DI SUSUN OLEH
NAMA : Eriyani Putri Barandy
NIM : 10511110182
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
3.Eliminasi
Setelah 6 jam post partum diharapkan ibu dapat berkemih, jika kandung kemih penuh
atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan melakukan kateterisasi. Hal-hal
yang menyebabkan kesulitan berkemih (retensio urine) pada post partum :
a. Berkurangnya tekanan intra abdominal.
b. Otot-otot perut masih lemah.
c. Edema dan uretra.
d. Dinding kandung kemih kurang sensitif.
e. Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah hari
kedua post partum, jika hari ketiga belum defekasi bisa diberi obat pencahar oral atau
rektal.
4.Kebersihan diri
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
terjaga. Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum.
b. Mengajarkan ibu cara membersihkan alat kelamin dengan sabun dan air dari
depan ke belakang.
c. Sarankan ibu ganti pembalut setidaknya dua kali sehari
d. Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelamin.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi/ luka jahit pada alat kelamin,
menyarankan untuk tidak menyentuh daerah tersebut.
5.Istirahat dan tidur
Menganjurkan ibu istirahat cukup dan dapat melakukan kegiatan rumah tangga secara
bertahap. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI, memperlambat proses
involusi dan depresi pasca persalinan. Selama masa post partum, alat-alat interna dan
eksternal berangsur-angsur kembali ke keadaan sebelum hamil (involusi). Ada 2
perubahan yang terjadi pada ibu yaitu fisiologis/fisik dan perubahan psikologis.
6 mg Bertambah kecil 50 gr
8 mg Normal 30 gr
b. Lochea
Yaitu cairan/ secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa post partum
(Sitti Saleha, 2009). Berikut ini, beberapa jenis lokia :
a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium berlangsung 2 hr post
partum.
b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan bensit berlangsung
3-7 hr post partum,
c. Lokia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan desidua,
leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hr post partum
d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua berlangsung
14 hr- 2 mg berikutnya.
c. Endometrium
Perubahan terjadi dengan timbulnya thrombosis, degenerasi dan nekrosis di
tempat implantasi plasenta. Bekas implantasi plasenta karena kontraksi sehingga
menonjol ke kavum uteri, hr 1 endometrium tebal 2,5 mm, endometrium akan
rata setelah hari ke 3.
d. Serviks
Setelah persalinan serviks menganga, setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari, setelah 4
minggu rongga bagian luar kembali normal.
e. Vagina dan Perineum
Vagina secara berangsur-angsur luasnya berkurang tetapi jarang sekali kembali
seperti ukuran nullipara, hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil dan
berubah menjadi karunkula mitiformis. Minggu ke 3 rugae vagina kembali.
Perineum yang terdapat laserasi atau jahitan serta udem akan berangsur-angsur
pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena itu vulva hygiene perlu
dilakukan.
f. Mamae/ payudara
Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Ada 2
mekanisme : produksi susu, sekresi susu atau let down. Selama kehamilan
jaringan payudara tumbuh menyiapkan fungsinya mempersiapkan makanan bagi
bayi. Pada hari ketiga setelah melahirkan efek prolaktin pada payudara mulai
Selama kehamilan dan dirasakan, sel acini yang menghasilkan ASI mulai
berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, oksitosin merangsang ensit let down
(mengalirkan) sehingga menyebabkan ejeksi ASI.
g. Sistem Pencernaan
Setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada komplikasi persalinan,
tidak ada alasan menunda pemberian makan. Konstipasi terjadi karena psikis
takut BAB karena ada luka jahit perineum.
h. Sistem Perkemihan
Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal akhir mg ke
4 setelah melahirkan. Kurang dari 40% wanita post partum mengalami proteinuri
non patologis, kecuali pada kasus preeklamsi.
i. Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, diafragma pelvis meregang saat kehamilan, berangsur angsur
mengecil seperti semula.
j. Sistem Endokrin
Hormon-hormon yang berperan:
a. Oksitosin berperan dalam kontraksi uterus mencegah perdarahan , membantu
uterus kembali normal. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi
oksitosin.
b. Prolaktin, dikeluarkan oleh kelenjar dimana pituitrin merangsang pengeluaran
prolaktin untuk produksi ASI, jika ibu post partim tidak menyusui dalam 14-21 hr
timbul menstruasi.
c. Estrogen dan progesteron, setelah melahirkan estrogen menurun, progesteron
meningkat.
k. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh saat post partum dapat naik kurang lebih 0,5°C, setelah 2 jam post
partum normal.
b. Nadi dan Pernapasan, nadi dapat bradikardi kalau takikardi waspada mungkin
ada perdarahan, pernapasan akan sedikit meningkat setelah persalinan lalu
kembali normal.
c. Tekanan darah kadang naik lalu kembali normal setelah beberapa hari asalkan
tidak ada penyakit yang menyertai. BB turun rata-rata 4,5 kg.
l. Setelah partus/ melahirkan
adanya striae pada dinding abdomen tidak dapat dihilangkan sempurna dan
berubah jadi putih (striae albicans).
m. Evaluasi tonus otot abdomen untuk menentukan diastasis (derajat pemisahan
otot rektus abdomen).
Setiap wanita mempunyai 3 set otot abdominalis yaitu rectus abdominalis,
oblique, transverse. Rectus abdominalis merupakan otot paling luar yang
bergerak dari atas ke bawah. Otot ini terbagi 2 yang dinamakan rekti yang
lebarnya ± 0,5 cm dan dihubungkan oleh jaringan fibrous (linea alba). Pada saat
hamil otot dan persendian menjadi relaks untuk persiapan melahirkan (linea alba
menjadi sangat mudah mulur). Ketika otot rectus abdomen makin terpisah dan
linea alba makin mulur ke samping dan menjadi sangat tipis, pemisahan otot ini
disebut diastasis.
⮚ Kriteria hasil :
1). Tentukan adanya lokasi dan sifat nyeri, tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
2). Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan.
3). Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama
setelah proses kelahiran.
4). Anjurkan relaksasi dengan nafas dalam.
5). Inspeksi hemoroid pada perineum, anjurkan penggunaan kompres es
selama 20 menit setiap 4 jam.
6). Mengkaji nyeri tekan uterus tentukan adanya frekuensi intensitas nyeri.
7). Beri analgesik 30 - 60 menir sebelum menyusui atau perawatan perineum
bila dibutuhkan.
b. Diagnosa 2
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan kerusakan
kulit, penurunan Hb.
⮚ Kriteria hasil:
⮚ Rencana Tindakan :
- Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau malaise.
- Infeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam, perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan, edema atau adanya laserasi.
- Perhatikan frekuensi / jumlah berkemih.
- Anjurkan klien mandi setiap hari dan ganti pembalut. Anjurkan klien untuk
menggunakan krim antibiotik pada perineum sesuai indikasi
- Berikan antipiretik.
c. Diagnosa 3
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat.
⮚ Kriteria hasil :
⮚ Rencana Tindakan :
- Mengkaji kesiapan dan motifasi klien untuk belajar, bantu klien atau
pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan.
- Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang
distandarisasi atau ceklis.
- Mengkaji keadaan fisik klien. Rencanakan sesi kelompok atau individu.
- Berikan atau kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan
pasca partum lanjutan.
- Demonstrasikan tehnik-tehnik perawatan baik.
d. Diagnosa 4
Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek - efek dehidrasi,
diare dan nyeri perineal/rectal.
⮚ Kriteria hasil :
⮚ Rencana tindakan :
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Pengkajian menurut Margaretha (2017) antara lain:
1) Identitas
Identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan.
2) Alasan Dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya
sakit perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak
3) Riwayat Masuk Rumah Sakit
Kaji apakah ibu memiliki riwayat penyakit. Kaji apakah pernah
dirawat, dimana dan kapan.
4) Riwayat Pernikahan
Kaji umur kawin, sudah berapa lama menikah, apakah pernah kawin
sebelumnya.
5) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
Kaji kapan partus dan dimana, umur hamil. Kaji jenis persalinan
apakah SC/spontan, serta keadaan bayi saat ini meliputi berat badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lain-lain.
6) Riwayat KB
Kaji keluarga berencana yang meliputi akseptor KB, masalah, dan
rencana KB
7) Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori,protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah,
frekuensi. Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira
hari ketiga.
b) Eliminasi
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blass,apakah perlu bantuan saat BAK. Ibu
postpartum dianjurkan untuk berkemih sesegera mungkin untuk
menghindari distensi kandung kemih. Eliminasi dikaji setiap 9
jam, kaji juga defekasi setiap harinya. Pola BAB, frekuensi,
konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet. Diuresis biasanya terjadi diantara hari kedua
dan kelima.
c) Aktivitas
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan
bekerja dan menyusui.
d) Istirahat dan Tidur
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-
remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum). Insomnia mungkin
teramati.
e) Personal Hygine
Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah
f) Rasa nyaman
Kaji apakah terdapat nyeri. Kaji lokasi dan penyebap serta sejak
berapa kali nyeri timbul.
g) Rasa Aman
Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues”sering terlihat
kira-kira 3 hari setelah melahirkan).
h) Ibadah
Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa
nifas.
i) Hubungan sosial dan komunikasi
Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan
lingkungannya selama fase nifas.
j) Produktivitas
Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam
fase nifas.
k) Rekreasi dan hiburan
Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
l) Kebutuhan belajar
Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mempelajari tentang
perawatan ibu dan bayi selama masa nifas.
b. Pemeriksaan TTV
Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari postpartum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekanan
darah sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama
beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan
adanya perdarahan postpartum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,
dapat menunjukan kemungkinan adanya pre-eklampsia yang bisa
timbul pada masa nifas.
Suhu
Suhu tubuh diukur setiap 4 sampai 8 jam selama beberapa hari
pascapartum karena demam biasanya merupakan gejala awal infeksi.
Suhu tubuh 38ºC mungkin disebabkan oleh dehidrasi pada 24 jam
pertama setelah persalinan atau karena awitan laktasi dalam 2 sampai
4 hari. Demam yang menetap atau berulang diatas 24 jam pertama
dapat menandakan adanya infeksi.
Nadi
Bradikardi merupakan perubahan fisiologis normal selama 6 sampai
10 hari pascapartum dengan frekuensi nadi 40 sampai 70 kali/menit.
Frekuensi diatas 100 kali/menit dapat menunjukan adanya infeksi,
hemoragi, nyeri, atau kecemasan, nadi yang cepat dan dangkal yang
dihubungkan dengan hipotensi, menunjukan hemoragi.
Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada respirasi
cepat pospartum (>30x/menit) mungkin karena adanya ikutan dari
tanda-tanda syok.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan wajah
Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal rambut bersih,
tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan rambut tidak rontok), cloasma
gravidarum, keadaan sclera (normalnya sclera berwarna putih),
konjungtiva (normalnya konjungtiva berwarna merah muda, kalau
pucat berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut
dan gigi bersih, tidak berbau, bibir merah), caries.
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah; palpasi pembesaran
getah bening (normalnya tidak ada pembengkakan), JVP, kelenjar
tiroid.
b) Dada
Inspeksi irama nafas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung, hitung
frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu postpartum
meliputi inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi
konsisten dan apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi.
Normalnya puting susu menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, payudara simetris dan tidak ada
benjolan atau masa pada saat di palpasi.
c) Abdomen
Menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi, adanya
linea atau tidak. Involusi uteri: kemajuan involusi yaitu proses uterus
kembali ke ukuran dan kondisinya sebelum kehamilan, di ukur dengan
mengkaji tinggi dan konsistensi fundus uterus, masase dan peremasan
fundus dan karakter serta jumlah lokia 4 sampai 8 jam. TFU pada hari
pertama setinggi pusat, pada hari kedua 1 jari dibawah pusat, pada hari
ketiga 2 jari dibawah pusat, pada hari keempat 2 jari diatas simpisis,
pada hari ketujuh 1 jari diatas simpisis, pada hari kesepuluh setinggi
simpisis. Konsistensi fundus harus keras dengan bentuk bundar mulus.
Fundus yang lembek atau kendor menunjukan atonia atau subinvolusi.
Kandung kemih harus kosong agar pengukuran fundus akurat,
kandung kemih yang penuh menggeser uterus dan meningkatkan
tinggi fundus.
d) Genitalia
Melihat apakah vulva bersih atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi.
Lochea: karakter dan jumlah lochea secara tidak langsung
menggambarkan kemajuan penyembuhan normal, jumlah lochea
perlahan-lahan berkurang dengan perubahan warna yang khas yang
menunjukan penurunan komponen darah dalam aliran lochea. Jumlah
lokia sangat sedikit noda darah berkurang 2,5-5 cm =10 ml, sedang
noda darah berukuran ≤ 10cm = 10,25ml.
e) Perinium dan Anus
Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge,
loss ofapproximation). Dan kaji ada tidaknya hemoroid pada anus
yang merupakan sumber yang paling sering menimbulkan nyeri
perineal.
f) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat,
adanyanyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan kaji homans’
sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN