Kelompok
keperawatan medical bedah 1
Gastroenteritis
ANGGOTA KELOMPOK
Bilqis Raudatul
Jannah Chery Delsia Mandhatillah Titha Widya Astuti
Azzahra
OUTLINE
ASUHAN KEPERAWATAN
• Definisi
• Etiologi
•
• Pengkajian
Patofisiologi
• Patwhay/WOC • Diagnosa keperawatan
• Klasifikasi • Intervensi keperawatan
• Manifestasi klinis • Implementasi keperawatan
• Pemeriksaan penunjang • Evaluasi Keperawatan
• Penatalaksanaan
• Komplikasi
A.DEFINISI
Secara medis, gastroenteritis diartikan sebagai penyakit diare, dengan kata lain
peningkatan frekuensi buang air besar dengan atau tanpa muntah, demam, dan sakit
perut. Peningkatan frekuensi buang air besar ditandai dengan buang air besar encer
atau encer tiga kali atau lebih dalam 24 jam atau minimal 200 gram tinja per hari.
Penyakit ini diklasifikasikan dalam banyak cara, namun menurut durasi gejalanya,
penyakit ini digambarkan sebagai akut, persisten, kronis, atau berulang.
Lanjutan..
B. Bakteri
*Stigella
*Salmonella
*Escherichia coli
*Campylobacter
*Yersinia Enterecolitica
LANJUTAN..
2.Faktor Non Infeksiosus
A.Malabsorbsi
* Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa maltosa, dan
sukrosa), non sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa). Pada
1 yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
bayi dan anak
-Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
-Malabsorbsi protein : asam amino. B-laktoglobulin.
2
B.Faktor makanan
3 beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy,
Makanan basi,
dow'n milk protein senditive enteropathy/CMPSE)
C.Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
C.Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris. Virus Norwalk ),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium)
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar
penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian terjadi diare.
Lanjutan....
Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
elektrolit (Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan HipokalemiaN), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia. dan gangguan sirkulasi darah.
D.Pathway/ woc
E.Klasifikasi
Gejala utama gastroenteritis Terkadang, gejala ini bisa menyebabkan dehidrasi. Itulah
mengapa penting bagi penderita gastroenteritis untuk
adalah:
minum banyak cairan. Dehidrasi paling sering terjadi
• Diare
pada:
• sakit perut • anak kecil
• dIare • Orang tua
• mual • orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
• akit kepala dan kondisi kronis seperti :
• diabetes
• Penyakit ginjal
• fibrosis kistik
• kelainan kelenjar adrenal
G.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
A.pemeriksaan Tinja
. a.Makroskopis dan mikroskopis.
. b.pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
. dinestest, bila diduga intoleransi gula.
. c. bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
B.Pemeriksaan Darah
. a.pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,
. Kalsium, dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
. asama basa.
. b.kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
c.Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation)
. Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
. kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
H.Penatalaksanaan
1.Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
A.cairan peroral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan berisikan NaCl
dan NaHCO3, KCl, dan glukosa.
B. Cairan parenteral
Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) yang selalu tersedia difasilitas kesehatan dimana saja.
Pemberian cairan diberikan bergantung dari berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya. Biasanya diberikan pada pasien dehidrasi berat.
LANJUTAN..
2.Pengobatan dietetik
Pengobatan dietetik untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg jenis makanan:
A.susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron atau sejenis lainnya)
B.Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak
mau minum susu karena dirumah sakit tidak biasa.
. C.susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
I.Komplikasi
Dehidrasi dan kekurangan elektrolit adalah komplikasi yang paling umum terjadi.
Komplikasi lain yang umum terjadi setelah gastroenteritis akut adalah perubahan
diare akut menjadi diare kronis yang dapat menyebabkan intoleransi laktosa atau
pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil. Beberapa komplikasi pasca diare
lainnya termasuk eksaserbasi penyakit radang usus, septikemia, demam enterik,
dan sindrom Guillain-Barre, komplikasi yang mungkin terjadi setelah
infeksi Campylobacter . Artritis reaktif dapat terjadi, terutama setelah Shigella ,
Salmonella , Campylobacter , atau Yersinia .
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi bebeapa hal: Pertama, kondisi
umum (baik, sadar (tanpa dehidrasi), gelisah, rewel (dehidasi ringan atau
sedang), lesu, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat). Kedua, berat badan.
Biasanya berat menurun ketika anak mengalami dehidrasi denga tolak ukur
BB sebagai berikut: dehidrasi ringan: 5% (50ml/Kg), dehidrasi sedang 5-10%
(50-100ml/Kg), dan ehidrasi berat 10-15% (100-150 ml/Kg). Ketiga, kulit.
apabila turgor kembali lebih cepat kurang dari dua detik, maka berarti diare
tanpa dehidrasi.
Pola eliminasi
diare yang tidak diperkirakan, hilang timbul, sering tidak terkontrol, flatus lembut dan semi cair (berbau busuk
dan berlemak)
Diagnosa Keperawatan
4. Hipertermia (D.0130)
*Manajemen Hipertermia (I.15506)
Implementasi keperawatan
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit
*Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
O : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
T : Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
E : Anjurkan menggunakan pelembab
4. Hipertermia
*Manajemen Hipertermia (I.15506)
O : Memonitor suhu tubuh
. Mengidentifikasi penyebab Hipertermia
T : Melonggarkan pakaian pasien
. Melakukan pendinginan eksternal
E : Menganjurkan tirah baring
K : Mengkolaborasi pemberian cairan analgetik dan elektrolit
Evaluasi keperawatan
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit
*Integrasi Kulit dan Jaringan (L.14125)
Nyeri menurun (5)
Kemerahan menurun (5)
4. Hipertermia
*Termogulasi (L.14134)
suhu tubuh membaik (5)
Suhu kulit membaik (5)
Tekanan darah membaik (5)
Terima Kasih