Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

I. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya ( Nurarif
Amin Huda, Kusuma Hardhi, 2015).
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau
lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam (Juffrie, 2010).
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada
kandungan air dan volume kotoran itu. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan
dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang berat (Yayasan Spiritia, 2011).

B. KLASIFIKASI
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari)
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus
- menerus,
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya.

C. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan meliputi infeksi internal
sebagai berikut
1)   Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, salmonella, tersinia, dsb
2) Infeksi virus : enterovirus ( virus ECHO, poliomyelitis ), adenovirus,
rotavirus, dll.
3) Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, oxyuris ), jamur ( candida
albicans )
b. Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti otitis
media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia, dsb.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monosakarida
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.

D. MANIFESTASI KLINIS
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
1. Kram perut
2. Demam
3. Mual
4. Muntah
5. Kembung
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Urin output menurun (oliguria, anuria)
10. Turgor kulit menurun sampai jelek
11. Ubun-ubun / fontanela cekung
12. Kelopak mata cekung
13. Membran mukosa kering
E. PATOFISIOLOGI
Diare sekresi merupakan diare dengan volume banyak yang disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen
usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam lumen usus oleh tekanan osmotik
dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat.Sebagai
akibat dari diare baik akut maupun kronik akan terjadi : Kehilangan air (dehidrasi)
terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak dari pemasukan air, hal ini merupakan
penyebab kematian pada diare.
Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena
kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat karena anoksia
jaringan, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan ginjal (oligouria/anuria), pemindahan ion natrium dari ekstrasel ke dalam
intrasel. Secara klinis asidosis dapat dilihat dari pernapasan kussmaul.
Gangguan sirkulasi terjadi sebagai akibat diare dengan atau tanpa muntah, dapat
terjadi gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak ditangani segera akan
terjadi kematian.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya,
dengan melakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah
putih.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

G. KOMPLIKASI
1. Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
5. Gagal Ginjal Akut
6. Ileus Paralitik
7. Malnutrisi
8. Gangguan tumbuh kembang

H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Pemberian cairan
1) Cairan per oral : pada pasien  dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K dan
glukosa kurang. Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan
garam.
2) Cairan parenteral :
a) Untuk  dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50
ml/kgBB/hari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral
125 ml/kgBB
b) Untuk  dehidrasi sedang pada 1 jam pertama diberikan 50-100
ml/kgBB/hari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 
125 ml/kg BB
c) Untuk dehidrasi berat
- Anak usia 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg , 1 jam
pertama diberikan 40ml/kgBB/jam atau10 tetes/kg BB/menit, 7 jam
berikutnya diberikan 12 ml/kgBB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit , 16
jam berikutnya diberikan 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau
minum, teruskan dengan cairan  intra vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3
tetes/kg BB/menit
- Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg , 1 jam
pertama diberikan 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit atau 10
tetes/kgBB/menit , 7 jam kemudian diberikan 127 ml/kg BB oralit per
oral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan cairan intra
vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit,  
- Anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg   1 jam pertama diberikan
20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes /kgBB/menit, 16 jam berikutnya
diberikan 105 ml/kg BB oralit per oral
2. Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada pasien dengan
tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan pasien. Hal-hal yang
perlu diperhatikan yaitu dengan  memberikan ASI, bahan makanan yang
mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin serta makanan harus bersih.
3. Obat-obatan
- Obat anti spasmolitik
- Obat antibiotik
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan
2. Identitas Pennggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan, hubungan dengan pasien
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga
4. Pengkajian Fisik
a. Head to toe
b. Data Fokus

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Diare b/d Inflamasi gastrointestinal
3. Hipertermia b/d dehidrasi
4. DX.4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

C. INTERVENSI
DX 1. Kekurangan Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

NOC NIC
- Keseimbangan cairan Manajemen Cairan
- Hidrasi 1. Monitor status hidrasi (kelembaban
Dengan kriteria hasil : membrane mukosa, nadi adekuat)
- Turgor kulit dipertahankan pada skala 2. Monitor masukan makanan/cairan
3 (cukup terganggu) ditingkatkan ke 3. Dorong masukan oral
skala 5 (tidak terganggu) 4. Dorong keluarga untuk membantu
- Bola mata cekung dipertahankan pasien makan
pada skala 3 (sedang) ditingkatkan ke 5. Kolaborasikan pemberian cairan
skala 5 (tidak ada) intravena
- Berat badan stabil dipertahankan
pada skala 4 (sedikit terganggu)
ditingkatkan ke skala 5 (Tidak
terganggu)
DX. 2 Diare b/d Inflamasi gastrointestinal

NOC NIC
- Eliminasi usus Manajemen diare
Dengan kriteria hasil : 1. monitor tanda dan gejala diare
- Pola eliminasi dipertahankan pada 2. identifikasi faktor penyebab diare
skala 1(sangat terganggu) 3. berikan makanan dalam porsi kecil
ditingkatkan ke skala 5 (tidak dan lebih sering
terganggu) 4. instruksikan pasien untuk diet
- Warna feces dipertahankan pada rendah serat, tinggi protein sesuai
skala 3 (cukup terganggu) kebutuhan
ditingkatkan ke skala 5 (tidak 5. kolaborasikan pemberian anti diare
terganggu)
- diare dipertahankan pada skala 2
(cukup berat) ditingkatkan ke skala 5
(Tidak ada)
DX 3. Hipertermia b/d dehidrasi

NOC NIC
- Termogulasi 1. Monitor tanda-tanda vital
Dengan kriteria hasil : 2. Selimuti pasien
- Peningkatan suhu tubuh 3. Berikan kompres dingin
dipertahankan pada skala 2 (cukup 4. Anjurkan pasien untuk
berat) ditingkatkan ke skala 5 (tidak beristirahat
ada) 5. Kolaborasikan pemberian
- Dehidrasi dipertahankan pada skala 2 antipiretik
(cukup berat) ditingkatkan ke skala 5
(tidak ada)
- Berkeringat saat panas dipertahankan
pada skala 3 (cukup terganggu)
ditingkatkan ke skala 4 (sedikit
terganggu)
DX.4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

NOC NIC
- Toleransi terhadap aktivitas Aktivity Therapy
- Daya Tahan 1. Kaji aktivitas yang mampu dilakukukan
Dengan Kriteria hasil : oleh pasien
- Aktifitas fisik dipertahankan pada skala 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas
2 (banyak terganggu) ditingkatkan ke sesuai dengan kemampuan
skala 5 (tidak terganggu) 3. Anjurkan pasien untuk banyak
- Melakukan aktivitas rutin dipertahankan beristirahat
ke skala 3 (cukup terganggu) 4. Anjurkan keluarga untuk membantu
ditingkatkan ke skala 5 (tidak terganggu pasien dalam melakukan aktivitas
- Kelelahan dipertahankan pada skala 3
(sedang) ditingkatkan ke skala 5 (tidak
ada)

D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dalam masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik.

E. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (Coppyright 2016).
Nursing Intervention Classification (NIC) (Edisi Keenam ed.). (B. Indonesia, Ed.)
Elsevier Mocomedia.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015-2017). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
(10 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (Copyright 2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (Edisi kelima ed.). (B. Indonesia, Ed.) Elsevier Mocomedia.

Nurarif, A.H. & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Media Action.
PENYIMPANGAN KD

Anda mungkin juga menyukai