Anda di halaman 1dari 9

Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

ANALISIS KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA


DENGAN DIABETES MELITUS

Riska Febriani1, Melly Fitri2

Program Studi DIII Analis Kesehatan, STIKESMAS Abdi Nusa Palembang1,2


riskaf1802@gmail.com1
mellyfitri90@yahoo.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam
keadaan cukup istirahat. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah sebagai penyertanya
hipertensi biasanya dapat ditemukan pada beberapa penyakit seperti diabetes melitus dan asam urat.
Tujuan: Diketahuinya kejadian hipertensi pada lansia dengan diabetes melitus di desa Tanjung
Dayang Kabupaten Ogan Ilir. Metode: Penelitian destriptif dengan sampel berjumlah 36 orang yang
diambil secara Accidental Sampling. Waktu penelitian pada bulan Mei-Juni 2018, Pemeriksaan
menggunakan metode auskultasi. Analisa data yang digunakan adalah univariat. Hasil: Didapat 34%
diabetes melitus 67% yang mengalami hipertensi, berdasarkan usia diperoleh data Middle Age yang
mengalami hipertensi sebanyak 60% sampel, Elderly yang mengalami hipertensi sebanyak 80%
sedangkan kelompok usia Old sebanyak 0%. Lansia diabetes melitus yang mengalami hipertensi
berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 2 orang 13,3%, sedangkan perempuan 87%. Saran: Lansia
diharapkan untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah khususnya dalam menjaga kestabilan
kadar glukosa dalam darah, karena membutuhkan kondisi tubuh dan pola makan yang sehat di
pelayanan kesehatan masing-masing.

Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Diabetes Melitus

ABSTRACT
Background: Hypertension is an increase in systolic blood pressure greater than 140 mmHg and
diastolic greater than 90 mmHg on two measurements with an interval of 5 minutes in a state of
adequate rest. Hypertension that is not treated immediately results in the emergence of degenerative
diseases, such as heart disease, kidney failure, and vascular disease as the presence of hypertension
can usually be found in several diseases such as diabetes mellitus and gout. Objective: Knowing the
incidence of hypertension in the elderly with diabetes mellitus in Tanjung Dayang village, Ogan Ilir
District. Method: Descriptive research with a sample of 36 people taken in Accidental Sampling.
Time of study in May-June 2018, Examination using auscultation method. Analysis of the data used is
univariate. Results: From the analysis results obtained in tuberculosis patients the normal result is 0%
and the abnormal results are 100%. In the gender group is 57% of male samples with 100% abnormal
examination results, in the female group as many as 43% with 100% abnormal results. The age group
is adults as much as 54% with abnormal results as much as 100%, in the elderly age group as much as
46% with abnormal examination results 100%. Suggestion: Elderly people are expected to routinely
conduct blood pressure checks, especially in maintaining the stability of glucose levels in the blood,
because it requires a healthy body condition and diet in each health service.

Keywords : Hypertension, Elderly, Diabetes Mellitus

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 265


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

PENDAHULUAN tinggi di negara- negara berpenghasilan


Hipertensi merupakan silent killer rendah dan menengah daripada di negara-
dimana gejala dapat bervariasi pada masing- negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global
masing individu dan hampir sama dengan Report, 2016 dalam Infodatin 2018). Faktor
gejala penyakit lainnya. Prevalensi lingkungan dan gaya hidup yang tidak
hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil sehat, seperti makan berlebihan, berlemak,
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar kurang aktivitas dan stress berperan sangat
25,8. Jika saat ini penduduk Indonesia besar sebagai pemicu diabetes melitus.
sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat Selain itu Diabetes Melitus juga bisa
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. muncul karena adanya faktor keturunan
Sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di (Putri, dan Muhammad, 2013).
masyarakat tidak terdiagnosis. Prevalensi Satu dari sepuluh orang dewasa di
hipertensi Lampung merupakan daerah ke- dunia memiliki tekanan darah tinggi, atau
11 tertinggi di Indonesia. Prevalensi DM, istilah medisnya, hipertensi. World Health
hipertiroid, dan hipertensi pada perempuan Organization (WHO) menyebut tekanan
cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. darah tinggi sebagai “epidemi yang
(Rapina, 2017). menyebar luas”. Amerika Serikat menjadi
Diabetes melitus (DM) adalah suatu negara dengan angka hipertensi paling
gangguan pada metabolisme karbohidrat, tinggi. Sekitar 25.000 kematian dan lebih
lipid, dan protein dengan berbagai penyebab dari 1,5 juta serangan jantung dan stroke
dan merupakan suatu penyakit yang kronik. terjadi setiap tahun. Meskipun demikian,
Seseorang dengan DM memiliki kadar setelah berhasil dideteksi, biasanya penyakit
glukosa darah yang tinggi atau disebut ini bisa dikendalikan secara efektif. Dokter
hiperglikemia (National Instititues of memperkirakan bahwa 23 juta orang di
Health, 2014 dalam Wisudanti, 2016). Amerika Serikat memiliki tekanan darah
Diabetes menyebabkan 1,5 juta tinggi. Setengah dari mereka tidak
kematian pada tahun 2012. Gula darah yang menyadari keberadaan penyakit tersebut.
lebih tinggi dari batas maksimum Banyak di antara mereka yang menyadari
mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, tetapi tidak diobati secara efektif. Tekanan
dengan meningkatkan risiko penyakit darah tinggi juga tanpa gejala dan dianggap
kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh sebagai “bom waktu yang siap meledak”
tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini dalam tubuh. (Wade, 2016).
terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase Riset Kesehatan Dasar (Riskesda)
kematian yang disebabkan oleh diabetes pada tahun 2018 menunjukkan bahwa
yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 266


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

persen menjadi 8,5 persen; dan hasil 30 orang responden yang diperiksa, dari
pengukuran tekanan darah, hipertensi naik usia ≤ 50 tahun, 2 orang (6,67%) menderita
dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. tekanan darah tinggi dan 4 orang (13,33%)
Sebagai pemicu, tekanan darah yang menderita kadar glukosa di atas normal.
meningkat secara persisten dalam jangka Usia > 50 tahun, 4 orang (13,33%)
waktu lama dapat menimbulkan kerusakan menderita tekanan darah tinggi dan 7 orang
pada pembuluh darah, ginjal, jantung, otak (23,33%) menderita kadar glukosa di atas
dan mata. Sebagai penyerta, hipertensi normal. Usia ≤ 70 tahun, 2 orang (6,67%)
biasanya dapat ditemukan pada beberapa menderita tekanan darah tinggi dan 3 orang
penyakit, seperti diabetes dan penyakit asam (10%) menderita kadar glukosa di atas
urat. (Sari, 2017). normal dan usia > 70 tahun terdapat 4 orang
Menua adalah proses fisiologis yang (13,33%), 2 orang (6,67%) menderita
akan terjadi pada semua orang dengan tekanan darah tinggi dan 2 orang (6,67%)
mekanisme yang berbeda pada setiap menderita kadar glukosa di atas normal.
individu. Pada proses fisiologis ini organ Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
tubuh akan mengalami penurunan fungsi adanya hubungan antara tekanan darah
sehingga timbul berbagai masalah pada dengan kadar glukosa.
lansia. Seiring dengan penurunan fungsi Berdasarkan latar belakang di atas,
organ tubuh, maka risiko terjadi penyakit peneliti tertarik ingin melakukan penelitian
degeneratif akan meningkat. Penyakit “Analisis Kejadian Hipertensi Pada Lansia
degenaratif yang sering terjadi pada lansia Dengan Diabetes Melitus”.
antara lain hipertensi, obesitas, dan diabetes
melitus (Sholikhah, 2014). METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian Metode penelitian ini merupakan
Sholikhah, (2014) responden yang diambil penelitian kuantitatif deskriptif dengan
saat di Desa Baturan Kecamatan Colomadu pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel
adalah sebanyak 42 orang, jumlah hasil dalam penelitian ini adalah pasien lansia
penelitian responden laki-laki adalah 14 yang datang yaitu 36 pasien yang berusia
orang (33,3%) dan perempuan 28 orang pertengahan (middle age) 45-59 tahun,
(66,7%). Sedangkan kelompok usia lansia lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua
50 tahun didapat 17 orang (40,5%) lansia (old) 75-90 tahun. Teknik sampling yang
tengah dan 25 orang (59,5%) usia lansia 60- dilakukan dalam penelitian ini adalah
74 tahun. Accidental Sampling yaitu jika ada pasien
Berdasarkan hasil penelitian Huda, datang melakukan pemeriksaan tekanan
(2016) kadar glukosa darah pada lansia, dari darah pada kasus untuk mengetahui

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 267


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

kejadian hipertensinya sedangkan pada (3) Partisipan pada penelitian ini memiliki
Diabetas Mellitusnya dengan tes gula hak mengungkapkan secara penuh untuk
darah. Analisa data dilakukan secara bertanya, menolak, dan mengakhiri
univariat dan tabulasi silang. Penelitian ini partisipasinya, dan (4) Memastikan
dilakukan mulai bulan Mei-Juni 2018 dan penelitian ini tidak mengganggu privasi
pengambilan data pada tanggal 20 Mei-01 nara sumber.
Juni 2018.
Dalam melaksanakan penelitian ada 4 HASIL PENELITIAN
prinsip-prinsip etika penelitian ada 4 Berdasarkan hasil penelitian yang
prinsip-prinsip etika penelitian yang telah dilakukan, lansia yang hadir pada saat
peneliti terapkan yaitu (1) Menghindari, itu berjumlah 36 orang, dan dilakukan
mencegah, serta meminimalkan bahaya pengukuran tekanan darah serta wawancara
yang ditimbulkan, (2) Meminimalkan sebagai berikut :
kerugian serta memaksimalkan keuntungan
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Lansia Diabetes Melitus
No
Diabetes Melitus Jumlah Persentasi (%)
1 Ya 15 41,7
2 Tidak 21 58,3
Total 36 100

Dari data diatas lansia yang diperiksa lansia yang tidak mengalami diabetes
tekanan darah di dapat diabetes melitus melitus sebanyak 21 orang (58,3%).
sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Lansia Diabetes yang Mengalami Hipertensi

Tekanan Darah Jumlah Persentasi (%)


Hipertensi 13 36,1
Tidak Hipertensi 23 63,9
Total 36 100
Dari data diatas lansia yang diperiksa orang (63,9%). Analisa untuk lansia
tekanan darah di dapat hipertensi sebanyak diabetes yang mengalami hipertensi
13 orang (36,1%), sedangkan lansia yang berdasarkan kelompok usia diperoleh data
tidak mengalami hipertensi sebanyak 23 sebagai berikut:

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 268


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

Tabel 3.
Distribusi Lansia Mengalami Hipertensi Berdasarkan Kelompok Usia
Hipertensi Tidak Hipertensi Jumlah
No
Kelompok Usia N % n % N %
1 Middle Age (45-59 tahun) 6 16,6 16 44,6 22 61,2
2 Elderly (60-74 tahun) 7 19,4 7 19,4 14 38,8
3 Old (75-90 tahun) 0 0 0 0 0 0
Total 13 36,0 23 64 36 100

Jumlah lansia diabetes melitus hipertensi sebanyak 7 orang (19,4%) dan


berdasarkan kelompok usia diperoleh data yang tidak mengalami hipertensi sebanyak 7
Middle Age (45-59 tahun) yang mengalami orang (19,4%), sedangkan kelompok usia
hipertensi sebanyak 6 orang (16,6%) dan Old (75-90 tahun) sebanyak 0 orang (0%).
yang tidak mengalami hipertensi sebanyak Analisa untuk lansia diabetes yang
16 orang (44,6%), sedangkan kelompok mengalami hipertensi berdasarkan jenis
umur Elderly (60-74) yang mengalami kelamin diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.
Distribusi Lansia Mengalami Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Kejadian Hipertensi
Tidak Jumlah
No Jenis Kelamin
Hipertensi Hipertensi
n % n % n %
1 Laki-laki 8
3 8,3 5 13,9 8
2 Perempuan 28
10 27,8 18 50,0 28
Total 44 13 36,1 23 63,9 36

Jumlah lansia diabetes melitus yang Berdasarkan tabel 1 bahwa distribusi


mengalami hipertensi berdasarkan jenis frekuensi lansia diabetes yang mengalami
kelamin, laki-laki 3 orang (8,3%), hipertensi didapat hasil diabetes melitus
sedangkan perempuan 10 orang (27,8%). sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan
lansia yang tidak mengalami diabetes
PEMBAHASAN melitus sebanyak 21 orang (58,3%).
Distribusi Frekuensi Lansia Diabetes Peningkatan diabetes risiko diabetes
Melitus.
seiring dengan umur, khususnya pada usia

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 269


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

lebih dari 40 tahun, disebabkan karena u faktor risiko yang tidak dapat
pada usia tersebut mulai terjadi diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
peningkatan intolenransi glukosa. Adanya Faktor risiko yang tidak dapat diubah
proses penuaan menyebabkan seperti usia, jenis kelamin, keturunan.
berkurangnya kemampuan sel pankreas Faktor risiko yang dapat diubah seperti
dalam memproduksi insulin. Selain itu obesitas, merokok, konsumsi alkohol dan
pada individu yang berusia lebih tua kafein berlebih, mengkonsumsi garam
terdapat penurunan aktivitas mitokondria di yang berlebih, stress dan keseimbangan.
sel-sel otot sebesar 35%. (Pardede, dkk (Kemenkes RI, 2017).
2017). Hasil penelitian ini lebih tinggi
Hasil penelitian ini lebih tinggi dengan hasil penelitian yang dilakukan
dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Huda tahun 2016, tekanan darah
oleh Reswan, dkk tahun 2017, lansia yang dengan kadar glukosa darah pada lansia,
memenuhi kriteria diabetes sebanyak 4 dari 30 orang responden yang diperiksa,
orang (14,81%) dan lansia yang memiliki didapat 10 (33,33%) responden menderita
glukosa normal sebanyak 23 orang tekanan darah tinggi dan 20 orang
(85,19%). (66,67%) responden lainnya tekanan
Berdasarkan hasil penelitian, teori darahnya normal.
dan penelitian terkait peneliti berasumsi Berdasarkan hasil penelitian, teori
bahwa hipertensi bisa terjadi disebabkan dan penelitian terkait peneliti berasumsi
karena lansia mengalami gangguan pada bahwa baik pada pasien hipertensi maupun
metabolisme glukosa sehingga lansia yang tidak mengalami hipertensi harus
cenderung mengalami peningkatan glukosa melakukan secara rutin tentang
darah. pemantauan tekanan darah, konsumsi obat,
Distribusi Frekuensi Lansia Diabetes pemantauan efek samping obat, olahraga
yang Mengalami Hipertensi. atau meningkatkan aktivitas fisik, dan
Berdasarkan tabel 2 bahwa distribusi mengurangi asupan garam, sehingga
frekuensi lansia diabetes yang mengalami mengurangi dampak risiko hipertensi.
hipertensi didapat hasil sebanyak 13 orang Kejadian Hipertensi Pada Lansia
(36,1%), sedangkan lansia yang tidak Dengan Diabetes Melitus berdasarkan
usia
mengalami hipertensi sebanyak 23 orang
Berdasarkan tabel 3 bahwa distribusi
(63,9%).
frekuensi lansia diabetes yang mengalami
Hipertensi memiliki faktor risiko
Hipertensi tertinggi berdasarkan pada
yang dibagi menjadi 2 yaitu

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 270


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

kelompok usia adalah Elderly (60-74 tahun) berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 3
sebanyak 7 orang (19,4%). orang (8,3%), sedangkan yang mengalami
Hipertensi menjadi hal umum pada hipertensi jenis kelamin perempuan 10
lansia yang sangat tua, usia merupakan orang (27,8%).
yang paling berisiko dari dibandingkan Jenis kelamin merupakan salah satu
faktor yang lain. Peningkatan risiko faktor risiko terjadinya hipertensi yang
hipertensi dengan penuaan karena sejumlah tidak dapat diubah. Dalam hal ini, wanita
faktor, termasuk pola makan, gaya hidup, akan mengalami peningkatan resiko
genetika dan arteri penuaan itu sendiri. tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah
(Suparti, 2018). menopouse yaitu usia diatas 45 tahun,
Hasil penelitian ini lebih rendah sedangkan wanita yang belum menopouse
dibandingkan penelitian yang dilakukan dilindungi oleh hormon estrogen yang
oleh Huda tahun 2016, usia > 50 tahun berperan dalam peningkatan kadar High
terdapat 20 orang (66,67%) cenderung Desity Lipoprotein (HDL). (Aggraini dkk,
terkena tekanan darah tinggi atau kadar 2009).
glukosa di atas normal. Dari hasil penelitian ini setara dengan
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian yang dilakukan oleh sholikhah
penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa tahun 2014 yaitu jenis kelamin laki-laki
usia merupakan salah satu faktor resiko (33,3%) sedangkan jenis kelamin
terjadinya hipertensi yang tidak dapat perempuan sebanyak (66,7%).
diubah. Pada umunya, semakin bertambah Berdasarkan hasil penelitian, teori
usia maka semakin besar pula resiko terjadi dan penelitian terkait peneliti berasumsi
hipertensi. Hal itu disebabkan oleh bahwa jenis kelamin perempuan lanjut usia
perubahan struktur pembuluh darah seperti cenderung mengalami peningkatan resiko
penyempitan lumen, serta dinding tekanan darah tinggi (hipertensi) daripada
pembuluh darah menjadi kaku dan laki-laki dikarenakan faktor hormonal.
elastisitasnya berkurang sehingga Maka dari itu untuk mempertahankan
meningkatkan tekanan darah. tekanan darah tetap stabil dengan berbagai
Kejadian Hipertensi Pada Lansia cara sederhana. Salah satu prinsip utama
Dengan Diabetes Melitus berdasarkan mengendalikan hipertensi pada lansia
jenis kelamin
adalah melakukan perubahan gaya hidup
Berdasarkan tabel 4 bahwa distribusi
sehat seperti olahraga teratur, perhatikan
frekuensi yang jumlah lansia diabetes
asupan makanan dan konsumsi obat
melitus yang mengalami hipertensi
hipertensi.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 271


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan 1. Masyarakat diharapkan menjaga
1. Dari data lansia yang mengalami kesehatan, terutama tekanan darah,
diabetes melitus didapatkan 15 orang sebab tekanan darah mempengaruhi
(41,7%), sedangkan lansia yang tidak kadar glukosa dalam darah, dengan
mengalami diabetes melitus sebanyak menjaga nilai normal tekanan darah,
21 orang (58,3%). kita dapat mencegah timbulnya
2. Dari data lansia yang mengalami komplikasi penyakit yang disebabkan
diabetes melitus didapatkan lansia yang oleh tekanan darah tinggi. Khususnya
hipertensi berjumlah 13 orang (36,1%). dalam menjaga kestabilan kadar
3. Dari data lansia yang mengalami glukosa dalam darah, karena
hipertensi dengan diabetes melitus membutuhkan kondisi tubuh dan pola
berdasarkan usia tertinggi didapat hasil makan yang sehat.
usia Elderly (60-74 tahun) sebanyak 7 2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan
orang (19,4%). untuk melakukan pemeriksaan kejadian
4. Dari data lansia yang mengalami hipertensi pada lansia dengan diabetes
hipertensi dengan diabetes melitus melitus, karena semakin meningkatnya
berdasarkan jenis kelamin didapatkan hipertensi pada lansia.
hasil, laki-laki 3 orang (8,3%),
sedangkan yang mengalami hipertensi
jenis kelamin perempuan 10 orang
(27,8%).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 272


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 Riska Febriani1, Melly Fitri2

DAFTAR PUSTAKA

Huda. A. S. 2016. Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah dengan Tekanan Darah Manusia
di Rw 03 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/biologi/artide/viewfile/617/4 96. 14
Maret 2018.

Infodatin. 2018. Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2017. Faktor Risiko dan Penyebab Hipertensi. Direktorat pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit.

Pardede. 2017. Gambaran Pengendalian Diabetes Melitus Berdasarkan Parameter Indeks


Massa Tubuh dan Tekanan Darah di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru. JOM FK Vol.4 No.1 Februari 2017.

Putri. K. H. N dan Muhammad. A. I. 2013. Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe


2 dengan Rerata Kadar Gula Darah.
http://journal.unair.ac.id/filterpdf/jbed8964Df867full.pdf, 14 Maret 2018.

Rapina dan Fitria, 2017. Penatalaksanaan Hipertensi Tingkat 2 dan Diabetes Mellitus Tipe II
pada Wanita Usia 53 Tahun dengan Pendekatan Dokter Keluarga.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/7, 14 Maret 2018.

Sari. Y. N. I. 2017. Berdamai dengan Hipertensi Bumi Medika: Jakarta.

Sholikhah. S. W. 2014. Publikasi Karya Ilmiah Hubungan antara Usia, Indeks Massa Tubuh
dan Tekanan Darah dengan Kadar Gula Darah pada Lansia di Desa Baturan
Kecamatan Colomadu. http://eprints.ums.ac.id/32167/13/Naskoh%20Publikasi.pdf.
14 Maret 2018.

Suparti. 2018. Screening Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Puskesmas Banyumas.


Indonesian Journal for Health Sciences Vol.2, No.2, September 2018, Hal. 84-93
ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online).

Reswan, dkk. 2017. Gambaran Glukosa Darah pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan Andalas.

Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.

Wade, Carlson, 2016. Mengatasi Hipertensi, Nuansa Cendekia: Bandung.

Wisudanti. 2016. Aplikasi Terapeutik Geraniin Dari Ekstrak Kulit Rambutan (Nephelium
Lappaceum) Sebagai Antihiperglikemik Melalui Aktivitasnya Sebagai Antioksidan
Pada Diabetes Melitus Tipe 2. Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN 2540-7937.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 273

Anda mungkin juga menyukai