Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI KASUS

CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


Reviolita Ariani (20090310143)
BAB I
PRESENTASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. SA
Umur : 35th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kunisan Jatilawang
No. RM : 261379
Tgl Masuk RS : 3 Januari 2014

B. Data Subyektif
Keluhan utama : Sesak nafas
Anamnesis :
2 hari SMRS pasien mengeluh sesak nafas. Sesak tidak
disertai bunyi mengi dan tidak sampai biru dibibir maupun
ujung jari.Sesak tidak berkurang dengan istirahat dan posisi
duduk. Pasien mengeluh nyeri pada kedua pinggang sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus. Pasien juga
mengeluh nyeri kepala cekot-cekot (+) disertai mual (+)
muntah (-) dan mengeluh sering lemas. BAB lancar (+) BAK
jarang dan sedikit. Pasien juga mengeluh batuk berdahak (+)
sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh kedua kakinya
bengkak. 1 bulan yang lalu oleh dokter pasien didiagnosis
CKD dan sudah diterapi cuci darah sebanyak enam kali.
Tanggal 4 januari 2014 adalah jadwal cuci darah yang ketujuh.

C. Data Obyektif
KU : Compos Mentis
Vital sign
Nadi : 98x/menit, isi dan tegangan cukup
Suhu : 36.2oC
RR : 28x/menit
TD : 160/103 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran lnn (-)

Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : ketinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+) ronki (-) wheezing (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tak teraba
Perkusi : Batas kanan atas SIC II LPS dx, batas kanan
bawah SIC IV LPS dx, batas kiri atas SIC II LPS
Sin, batas kiri bawah SIC IV LMC Sin
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-) gallop (-) Bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut agak cembung
Palpasi : Supel (+) Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Spleenomegali (-)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, pitting edema
kaki +/+
Lain-lain : nyeri ketok pinggang kanan dan kiri (+)

D. Pemeriksaan penunjang
Darah Rutin
Al : 8.9 22.5 21.0
Hb : 5.4 9.0 11.3
Ht : 15.5 26.9 31.6
At : 674 588 567
Kimia Klinik
Ureum : 88 mg/dl
Creatinin : 3.4 mg/dl
Asam urat : 7.9 mg/dl
Albumin : 3.5 gr/d


E. Diagnosis
CKD on HD
F. Terapi
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 2x1amp
Inj. Ranitidine 2x50mg
Inj. Ceftriaxone 2x1gr
PO : Captopril 1x25mg
PCT 3x500mg
CaCo3 3x500mg
Asam Folat 3x1tab
Ambroxol 3x1tab
Irbesartan 2x1tab
Na bicarbonat 2x1tab
Transfusi PRC IV kolf


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Chronic Kidney Disease adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi beragam yang mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progresif yang pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Kriteria penyakit ginjal kronik
bila terdapat salah satu dari kriteria dibawah ini :
1.Kerusakan ginjal 3bulan yang didefinisikan sebagai
abnormalitas struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa
penurunan GFR yang bermanifestasi sebagai satu atau lebih
gejala : abnormalitas komposisi urin, abnormalitas
pemeriksaan pencitraan, abnormalitas biopsi ginjal.
2.GFR <60 mL/menit/1.73 m2 selama 3bulan atau tanpa
gejala kerusakan ginjal.

B. Etiologi
Dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Faktor suspectibility
2. Faktor inisiasi
3. Faktor progression
C. Patofisiologi

Faktor Inisiasi
Luka pada glomerulus
Area filtrasi
Kompensasi sisa nefron
Mengimbangi beban
ginjal
Hipertrofi struktural dan
fungsional
Hiperfiltrasi
Tek. Kapiler dan aliran darah
glomerulus
Dekompensasi
Sklerosis Nefron Fungsi nefron progresif
D. Manifestasi Klinik
Bila GFR/LFG menurun 5-10% dari keadaan normal dan terus
mendekati nol, maka pasien menderita apa yang disebut sindrom
uremik.
Biokimia
Asidosis metabolik (HCO3 serum 18mEq/L), Azotemia (penurunan
GFR, peningkatan BUN, kreatinin), Hiperkalemia, Retensi atau
pembuangan Natrium, Hipermagnesia, Hiperurisemia.
Perkemihan & kelamin
Poliuria menuju oliguria lalu anuria, Nokturia, Protein
silinder,hilangnya libio, amenore, impotensi dan sterilitas.
Kardiovaskular
Hipertensi, retinopati dan enselofati hipertensi, beban sirkulasi
berlebihan, edema, gagal jantung kongestif, perikarditis, disritmia.
Pernafasan
Pernafasan kusmaul, dispnea, edema paru, pneumonia.

Kulit
Pucat, perubahan rambut dan kuku (mudah patah, tipis,
bergerigi), pruritus, kulit kering, memar.
Saluran cerna
Anoreksia, mual muntah menyebabkan penurunan BB, nafas
berbau amoniak, rasa kecap logam, mulut kering, stomatitis,
parotitis, gastritis, enteritis, perdarahan saluran cerna, diare
dan konstipasi.
Neuromuskular
Mudah lelah, otot mengecil dan lemah, konsentrasi buruk,
apati, letargi/gelisah, insomnia, koma, kekacauan mental, otot
berkedut, kejang, konduksi saraf lambat, parestesi, paraplegi.
Gangguan kalsium
Hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiperparatiroidisme sekunder,
osteodistrofi ginjal, fraktur patologik, deposit garam kalsium
pada jaringan lunak, konjungtivitis (uremik mata merah).


E. Diagnosis
Gambaran Klinis
Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
Sindrom Uremia
Gejala Komplikasi
Gambaran laboratoris
Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
Penurunan fungsi ginjal
Kelainan biokimiawi darah
Kelainan urinalisis
Gambaran Radiologis
Foto polos abdomen
Pielografi intravena
Pielografi antegrad atau retrograd
Ultrasonografi ginjal
Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi
Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologis Ginjal

F. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas 2 hal, yaitu
atas dasar derajat (stage) dan atas dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar LFG
yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai
berikut :

LFG (ml/mnt/1.73m2) = (140-umur) x berat badan
72 x kreatinin plasma(mg/dl)*
*pada perempuan dikalikan 0.85

G. Penatalaksanaan
Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
Memperlambat perburukan fungsi ginjal
Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal

I. Faktor Resiko
Faktor resiko penyakit ginjal kronik yaitu riwayat keluarga
dengan penyakit polikistik ginjal atau penyakit ginjal genetik,
penyakit urologi terutama uropati obstruktif, refluks
vesikoureter yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih,
riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut,
riwayat menderita sindrom hemolitik uremik, diabetes melitus,
Lupus Eritematosus Sistemik, Riwayat menderita tekanan
darah tinggi.

J. Pencegahan
Primer
Sekunder
Tersier

BAB III
PEMBAHASAN
Cronic Kidney Disease adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
beragam yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Diagnosis CKD on HD pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari
anamnesis pada pasien ini didapatkan gejala-gejala pasien CKD pada
umumnya dimana pasien sering merasa lemah pada seluruh badan, mudah
lelah walaupun beraktifitas ringan, sesak nafas,mual dan bengkak pada
ekstremitas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala seperti peningkatan tekanan
darah, anemis dan edema pada kaki. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan penurunan kadar hb yaitu 5.4 g/dL, peningkatan kadar asam
urat yaitu 7.9 mg/dl, dan peningkatan kadar ureum yaitu 88mg/dl dan
kreatinin 3.4 mg/dl yang apabila dihitung klirens kreatinin nya
menggunakan rumus Cockroft Gault didapatkan hasil 23.35 ml/mnt/1.73m2
dan termasuk penyakit ginjal kronik derajat IV yaitu kerusakan ginjal
dengan LFG menurun berat.
Penatalaksanaan pasien ini diberikan captopril 1x25mg dan irbesartan
2x1tab untuk mengendalikan tekanan darah. Beberapa obat antihipertensi
terutama ACE inhibitor melalui berbagai studi terbukti dapat
memperlambat perburukan fungsi ginjal. Diberikan CaCo3 (kalsium
karbonat) untuk mengatasi hiperfosfatemia. Diberikan terapi PRC IV kolf
untuk mengatasi anemia karena rendahnya kadar Hb pada pasien ini yang
hanya 5.4 g/dL. Sasaran hemoglobin menurut berbagai studi klinik adalah
11-12 g/dL.
Pasien ini sudah menjalani hemodialisa sebanyak enam kali.
Hemodialisa merupakan terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air,
natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat dan zat lain melalui
membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada
ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Dialisa
bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal
kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum melakukan
pencangkokan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai