Anda di halaman 1dari 9

MANUSKRIP

GAMBARAN STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG DENGAN


HIV AIDS DI DESA MANUSAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan

OLEH

CARLITO DA COSTA
NIM: 111802715

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2019
MANUSKRIP
PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA MANUSAK
KABUPATEN KUPANG
Address Correspondence to : Carlito Da Costa
Mahasiswa S1 Keperawatan, STIKes Maranatha Kupang
Telp: +6282147645362
Email : ageegaage@gmail.com

ABSTRAK

Latarbelakang : Stigma adalah prasangka memberikan label social yang


bertujuan untuk memisahkan atau mendiskreditkan seseorang atau sekelompok
orang dengan cap atau pandangan buruk.Dalam prakteknya stigma mengakibatkan
tindakan diskriminasi. AIDS (Acquired Immuno Defesiensi Syndrome) adalah
sekumpulan gejala dan penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human immunodefesiensi virus) yang
termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
Tujuan : Terindentifikasi Stigma Masyarakat Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS
di Desa Manusak. Metode penelitian : metode yang digunakan adalah metode
survei deskriptif yaitu dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena, Cara pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan simple random deskriptif kategorik. Sampel dalam
penelitian ini berjumalah 96 responden. Hasil penelitian : sebagian besar stigma
masyarakat terhadap orang dengan HIV AIDS adalah yaitu negatif sebanyak 70
orang (72,9 %) hanya sebagian kecil yang memiliki stigma Positif yaitu sebanyak
26 orang (27,1 %). Kesimpulan : sebagian besar stigma masyarakat terhadap
orang dengan HIV AIDS adalah yaitu negatif sebanyak 70 orang (72,9 %)

Kata Kunci : Stigma Masyarakat, ODHA

1
PENDAHULUAN hipertensi sebesar 40% sedangkan
negara maju hanya 35%, kawasan
Penyakit darah tinggi atau
Afrika memegang posisi puncak
Hipertensi adalah suatu keadaan
penderita hipertensi, yaitu sebesar
dimana terjadi peningkatan tekanan
40%. Kawasan Amerika sebesar 35%
darah di atas ambang batas normal
dan Asia Tenggara 36%. Kawasan
yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO
Asia penyakit ini telah membunuh
(Word Health Organization), batas
1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal
tekanan darah yang dianggap normal
ini menandakan satu dari tiga orang
adalah kurang dari 130/85 mmHg.
menderita hipertensi. Sedangkan di
Bila tekanan darah sudah lebih dari
Indonesia cukup tinggi, yakni
140/90 mmHg dinyatakan hipertensi
mencapai 32% dari total jumlah
(batas tersebut untuk orang dewasa
penduduk (Taringan, 2016)
di atas 18 tahun) (Taringan, 2016) .
Menurut data Rikesdas tahun
Penyakit hipertensi dapat
2018 Prevalensi hipertensi di
mengakibatkan miokard, stroke,
Indonesia berdasarkan diagnosa
gagal ginjal dan kematian jika tidak
dokter sebanyak 8,4 %, menurut
dideteksi secara dini dan ditangani
dokter atau minum obat sebanyak 8,8
dengan tepat. Hipertensi
% dan berdasarkan hasil pengukuran
menyebabkan serangan jantung,
penduduk umur > 18 thn sebanyak
stroke, congestive heart failure, dan
34,1 %. Hasil Riskesdas tahun 2013
menyebabkan kematian pada 45%
prevelensi hipertensi hasil
penderita jantung dan 51 % kematian
wawancara diseluruh provinsi NTT
pada penderita penyakit stroke pada
adalah 7,2 persen dan berada
tahun 2008 (Pramono, 2016)
dibawah angka nasional yang
Tingginya angka kejadian mencapai 9,4 persen. Ditambah
hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh dengan penderita yang sedang
dua jenis faktor, yaitu yang tidak bisa minum obat hipertensi sendiri
diubah seperti umur, jenis kelamin, meskipun belum pernah didiagnosis
ras. Faktor yang bisa diubah dokter, prevalensi seluruh hipertensi
diantaranya obesitas, konsumsi di provinsi itu adalah 7,4 persen dan
alkohol, kurang olahraga, konsumsi berada dibawah prevelensi nasional
garam yang berlebihan, dan yang mencapai 9,5 persen.
kebiasaan merokok. (Pramono,
Untuk mengendalikan
2016).
tekanan darah hipertensi, maka
Badan Kesehatan Dunia diperlukan intervensi kombinasi obat
(WHO) menyebutkan jumlah farmakologis dengan non
penderita hipertensi akan terus farmakologis. Intervensi non
meningkat seiring dengan jumlah farmakologis yang dapat di gunakan
penduduk yang bertambah pada 2025 adalah hipnoterapi. (Nurprasetyo,
mendatang diperkirakan sekitar 29% 2016)
warga dunia terkena hipertensi.
Hipnoterapi adalah suatu
WHO menyebutkan negara ekonomi
metode dimana klien dibimbing
berkembang memiliki penderita

1
untuk melakukan relaksasi, setelah penelitian true eksperimental dengan
kondisi relaksasi dalam ini metode pretest- posttest control
tercapai maka secara alamiah group design dalam penelitian ini
gerbang pikiran bawah sadar terdapat dua kelompok yang dipilih
seseorang akan terbuka lebar, secara random, kemudian diberi
sehinga yang bersangkutan pretest untuk mengetahui keadaan
menerima sugesti penyembuhan awal adakah perbedaan antara
yang diberikan, saat kondisi rileks kelompok eksperimen dan kelompok
terjadi stimulasi gelombang alfa di control. Hasil pretest yang baik bila
otak, paru dan sistem pernafasan nilai kelompok eksperimen tidak
dapat memaksimalkan pengambilan berbeda secara signifikan. Pengaruh
oksigen dari luar, di sertai dengan perlakuan adalah (O2-O3) – (O4-O3)
peningkatan efektifitas pemanfaatan
HASIL PENELITIAN
dan pertukaran gas didalam jaringan
tubuh. Peningkatan oksigen dalam 1. Data Umum
lumen pembuluh darah juga akan Berdasarkan penelitian yang
menyebabkan turunnya kekakuan telah dilakukan diperolah hasil
dinding pembuluh darah sehingga sebagai berikut
melancarkan sirkulasi (Pramono, Kateg Mea Std. Minim Maxim
2016). ori n Deviat um um
ion
Menurut Survey awal yang
Siast 146. 12.50 130 170
dilakukan Di Desa Manusak ol 88 0
Penyebab Hipertensi pada
Diast 123. 8.851 110 140
masyarakat disana adalah stress,
ol 75
karna masyarakat disana kebanyakan
adalah petani sehingga ketika hasil Berdasarkan tabel diatas
pertanian tidak bagus maka itu akan diketahui bahwa dari 96 responden
memicu stress sehingga menyebakan sebagian besar masyarakat berjenis
hipertensi. Dan juga ada banyak kelamin laki-laki sebanyak 50 orang
warga baru (Eks Timor-Timur) yang (52,1 %), sebagian besar masyarakat
masih mengingat harta benda dan berusia 26-35 tahun sebanyak 58
Keluarga mereka yang di tinggalkan orang (60,4 %), sebagian besar
saat gejolak di Timor-Timur masyarakat berpendidikan SMA
sehingga menyebabkan stress. sebanyak 59 orang (61,5 %),
Berdasarkan uraian data responden sebagian besar masyarakat
diatas peneliti tertarik mengambil bekerja sebagai petani sebanyak 36
penelitian tentang pengaruh orang (37,5 %), sebagian besar
hipnoterapi terhadap penurunan stigma masyarakat terhadap orang
tekanan darah hipertensi di Desa dengan HIV AIDS adalah yaitu
manusak Kabupaten kupang. negatif sebanyak 70 orang (72,9 %)
hanya sebagian kecil yang memiliki
METODE
stigma Positif yaitu sebanyak 26
Desain yang digunakan orang (27,1 %).
dalam penelitian ini adalah desain

1
PEMBAHASAN kurangnya informasi sehingga
masyarakat mudah menberikan
1. Umur Stigma negatif terhadap ODHA,
Perempuan lebih banyak di rumah
Karakteristik usia responden dan kurang mendapatkan
yang terlibat selama penelitian informasi sehingga mudah
ini, usia termuda berusia 18 tahun terpengaruh dan memberikan
dan usia tertua 60 tahun stigma dan pandangan negatif
responden terbanyak usia 25-35 pada penderita ODHA karena di
(60,4 %) karena usia ini termasuk Dominasi oleh jenis kelamin laki-
dewasa awal mereka merasa laki 50 orang (52,1 %) dan
menpunyai pengalaman dan perempuan 46 orang (47,9 %).
pengetauhan yang baik sehingga 3. Pendidikan Terakhir
mudah menberikan pandangan Hasil penelitian mendapatkan
atau stigma kepada masyarakat, pendidikan yang bervariatif,
Usia produktif menjadi populasi tingkat pendidikan responden
yang dominan menderita terdapat sebanyak 59 orang (61,5
HIV/AIDS karena kecenderungan %) partisipan berlatar belakang
pola perilaku berisiko banyak pendidikan Sekolah Menengah
dilakukan oleh usia produktif. usia Atas (SMA), Masyarakat Desa
dewasa merupakan usia dengan manusak pada kenyataannya
kebebasan untuk menentukan dan kurang mengakses informasi
membentuk perilaku. Usia dewasa kesehatan tentang HIV/AIDS dan
memiliki keputusan penuh mengikuti seminar tentang
terhadap situasi sosial yang HIV/AIDS Sehingga mereka
dihadapi. Usia dewasa produktif mudah memberikan stigma
membatasi intervensi sosial negatif terhadap ODHA, padahal
terhadap suatu respon sosial yang Dari Dinas kesehatan kabupaten
dihadapi ( Mahathir, 2015). sering memberikan penyuluhan
2. Jenis Kelamin atau informasi terkait HIV/AIDS
Karakteristik responden dalam tapi antusias masyarakat yang
penelitian dilihat dari jenis berpendidikan menengah sangat
kelamin, laki-laki memiliki minim untuk mengikuti kegiatan
kecenderungan berasumsi bahwa dari penyuluhan dari Dinas
mereka memiliki pengalaman dan kesehatan sehingga masyarakat
pengetahuan yang cukup karena tidak mendapat informasi tentang
mereka bergaul bebas sehingga HIV/AIDS dan Pendidikan
laki- laki tidak merasa bahwa diistilahkan sebagai vaksin sosial
dirinya memiliki pengetahuan dalam pencegahan penularan
yang kurang terutama HIV/AIDS dan pencegahan
pengetahuan tetang penyakit terhadap stigama negatif di
HIV/AIDS. Asumsi bahwa laki- kalangan masyarakat Pendidikan
laki memiliki pengetahuan yang merupakan faktor kuat yang
cukup terkait permasalahan meningkatkan status kesehatan
seksualitas menyebabkan laki-laki populasi dengan pendidikan yang
merasa tidak perlu mencari cukup meningkatkan kapasitas
informasi kesehatan terutama individu untuk menerima
terkait permasalahan HIV/AIDS informasi dan pemahaman
(Mahathir, 2015), karena

1
terhadap pengetahuan terkait mengakseskan informasi tentang
HIV/AIDS (Mahathir, 2015). HIV/AIDS dan sering mengikuti
4. Pekerjaan Seminar dan penyuluhan.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian
masyarakat sebagian besar masyarakat beranggapan
responden bekerja sebagai petani HIV/AIDS adalah penyakit
36 orang (37,5 %) karena menular yang dapat mematikan
masyarakat Desa Manusak sibuk penderitanya sehingga masyarakat
dengan aktifitas bertani dengan memberikan stigma negatif
daerah bertani yang cukup jauh karena ada beberapa ODHA yang
sehingga petani susah meninggal di Desa Manusak
mendapatkan atau di jangkau oleh diantaranya Sepasang suami istri
petugas kesehatan. Padahal dari yang meninggal di Dusun II oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten karena itu masyarakat takut
Kupang sudah sering memberikan bergaul dengan ODHA sebab
penyuluhan atau informasi masyarakat kurang mendapat
kesehatan terkait IHV/AIDS. informasi tentan HIV/AIDS,
(soliha dan purwanto 2017), HIV/AIDS adalah penyakit
pekerjaan adalah penugasan kerja menakutkan dan menjijikkan
yang memenuhi kebutuhan- sehingga harus dijauhi akan tetapi
kebutuhan organisasi, teknologi ada bererapa juga yang paham
dan perilaku yang menjadi tentang cara penularan sehingg
pedoman dalam bekerja mereka memberikan Stigma
pelaksanaan bisa mencapai positif Sehingga bisa bergaul
kepuasaan. dengan ODHA, sebagian
5. Stigma Masyarakat Terhadap masyarakat yang menberikan
Orang Dengan HIV AIDS Stigma negatif adalah mereka
Berdasarkan hasil penelitian yang kurang mendapat informasi
bahwa dari 96 responden sebagian tentang HIV/AIDS, Orang dengan
besar stigma masyarakat terhadap HIV/AIDS tidak boleh bersekolah
orang dengan HIV AIDS adalah dengan masyarakat lainnya,
negatif sebanyak 70 orang (72,9 Masyarakat memberikan stigma
%) dan sebagian kecil stigma negatif di salah 1 Siswi Sekolah
masyarakat terhadap orang Dasar di Manusak karena
dengan HIV AIDS adalah Positif masyarakat takut penyakit
sebanyak 26 orang (27,9), HIV/AIDS bisa menular jika
Sebagian besar masyarakat kita berbincang-bincang atau
memberikan stigma negatif karena dekat dengan mereka Sehingga
menpunyai pengatuhan cukup Anak tersebut keluar dari sekolah
tetapi mereka kurang mendapakan karena anak tersebut merasa
informasi dan tidak mengikuti dirinya di asingkan masyarakat
penyuluhan atau seminar tentang Menpunya pengetahun yang
HIV/AIDS Sehingga mereka cukup tetapi mudah terpengaruh
berprasangka buruk terhadap isu dan mudah menberikan
ODHA, Sebagian kecil responden Stigma negatif terhadap ODHA.
menberikan Stigma positif karena Stigma juga menjadi isu yang
mereka menpunyai pengetauhan tak jauh dari pemanfaatan
cukup mudah bergaul, pelayanan kesehatan. Stigma

1
membawa isu kompleks tentang penularan ke bayinya
pentingnya kerahasiaan, (Mustofa, 2014)
konsekuensi penyembunyian, Isolasi sosial,
kurangnya ekspektasi positif penyebarluasan status HIV dan
dari perawatan dan kesembuhan, penolakan dalam berbagai
serta pengalaman diskriminatif lingkup kegiatan
dalam pemberian layanan kemasyarakatan seperti dunia
kesehatan, sehingga stigma pendidikan, dunia kerja dan
menjadi penyebab keputusasaan layanan kesehatan merupakan
dan kepasrahan ODHA untuk bentuk stigma yang banyak
melanjutkan dan mengoptimalkan terjadi. Tingginya penolakan
perawatan serta pengobatan. masyarakat dan lingkungan
Stigmatisasi terhadap HIV/AIDS akan kehadiran orang yang
menjadikan penyakit ini bukan terinfeksi HIV/AIDS
merupakan fokus perhatian dari menyebabkan sebagian ODHA
masyarakat umum secara luas. harus hidup dengan
Pengucilan terhadap ODHA menyembunyikan status
juga menjadi penyebab upaya (Syamsulhuda, 2015).
mendapatkan akses informasi Berdasarkan hasil penelitian
kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan pada bulan juni
menjadi terhambat (Mahathir, 2019 menunjukan sebanyak 96
2015). resnponden, 70 orang
Stigma terhadap ODHA memberikan respon negatif dan
memiliki dampak yang besar 26 orang memberikan responden
bagi program pencegahan dan positif. Masyarakat di Desa
penanggulangan HIV/AIDS Manusak mempunyai
termasuk kualitas hidup pengetahuan yang cukup, stigma
ODHA. Populasi berisiko akan muncul karena masyarakat
merasa takut untuk kurang mendapatkan informasi
melakukan tes HIV karena yang benar dan lengkap,
apabila terungkap hasilnya khususnya dalam mekanisme
reaktif akan menyebabkan penularan HIV, kelompok yang
mereka dikucilkan. Orang tertular HIV dan cara pencegahan
dengan HIV positif merasa termasuk penggunaan kondom.
takut mengungkapkan status Stigma merupakan penghalang
HIV dan memutuskan terbesar dalam pencegahan
menunda untuk berobat penularan dan pengobatan,
apabila menderita sakit, yang sehingga prasangka memberikan
akan berdampak pada semakin label social yang bertujuan untuk
menurunnya tingkat kesehatan memisahkan atau
mereka dan penularan HIV mendiskreditkan seseorang atau
tidak dapat dikontrol. sekelompok orang dengan cap
Dampak stigma dan atau pandangan buruk, prakteknya
diskriminasi pada perempuan stigma mengakibatkan tindakan
ODHA yang hamil akan lebih diskriminasi.
besar ketika mereka tidak mau Dalam sebuah penelitian
berobat untuk mencegah yang dilakukan Bharat dalam
D’Cruz (2014) ditemukan

1
perilaku diskriminatif dalam
pelayanan kesehatan oleh petugas
kesehatan. Petugas kesehatan
merasa keberatan dalam proses
merawat penyakit ODHA
dikarenakan jenis penyakit yang
diderita termasuk penyakit berat
dan beresiko penularan, peran
konseling yang rendah juga
ditemukan pada petugas
kesehatan karena kerahasian
membatasi pemberian informasi
yang lengkap.

1
DAFTAR PUSTAKA Dalam Memanfaatkan Pelayanan
Masyarakat. Tesis .

Amaheka. (2016). Profil Dinas Mustofa, S. B. (2014). Stigma Masyarakat


Orang Dengan Hiv/Aids. Jurnal
Kesehatan . Kabupaten
Kesehatan Masyarakat .
Kupang: Dinas Kesehatan
Notoatmodjo. (2018). Metodologi
Kabupaten Kupang.
penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta.
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan
keperawatan berdasarkan
Nursalam. (2013). metodologi
diagnosa medis dan Nanda.
penelitian ilmu keperawatan.
Jogjakarta: MediAction.
jakarta: salemba medika.

Hati, S. (2017). Stigma Masyarakat


Shaluhiyah, M. W. (2015). Stigma
Terhadap ODHA Di Kota
Masyarakat terhadap Orang
Kupang Provinsi NTT. Jurnal
dengan HIV/AIDS. jurnal
Promosi kesehatan Indonesia ,
kesehatan masyarakat , 334.
63.

Subuh. (2017). Stigma dan


Kemenkes RI. (2018). Pencegahan
diskriminasi saat
dan pengendalian penyakit.
penyelenggaraan jenazah
Jakarta: Kementrian
ODHA. Jakarta: Kemenkes
Kesehatan Republik
RI.
Indonesia.

Tanto, L. H. (2014). Kapita Selekta


Litahayu. (2017, Januari 28). Sahabat
Kedokteran. Jakarta: Media
Rakyat.com. Retrieved Mei
Aesculapius.
17, 2019, from Sahabat
Rakyat.com:
https:www.sahabatrakyat.com
.

Maharani. (2015). Sigma dan


diskriminasi orang dengan
Hiv Aids pada pelayanan
kesehatan di kota pekangbaru
tahun 2015. Kesehatan
komunitas, 225.

Mahathir. (2015). Pengalaman Orang


Dengan HIV/Aids (ODHA)

Anda mungkin juga menyukai