampai
10 hari pascapartum dengan frekuensi nadi 40 sampai 70 kali/menit.
Frekuensi diatas 100 kali/menit dapat menunjukan adanya infeksi,
hemoragi, nyeri, atau kecemasan, nadi yang cepat dan dangkal yang
dihubungkan dengan hipotensi, menunjukan hemoragi.
 Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada respirasi
cepat pospartum (>30x/menit) mungkin karena adanya ikutan dari
tanda-tanda syok.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan wajah
Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal rambut bersih,
tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan rambut tidak rontok), cloasma
gravidarum, keadaan sclera (normalnya sclera berwarna putih),
konjungtiva (normalnya konjungtiva berwarna merah muda, kalau
pucat berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut
dan gigi bersih, tidak berbau, bibir merah), caries.
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah; palpasi pembesaran
getah bening (normalnya tidak ada pembengkakan), JVP, kelenjar
tiroid.
b) Dada
Inspeksi irama nafas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung, hitung
frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu postpartum
meliputi inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi
konsisten dan apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi.
Normalnya puting susu menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, payudara simetris dan tidak ada
benjolan atau masa pada saat di palpasi.
c) Abdomen
Menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi, adanya
linea atau tidak. Involusi uteri: kemajuan involusi yaitu proses uterus
kembali ke ukuran dan kondisinya sebelum kehamilan, di ukur dengan
mengkaji tinggi dan konsistensi fundus uterus, masase dan peremasan
fundus dan karakter serta jumlah lokia 4 sampai 8 jam. TFU pada hari
pertama setinggi pusat, pada hari kedua 1 jari dibawah pusat, pada hari
ketiga 2 jari dibawah pusat, pada hari keempat 2 jari diatas simpisis,
pada hari ketujuh 1 jari diatas simpisis, pada hari kesepuluh setinggi
simpisis. Konsistensi fundus harus keras dengan bentuk bundar mulus.
Fundus yang lembek atau kendor menunjukan atonia atau subinvolusi.
Kandung kemih harus kosong agar pengukuran fundus akurat,
kandung kemih yang penuh menggeser uterus dan meningkatkan
tinggi fundus.
d) Genitalia
Melihat apakah vulva bersih atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi.
Lochea: karakter dan jumlah lochea secara tidak langsung
menggambarkan kemajuan penyembuhan normal, jumlah lochea
perlahan-lahan berkurang dengan perubahan warna yang khas yang
menunjukan penurunan komponen darah dalam aliran lochea. Jumlah
lokia sangat sedikit noda darah berkurang 2,5-5 cm =10 ml, sedang
noda darah berukuran ≤ 10cm = 10,25ml.
e) Perinium dan Anus
Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge,
loss ofapproximation). Dan kaji ada tidaknya hemoroid pada anus
yang merupakan sumber yang paling sering menimbulkan nyeri
perineal.
f) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat,
adanyanyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan kaji homans’
sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering muncul menurut Standar Diagnosa


Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016) yaitu:
a. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentangcara menyusui yang bernar.
b. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinyuitas jaringan.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar
dengan sumber informasi tentang cara perawatan bayi.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasif.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap
proses pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai