Anda di halaman 1dari 14

Jurnal KESMAS, Vol . 7 No.

6, 2018

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA LAMAKAN KECAMATAN KARAMAT
KABUPATEN BUOL
Wendi Muh. Fadhli*

*Program Studi DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Lamakan
Kecamatan Karamat Kabupaten Buol. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional dengan jumlah populasi 156 orang yang berusia dewasa muda.
Sampel berjumlah 82 responden. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menghitung
masing-masing variabel dan menggunakan rumus (Dahlan). Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan tensi meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup
(makanan bergaram) mempunyai hubungan dengan nilai p=0,016 (p value <0,05) dengan
kejadian hipertensi sedangkan gaya hidup (konsumsi kopi) dengan nilai p=0,453 (p value >0,05),
gaya hidup (merokok) p=303 (p value >0.05), dan gaya hidup (aktifitas fisik) p=0,245 (p value
>0,05), yang berarti tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi.
Simpulan bahwa gaya hidup (makanan bergaram) mempunyai hubungan dengan kejadian
hipertensi, sedangkan gaya hidup (kopi, merokok, dan aktiftas fisik) tidak mempunyai hubungan
dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat
Kabupaten Buol. Saran, agar kiranya lebih memperbaiki gaya hidup kearah yang lebih sehat
dengan sering mengkonsumsi banyak buah, serta sering mengontrol kesehatanya.

Kata Kunci: Gaya Hidup, Hipertensi, Usia Dewasa Muda

ABSTRACT
Hypertensioin is on of the most influential risk factors for the incidence of heart and blood vessel
disease. This reseach aims to determinethe relationship between lifestyle and the incidence of
hipertension of young adults at adults at Lamakan Village, Karamat District, Buol Reegency. This
reseach was quantitave by using the Cross sectional approach with population of 156 people who
are young adults; the sample taken was 82 respondets. Determination of samples in this reseach
was by calculating each variable and using the formula (Dahlan). Data collection techniques used
was questionnaires and tension meters. The result shows that lifestyle (salt food) has a
relationship with the volue of p = 0.016 (p value 0.05) with the incidence of hypertension while
lifestyle (coffe consumption) with a value of p = 0.453 (p value 0.245). lifestyle (smoking) p = 303
(p value > 0.05) and lifestyle (physical activity) p = 0.245 (p value> 0.05), which means that is
does not have a significant relationship with the incidence of hypertension. Conclusions that
lifestyle (salt food) has a relationship with the incidence of hypertension, while lifestyle (coffe,
smoking, and physical activity) does not have a relationship with the incidence of hypertension of
young adults at Lamakan Village, Karamt District, Buol Regency. Suggestion: you can improve
your lifestyle towards a healthier one by often consuming lots of fruit, and often controlling your
health.

Keywords: Lifestyle, Hypertension, Young adulthood

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

PENDAHULUAN sebesar (16,8%). Menurut Joint National


Hipertensi merupakan salah satu faktor Committee (JNC) VII 2013 didapatkan
resiko yang paling berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi sebesar 5,3% (laki-
kejadian penyakit jantung dan pembuluh laki 6,0% dan perempuan 4,7%),
darah. Hipertensi sering tidak pedesaan (5,6%) lebih tinggi dari
menunjukan gejala, sehingga baru perkotaan (5,1%).
disadari bila telah menyebabkan Berdasarkan data dari
gangguan organ seperti gangguan fungsi Kementerian Kesehatan Republik
jantung atau stroke. Hipertensi tidak Indonesia pada tahun 2016 hipertensi
jarang ditemukan secara tidak sengaja paling banyak diderita oleh masyarakat
pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin Sumatera Utara dengan total angka
atau datang dengan keluhan lain kejadian 98 per 1.000 penduduk.
(Kemenkes RI 2013). Berdasarkan data tersebut dari 25,8%
World Health Organization orang yang mengalami hipertensi 1/3
(WHO) tahun 2015, hipertensi yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak
membunuh hampir 8 miliar orang setiap terdiagnosis. Data menunjukan hanya
tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan
setiap tahunya di Kawasan Asia Timur- darah tinggi minum obat hipertensi.
Selatan. Sekitar sepertiga dari orang Sulawesi Tengah masuk peringkat ke 18
dewasa di Asia Timur-Selatan menderita dengan jumlah penderita hipertensi
Hipertensi. Prevalensi hipertensi akan 100,654 kasus (Kemenkes RI 2017).
terus meningkat tajam dan diprediksi Berdasarkan Jumlah kasus hipertensi
pada tahun 2015 sebanyak 29% orang pada tahun 2013 sebanyak 54.101 kasus,
dewasa terkena hipertensi. Hipertensi tahun 2014 sebanyak 66.919 kasus,
telah mengakibatkan kematian sekitar 8 tahun 2015 sebanyak 72.111 kasus dan
juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta tahun 2016 sebanyak 100.654 kasus
kematian di Asia Tenggara yang (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah
sepertiga populasinya menderita 2016).
hipertensi sehingga dapat menyebabkan Berdasarkan data Dinas
peningkatan beban biaya kesehatan Kesehatan Kabupaten Buol penyakit
(Kemenkes, 2017). hipertensi esensial merupakan penyakit
Prevalensi nasional berdasarkan yang paling banyak diderita masyarakat.
Riskesdas 2013 sebesar 20,8% tertinggi Pada tahun 2016 prevalensi penyakit
di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), hipertensi di Kabupaten Buol sebesar
sedangkan yang terendah di Papua 6,6%, mengalami peningkatan pada

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

tahun 2017 sebesar 7,29%. Dari minuman berkafein, yaitu kopi atau teh
beberapa kecamatan yang berada di (Andria 2013).
Wilayah Kabupaten Buol, Kecamatan Gaya hidup pada faktor resiko
Karamat mempunyai kasus hipertensi penting timbulnya hipertensi pada
tertinggi. Data Puskesmas Kecamatan seseorang termasuk usia dewasa muda
Karamat tahun 2017, jumlah penderita (21-40 tahun). Meningkatnya kejadian
hipertensi sebanyak 1.340 kasus, dan hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup
paling banyak kasus hipertensi pada usia yang tidak sehat. Hal-hal yang termasuk
dewasa muda (dewasa awal) yakni usia gaya hidup tidak sehat, antara lain
21-40 tahun, laki-laki berjumlah 11 merokok, kurang olahraga, konsumsi
orang dan perempuan berjumlah 206 makanan berlemak dan stres (Nisa
orang, dan data tertinggi kejadian 2012).
hipertensi dari beberapa desa yang ada Gaya hidup yang
di Kecamatan Karamat, desa Lamakan mengagungkan sukses, kerja keras,
memperoleh 56 kasus penderita dalam situasi penuh tekanan, dan stres
hipertensi (Puskesmas Karamat 2017). yang berkepanjangan merupakan hal
Penyebab hipertensi secara pasti yang paling umum serta kurang
masih belum diketahui dengan jelas. berolahraga, dan berusaha mengatasi
Data menunjukan, hampir 90% stresnya dengan merokok, minum
penderita hipertensi tidak diketahui alkohol dan kopi, padahal semuanya
penyebabnya secara pasti. Para ahli telah termasuk dalam daftar penyebab yang
mengungkapkan bahwa terdapat dua meningkatkan resiko hipertensi
faktor yang memudahkan seseorang (Muhammadun, 2010).
terkena hipertensi, yakni faktor tidak Dari penelitian Hepti Mulyati
dapat dikontrol seperti genetik, usia, (2011) “Hubungan Pola Konsumsi
jenis kelamin, dan ras. Faktor resiko Natrium Dan Kalium Serta Aktifitas
yang dapat dikontrol berhubungan Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada
dengan faktor lingkungan berupa Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr.
perilaku atau gaya hidup seperti Wahidin Sudirohusodo Makassar” pola
obesitas, kurang aktiivitas, stres dan konsumsi natrium dan kalium
konsumsi makanan. Konsumsi makanan (Berdasarkan Food Frecuency) adalah
yang memicu terjadinya hipertensi, yaitu sebagian besar responden paling sering
makanan tinggi garam, konsumsi mengkonsumsi garam >1 kali/hari.
makanan manis seperti kecap, konsumsi Sedangkan bahan makanan yang
makanan berlemak dan konsumsi dikonsumsi 3-6 kali/minggu, yaitu saos

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

tomat, biscuit, roti putih, dan roti METODE PENELITIAN


cokelat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Gaya hidup merupakan faktor kuantitatif dengan menggunakan desain
terpenting yang sangat mempengaruhi Analitik, dengan pendekatan Cross
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang sectional. Penentuan sampel dalam
tidak sehat dapat menyebabkan penelitian ini dengan menghitung
terjadinya hiperternsi, misalnya masing-masing variabel, dengan
makanan, aktifitas fisik, stres dan mengambil jumlah sampel yang
merokok (Puspitorini dalam meylon terbanyak dengan diagnosa statistik
2014). komparatif. Besar sampel dalam
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini adalah menggunakan
Meylen Suoth (2014) tentang Hubungan rumus (Dahlan) dan didapatkan 82
Gaya Hidup Dengan Kejadian responden.
Hipertensi di Puskesmas Kolongan Instrumen penelitian ini
Kecamatan Kalawat Kabupaten menggunakan kuesioner yang diambil
Minahasa Utara menunjukkan konsumsi dari jurnal (Riskesdas 2010, Suhartini
makanan berlemak dengan hasil 2013, Eva Oktavera Soragih 2015).
signifikan. Kuesioner ini terdiri dari beberapa jenis
Berdasarkan survei pendahuluan dan penentuan jawaban menurut
yang peneliti lakukan pada Tanggal 02 ketentuan masing-masing dengan
Maret 2018 di Desa Lamakan hasil pertanyaan makanan bergaram 6 nomor
wawancara terhadap 10 orang dengan nilai jika menjawab Ya
masyarakat yang berusia 21-40 tahun mendapat nilai 2, dan jika menjawab
dilihat dari gaya hidup, mereka Tidak mendapat nilai 1. Pertanyaan
mengatakan sering mengkonsumsi tentang kopi berjumlah 4 nomor dengan
makanan bergaram, merokok dan nilai jika menjawab Ya mendapat nilai
konsumsi kopi. Gaya hidup seperti ini 2, dan jika menjawab Tidak nilainya 1.
sudah dilakukan dari usia remaja. Oleh Pertanyaan kopi berjumlah 5 nomor
karena itu, peneliti tertarik untuk dengan nilai jika menjawab Ya
meneliti “Hubungan Antara Gaya Hidup mendapat nilai 2, jika tidak mendapat
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia nilai 1. Dan untuk aktifitas fisik yaitu
Dewasa Muda Di Desa Lamakan dengan mengisi tabel yang sudah
Kecamatan Karamat Kabupaten Buol”. disiapkan dengan menggunakan nilai
PAR. Ringan: 1,4-1,69. Sedang: 1,7-
1,99. Berat: 1,2-2,48.

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

Kuesioner yang digunakan Gaya Hidup dengan Konsumsi Kopi


terdiri dari dua bagian, yaitu bagian Tabel 4.2 Frekuensi Gaya Hidup dengan
pertama berisi tentang identitas Kopi pada Masyarakat Usia Dewasa
responden yang meliputi nama, alamat, Muda di Desa Lamakan
umur, pendidikan terakhir dan Konsumsi Kopi Frekuensi Presentase
(ƒ) (%)
pekerjaan. Bagian kedua berisi tentang Risiko 45 55
uji instrumen dilakukan pada semua Tidak Berisiko 37 45
Jumlah 82 100
responden yang berjumlah 82 orang Sumber: Data Primer 2018
yang dilaksanakan di Desa Lamakan
Kecamatan karamat Kabupaten Buol. Gaya Hidup dengan Kebiasaan
Instrumen kejadian hipertensi dan tidak Merokok
hipertensi, yaitu sebelumnya dilakukan Tabel 4.3 Frekuensi Gaya Hidup dengan
pengukuran tekanan darah dengan Kebiasaan Merokok pada Masyarakat
menggunakan tensimeter. Kuesioner Usia Dewasa Muda di Desa Lamakan
telah dilakukan uji validitas pada Merokok Frekuensi Presentase
(ƒ) (%)
kuesioner makanan bergaram.
Risiko 43 52
Tidak Berisiko 39 48
Jumlah 82 100
HASIL Sumber: Data Primer 2018
Analisis Univariat
Gaya Hidup dengan Makanan Gaya Hidup dengan Aktifitas Fisik
Bergaram Tabel 4.4 Frekuensi Gaya Hidup dengan
Tabel 4.1 Frekuensi Gaya Hidup Aktifitas Fisik pada Masyarakat Usia
Dengan Kebiasaan Makanan Bergaram Dewasa Muda di Desa Lamakan
Pada Masyarakat Usia Dewasa Muda Di Aktifitas Fisik Frekuensi Presentase
Desa Lamakan (ƒ) (%)
Ringan 33 40
Makanan Frekuensi Presentase Sedang 5 6
Bergaram (ƒ) (%) Berat 44 54
Risiko 71 87 Jumlah 82 100
Tidak Berisiko 11 13
Sumber: Data Primer 2018
Jumlah 82 100
Sumber: Data Primer 2018

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

Kejadian Hipertensi hipertensi sebanyak 58 responden


Tabel 4.5 Frekuensi Kejadian dengan presentase (82%).
Hipertensi pada Masyarakat Usia Hasil uji statistik dengan
Dewasa Muda di Desa Lamakan menggunakan uji chi square nilai
Frekuensi Presentase p=0,016 (p value <0,05) berartisecara
Hipertensi
(ƒ) (%)
Normal 19 23 statistik bahwa terdapat hubungan
Ringan 48 58 bermakna antara gaya hidup (makanan
Berat 15 19
Jumlah 82 100 bergaram) dengan kejadian hipertensi
Sumber: Data Primer 2018 pada usia dewasa muda di Desa
Lamakan Kecamatan Karamat
Analisa Bivariat Kabupaten Buol.
Hubungan Gaya Hidup (Makanan Simpulan bahwa gaya hidup
Bergaram) Dengan Kejadian (makanan bergaram) dengan kejadian
Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda hipertensi mempunyai hubungan yang
Di Desa Lamakan Kecamatan signifikan dengan nilai p=0,016 (p value
Karamat Kabupaten Buol <0,05) pada usia dewasa muda di Desa
Tabel 4.5 Lamakan Kecamtan Karamat Kabupaten
Makanan Hipertensi
Bergaram Total P value
Buol.
Tidak
Hipertensi
Hipertensi
Tidak n % n % n (%)
berisiko 6 55 5 45 11 100 0,016 Hubungan Antara Gaya Hidup
Berisiko 13 18 58 82 71 100
Jumlah 19 23 63 77 82 100 (Konsumsi Kopi) dengan Kejadian
Sumber: Data Primer 2018 Hipertensi pada Usia Dewasa Muda
Pada tabel 4.5 didapatkan hasil di Desa Lamakan Kecamatan
penelitian dari 82 responden dengan Karamat Kabupaten Buol
hubungan gaya hidup (makanan Tabel 4.6
bergaram) dengan kejadian hipertensi Konsumsi Hipertensi
P
Kopi Tidak Hipertensi Total
pada usia dewasa muda, makanan value
Hipertensi
Tidak n % n % n (%)
bergaram yang tidak beresiko dengan Berisiko 10 27 27 45 37 100 0,453
tidak hipertensi sebanyak 6 responden Berisiko 9 20 36 82 45 100
Jumlah 19 23 63 77 82 100
dengan presentase (55%) dan hipertensi Sumber: Data Primer 2018
sebanyak 5 responden dengan presentase Pada tabel 4.6 didapatkan hasil
(45%). Gaya hidup dengan makanan penelitian dari 82 responden dengan
bergaram dengan yang beresiko tidak hubungan gaya hidup (konsumsi kopi)
hipertensi sebanyak 13 responden dengan kejadian hipertensi pada usia
dengan presentase (18%) dan yang dewasa muda, gaya hidup dengan

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

konsumsi kopi yang tidak beresiko Hubungan Antara Gaya Hidup


dengan tidak hipertensi sebanyak 10 (Merokok) Dengan Kejadian
responden dengan presentase (27%) dan Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda
hipertensi sebanyak 27 responden Di Desa Lamakan Kecamatan
dengan presentase (82%). Gaya hidup Keramat Kabupaten Buol
dengan konsumsi kopi dengan yang Tabel 4.7
beresiko tidak hipertensi sebanyak 9 Merokok Hipertensi
Tidak Hipertensi Total P value
responden dengan presentase (20%) dan Hipertensi
Tidak n % n % n (%)
yang hipertensi sebanyak 36 responden Berisiko 11 28 28 72 39 100 0,303
Berisiko 8 19 35 81 43 100
dengan presentase (82%). Jumlah 19 23 63 77 82 100
Sumber: Data Primer 2018
Hasil uji statistik dengan
Pada tabel 4.12 didapatkan hasil
menggunakan uji chi Square nilai
penelitian dari 82 responden dengan
p=0,453 (p value >0,05) berarti secara
hubungan gaya hidup (merokok) dengan
statistik tidak ada hubungan gaya hidup
kejadian hipertensi pada usia dewasa
(konsumsi kopi) dengan kejadian
muda, gaya hidup dengan merokok yang
hipertensi pada usia dewasa muda di
tidak beresiko dengan tidak hipertensi
Desa Lamakan Kecamatan Karamat
sebanyak 11 responden dengan
Kabupaten Buol.
presentase (28%) dan hipertensi
Simpulan bahwa gaya hidup
sebanyak 28 responden dengan
(konsumsi kopi) dengan kejadian
presentase (72%). Gaya hidup dengan
hipertensi tidak mempunyai hubungan
merokok dengan yang beresiko tidak
yang signifikan pada usia dewasa muda
hipertensi sebanyak 8 responden dengan
dengan nilai p= 0,453 (p value >0,05),
presentase (19%) dan yang hipertensi
di Desa Lamakan Kecamatan Karamat
sebanyak 35 responden dengan
Kabupaten Buol.
presentase (81%).
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi Square nilai
p=0,303 (p value >0,05) berarti secara
statistik bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara hubungan gaya hidup
(kebiasaan merokok) dengan kejadian
hipertensi pada usia dewasa muda di
Desa Lamakan Kecamatan Karamat
Kabupaten Buol.

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

Simpulan bahwa gaya hidup hipertensi pada usia dewasa muda di


(merokok) dengan kejadian hipertensi Desa Lamakan Kecamatan Karamat
tidak terdapat hubungan yang signifikan Kabupaten Buol.
pada usia dewasa muda dengan nilai Simpulan bahwa gaya hidup
p=0,303 (p value >0,05), di Desa (aktifitas fisik) dengan kejadian
Lamakan Kecamtan Karamat Kabupaten hipertensi pada usia dewasa muda
Buol. dengan nilai p=0,249 (p value >0,05), di
Desa Lamakan Kecamatan Karamat
Hubungan Antara Gaya Hidup Kabupaten Buol.
(Aktivitas Fisik) dengan Kejadian
Hipertensi pada Usia Dewasa Muda PEMBAHASAN
di Desa Lamakan Kecamatan Hubungan Antara Gaya Hidup
Karamat Kabupaten Buol (Makanan Bergaram) Dengan
Tabel 4.8 Kejadian Hipertensi Pada Usia
Aktifitas Hipertensi Dewasa Muda di Desa Lamakan
Fisik P
Tidak Hipertensi Total
value
Hipertensi Kecamtan Karamat Kabupaten Buol
Ringan n % n % n (%)
+ 11 29 27 71 38 100 0,249 Hasil uji statistik dengan menggunakan
Sedang
8 18 36 82 44 100
Berisiko uji chi square nilai p=0,016 (p value
Jumlah 19 23 63 77 82 100
Sumber: Data Primer 2018 <0,05) berarti secara statistik bahwa
Pada tabel 4.8 didapatkan hasil terdapat hubungan bermakna antara
penelitian gaya hidup (aktifitas fisik) gaya hidup (makanan bergaram) dengan
tingkat ringan atau sedang dengan tidak kejadian hipertensi pada usia dewasa
hipertensi sebanyak 11 responden muda di Desa Lamakan Kecamatan
dengan presentase (29%) dan hipertensi Karamat Kabupaten Buol. Hasil
sebanyak 27 dengan presentase (71%). penelitian dari 82 responden dengan
Gaya hidup (aktifitas fisik) dengan hubungan gaya hidup (makanan
tingkat berat dengan tidak hipertensi bergaram) dengan kejadian hipertensi
sebanyak 8 responden dengan presentase pada usia dewasa muda, makanan
(18%) dan hipertensi sebanyak 36 bergaram yang tidak beresiko dengan
dengan presentase (82%). tidak hipertensi sebanyak 6 responden
Hasil uji statistik dengan dengan presentase (55%) dan hipertensi
menggunakan uji chi square nilai sebanyak 5 responden dengan presentase
p=0,249 (p value >0,05) berarti secara (45%). Gaya hidup dengan makanan
statistik bahwa tidak ada hubungan gaya bergaram dengan yang beresiko tidak
hidup (aktifitas fisik) dengan kejadian hipertensi sebanyak 13 responden

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

dengan presentase (18%) dan yang banyak cairan dalam tubuh sehingga
hipertensi sebanyak 58 responden dapat meningkatkan tekanan darah
dengan presentase (82%). (Corwin 2014).
Berdasarkan hasil kuesioner Penelitian ini sejalan dengan
kebiasaan masyarakat usia dewasa muda penelitian yang dilakukan oleh Yuliana
dengan konsumsi garam responden Dewi Rahcmawati tentang “Hubungan
mengatakan bahwa setiap mereka Gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi
menambah garam pada makanan kurang pada usia dewasa muda di Desa Pondok
dari 1 sendok teh ada pula yang Kecamatan Nguter Kebupaten
mengatakan setiap menambah garam Sukoharjo”dengan hasil uji statistik nilai
pada makanan yaitu lebih dari 1 sendok p=0,012; OR=5,152 mempunyai
teh, dan sebagian besar responden hubungan yang signifikan antara
mengkonsumsi ikan asin, dan kecap konsumsi garam dengan kejadian
sebagai makanan lauk pauk dan hipertensi, dan kebiasaan merokok tidak
penambah rasa dalam setiap makanan. terdapat hubungan dengan nilai p=0,747,
Pada dasarnya responden yang kesimpulan hubungan antara gaya hidup
tinggal di Desa Lamakan lebih (makanan bergaram) dengan kejadian
menyukai untuk mengkonsumsi hipertensi pada usia dewasa muda di
makanan bergaram yang berlebihan, Desa Pondok mempunyai hubungan
hingga gaya hidup (makanan bergaram) yang signifikan.
dapat menyebabkan tekanan darah
meningkat, atau hipertensi bagi usia Hubungan antara gaya hidup
dewasa muda, dikarenakan kebiasaan (konsumsi kopi) dengan kejadian
masyarakat usia dewasa muda memiliki hipertensi pada usia dewasa muda di
kebiasaan mengkonsumsi makanan Desa Lamakan Kecamatan Karamat
garam seperti ikan asin, dan kecap Kabupaten Buol
sehingga memicu tekanan darah Hasil uji statistik dengan menggunakan
meningkat atau hipertensi. uji chi Square nilai p=0,453 (p value
Makan makanan tinggi garam, >0,05) berarti secara statistik tidak ada
lemak, dan gula, mungkin sudah saatnya hubungan gaya hidup (konsumsi kopi)
untuk mengurangi risiko terkena dengan kejadian hipertensi pada usia
penyakit darah tinggi. Hal ini, ini juga dewasa muda di Desa Lamakan
adalah fakta umum yang diketahui Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
hampir semua orang, kurangi makanan Hasil penelitian dari 82 responden
bergaram karena itu dapat menahan dengan hubungan gaya hidup (konsumsi

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

kopi) dengan kejadian hipertensi pada konsentrasi cathecolamines dalam


usia dewasa muda, gaya hidup dengan plasma dan menstimulasi kelenjar
konsumsi kopi yang tidak beresiko adrenalin serta menigkatkan produksi
dengan tidak hipertensi sebanyak 10 kortisol, hal ini berdampak pada
responden dengan presentase (27%) dan vasokontriksi dan meningkatkan total
hipertensi sebanyak 27 responden resistensi perifer yang akan
dengan presentase (82%). Gaya hidup menyebabkan darah naik, namun bila
dengan konsumsi kopi dengan yang frekuensi konsumsi kopi sedikit atau
beresiko tidak hipertensi sebanyak 9 kurang dari 3 sendok teh maka tidak
responden dengan presentase (20%) dan menyebabkan peningkatan darah atau
yang hipertensi sebanyak 36 responden hipertensi (Rohaendi 2013).
dengan presentase (82%). Penelitian ini sejalan dengan
Pada hasil penelitian ini tidak penelitian yang dilakukan oleh H Alfian
terdapat hubungan gaya hidup Yusuf dengan judul “Hubungan Gaya
(konsumsi kopi) dengan kejadian Hidup dengan Hipertensi pada
hipertensi. Kopi tidak menjadi minuman Pengunjung Puskesmas Teluk dalam
sehari-hari bagi masyarakat dan hasil Banjarmasin” dengan hasil uji statistik
kuesioner masyarakat usia dewasa muda p=0,328 penelitian ini tidak terdapat
menyatakan bahwa setiap hubungan antara konsumsi kopi dengan
mengkonsumsi kopi hanya hipertensi.
menggunakan kopi kurang dari 3 sendok
teh. Hubungan antara gaya hidup
Kebiasaan masyarakat usia (merokok) dengan kejadian hipertensi
dewasa muda dengan mengkonsumsi pada usia dewasa muda di Desa
kopi tidak memicu tingginya tekanan Lamakan Kecamatan Karamat
darah tinggi atau hipertensi, dikarenakan Kabupaten Buol
kebiasaan masyarakat usia dewasa muda Hasil uji statistik dengan menggunakan
dengan konsumsi kopi tidak menjadi uji chi Square nilai p=0,303 (p value
kebiasaan minuman sehari-hari dan saat >0,05) berarti secara statistik bahwa
menggunakan kopi hanya kurang dari 3 tidak ada hubungan bermakna antara
sendok teh. hubungan gaya hidup (kebiasaan
Peningkatan tekanan darah ini merokok) dengan kejadian hipertensi
antara lain kafein mengikat reseptor pada usia dewasa muda di Desa
adenosine, mengaktifasi sistem saraf Lamakan Kecamatan Karamat
simpatik dengan meningkatkan Kabupaten Buol. hasil penelitian dari 82

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

responden dengan hubungan gaya hidup terjadi peningkatan tekanan darah, bila
(merokok) dengan kejadian hipertensi kebiasaan merokok pada masyarakat
pada usia dewasa muda, gaya hidup mempunyai aktifitas berat berarti
dengan merokok yang tidak beresiko mempunyai keseimbangan pada kerja
dengan tidak hipertensi sebanyak 11 ginjal dan memicu penurunan tekanan
responden dengan presentase (28%) dan darah.
hipertensi sebanyak 28 responden Penelitian ini sejalan dengan
dengan presentase (72%). Gaya hidup penelitian yang dilakukan oleh Yuliana
dengan merokok dengan yang beresiko Dewi Rahcmawati dengan judul
tidak hipertensi sebanyak 8 responden “Hubungan Antara Gaya Hidup dengan
dengan presentase (19%) dan yang Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa
hipertensi sebanyak 35 responden Muda di Desa Pondok Kecamtan Nguter
dengan presentase (81%). Kebupaten Sukoharjo” dengan hasil
Kebiasaan masyarakat usia penelitian menujukan bahwa tidak ada
dewasa muda dengan menghisap rokok hubungan kebiasaan merokok terhadap
rata-rata hanya 4 sampai 6 batang kejadian hipertensi dengan nilai p=0,747
perhari dan hasil kuesioner masyarakat (p value >0,05).
usia dewasa muda rokok yang
digunakan sebagian besar menggunakan Hubungan antara gaya hidup
filter. Jadi kebiasaan masyarakat usia (aktifitas fisik) dengan kejadian
dewasa muda dengan kebiasaan hipertensi pada usia dewasa muda di
merokok tidak mempunyai hubungan Desa Lamakan Kecamatan Karamat
dengan kejadian hipertensi dikarenakan Kabupaten Buol
banyaknya kegiatan aktifitas berat Hasil uji statistik dengan menggunakan
sehingga mempunyai keseimbangan uji chi square nilai p=0,249 (p value
pada tubuh untuk menatralisir racun >0,05) berarti secara statistik bahwa
yang disebabkan oleh rokok. tidak ada hubungan gaya hidup (aktifitas
Menurut Badan Kesehatan fisik) dengan kejadian hipertensi pada
World Health Oraganization(WHO) usia dewasa muda di Desa Lamakan
Salah satu penyebab hipertensi adalah Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
merokok merokok dapat mengakibatkan Hasil penelitian gaya hidup (aktifitas
peningkatan tekanan darah, karena fisik) tingkat ringan atau sedang dengan
rokok dapat mengakibatkan tidak hipertensi sebanyak 11 responden
vasokontriksi pembuluh darah perifer dengan presentase (29%) dan hipertensi
dan pembuluh darah diginjal sehingga sebanyak 27 dengan presentase (71%).

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

Gaya hidup (aktifitas fisik) dengan Sebagian besar responden


tingkat berat dengan tidak hipertensi berolahraga kurang yaitu sebesar
sebanyak 8 responden dengan presentase 68,22% dan sebagian kecil responden
(18%) dan hipertensi sebanyak 36 berolahraga sedang yaitu sebesar 0,93%.
dengan presentase (82%) Selain itu orang yang sibuk juga tidak
Aktifitas fisik masyarakat usia sempat untuk berolahraga. Akibatnya
dewasa muda dengan hasil kuesioner lemak dalam tubuh semakin banyak dan
dan hasil evaluasi menyatakan bahwa tertimbun yang dapat menghambat
mereka lebih banyak melakukan aliran darah. Pembuluh yang terhimpit
aktifitas berat dibandingkan aktifitas oleh tumpukan lemak menjadikan
ringan seperti berkebun. tekanan darah menjadi tinggi. Inilah
Jadi kebiasaan masyarakat usia yang menyebabkan terjadinya
dewasa muda dengan aktifitas fisik tidak hipertensi. Ditambah lagi, biasanya
mempunyai hubungan dengan kejadian orang menyadari dirinya terkena
hipertensi dikarenakan banyaknya hipertensi ketika sudah parah dan telah
kegiatan aktifitas berat dan kebiasaan- menyebabkan komplikasi yang serius
kebiasaan seperti berkebun dan (Wulandari & Susilo 2011).
mempunyai keseimbangan pada tubuh Penelitian ini juga sejalan
sehingga tidak rentan untuk dengan penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan tekanan darah atau Dewi Kurniasih dengan judul
hipertensi. “Hubungan Konsumsi Kalium, Kafein,
Aktifitas sangat mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Aktifitas Fisik
terjadinya hipertensi, dimana pada orang dengan Hipertensi Pada Lansia”. Hasil
yang kurang aktifitas (kurang gerak), uji statistik menujukan bahwa baik
namun tidak pada orang yang punya kebiasaan ataupun tingkat asupan
aktifitas berat seperti berkebun, dan kalium pada responden hipertensi
pada orang yang kurang aktifitas akan maupun normotensi bernilai (p value
cenderung mempunyai frekuensi denyut >0,05) yang berarti tidak ada hubungan
jantung lebih tinggi sehingga otot bermakna antara kebiasaan aktifitas fisik
jantung akan harus bekerja lebih keras dengan kejadian hipertensi pada
pada tiap kontraksi. Makin keras dan masyarakat yang tinggal di dataran
sering otot jantung memompa maka tinggi. Aktifitas fisik masyarakat usia
makin besar tekanan yang dibebankan dewasa muda dengan hasil kuesioner
pada arteri. menyatakan bahwa mereka lebih banyak

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

melakukan aktifitas berat dibandingkan disarankan juga bagi penderita


aktifitas ringan. hipertensi agar dalam satu keluarga
meberikan porsi makanan yang rendah
KESIMPULAN garam pada sipenderita hipertensi,
Berdasarkan hasil penelitian dapat karena dalam penelitian ini gaya hidup
ditarik kesimpulan bahwa gaya hidup (makanan bergaram) mempunyai
(makanan bergaram) mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi,
hubungan dengan kejadian hipertensi. dan beberapa gaya hidup lainya seperti
Gaya hidup (konsumsi kopi, rokok, dan konsumsi kopi, merokok dan aktifitas
aktifitas fisik) tidak mempunyai fisik tidak terdapat hubungan, namun
hubungan yang signifikan dengan perlu diperhatikan tentang pola
kejadian hipertensi pada usia dewasa kebiasaan yang memicu terjadinya
muda di Desa Lamakan Kecamatan penyakit. Agar kiranya mengurangi
Karamat Kabupaten Buol. kebiasaan-kebiasaan buruk dan
memperthatikan. Aktifitasnya serta
SARAN memperbanyak mengkonsusi buah dan
1. Pelayanan Keperawatan sayur-sayuran serta rutin dalam
Dalam Pelayanan Keperawatan. berolahraga.
Yaitu perlunya peran perawat dalam
pemberian penyuluhan, tentang DAFTAR PUSTAKA
tingginya kejadian hipertensi, serta Kemenkes RI 2013. Prevelensi
Hipertensi Penyakit yang
memberi pendidikan tentang
Membahayakan. Jakarta.
memperbaiki cara gaya hidup yang baik
WHO. World Health Statistic Report
pada masyarakat desa lamakan, yang 2015. Geneva: World Health
mengalami hipertensi esensial atau Organization: 2015.

penyakit kardiovaskuler lainya yang Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah 2016


diselenggarakan oleh Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Tahun
2016/2017
Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
Andria, K.M.2013 Hubungan Antara
Perilaku Olahraga, Stres dan
2. Masyarakat Desa Lamakan Pola Makan Dengan Tingkat
Hipertensi di Gebang Putih
Bagi Masyarakat Desa Lamakan agar
Kecamatan Sukokilo Kota
sekiranya merubah gaya hidup yang Surabaya. Jurnal Promkes,
Vol.1. No2.
mengakibatkan timbulnya penyakit,
seperti mengurangi mengkonsumsi Nisa, Intan. 2012. Ajaibnya Terapi
Herbal Tumpas Penyakit Darah
tingginya makanan bergaram, dan Tinggi. Jakarta: Dunia Sehat

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol
Jurnal KESMAS, Vol . 7 No. 6, 2018

Muhammadun, 2010, Hipertensi, in Makassar. Artikel Penelitian.


Books, Yogyakarta, hal 15. Makassar: Universitas
Hasanuddin
Muliyati Hepti (dkk). 2011. Hubungan
Pola Konsumsi Natrium dan Kementrian Kesehatan RI 2013. Riset
Kalium serta Aktifitas Fisik Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
dengan Kejadian Hipertensi Kementrian Kesehatan.
pada Pasien Rawat Jalan di
RSUP. Wahidin Sudirohusodo (Riskesdas 2010, Suhartini 2013, Eva
Oktavera Soragih 2015).

Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia


Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol

Anda mungkin juga menyukai