Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

Di susun oleh :
Khoirul mubarok
NIM: 3022041070
A. Definisi
Gastroenteritis akut adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar
dengan konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan. frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. Gastroenteritis adalah peradangan
pada lambung, usus kecil, dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran
gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta
ketidaknyamanan abdomen.
Gastroenteritis virus adalah penyakit dapat berlangsung self-limited berupa
diare berair, biasanya kurang dari 7 hari, disertai dengan gejala nausea, muntah,
anoreksia, malaise, demam, hingga dehidrasi berat bahkan dapat berakibat fatal.
Gastroenteritis adalah kondisi muntah dan diare yang ditandai dengan berubahnya
bentuk tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan, lebih dari 3 kali dalam
kurun waktu satu hari.
Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan pada
dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di masyarakat luas
gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber.

B. Etiologi
Dewi Wulandari dan Meira Erawati mengemukakan ada empat macam
penyebab gastroenteritis, yaitu:
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama gastroenteritis. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
1). Infeksi bakteri: Vibrio, Escherichia Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Acromonas, dan sebagainya.
2). Infeksi virus: Enterovirus (Virus Ecno, Coxsacme, Poliomyelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
3). Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloide), protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Thricomonas hominis), jamur (Candida,
Albicans). h. Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti
Otitis Media Akut (OMA). tonsillitis/tonsilo faringitis, bronkopneumonia
ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak
berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
i
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
monosakarida (intoleran glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
b. Malabsorbsi lemak..
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis Rasa takut dan cemas

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis terjadinya Gastroenteritis adalah:

a. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul Gastroenteritis. Feses cair, mungkin
disertai lendir atau lendir dan darah. Warna feses makin lama berubah kehijau-
hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet
karena sering defekasi dan feses makin. lama makin asam sebagai akibat makin
banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama
gastroenteritis.
b. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah gastroenteritis dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam basa. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan, gejala dehidrasi mulai
nampak, yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung (khususnya pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering.

Tanda dan gejala penyerta pada gastroenteritis berdasarkan Menejemen Terpadu Anak
Sakit yaitu:

a. Tanda dan Gejala yang tampak pada gastroenteritis dengan Dehidrasi Berat yaitu
(Letargis atau tidak sadar, Mata cekung. Tidak bisa minum atau malas minum,
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat).
b. Gastroenteritis dengan Dehidrasi Ringan atau Sedang terdapat dua atau lebih
tanda-tanda berikut (Gelisah, rewel, atau mudah marah, Mata cekung, Haus, minum
dengan lahap).
Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan.
Berdasarkan kehilangan berat badan, dehidrasi terbagi menjadi empat kategori yaitu
tidak ada dehidrasi (bila terjadi penurunan berat badan 2,5%). dehidrasi ringan (bila

ii
terjadi penurunan berat badan 2.55%), dehidrasi sedang (bila terjadi penurunan
berat badan 5-10%), dan dehidrasi berat (bila terjadi penurunan berat badan 10%).

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang penting dilakukan dalam menegakkan diagnosis (kausal)


penyakit yang tepat, sehingga dapat memudahkan dalam pemberian terapi yang
tepat. pemeriksaan penunjang pada bayi atau anak dengan gastroenteritis adalah:

1. Pemeriksaan feses, secara makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada
gastroenteritis persisten).

2. Pemeriksaan darah, meliputi pemeriksaan darah perifer lengkap, analisa gas


darah (terutama Na, K, Ca, dan serum pada gastroenteritis yang disertai kejang).
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

3. Urine urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika.

E. Penatalaksanaan MediS

a. Pemberian cairan

1) Cairan per oral pada pasien dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K dan
glukosa kurang. Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau
sedang kadar natrium 50-60 meg/1 dapat di buat sendiri. (mengandung larutan
garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan garam.

2) Cairan parenteral:

a) Untuk dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50 ml/kgBB/hari.


Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125 ml/kgBB

b) Untuk dehidrasi sedang pada 1 jam pertama diberikan 50-100 ml/kgBB/hari.


Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125 ml/kg BB

c) Untuk dehidrasi berat

iii
Anak usia 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam pertama diberikan
40ml/kgBB/jam atau10 tetes/kg BB/menit, 7 jam berikutnya diberikan 12
ml/kgBB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit, 16 jam berikutnya diberikan 125 ml/kgBB
oralit per oral bila anak mau minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/kg
BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit

Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam pertama
diberikan 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit atau 10 tetes/kgBB/menit, 7
jam kemudian diberikan 127 ml/kg BB oralit per oral, bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kg
BB/menit,

Anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg 1 jam pertama diberikan 20 ml/kg
BB/jam atau 5 tetes /kgBB/menit, 16 jam berikutnya. diberikan 105 ml/kg BB oralit
per oral

3) Diatetik (pemberian makanan)

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada pasien dengan
tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan pasien. Hal-hal yang
perlu diperhatikan yaitu dengan memberikan ASI, bahan makanan yang
mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin serta makanan harus
bersih.

4) Obat-obatan

Obat anti spasmolitik

2. Keperawatan

Obat antibiotic

a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan.


enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.

b. Jas panjangbilaada kemungkinan pencemaran dan sarung tangan bila menyentuh


barang terinfeksi.

iv
c. Penderita dan keluarganya diedukasi mengenal cara perolehan entero patogen
dan cara mengurangi penularan

F. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: (Kardiyudiani &


Susanti, 2019)

a. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi. pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus. untuk


menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul
diare pula.

v
Asuhan keperawatan

A. Keluhan Utama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan
utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh orang tua
pasien. Pada gangguan cairan keluhan utama yang muncul adalah BAB lebih dari 3
kali, mual muntah, berat badan menurun, suhu tubuh meningkat
B. Data focus
a. Subjektif
1. Kelemahan
2. Diare lunak s/d encer
3. Anoreksia mual dan muntah.
4. Tidak toleran terhadap diit
5. Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen tengah bawah)
6. Haus, kencing menurun
7. Nadi meingkat, TD menurun, RR cepat dan dalam (kompensasi acidosis).
b. Objektif
1. Lemah, gelisah
vi
2. Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
3. Penurunan turgor, pucat, mata cekung
4. Nyeri tekan abdomen
5. Urine kurang dari normal
6. Hipertermi
7. Hipoksia Cyanosis, mukosa kering. Peristaltik usus lebih dari normal

C. Diagnosa Keperawatan

1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal

2. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare

INTERVENSI KEPERAWATAN

DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare
dengan inflamasi tindakan Observasi
gastrointestinal keperawatan 1x8 - Identifikasi penyehab
diharapkan eliminasi diare
pekal jam - Identifikasi riwayat
membaik dengan krtena pembenan makanan
hasil Terapeutik
Konstitensi membaik - Berikan asupan
feses Frekuensi membaik oral (mis, larutan
defekas Keluhan defekasi garam gula,aoralim
lama dan sulit - Pasang jalur
intravena
Edukasi
- Anjurkan makanan
porsi kecil dan
sering secara
bertahap

vii
Kolaborasi
- Kolaborasi
pembenan obat
anti motilitas
2. Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen hipertermia
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
dehidrasi 1x8 jam dihampkan - Identifikasi
termoregulasi membaik penychah
dengan kritena hasil: hipertermia
Suhu tubuh membaik - Monitor suhu
Menggigil menurun tubuh
Terapeutik
- Sediakan
lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atum
lepaskan pakaian
- Berikan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan tira
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena
3. Resiko Setelah dilakukan Manajemen cairan
ketidakseimbangan tindakan keperawatan Observasi
elektrolit berhubungan 1x8 jan dibampkan - Monitor status
dengan diure keseimbangan caran dehidrasi (mis.
membaik dengan kriteria frekuensi nadi,
hasil kekuatan nadi
akral.)

viii
Asupan cairan membaik
• Monitor berat badan
Asupan membaik harian
makanan Terapeutik
Dehidrasi menurun - Catat intake-output
dan hitung halans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
kebutuhan carmin
sesu
- Berikan caitan
intravenu, jika
perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
pembenan diuretik.

ix

Anda mungkin juga menyukai