Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengertian
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri
atas sekitar 60% air yang terbesar di dalam sel maupun di luar sel. Namun
demikian besarnya kandungan air tergantung dari usia jenis kelamin, dan
kandungan lemak. (Wartonah, 2015)
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh
ginjal, kulit, paru, dan gastrointestina (Hidayat, 2015).
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau hemostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh sebab cairan tubuh
kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan
anorganik yang vital untuk hidup (Hasmita dan Sulistyowati, 2017).
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah
dan profesi yang tepat di berbagai jaringan tubuh untuk mempertahankan
kesehatan dan kehidupan air menepati proporsi yang besar dalam tubuh.

B. Etilogi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
Menurut hasmita dan Sulistyowati (2017)
a. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit.
Perubahan cairan dan elektrolit terjadi secara normal seiring
dengan perubahan perkembangan seseorang.
b. Suhu lingkungan
Tubuh merespon pada perubahan temperatur lingkungan yang
berlebihan dalam bentuk perubahan cairan. Apabila suhu
ruangan meningkat atau jika suhu lebih dari 30⁰ maka, keringat
akan banyak keluar.
c. Ukuran tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air
dalam tubuh. Lemak tidak mengandung air maka klien yang
gemuk memiliki proporsi air tubuh yang lebih sedikit.
d. Sakit
Keadaan pembedaan traum jaringan kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormonal akan mengganggu keseimbangan cairan.
e. Gaya hidup
1) Stres
Stres meningkatkan kadar ldsteron atau glikortikoid
menyebabkan retensi natrium dan garam. Selain itu
peningkatan sekresi ADH akan meningkatkan haluran
urine.
2) Diet
Ketika asupan nutrisi tidak ada kuat tubuh berupaya
mempertahankan status cairan, elektrolit dan asam basa.
Ketika asupan nutrisi tidak adekuat, tubuh berupaya untuk
mempertahankan cairan protein dengan memecah cadangan
glikogen dan lemak.
3) Olahraga
Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat
mata melalui keringat, klien yang melakukan olahraga
dapat merespon terhadap mekanisme rasa haus dan
membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan.
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan cairan, elektrolit, asam basa.
Menurut Hidayat (2015), tentang masalah yang berkaitan dengan
cairan, elektrolit dan asam basa.
a. Masalah kebutuhan cairan
1) Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal, yaitu
sebagai berikut:
a) Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan
sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang
b) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak air daripada elektrolit
c) Dehidrasi hipotonik terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak elektrolit daripada air
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya adalah sebagai
berikut:
a) Dehidrasi berat berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Pengeluaran atau kehilangan cairan sebanyak 4-6
mEg/liter
(2) Serum natrium mencapai 159-166 mEg/liter
(3) Hipotensi
(4) Turgor kulit buruk
(5) Oliguria
(6) Nadi dan pernafasan meningkat
(7) Kehilangan cairan mencapai lebih besar 10% BB
b) Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Kehilangan cairan 2-5 liter atau antara 5-10 %
(2) Perum natrium mencapai 152-158 mEg/liter
(3) Mata cekung
(4) Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri kehilangan cairan
mencapai 5% BB atau 1,5-2 liter
2) Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan
cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan
edema (kelebihan cairan pada intensit), normalnya cairan
intensitas tidak terkait dengan air tetapi elastis dan hanya
terdapat pada jaringan.
a. Masalah kebutuhan elektrolit
1) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium
dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar
natrium dalam plasma sebanyak kurang dari 135
mEg/liter, rasa haus berlebihan, denyut nadi yang cepat,
hipotensi, konversi, dan membran mukosa kering.
2) Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan yakni kadar natrium dalam
plasma tinggi, ditandai dengan adanya mukosa kering,
oligurra/anurra, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan
kemerahan, konsumsi, suhu badan naik, serta kadar
natrium dalam plasma lebih dari 145 mEg/liter.
3) Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium
dalam darah, hipokalemia dapat terjadi dengan sangat
cepat.
4) Hiperkalemia
Suatu kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi
pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis
metabolik, pemberian kalium yang berlebih melalui
intravena yang ditandai dengan adanya mual,
hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia kelemahan
sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya kecemasan
dan iritabilitas serta kadar kalium plasma mencapai 5
mEg/liter.
5) Hipokalsemia
Merupakan kondisi kekurangan kadar kalsium dengan
plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot dan
kram perut kenyang, bingung, kadar kalsium dalam
plasma kurang dari 4,3 mEg/liter, kesemutan pada jari
dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh
pengangkatan kelenjar gondok serta kehilangan sejumlah
kalsium karena sekresi intestinal.
6) Hiperkasemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium
dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang
mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan
vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya
nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual,
koma, dan kadar kalsium dalam plasma mencapai lebih
dari 4,3 mEg/liter.
7) Hipomagnesia
Merupakan kondisi kekurangan kadar magnesium dalam
darah ditandai dengan adanya iritabilitas Tremor kram
pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi
dan konsultasi.
8) Hopermagnesia
Merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium dalam
darah ditandai dengan adanya koma, gangguan
pernafasan, dan kadar magnesium, mencapai lebih dari
2,5 mEg/liter.
b. Masalah keseimbangan asam basa (hidayat, 2015)
1) Asidosis resporatorik
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh
kegagalan sistem pernafasan dalam membuang
karbondioksida dari cairan tubuh sehingga kerusakan
pada pernapasan meningkat pCO 2 arteri 45 mmHg,
dan penurunan pH lebih dari 7,35 yang dapat
disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma
kepala pendarahan dan lain-lain
2) Asidosis metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan bahasa atau
terjadi penumpukan asam yang ditandai dengan adanya
penurunan pH hingga kurang dari 7,35 HCO3 kurang
dari 22 mEg/liter.
3) Alkalosis respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru
yang dapat menimbulkan terjadinya pCO2 arteri kurang
dari 35 mmHg dan lebih dari 7,5 akibatnya
hiperventilasi, kecemasan dan emboli paru, dan lain-
lain.
4) Alkalosis metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau
penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya
peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEg/liter
dan pH arteri lebih dari 7,4 atau secara umum keadaan
asam basa.

C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wartonah (2015) ada beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu;
1. Pemeriksaan elektrolit
2. Darah lengkap
3. PH
4. Berat jenis urine
5. Analis gas darah

D. Tinjauan Keperawatan
Menurut Wartonah (2015)
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral
parenteral)
1) Tanda umum masa elektrolit
2) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
3) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis
cairan dan elektrolit
4) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat
mengganggu status cairan
5) Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
6) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang
mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinis
a. Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya keseimbangan cairan
1) ± 2% : ringan
2) ± 5% : sedang
3) ± 10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari di waktu yang
sama.
b. Keadaan umum
1) Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan darah,
nadi dan pernapasan
2) Tingkat kesadaran
c. Pengukuran pemasukan cairan
1) Cairan oral: NGT dan oral
2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran pengeluaran cairan
1) Urine: volume, kejernihan, atau kepekatan
2) Fases: jumlah dan konsentrasi
3) Muntah
4) Tube drainase
5) IWL (Insensible Water Loss)
Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat antara intake dan
output normalnya sekitar ±200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
a. Integument: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan
otot, petani dan sensasi rasa
b. Kardiovaskuler: distensi Vena jungularis, tekanan darah
hemoglobin dan bunyi jantung
c. Mata: cekung, air mata kering
d. Neurologi: refleks, gangguan motorik dan sensoris serta tingkat
kesadaran
e. Gastroinstestinal: keadaan mukosa mulut dan lidah, muntah-
muntah, dan usus
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan
analis gas darah.

E. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI (PPNI, 2017)
1. Diare
a. Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk
b. Penyebab
Fisiologis
1) Inflamasi gastrointestinal
2) Iritasi gastrointestinal
3) Proses infeksi
4) Malabsorsi
Psikologis
1) Kecemasan
2) Tingkat stres tinggi
Situasional
1) Terpapar kontaminal
2) Terpapar toksin
3) Penolahgunakan laksatif
4) Penyalahgunaan zat
5) Program pengobatan (mis. Agen tiroid, analgesik, pelunak
fases, Ferosulfat, antasida, simetridinen dan antibiotik)
6) Perubahan air dan makanan
7) Bakteri pada air
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1) Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2) Feses lembek atau cair
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Urgency
2) Nyeri dan RAM abdomen
Objektif
1) Frekuensi parasit meningkat
2) Bising usus hiperaktif
e. Kondisi klinis terkait
1) Kanker kolon
2) Diverticulitis
3) Iritasi usus
4) Cronh's disiase
5) Ulkus peptikum
6) Gastritis
7) Spesme colom
8) Colitis ulseratif hipertiroidisme
9) Demam typoid
10) Malaria
11) Kolera
12) Disentri
13) Hepatitis
2. Hipervolemia
a. Definisi
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan
intraseluler
b. Penyebab
1) Gangguan mekanisme regulasi
2) Kelebihan asupan cairan
3) Kelebihan asupan natrium
4) Gangguan aliran balik Vena
5) Efek agen farmakologis (mis. Kortikosteroid, chlorpropamide,
tolbutamide, vincristine, tryptilenescarbamazepine)
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1) Ortopnea
2) Dispnea
3) Paraxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif
1) Edema anasarka dan/atau edema perifer
2) Perifer berat badan meningkat dalam waktu singkat
3) Jugular venous pressure (JVP) dan/atau central venous
4) Refleks hepato jugular positif
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1) Distensi Vena jugularis
2) Terdengar suara nafas tambahan
3) Hepatomegali
4) Kadar HB atau HT turun
5) Oliguria
6) Intake lebih banyak dan output (balance cairan positif)
7) Kongesti paru
e. Kondisi klinis terkait
1) Penyakit ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik.
2) Hipoalbuminemia
3) Gagal jantung kongestif
4) Kelainan hormon
5) Penyakit hati (misalnya: sirosis, asites, kanker hati)
6) Penyakit Vena perifer (misalnya: varises Vena, trombus Vena,
phlebitis)
7) Imobilitas
3. Hivolemia
a. Definisi
Penurunan volume cairan intravaskuler interstisial, dan/atau
intraseluler
b. Penyebab
1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme regulasi
3) Peningkatan permeabilitas kapiler
4) Kekurangan intake cairan
5) Evaporasi
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Tekanan nadi menyempit
5) Turgor kulit menurun
6) Membran mukosa kering
7) Volume urine menurun
8) Hematokrit meningkat
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
Objektif
1) Pengisian Vena menurun
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urine meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba
e. Kondisi klinis terkait
1) Penyakit Addison
2) Trauma/pendarahan
3) Luka bakar
4) AIDS
5) Penyakit Crohn
6) Muntah
7) Diare
8) Colitis ulseratif
9) Hipoalbuminemia

4. Resiko Hipovolemia
a. Definisi
Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler,
interstisial, dan/atau intraseluler
b. Faktor risiko
1) Kehilangan cairan secara aktif
2) Gangguan absorbs cairan
3) Usia lanjut
4) Kelebihan berat badan
5) Status hepermetabolik
6) Kegagalan mekanisme regulasi
7) Evaporasi
8) Kekurangan intake cairan
9) Efek agen farmakologi
c. Kondisi klinis terkait
1) Penyakit Addison
2) Trauma/pendarahan
3) Luka bakar
4) AIDS
5) Penyakit kronis
6) Muntah
7) Diare
8) Kolitisulseratif
5. Risiko ketidakseimbangan cairan
a. Definisi
Beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan
perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial, atau intraseluler
b. Faktor resiko
1) prosedur pembedahan mayor
2) Trauma/pendarahan
3) Luka bakar
4) Aferesis
5) Asites
6) Obstruksi intestinal
7) Pendarahan pankreas
8) Penyakit ginjal dan kelenjar
9) Disfungsi intestinal
c. Kondisi klinis terkait
1) Prosedur pembedahan mayor
2) Penyakit ginjal dan kelenjar
3) Pendarahan
4) Luka bakar
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
a. Definisi
Beresiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit
b. Faktor resiko
1) Ketidakseimbangan cairan (misalnya: dehidrasi dan intoksidasi
air)
2) Kelebihan volume cairan
3) Gangguan mekanisme regulasi (misalnya diabetes)
4) Efek samping prosedur (misalnya pembedahan)
5) Diare
6) Muntah
7) Disfungsi ginjal
8) Disfungsi regulasi endokrin
c. Kondisi klinis terkait
1) Gagal ginjal
2) Anoreksia nervosa
3) Diabetes melitus
4) Penyakit chron
5) Gastroenteritis
6) Pankreatitis
7) Cedera kepala
8) Kanker
9) Trauma multiple
10) Luka bakar
11) Anemia sel sabit
F. Intervensi Keperawatan
Menurut Tim Pokja SIKI (2017)
1. Diare: manajemen diare
a. Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya
b. Tujuan
1) Kontrol pengeluaran feses meningkat
2) Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
3) Mengejan saat defekasi menurun
4) Frekuensi BAB membaik
5) Parastaltik usus membaik
c. Tindakan
1) Identifikasi penyakit diare (misalnya: inflamasi gastrointestinal,
iritasi gastrointestinal, proses infeksi, Mala absorpsi, anxietas
stres, efek obat-obatan, pemberian botol susu)
2) Identifikasi riwayat pemberian makanan
3) Monitor tanda dan gejala hipovolemia (misalnya: takiakrdia,
nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun,
mukosa mulut kering)
4) Monitor jumlah pengeluaran diare
5) Berikan asupan cairan oral (misalnya: larutan garam gula,
oralit, pedialyte, renalite)
6) Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
7) Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (misalnya: atapulgit,
smektit, kaolin-pektin)
2. Hipervolemia: Manajemen Hipervolemia
a. Definisi
Mengidentifikasi dan mengolah kelebihan volume cairan
intravaskuler dan ekstraseluler serta mencegah terjadinya
komplikasi
b. Tujuan
1) Asupan cairan meningkat
2) Output urine meningkat
3) Edema menurun
4) Dehidrasi menurun
5) Tugor kulit membaik
c. Tindakan
1) Pemeriksaan tanda dan gejala hipervolemia (misalnya:
ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, suara napas tambahan)
2) Identifikasi penyebab hipervolemia
3) Monitor intake dan output cairan
4) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
5) Anjurkan melapor jika BB bertambah lebih dari 1 kg dalam
sehari
6) Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluan cairan
7) Kolaborasi pemberian diuretik
3. Hipovolemia: manajemen hipovolemia
a. Definisi
Mengidentifikasi dan mengolah penurunan volume cairan
intravaskuler
b. Tujuan
1) Kekuatan nadi meningkat
2) Membran mukosa lembab meningkat
3) Ortopnea menurun
4) Dispenea menurun
5) Tekanan darah membaik
c. Tindakan
1) periksa tanda dan gejala hipovolemia (misalnya: frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, hematokrit meningkat,
haus, lemah)
2) Monitor intake dan output cairan
3) Beri asupan cairan oral
4) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
5) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
6) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misalnya: NaCl, RL)
7) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (misalnya: glukksa
2,5% NaCl 0,4%)
4. Risiko hipovolemia: pemantauan cairan
a. Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan
keseimbangan cairan
b. Tujuan
1) Kekuatan nadi meningkat
2) Output urine meningkat
3) Membran mukosa lembab meningkat
4) Dispnea menurun
5) Edema perifer menurun
c. Tindakan
1) Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2) Monitor tekanan darah
3) Monitor berat badan
4) Monitor intake dan output cairan
5) Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (misalnya:
prosedur pembedahan mayor, trauma/pendarahan, luka bakar,
averesis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
6) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
7) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
5. Risiko ketidakseimbangan cairan: manajemen cairan
a. Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan
mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan
b. Tujuan
1) Asupan cairan meningkat
2) Output urine meningkat
3) Edema menurun
4) Dehidrasi menurun
5) Tugor kulit membaik
c. Tindakan
1) monitor status hidrasi (misalnya: frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit
tekanan darah)
2) Monitor berat badan
3) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya: hematokrit,
Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
4) Catat intake dan output dan hitung balance cairan 24 jam
5) Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
6) Berikan cairan intravena, jika perlu
7) Kolaborasi pemberian deuretik jika perlu
6. Risiko ketidakseimbangan elektrolit: pemantauan elektrolit
a. Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi
keseimbangan elektrolit
b. Tujuan
1) Asupan cairan meningkat
2) Output urine meningkat
3) Edema menurun
4) Dehidrasi menurun
5) Tugor kulit membaik
c. Tindakan
1) Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
elektrolit
2) Monitor kadar elektrolit serum
3) Monitor mual, muntah dan diare
4) Monitor kehilangan cairan, jika perlu
5) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
6) Dokumentasikan hasil pemantauan
7) Jelaskan tujuan dan proses pemantauan
G. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan
oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus disiapkan ketika
melakukan implementasi keperawatan adalah intervensi dilakukan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, pergerakan
keterampilan intelektual dan teknikal (Wartonah, 2015)
H. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan
berkelanjutan dan terarah ketika klien dan profesional kesehatan.
Menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan/hasil dan
keefektifan rencana asuhan intervensi keperawatan
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan tetapi
dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan dan hasil yang
diinginkan dari rencana asuhan keperawatan
 S (subjektif) : data subjektif berisi data dari pasien melalui
anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
 O (Objektif): data objektif data dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik
 A (Assesment): analisis dan interpretasi berdasarkan data yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis
atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan
segera
 P (Planning): perencanaan merupakan rencana tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri kolaborasi diagnosis atau
laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Hasminta dan Sulistyowati, R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: TIM.
Hidayat, A. A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI, T. p. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
PPNI, (2017). Standar Intervensi Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Wartonah, T. d (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai