Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA An.S DENGAN GASTROENTERITIS

RSUD RAA SOEWONDO PATI

Di Susun Oleh :

Nama : Vera Zulfi Nofita Sari

NPM : 920173045

Prodi : S1-Ilmu Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S1-ILMU KEPERAWATAN

Tahun 2017/2018
1. PENGERTIAN

Gastroenteritis atau diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal
yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 2009).

Gastroenteritis atau diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau
cair. (Suriadi,Rita Yuliani, 2010).

Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja (Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil 2008).

Ada beberapa jenis diare, yaitu:


1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang
dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa
darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif.
3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare
persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan
tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.

2. ETIOLOGI

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat
gizi), makanan, dan faktor psikologis.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
 Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Aeromonas, dll.
 Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
 Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (entamoeba
histolitika, giardia lamblia), jamur (candida albicans).
 Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat.
b. Malabsorpsi lemak.
c. Malabsorpsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.
4. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.
(Dona,2010)

3. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah.
2. Suhu tubuh meninggi.
3. Feces encer, berlendir atau berdarah.
4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
5. Anus lecet.
6. Muntah sebelum dan sesudah diare.
7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang.
8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.
(Ahmad,2008)
4. PATHOFISIOLOGI
Proses terjadinya Gastroenteritis yaitu :
Bermula dari Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime
(kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam
usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan
fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme yang
masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area permukaan
intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan
elektrolit.
Kedua,faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan eletrolit ke
ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
Ketiga, faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
Keempat, Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat
mnyebabkan Gastroenteritis.
(Ngastiyah,2011)
5. PATHOFLOW

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Hassan dan Alatas (2008) pemeriksaan laboratorium pada diare adalah:
a. Feses
1. Makroskopis dan Mikroskopis
2. pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
3. Biakan dan uji resisten bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
pH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
c. Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfat.
e. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit.
7. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1). Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut
dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan
sukrosa.
2). Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
• 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1
ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
• 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran
1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
• 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
• 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
• 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml
= 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
• Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
2. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
3. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
(Behrman,dkk 2007)

8. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien : meliputi Nama, Jenis Kelamin, Umur, Alamat, Agama, Pekerjaan,
Suku Bangsa.
2. Diagnosa Medis.
3. Identitas Penanggung Jawab : meliputi Nama, Pekerjaan, Alamat, Agama, Hubungan
dengan Pasien.
4. Riwayat kesehatan
Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas kolon, otitis
media akut, tondilitas, ensefalitis dan lainnya.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah mengalami diare, pernah menderita penyakit pencernaan.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Pernah menderita penyakit saluran pencernaan.
7. Keluhan utama
Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.
8. Pola kesehatan fungsional :
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci tangan
sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai dengan menangis dan kaki diangkat ke abdomen.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Higiene kepala,Ubun-ubun cekung.
b. Mata
Palpebra : cekung/ tidak.
Konjungtiva : anemis/tidak.
Sklera : ikterik/tidak.
c. Hidung
Sianosis, epistaksis
d. Mulut
Membran mukosa : pink, kering
e. Telinga
Apakah ada infeksi/ tidak,
f. Sistem kardiovaskuler
Nadi apeks : irama teratur/ tidak.
Nadi perifer : irama teratur/ tidak.
Bunyi jantung : murni/ bising.
g. Kulit : pucat/ sianosis
h. Sistem pernapasan
Frekuensi napas.
Bunyi napas : murni/ bising.
Kedalaman, Pola napas.
i. Sistem persarafan
Tingkat Pola tingkah laku.
Fungsi pergerakan : ketahanan, paralysi.
Fungsi sensori : Rf fisiologis, Rf patologis.
j. Sistem musculoskeletal
Gaya berjalan .
Persendian.
Kesimetrisan.
k. Sistem pencernaan
Bising usus : ada/ tidak, frekuensi.
Distensi abdomen : ada/tidak.
Mual muntah.
l. Sistem eliminasi ( BAB dan BAK )
Frekuensi, konsistensi, bau, warna.

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare Berhubungan Dengan Frekuensi Defekasi
2. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan Pada Diare
3. Ketidakseimbangaan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan
Dengan Kurang Nafsu Makan
4. Hipertermi Berhubungan Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Dampak Proses Infeksi
Diare
5. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Iritasi Kulit Disekitar Anus
6. Resiko Keterlambatan Perkembangan Berhubungan Dengan BB Menurun Terus
Menerus
10. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC / TUJUAN NIC / INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Diare Berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi defekasi.
Dengan Frekuensi tindakan keperawatan 2. Kolaborasikan
Defekasi selama 3 x 24 jam, BAB pemberian cairan IV.
cair dapat berkurang 3. Berikan obat oral sesuai
dengan Kriteria Hasil : dengan advise dokter.
a. Konsistensi BAB 4. Sajikan makanan dalam
lembek, frekwensi 1 keadaan hangat.
kali perhari 5. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
diit yang tepat.
2. Kekurangan Volume Setelah dilakukan 1. Pantau tanda dan gejala
Cairan Berhubungan tindakan keperawatan kekurangan cairan.
Dengan Kehilangan selama 3 x 24 jam, 2. Timbang berat badan
Cairan Pada Diare keseimbangan volume setiap hari.
cairan dapat di 3. Anjurkan keluarga
pertahankan secara untuk memberi minum
maksimal dengan banyak pada kien, 2-3
Kriteria Hasil : lt/hr.
a.Tanda vital dalam batas 4. Kolaborasi Obat-obatan
normal (N: 120-60 :(antisekresin,
x/mnt, S; 36-37,50 c, antispasmolitik,
RR : < 40 x/mnt ) antibiotik).
b.Turgor elastis,membran
mukosa bibir basah,
mata tidak cowong.

3. Ketidakseimbangaan Setelah dilakukan 1. Monitor intake dan out


Nutrisi Kurang Dari tindakan keperawatan put dalam 24 jam
Kebutuhan Tubuh selama 3 x 24 jam, 2. Berikan jam istirahat
Berhubungan kebutuhan nutrisi (tidur) serta kurangi
Dengan Kurang terpenuhi dengan kegiatan yang
Nafsu Makan Kriteria Hasil : berlebihan
1. Nafsu makan 3. Diskusikan dan jelaskan
meningkat tentang pembatasan diet
2. BB meningkat atau (makanan berserat
normal sesuai umur tinggi, berlemak dan air
terlalu panas atau
dingin)
4. Ciptakan lingkungan
yang bersih, jauh dari
bau yang tak sedap atau
sampah, sajikan
makanan dalam keadaan
hangat
5. Kolaborasi dengan tim
kesehtaan lain :
a. terapi gizi : Diet
TKTP rendah serat,
susu.
b. obat-obatan atau
vitamin ( A).

4. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh


Berhubungan Dengan tindakan keperawatan setiap 2 jam.
Peningkatan Suhu selama 3 x 24 jam 2. Berikan kompres hangat
Tubuh Dampak suhu tubuh dalam batas 3. Anjurkan pada anak
Proses Infeksi Diare normal ,dengan Kriteria agar tidak memakai
Hasil : pakaian / selimut tebal.
1. suhu tubuh dalam 4. Kolaborasi pemberian
batas normal ( 36- antipirektik
37,5 C).
2. Tidak terdapat tanda
infeksi (rubur, dolor,
kalor, tumor, fungtio
leasa).

5. Kerusakan Integritas Setelah dilakukan 1. Kaji kerusakan kulit /


Kulit Berhubungan tindakan keperawatan 3 x iritasi setiap buang air
Dengan Iritasi Kulit 24 jam, tidak terjadi besar
Disekitar Anus iritasi pada kulit, dengan 2. Gunakana kapas lembab
Kriteria Hasil : dan sabun (pH normal)
1. Tidak terjadi iritasi : untuk membersihkan
kemerahan, lecet, anus setiap buang air
kebersihan terjaga. besar.
3. Hindari dari pakaian
dan pengalas tempat
tidur yang lembab.
4. Diskusikan dan jelaskan
pentingnya menjaga
tempat tidur.
5. Demontrasikan serta
libatkan keluarga dalam
merawat perianal (bila
basah dan mengganti
pakaian bawah serta
alasnya).
6. Resiko Keterlambatan Setelah dilakukan 1. Kaji nafsu makan.
Perkembangan tindakan keperawatan 3 x 2. Berikan makanan
Berhubungan Dengan 24 jam, perkembangan bergizi.
Berat Badan Menurun menjadi normal, dengan 3. Jelaskan kepada
Terus Menerus. Kriteria Hasil : keluarga pentingnya
1. Berat Badan naik makanan yang bergizi
sesuai standar. dan tepat waktu.
4. Kolaborasikan dengan
tim kesehatan lainnnya
dan ahli gizi.
11. PENGGUNAAN REFERENSI

Ahmad. 2008. Kamus Kedokteran Edisi 24.Jakarta: Djambatan.

Behrman, dkk. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Jakarta: EGC.

Dona. 2010. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4.Jakarta: EGC.

Hinchliff, Sue. 2009. Kamus Keperawatan Edisi 17.Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I.Jakarta:
Media Aesculapius.

Ngastiyah. 2011. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2.Jakarta: EGC.

Suharyono, dkk. 2009. Gastroenterologi Anak Praktis.Jakarta:Gaya Baru.

Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi


dan Klasifikasi.Yogyakarta: Prima Medika.

Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT. Fajar Interpratama

Anda mungkin juga menyukai