Abstrack
Latar Belakang: Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia
tahun 2018 menunjukkan jumlah yang meningkat seiring bertambah umur dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018),
didominasi oleh perempuan (36,85%) dari pada laki – laki (31,34%), lebih tinggi di kota (34,43%) dibandingkan
dipedesaan (33,72%). Berasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, prosentase hipertensi di Jawa
Tengah menempati proporsi terbesar dari penyakit tidak menular (hipertensi) yang dilaporkan yang melibihi prevelensi
hipertensi secara Nasional (34,11%) dan meningkat setiap tahunnya yakni berturut-turut 67,57% (2011), 72,13% (2012),
57,87% (2015) dan 64,83% (2017). Tujuan: mengetahui Hubungan Indeks massa tubuh (IMT) dan perokok dengan
kejadian hipertensi di Puskesmas Ngembal Kabupaten Kudus tahun 2020. Metode: Jenis penelitian korelasi analitik.
Metode pendekatan Cross Sectional, Sampel sebanyak 87 responden dari 660 pasien Puskesmas Ngembal Kulon
Kudus dengan teknik nonprobability sampling, alat ukur timbangan berat badan dan microtoise, checklist,
spignomanometer dan stetoskop. Uji hubungan penelitian menggunakan Chi Square. Hasil Penelitian: Penelitian
tentang hubungan IMT dan Perokok dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Ngembal Kulon Kudus 2020
menunjukkan ada hubungan IMT dan perokok dengan kejadian Hipertensi dengan p.value 0,000 (< 0,05). Kesimpulan:
Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Perokok dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Ngembal
Kulon Kudus tahun 2020.
Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh (IMT), Perokok, Hipertensi
Kepustakaan: (2010-2018)
Abstrack
Background : According to Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia in
2018 shows an increasing number with age from 25.8% (2013) to 34.1% (2018), dominated by women (36.85). %) of
men (31.34%), higher in cities (34.43%) than in rural areas (33.72%). Based on the health profile of Central Java
Province in 2017, the percentage of hypertension in Central Java occupies the largest proportion of reported non-
communicable diseases (hypertension) which exceeds the prevalence of hypertension nationally (34.11%) and
increases each year, namely 67.57% successively. (2011), 72.13% (2012), 57.87% (2015) and 64.83% (2017 ).
Destination: to know the relationship between body mass index (BMI) and smokers with the incidence of hypertension
at the Ngunggung Public Health Center, Kudus Regency in 2020. Method: This type of research is analytic correlation.
The cross sectional approach method, a sample of 87 respondents from 660 Ngembal Kulon Kudus Health Center,
using nonprobability sampling techniques, measuring instruments for body weight and microtoise, checklists,
spignomanometer and stethoscope. Test the research relationship using the Chi Square. Results: Research on the
relationship between BMI and smokers and the incidence of hypertension at the Ngembal Kulon Kudus Public Health
1
Center 2020 showed that there was a relationship between BMI and smokers and the incidence of hypertension with a
p.value of 0.00 0 (<0.05). Conclusion: There is a relationship between Body Mass Index (BMI) and smokers with the
incidence of hypertension at Ngembal Kulon Kudus Health Center in 2020 .
Keywords: Body Mass Index (BMI), Smoker, Hypertension
Bibliography : ( 2010-2018)
2
(Studi Kasus Hipertensi Pra Lansia di Puskesmas Ngembal Kulon Kudus)
3
(Studi Kasus Hipertensi Pra Lansia di Puskesmas Ngembal Kulon Kudus)
hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin,
seseorang dengan IMT normal (Dien, et ras dan umur. Sedangkan faktor resiko
al, 2014). yang dapat dikendalikan (minor) olah
IMT merupakan cara sederhana raga, makanan (kebiasaan makan
untuk memantau status gizi orang garam), alkohol stress, kelebihan berat
dewasa khususnya yang berkaitan badan (obesitas), kebiasaan makan
dengan kekurangan dan kelebihan berat makanan siap saji (junk food) (Pajario.
badan. Berat badan merupakan salah 2014).
satu aspek yang menentukan tingginya Langkah-langkah yang dapat diambil
tekanan darah. IMT >25 berhubungan untuk menurunkan tekanan darah secara
dengan peningkatan tekanan darah. terapi non farmakologis yaitu merubah
(Munawaroh,2013). gaya hidup, diet dan gaya hidup
Pravalensi nasional indeks massa seimbang, membatasi jumlah garam,
tubuh (IMT) berlebih (usia >15 tahun) di membatasi makan dengan kadar lemak
Indonesia diperkirakan sebesar 19,1% yang rendah menghindari minuman yang
(8,8% overweight dan 10.3% obesitas). mengandung alkohol, istirahat teratur,
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun menghindari setress dan olahraga teratur
2016. Pravalensi indeks massa tubuh (Federick, 2012). Penggunaan IMT juga
(IMT) berlebih di Jawa Tengah tahun bermanfaat pada penderita hipetensi
2007 sebesar 21,1% dan meningkat dengan IMT penderita hipertensi dapat
pada tahun 2013 yaitu sebesar 24,7% menjaga tekanan darah dengan kenaikan
(Hidayatullah & Pratama, 2019). berat badan yang dialami (Miraharini,
Berdasarkan data yang diperoleh 2016)
dari Dinas Kesehatan Kudus tahun 2018 Merokok dan hipertensi adalah dua
yang peneliti dapatkan pravelensi angka faktor risiko yang terpenting dalam
kejadian obesitas di Kudus sebanyak penyakit aterosklerosis, penyakit jantung
1.546 orang dengan IMT berlebih. koroner, infark miokard akut, dan
Fakor faktor yang mempengaruhi kematian mendadak. Merokok telah
Indeks massa tubuh pola makan yang menyebabkan 5,4 juta orang meninggal
buruk, kurangnya aktifitas fisik, ga ya setiap tahun (Gumus et al, 2013). Pada
hidup, umur, pekerjaan, informasi tentang penelitian yang telah banyak dilakukan,
kesehatan, sedangkan faktor yang dijelaskan bahwa efek akut yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi disebabkan oleh merokok antara lain
meliputi faktor resiko yang tidak dapat meningkatkan denyut jantung dan
dikendalikan (Mayor) dan faktor resiko tekanan darah dengan adanya
yang dapat dikendalikan (Minor). Faktor peningkatan kadar hormon epinefrin dan
resiko yang tidak dapat dikendalikan norepinefrin karena aktivasi sistem saraf
4
(Studi Kasus Hipertensi Pra Lansia di Puskesmas Ngembal Kulon Kudus)
5
(Studi Kasus Hipertensi Pra Lansia di Puskesmas Ngembal Kulon Kudus)
“Hubungan Indeks massa tubuh (IMT) responden dan informan. Responden dan
dan perokok dengan kejadian hipertensi informan adalah orang yang memberikan
informasi terkait dengan fokus penelitian
di Puskesmas Ngembal Kabupaten
dapat berupa pertanyaanpertanyaan dari
Kudus tahun 2020” peneliti. Responden dan informan tersebut
akan diwawancara secara mendetail. Data
variabel yang diamati diukur melalui rating
B. Metode Penelitian scale yang kemudian dianalisa secara
Penelitian ini akan dilaksanakan di deskriptif.
Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Responden dalam penelitian ini terdiri
Kudus. Penelitian ini dilakukan dari Sampel sebanyak 87 responden dari
pengambilan data pada bulan November 660 pasien Puskesmas Ngembal Kulon
2019 sampai Januari 2020. Kudus sebagai sampel yang memenuhi
Penelitian ini menggunakan jenis kriteria inklusi, dan diambil dengan teknik
penelitian analitik korelatif menurut sampling non probability yang digunakan
Saryono (2010), yaitu peneliti tidak hanya berupa incidental sampling, data
mendeskripsikan saja tetapi juga dikumpulkan menggunakan alat ukur
menganalisis hubungan antar variabel. timbangan berat badan dan microtoise,
Penelitian ini bersifat korelasional yang checklist, spignomanometer dan
bertujuan mendapatkan gambaran stetoskop. Data terkumpul kemudian
tentang hubungan antara dua atau lebih dianalisa secara analisa Univariat dan
variabel penelitian (Putra, 2012). Bivariat, sedangkan untuk menjawab
Pendekatan waktu pengumpulan data hipotesis digunakan uji Chi Square.
dalam penelitian ini menggunakan Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga
pendekatan “Cross Sectional”, yaitu data tahap, yaitu: tahap pralapangan, tahap
yang dikumpulkan sesaat atau diperoleh pekerjaan lapangan, dan tahap analisis
saat itu juga. Cara ini dilakukan dengan dan interpretasi data.
melakukan survei, wawancara, atau Skala yang dipergunakan sebagai
dengan menyebarkan kuesioner kepada berikut:
responden penelitian (Putra, 2012). 1 : Ya
Jenis penelitian ini adalah penelitian 2 : Tidak
studi kasus (case study). Penelitian kasus
(case study) atau penelitian lapangan
dimaksudkan untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, unit sosial tertentu
yang bersifat apa adanya secara
mendalam sehingga hasil penelitian
memberikan gambaran luas dan
mendalam mengenai unit sosial tertentu
(Damin, 2002: 54-55). Penelitian studi
kasus bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan
permasalahan itu muncul (Tohirin, 2012:
23). Data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah data kualitatif atau tentang fakta
yang berupa katakata yang diperoleh dari
subyek yang disebut sumber data.
Sumber data penelitian ini adalah
6
Eka Puspa Marlena
UMUR RESPONDEN
Prosentase Mean Median Minimum Maximu
Umur Frekuensi % m
45 2 2,3 49,95 50,00 45 57
46 11 12,6
47 14 16,1
48 4 4,6
49 11 12,6
50 11 12,6
51 10 11,5
52 6 6,9
53 4 4,6
54 3 3,4
55 4 4,6
56 4 4,6
57 3 3,4
Total 87 100,0
7
Eka Puspa Marlena
3. Merokok
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Merokok
di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus (N=87)
MEROKOK
Frekuensi Prosentase %
Tidak Merokok 26 29,9
Merokok 61 70,1
Total 87 100,0
HIPERTENSI
Frekuensi Prosentase%
Tidak Hipertensi 24 27,6
Hipertensi 63 72,4
Total 87 100,0
8
Eka Puspa Marlena
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dan Hipertensi di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus
(N=87)
Indeks Perilaku Antisosial Total OR P
Massa Hipertensi Tidak (95% Value
Tubuh hipertensi CI)
(IMT) N % N % N %
Kurus 3 30,0% 7 70,0% 10 100 - 0,000
9
(Studi Kasus Siswa Usia Remaja Kelas VIII di SMP Muhammadiyah I Kudus)
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat (40,0%), nilai IMT kurus menjadi paling sedikit
disimpulkan bahwa didapatkan rata-rata umur sejumlah 3 responden (30,0%), dan tidak
dari setiap responden adalah 50 tahun dan hipertensi pada responden dengan IMT
untuk umur responde paling tua adalah 57 normal lebih banyak terjadi sejumlah 12
tahun sedangkan responden dengan umur responden (60,0%), sedangkan nilai IMT
paling muda adalah 45 tahun. kurus menjadi terbanyak ke-2 sejumlah 7
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat responden (70,0%), nilai IMT obesitas
disimpulkan bahwa sebagian besar indeks menjadi terbanyak ke-3 sejumlah 3 responden
massa tubuh (IMT) responden adalah kurus (8,6%), nilai IMT gemuk menjadi paling sedikit
dengan 10 responden (11,5%), Normal sejumlah 2 responden (9,1%).
dengan 20 responden (23,0%), Gemuk Hasil uji statistik menggunakan chi-square
dengan 22 responden (25,3%), dan Obesitas diperoleh nilai p sebesar 0,000 (< 0,05), maka
dengan 35 responden (40,2%). Dengan Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang
jumlah responden 87 orang (100%). signifikan antara indeks massa tubuh (IMT)
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dan hipertensi pada pasien pra lansia di
disimpulkan bahwa sebagian besar Puskesmas Ngembal Kabupaten Kudus
responden memiliki perilaku merokok Tahun 2020.
sebanyak 61 responden (70,1%), dan Tabel 6 diatas menjelaskan tentang
sebagian kecil tidak merokok sebesar 26 penyebaran data antara 2 variabel yaitu
responden (29,9%). perilaku merokok dan hipertensi yang
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat menunjukkan bahwa, dari 87 responden
disimpulkan bahwa sebagian besar terdapat hipertensi pada perilaku merokok
responden mengalami hipertensi dengan 63 lebih banyak terjadi sejumlah 44,2 responden
responden (72,4%) dan responden yang tidak (86,9%), sedangkan pada perilaku tidak
mengalami hipertensi sebesar 24 responden merokok sejumlah 18,8 responden (38,5%),
(27,8%). dan tidak hipertensi padaperilaku merokok
Tabel 5 diatas menjelaskan tentang lebih banyak terjadi sejumlah 16,8 responden
penyebaran data antara 2 variabel yaitu (13,1%), sedangkan pada perilaku tidak
indeks massa tubuh (IMT) dan hipertensi merokok sejumlah 7,2 responden (61,5%).
yang menunjukkan bahwa, dari 87 responden Hasil uji statistik menggunakan chi-square
terdapat hipertensi pada responden dengan diperoleh nilai p sebesar 0,000 (< 0,05), maka
IMT obesitas lebih banyak terjadi sejumlah 32 Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang
responden (91,4%), sedangkan nilai IMT signifikan antara perilaku meroko dan
gemuk menjadi terbanyak ke-2 sejumlah 20 hipertensi pada pasien laki-laki di Puskesmas
responden (90,9%), nilai IMT normal menjadi Ngembal Kabupaten Kudus Tahun 2020. Dan
terbanyak ke-3 sejumlah 8 responden Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=
10
(Studi Kasus Siswa Usia Remaja Kelas VIII di SMP Muhammadiyah I Kudus)
11
(Studi Kasus Siswa Usia Remaja Kelas VIII di SMP Muhammadiyah I Kudus)
Ranty Rizki Puspadewi, Erlina Wijayanti tahun 2020”. Maka dapat diambil
(2018) dengan judul “Hubunga Usia Dengan kesimpulan sebagai berikut:
Kejadian Hpertensi Di Kecamatan Kresek Dan 1 Diketahuinya Indeks massa tubuh
Tegal Angus, Kabupaten Tangerang”. Tujuan (IMT) di Puskesmas Ngembal
penelitian ini untuk mengetahui gambaran Kabupaten Kudus tahun 2020, dari 87
hipertensi di Kecamatan Kresek dan Tegal Responden (100%) sebagian besar
Angus Mei 2018. Metode penelitian indeks massa tubuh (IMT) responden
menggunakan metode analitik cross sectional. adalah dengan Obesitas yaitu dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua 35 responden (40,2%), Gemuk dengan
masyarakat yang berusia >17 tahun di 22 responden (25,3%), Normal dengan
Kecamatan Kresek dan Tegal Angus, 20 responden (23,0%), dan kurus
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten tahun dengan 10 responden (11,5%).
2018. Sampel penelitian dilakukan dengan 2 Diketahuinya perokok di Puskesmas
Quota Sampling sebanyak 115 orang. Ngembal Kabupaten Kudus tahun
Pengumpulan data dalam penelitian ini 2020. Dari 87 responden (100%)
dengan menggunakan kuesioner. Hasil didapatkan bahwa sebagian besar
penelitian yang didapatkan dari 115 responden memiliki perilaku merokok
responden yaitu rata-rata usia pada rentang sebanyak 61 responden (70,1%), dan
usia 18-40 tahun (61,7%), perempuan sebagian kecil tidak merokok sebesar
sebanyak (50,4%), pendidikan rendah (60 %), 26 responden (29,9%).
mayoritas pekerjaan yaitu ibu rumah tangga 3 Diketahuinya kejadian Hipertensi di
(34,8%) dan mayoritas tempat tinggal di Tegal Puskesmas Ngembal Kulon Kudus
Angus (53,9%). Analisis univariate hipertensi tahun 2020, dari 87 responden (87%)
sebanyak 66 (57,4%) dan tidak hipertensi 49 didapatkan bahwa responden
(42,6%). Analisis bivariate hubungan antara mengalami hipertensi dengan 63
usia dengan kejadian hipertensi p-value 0,00. responden (72,4%) dan responden
Terdapat hubungan antara usia dengan yang tidak mengalami hipertensi
kejadian hipertensi di Kecamatan Kresek and sebesar 24 responden (27,8%)
Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Banten. 4 Hasil penelitian melalui uji statistic
bivariate, Hasil uji statistik
D. KESIMPULAN menggunakan chi square diperoleh
nilai p sebesar 0,000 (< 0,05), maka
Berdasarkan penelitian yang
Ho ditolak yang berarti ada hubungan
dilakukan oleh peneliti dengan judul
yang signifikan antara indeks massa
“Hubungan Indeks massa tubuh (IMT)
tubuh (IMT) dengan kejadian hipertensi
dan perokok dengan kejadian hipertensi
di Puskesmas Ngembal Kabupaten Kudus
12
(Studi Kasus Siswa Usia Remaja Kelas VIII di SMP Muhammadiyah I Kudus)
13
(Studi Kasus Siswa Usia Remaja Kelas VIII di SMP Muhammadiyah I Kudus)
6. Bapak dan Ibu dosen Universitas Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu
Muhammadiyah Kudus serta Seluruh Keperawatan: Pendekatan Praktis. (P.
P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta:
sivitas akademik yang telah banyak Salemba Medika.
memberikan bekal ilmiah selama
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
penulis mengikuti pendidikan. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
7. Semua pihak yang telah membantu 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2017. [cited 2018 April 5]. Available
terselesaikannya Skripsi ini yang tidak
from
dapat disebutkan satu persatu. http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-
G. DAFTAR PUSTAKA Indonesia2016.pdf
14
15