Anda di halaman 1dari 5

DIARE

A. PENGERTIAN
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih
dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi
tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari
14hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau
dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena
diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan
nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta
anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare
merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan,
tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4
persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal
karena kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka morbiditas
masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia juga terukur lebih tinggi
dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini didengungkan sebagai penyebab
tipikal kematian bayi.

B. KLASIFIKASI
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan
pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh
diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun
tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya
nafsu makan dan badan terasa lemah.

3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare
akut.

C. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- Siapa yang terkena diare
- Dimana terjadinya kontak dengan mikroorganisme
- Adakah orang lain disekitar yang terkena
- Apa yang dimakan / diminum sebelum terkena diare

2. Pemeriksaa Fisik
Kditemukan muntah , nausea , demam dan nyeri perut . Pada infeksi bakteri
invasive akan ditemukan nyeri perut yang hebat , demam yang tinggi , dapat
ditemukan tanda pervorasi yang membutuhkan pembedahan .

3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah tepi lengkap
- Pemeriksaan bloodgas ,Elektrolit , ureum , kreatinin dan BJ plasma
- Urine lengkap
- Tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur

D. PENYEBAB
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.

E. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
1.Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2.Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
3.Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air
yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

F. TANDA DAN GEJALA


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran

G. AKIBAT
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh
penderita mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami
tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian
dapat mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan
muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat
ditangani.

H. PENCEGAHAN
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar
air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

I. KOMPLIKASI
Komplikasi diare yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
Kekurangan Cairan Komplikasi diare ini dapat terjadi akibat buangan yang banyak
ataupun konsumsi cairan yang kurang selama diare berlangsung. Pada kekurangan
cairan yang ringan hingga sedang, gejala diare yang timbul mulai dari rasa kering di
mulut dan kulit, lemas, pusing, rasa ingin minum terus menerus, serta rewel pada
anak. Sedangkan pada kasus dengan kekurangan cairan berat, dapat terjadi penurunan
kesadaran. Jika terdapat tanda tanda kekurangan cairan berat (penurunan
kesadaran, tangan kaki terasa dingin, mata dan ubun ubun nampak cekung pada
anak, serta kulit tak lekas kembali bila dicubit, atau tidak kencing > 6 jam pada dewasa
dan > 3 jam pada anak) segera cari pertolongan medis terdekat untuk mendapat
pengobatan diare yang tepat.

Infeksi Berat Pada penyakit diare akibat infeksi yang tak teratasi dengan baik, dapat
terjadi komplikasi diare berupa perluasan infeksi ke dalam darah (sepsis), atau ke otak
maupun selaput otak (meningitis, ensefalitis, maupun meningoensefalitis).

3. Malnutrisi Pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, diare merupakan salah satu penyebab
malnutrisi, dan malnutrisi akan menyebabkan kekebalan tubuh anak menurun dan lebih mudah
terserang diare. Komplikasi diare ini apabila terjadi diare terus menerus, tentu fungsi usus yang
utamanya adalah untuk menyerap nutrisi dari makanan pun akan terganggu dan menyebabkan
malnutrisi. Oleh karena segera lakukan pencegahan diare agar diare pada anak tidak dibiarkan
berlarut larut.

4. Ketidakseimbangan Elektrolit Elektrolit akan ikut terbawa keluar bersama dengan air yang keluar saat
diare. Hal yang dapat menjadi tanda terjadinya ketidakseimbangan elektrolit ini adalah lemas,
kesulitan menggerakkan anggota tubuh, hingga kejang.

5. Iritasi Pada Kulit Sekitar Anus Buang air besar yang sering ditambah lagi pH tinja yang asam bila
diare diakibatkan oleh intoleransi laktosa, dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit sekitar
anus.

Dari paparan di atas, sebenarnya tidak semua diare memerlukan pertolongan medis. Lalu, kapankah
saat yang tepat untuk mencari pertolongan medis? Kita dapat segera mencegah komplikasi diare
dengan mengetahui penyebab diare dan mencari pertolongan medis bila diare tidak membaik dalam
dua hari (atau 24 jam pada anak), ditemukan tanda kekurangan cairan, demam diatas 39oC, tinja
berdarah atau berwarna hitam, nyeri perut atau anus yang tak tertahankan, diare pada orang
dengan penyakit penyerta (diabetes, penyakit jantung, atau AIDS), diare yang terjadi setelah
bepergian ke luar negeri, serta ibu hamil yang mengalami diare.

J. PERTOLONGAN PERTAMA
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang
perlu segera dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya.
Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu
bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak
tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua
sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan
kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung,
serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam
sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau
makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.

Anda mungkin juga menyukai