Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

“ASKEP DIARE”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

Melyana Kwesaputra 105111100121


Dinda Nur Wahyuni Adnan 105111100321
Masniati 105111100421
Nadiyah Kherunnisa 105111100521
St. Khadijah 105111100621
Nadiyah Putri Ilhmasyah 105111100821
Mika Karmila 105111100921
Rifda Mardalena 105111101021
Rahmawati 105111101121
Sunarti 105111101221
Alvina 105111101321
Lindawati S 105111101421

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2023
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesis
pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua,
pekerjaan orang tua, dan penghasilan.
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB)
lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa
dehidrasi), BAB 4-10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare
berlangsung < 14 hari maka diare tersebut adalah diare akut,
sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih
adalah diare persisten (Nursalam, 2008).
b. Riwayat Kesehatan
Sekarang Biasanya pasien mengalami :
1) Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir
dan darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan
karena bercampur empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena
sering defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
diare.
5) Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.
6) Diuresis : terjadi oliguria (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila
terjadi dehidrasi. Urin normal pada diare tanpa
dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan
atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu 6 jam
(dehidrasi berat) (Nursalam, 2008)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat pemberian imunisasi terutama anak yang
belum imunisasi campak
2) Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau obat-
obatan (antibiotik), makan makanan basi, karena
faktor ini merupakan salah satu kemungkinan
penyebab diare.
3) Riwayat air minum yang tercemar dengan bakteri
tinja, menggunakan botol susu, tidak mencuci tangan
setelah buang air besar, dan tidak mencuci tangan
saat menjamah makanan.
4) Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak
berusia dibawah 2 tahun biasanya adalah batuk,
panas, pilek dan kejang yang terjadi sebelumnya,
selama, atau setelah diare. Informasi ini diperlukan
untuk melihat tanda dan gejala infeksi lain yang
menyebabkan diare seperti OMA, tonsilitis, faringitis,
bronkopneumonia, dan ensefalitis (Nursalam, 2008)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita diare
sebelumnya, yang dapat menular ke anggota keluarga
lainnya. Dan juga makanan yang tidak di jamin
kebersihannya yang di sajikan kepada anak. Riwayat
keluarga melakukan perjalanan ke daerah tropis (Nursalam,
2008; Wong, 2008).
e. Riwayat Nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum mengalami diare,
meliputi :
1) Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan
sangat mengurangi resiko diare dan infeksi
yangserius.
2) Pemberian susu formula. Apakah dibuat
menggunakan air masak dan diberikan dengan botol
atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah
menimbulkan pencemaran.
3) Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak
merasa haus (minum biasa). Pada dehidrasi ringan
atau sedang anak merasa haus ingin minum banyak.
Sedangkan pada dehidrasi berat, anak malas minum
atau tidak bisa minum (Nursalam, 2008).
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a. Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar
b. Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah, rewel
c. Diare dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak sadar
2. Berat badan Menurut S. Partono dalam Nursalam (2008),
anak yang mengalami diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan, sebagai berikut:

Tabel 2.5
Persentase Kehilangan
Berat Badan Berdasarkan
Tingkat Dehidrasi

Tingkat Dehidrasi % kehilangan berat Anak


badan Bayi
Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)
Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6% (60 ml/kg)
Dehidrasi berat 10-15% (100-150 ml/kg) 9% (90 ml/kg)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami
dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya cekung
b. Mata Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi,
bentuk kelopak matanya normal. Apabila mengalami
dehidrasi ringan atau sedang kelopak matanya cekung
(cowong). Sedangkan apabila mengalami dehidrasi
berat, kelopak matanya sangat cekung.
c. Hidung Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada
hidung, tidak sianosis, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
d. Telinga Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
e. Mulut dan Lidah
- Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah
- Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering
- Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering
f. Leher Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah
bening, tidak ada kelainan pada kelenjar tyroid.
g. Thorak
- Jantung
a. Inspeksi
Pada anak biasanya iktus kordis tampak terlihat.
b. Auskultasi
Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung
normal, diare dehidrasi ringan atau sedang
denyut jantung pasien normal hingga meningkat,
diare dengan dehidrasi berat biasanya pasien
mengalami takikardi dan bradikardi.
- Paru-paru
Inspeksi
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan
normal, diare dehidrasi ringan pernapasan normal
hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat
pernapasannya dalam.
h. Abdomen
1) Inspeksi Anak akan mengalami distensi abdomen,
dan kram.
2) Palpasi Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi
baik, pada pasien diare dehidrasi ringan kembali < 2
detik, pada pasien dehidrasi berat kembali > 2 detik.
3) Auskultasi Biasanya anak yang mengalami diare
bising ususnya meningkat
i. Ektremitas Anak dengan diare tanpa dehidrasi
Capillary refill (CRT) normal, akral teraba hangat.
Anak dengan diare dehidrasi ringan CRT kembali < 2
detik, akral dingin. Pada anak dehidrasi berat CRT
kembali > 2 detik, akral teraba dingin, sianosis.
j. Genitalia Anak dengan diare akan sering BAB maka
hal yang perlu di lakukan pemeriksaan yaitu apakah
ada iritasi pada anus.

4. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratrium
1) Pemeriksaan AGD, elektrolit, kalium, kadar natrium
serum Biasanya penderita diare natrium plasma > 150
mmol/L, kalium > 5 mEq/L
2) Pemeriksaan urin Diperiksa berat jenis dan
albuminurin. Eletrolit urin yang diperiksa adalah Na+
K+ dan Cl. Asetonuri menunjukkan adanya ketosis
(Suharyono, 2008).
3) Pemeriksaan tinja Biasanya tinja pasien diare ini
mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan
bikarbonat.
4) Pemeriksaan pH, leukosit, glukosa Biasanya pada
pemeriksaan ini terjadi peningkatan kadar protein
leukosit dalam feses atau darah makroskopik (Longo,
2013). pH menurun disebabkan akumulasi asama
atau kehilangan basa (Suharyono, 2008).
5) Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan
dicurigai infeksi sistemik ( Betz, 2009).
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
1) Endoskopi gastrointestinal bagian atas dan biopsi
D2, jika dicurigai mengalami penyakit seliak atau
Giardia. Dilakukan jika pasien mengalami mual
dan muntah.
2) Sigmoidoskopi lentur, jika diare berhubungan
dengan perdarahan segar melalui rektum.
3) Kolonoskopi dan ileoskopi dengan biopsi, untuk
semua pasien jika pada pemeriksaan feses dan
darah hasilnya normal, yang bertujuan untuk
menyingkirkan kanker.
2. Radiologi
a. CT kolonografi, jika pasien tidak bisa atau tidak
cocok menjalani kolonoskopi
b. Ultrasonografi abdomen atau CT scan, jika di
curigai mengalami penyakit bilier atau prankeas.
5. Pemeriksaan lanjutan
a. Osmolalitas dan volume feses setelah 48 jam berpuasa
akan mengidentifikasi penyebab sekretorik dan osmotik
dari diare.
b. Pemeriksaan laksatif pada pasien-pasien yang dicurigai
membutuhkan sampel feses dan serologi (Emmanuel,
2014).
C. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah tindakan penelitian klinis
mengenai masalah kesehatan pasien. Diagnose bertujuan untuk
mengetahui respon dari klien, keluarga dan komunitas terhadap
masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI PPNI,2017).
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
dengan kasus Diare berdasarkan respon klien yang disesuaikan
dengan SDKI, 2016 yaitu:
a. Diare
Definisi : pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak
berbentuk. (D.0020)
Penyebab : proses infeksi, malasorbsi, iritasi gastro Batasan
karakteristik
Kriteria mayor :
1. Subjektif : (tidak tersedia)
2. Objektif : defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses
lembek atau cair
Kriteria minor :
1. Subjektif : urgency, nyeri/kram abdomen
2. Objektif : frekuensi peristaltik meningkat, bising usus
hiperaktif
Kondisi klinis terkait :
1. Kanker kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn’s disease
5. Ulkus peptikum
6. Gastritis
7. Spasme kolon
8. Kolitis ulseratif
9. Hipertiroidisme
10. Demam typoid
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
15. Hepatitis
b. Hipovolemia
Defenisi : Penurunan volume cairan intravaskuler interstisial,
dan/atau intraselular. (D.0023)
Penyebab : kehilangan cairan aktif dapat terjadi karena
kehilangan cairan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
perdarahan sehingga dapat menmbulkan syok hipovolemia
(Tarwoto & Wartonah, 2015).
Bahan karakteristik Kriteria mayor :
1. Subjektif : (tidak tersedia)
2. Objektif : frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit meningkat.
Kriteria minor :
1. Subjektif : merasa lemah, mengeluh haus
2. Objektif : pengisian vena menurun, status mental
berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi
meningkat, berat badan turun tiba-tiba
Kondisi klinis terkait :
1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. kolitis ulseratif
9. hipoalbuminemia
D. Intervensi
No. Diagnosa SLKI
1 Diare Setelah
berhubungan dilakukan
dengan proses tindakan
infeksi keperawatan
Data Subjektif : selama 3 x 24
- Ibu pasien jam
mengatakan Diharapkan :
A.n I BAB 10 kali SLKI :
dalam 24 jam Eliminasi Fekal
- Ibu pasien Ekspetasi :
mengatakan Membaik
A.n I BAB cair Dengan kriteria
Data Objektif : hasil
- Pasien BAB 10 1) Konsistensi
kali dalam 24 feses membaik
jam 2) Frekuensi
- Konsistensi defekasi
feses pada membaik
A.n I tampak cair 3) Peristaltik
- N : 135 x/ menit usus membaik
- P: 25x/ menit
- S: 37,8 ◦ C
2 Hipovolemia Setelah
berhubungan dilakukan
dengan Tindakan
kehilangan keperawatan
cairan selama 3 x 24
Data Subjektif : jam
- Ibu pasien Diharapkan :
mengatakan SLKI :
A.n I BAB 10 kali Keseimbangan
dalam 24 jam Cairan
- Ibu pasien Ekspetasi :
mengatakan Meningkat
A.n I muntah 3 Dengan kriteria
kali dalam 24 hasil
jam 1. Denyut nadi
- Ibu pasien radial membaik
mengatakan 2. Tekanan
An.I lemah arteri rata-rata
Data Objektif : membaik
- N: 135 x/menit 3. Membran
- An.I teraba mukosa
lemah membaik
- P : 25 x/menit 4. Mata cekung
- S: 37,8℃ membaik
- Turgor kulit : <2 5. Turgor kulit
detik membaik
- Membran 6. Volume urin
mukosa kering membaik
- Volume urine 5
cc
- Hematokrit 29%

E. Implementasi
Menurut (Dinarti, Aryani, Nurhaeni, & Chairani, 2013)
Implementasi dalam proses keperawatan terdiri rangkaian
aktivitas keperawatan dari hari ke hari yang harus dilakukan
dan didokumentasikan dengan cermat. Perawat melakukan
pengawasan terhadap efektifitas tindakan/intervensi yang
dilakukan, bersamaan pula dengan menilai perkembangan
pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang
diharapkan. Bagian dari pengumpulan data ini memprakarsai
tahap evaluasi proses keperawatan.
Manajemen diare
 Observasi
1. Mengidentifikasi penyebab diare (mis, inflamasi
gastrointestinal, iritasi gastrointertinal, proses
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-
obatan, pemberian botol susu).
2. Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan.
3. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja.
4. Memonitor tanda dan gejala hypovolemia (mis,
takikardia, nadi teraba lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB menurun).
5. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah
perianal.
6. Memonitor jumlah pengeluaran diare.
7. Memonitor keamanan penyiapan makanan
 Terapeutik
1. Memberikan asupan cairan oral (mis, larutan
garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
2. Memberikan cairan intravena (mis, ringer
asetat, ringer laktat), jika perlu
 Edukasi
1. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
2. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI
 Kolaborasi
1. Mengkolaborasi pemberian obat antimotilitas
(mis, loperamide, defenoksilat).
2. Mengkolaborasi pemberian obat pengeras
feses (mis, atapulgit, smektit, krolin-pektin)
Manajemen Hipovolemia
 Observasi
1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
(mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)

 Terapeutik
1. Menghitung kebutuhan cairan
2. Memberikan posisi modified trendelenburg
3. Memberikan asupan cairan oral Edukasi
4. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
5. Menganjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis,
NaCL, RL)
F. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan sistemik dan terperinci
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang di tetapkan,
evaluasi di lakukan berkesinambungan yang melibatkan klien
dan tenaga medis lainnya. Evaluasi dalam keperawatan yaitu
kegiatan untuk menilai tindakan keperawatan yang telah di pilih
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
dari proses keperawatan (Potter, 2015).
Evaluasi keperawatan pada hari pertama tanggal 30 juli
2022 masalah diare belum teratasi karena pasien belum
menunjukkan perubahan kondisi seperti pasien respon sumatif
yang di dapatkan pada An.I yaitu : Subjektif : ibu pasien
mengatakan pasien BAB 10 kali dalam 24 jam, ibu pasien juga
mengatakan bahwa konsistensi feses pada An.I cair, objektif :
pasien An.I BAB 10 kali sehari dalam 24 jam, konsistensi feses
pada An.I tampak cair, pada saat di lakukan na pengkajian nadi
teraba lemah N: 135 x/menit, dengan suhu badan meningkat S:
37,8°C, dan RR : 25 x/menit. Analisa: Eliminasi fekal (sedang)
planning : Eliminasi fekal belum meningkat (sedang). Kemudian
untuk diagnosa ke dua kehilangan keseimbangan cairan belum
teratasi karena pasien belum menunjukkan perubahan kondisi
seperti respon sumatif yang di dapatkan pada An.I yaitu Subjektif
: ibu pasien mengatakan An.I BAB 10 kali dalam 24 jam, ibu
pasien mengatakan An.I muntah 3 kali dalam 24 jam, ibu pasien
mengatakan An.I lemah, Objektif : An.I Nampak lemah, nadi
teraba lemah N: 135 x/menit, RR : 26 x/menit, S : 37,5°C, turgor
kulit CRT: <2 detik, , volume urin 5 cc, hematokrit 29%. Analisa :
Keseimbangan cairan (sedang).Planning : Lakukan SIKI :
Manajemen Hipovolemia masih di lanjutkan karena hasil analisa
masih bertahan (sedang).
Pada hari kedua pada tanggal 01 agustus 2022 masalah
diare teratasi sebagian karena pasien sudah menunjukkan
perubahan seperti pasien respon sumatif yang di dapatkan pada
An.I yaitu Subjektif : ibu pasien mengatakan pasien BAB sudah
menurun yaitu sebanyak 6 kali dalam 24 jam, ibu pasien juga
mengatakan bahwa konsistensi feses pada An.I masih cair
namun sudah lembek, objektif : pasien An.I BAB menurun
sebanyak 6 kali sehari dalam 24 jam, konsistensi feses pada
An.I tampak cair dan sudah tampak lembek, pada saat di
lakukannya pengkajian nadi mengalami peningkatan meskipun
masih teraba lemah N: 130 x/menit, dengan suhu badan
menurun menjadi S: 37.0°C, dan untuk pernafasan meningkat
menjadi RR : 27 x/menit.Analisa : Eliminasi fekal (sedang).
planning : manajemen diare di lanjutkan hasil analisa masih
bertahan (sedang). Kemudian untuk diagnosa kedua kehilangan
cairan belum teratasi belum menunjukka perubahan kondisi
seperti respon sumatif yang di dapatkan pada An.I subjektif : ibu
pasien mengatakan An.I BAB nya sudah berkurang atau
menurun 6 kali dalam 24 jam, ibu pasien mengatakan An.I masih
muntah sebanyak 3 kali dalam 24 jam, ibu pasien mengatakan
An.I masih dalam kondisi lemah, Objektif : An.I masih Nampak
lemah, nadi masih teraba lemah namun sudah meningkat
sebelumnya N: 125 x/menit dan saat dilakukan pengkajian
meningkat menjadi N : 120 x/menit RR : 27 x/menit, S : 37,0°C,
turgor kulit CRT: <2 detik, , volume urin 5 cc, hematokrit 29%.
Analisa : keseimbangan cairan (sedang). Planning : manajemen
hipovolemia masih di lanjutkan, karena hasil analisa masih
bertahan (sedang).
Pada hari ke tiga pada tanggal 02 agustus 2022 masalah
diare teratasi sebagian karena pasien sudah menunjukkan
perubahan kondisi pasien seperti respon sumatif yang di
dapatkan pada An.I yaitu Subjektif : ibu pasien mengatakan
pasien BAB sudah menurun yaitu sebanyak 4 kali dalam 24 jam,
ibu pasien juga mengatakan bahwa konsistensi feses pada An.I
sudah lembek dan sudah mulai ada potongan padat pada feses,
objektif : pasien An.I BAB menurun sebanyak 4 kali sehari dalam
24 jam, konsistensi feses pada An.I sudah lembek dan mulai
tampak ada potongan padat pada feses, pada saat di
lakukannya pengkajian nadi mengalami peningkatan N: 115
x/menit, dengan suhu badan menurun menjadi S: 36.5°C, dan
untuk pernafasan meningkat menjadi RR : 28 x/menit. Analisa :
Eliminasi fekal (cukup meningkat). planning : manajemen diare
teratasi sebagian intervensi dihentikan ps boleh pulang. Hasil
analisa teratasi (cukup meningkat). Kemudian untuk diagnosa
kedua kehilangan cairan teratasi karena pasien sudah
menunjukka perubahan kondisi seperti respon sumatif yang di
dapatkan pada An.I subjektif : ibu pasien mengatakan An.I BAB
nya sudah berkurang atau menurun 4 kali dalam 24 jam, ibu
pasien mengatakan An.I sudah tidak muntah lagi, ibu pasien
mengatakan An.I masih dalam kondisi lemah, Objektif : An.I
masih Nampak lemah, nadi sudah meningkat sebelumnya N:
110 x/menit dan saat dilakukan pengkajian meningkat menjadi
N : 130x/menit RR : 28 x/menit, S : 36,0°C, turgor kulit CRT: >2
detik, , volume urin 5 cc, hematokrit 29%. Analisa :
keseimbangan cairan (cukup meningkat). Planning : manajemen
hipovolemia masalah teratasi sebagian, intervensi di hentikan ps
pulang, hasil analisa masalah teratasi (cukup meningkat). Hal ini
dapat tercapai karena pasien kooperatif dalam menjalankan
intervensi yang telah di rencanakan oleh perawat.

Anda mungkin juga menyukai