Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA

DI DESA BATU BELAH WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS AIR TIRIS


TAHUN 2022

Delvina(1), Dewi Anggriani Harahap(2), Alini(3)


Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan,Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (1)
Dosen Program Studi S1 Kebidanan,Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (2)
Dosen Program Studi S1 Keperawatan ,Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai(3)
Jl. Tuanku Tambusai no 23, Bangkinang, Riau Indonesia

ABSTRAK

Faktor penting yang menyebabkan hipertensi pada lanjut lansia adalah gaya hidup yang tidak sehat salah
satunya pola makan yang salah (asupan lemak yang berlebihan, konsumsi makanan asin, aktivitas fisik kurang,
konsumsi minuman berkafein). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan gaya hidup dengan kejadian
hipertensi pada Lansia di Desa Batu Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air Tiris tahun 2022. Metode penelitian
menggunakan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat lansia usia 60-69 tahun
di Desa Batu Belah sebanyak 82 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner dan tensi meter (spygmomanometer). Analisa data menggunakan analisa univariat
dan bivariat dengan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar lansia di Desa
Batu Belah memiliki gaya hidup yang tidak sehat 65,9%, sebagian besar lansia mengalami hipertensi sebanyak
59,8% dan ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada Lansia di Desa Batu Belah wilayah kerja UPT
Puskesmas Air Tiris tahun 2022. Diharapkan kepada responden untuk mengubah gaya hidupnya kearah yang
lebih sehat, terutama mengurangi frekuensi konsumsi makan asin, mengurangi frekuensi konsumsi makan
berlemak, melakukan aktivitas fisik di waktu luang dan lebih mengontrol keadaan stresnya secara baik
serta meningkatkan motivasi untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin dan pengobatan rutin bagi
penderita hipertensi.
Kata Kunci : Gaya hidup, Hipertensi, Lansia

ABSTRACT
An important factor that causes hypertension in the elderly is an unhealthy lifestyle, one of which is wrong eating
patterns (excessive fat intake, consumption of salty foods, lack of physical activity, consumption of caffeinated
drinks). This study aims to analyze the relationship between lifestyle and the incidence of hypertension in the
elderly in Batu Belah Village, the working area of the UPT Puskesmas Air Tiris in 2022. The research method used
a cross-sectional design. The population of this study was all elderly people aged 60-69 years in Batu Belah
Village, totaling 82 people using a total sampling technique. Data collection using a questionnaire sheet and a
blood pressure meter (sphygmomanometer). Data analysis used univariate and bivariate analysis with the chi
square test. Based on the results of the study, it is known that most of the elderly in Batu Belah Village have an
unhealthy lifestyle 65.9%, most of the elderly have hypertension as much as 59.8% and there is a lifestyle
relationship with the incidence of hypertension in the elderly in Batu Belah Village work area UPT Puskesmas Air
Tiris in 2022. It is expected that respondents will change their lifestyle towards a healthier one, especially reducing
or even reducing the frequency of consuming salty foods, reducing the frequency of consuming fatty foods, doing
physical activity in their spare time and controlling their stress well and increasing is the motivation to carry out
examinations as early as possible and routine treatment for hypertension sufferers.
Keywords: Lifestyle, Hypertension, Elderly

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 1


PENDAHULUAN kematian nomor 3 setelah stroke (15,4 %) dan
Penyakit Tidak Menular (PTM) juga tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8% dari
dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan populasi kematian pada semua umur di Indonesia
dari orang ke orang. PTM disebut sebagai (Nasution, 2020).
penyebab utama kematian di dunia. Menurut data Riau merupakan salah satu provinsi yang
kematian World Health Organization (WHO) ada di Indonesia dengan Jumlah kasus hipertensi
melaporkan bahwa pada tahun 2014, 57 juta yang cukup tinggi yaitu 29,14% ditahun 2019.
orang meninggal setiap tahunnya dimana 36 juta Hipertensi termasuk dalam 10 jenis penyakit
disebabkan oleh PTM. salah satu penyakit tidak terbesar nomor 3 dengan jumblah 198.543
menular yang sering terjadi saat ini adalah (17,8%) penderita hipertensi (Profil Kesehatan
hipertensi (Yarmaliza & Zakiyuddin, 2019). Provinsi Riau, 2019). Kampar merupakan bagian
Hipertensi adalah kondisi dimana dari Kabupaten di Provinsi Riau. Hipertensi
berlangsungnya peningkatan tekanan darah masuk ke dalam sepuluh penyakit terbesar yang
secara signifikan yang terjadi secara ada di Kabupaten kampar dan termasuk daerah
berkelanjutan. Tekanan darah pada lansia akan dengan Jumlah kasus hipertensi terbanyak kedua
terus terjadi peningkatan sistole dan diastole. dengan total 26,953 (3,4%) kasus. Jumlah
Hipertensi di kelompokkan dalam penyakit the penderita hipertensi tertinggi adalah di UPT
silent disease yaitu penderita tidak menyadari Puskesmas Air Tiris sebesar 2.838 (10,5%).
penyakit yang dideritanya sebelum dilakukan Jumlah penderita hipertensi terbanyak di wilayah
pemeriksaan. WHO mengatakan lanjut usia kerja UPT Puskesmas Air Tiris adalah Desa Batu
dikatakan menderita hipertensi apabila terkenan Belah yaitu 1.147 orang (10,82%) dan lansia
darah berada di atas angka normal yaitu 160/95 yang menderita hipertensi di Batu Belah
mmHg (Furqani et al., 2020). mayoritas berada pada usia lanjut. Berdasarkan
Menurut data WHO tahun 2020 mencatat data yang telah didapatkan dari kantor Desa
sekitar 972 juta orang atau 26,4% lansia Jumlah lansia di Batu Belah sebanyak 292 orang
menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan dan kategori usia 60-69 tahun terdapat sebanyak
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, 82 orang lansia. Secara umum, tekanan darah
dari 972 juta penderita hipertensi lansia, 333 juta cenderung meningkat dengan bertambahnya
berada di negara maju dan 639 juta sisanya usia. Prevelensi penyakit hipertensi lebih rentan
berada di negara sedang berkembang, termasuk terjadi pada usia lanjut dan beresiko mengalami
Indonesia (Kemenkes RI, 2019). komplikasi.
Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia Komplikasi yang dapat terjadi pada
di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 penderita hipertensi tidak hanya berdampak pada
tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur kematian tetapi akan menimbulkan berbagai
>75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia komplikasi, bila mengenai jantung kemungkinan
berdasarkan pengukuran tekanan darah pada dapat terjadi infark miokard, jantung koroner,
umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Lansia gagal jantung kongestif, bila mengenai otak
yang berumur diatas 80 tahun sering mengalami terjadi stroke, enselopati hipertensif, dan bila
hipertensi persisten, dengan tekanan sistolik mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis. Dari
menetap di atas 160 mmHg. Jenis hipertensi yang berbagai komplikasi yang mungkin timbul
khas sering ditemukan pada lansia adalah hipertensi merupakan penyakit yang sangat
Isolated Systolic Hypertensi (ISH), dimana serius dan berdampak terhadap psikologis
tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di atas 140 penderita karena kualitas hidupnya rendah
mmHg), namun tekanan diastolik tetap normal terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan
(di bawah 90 mmHg). Hipertensi merupakan gagal jantung (Anshari, 2020).
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang Berdasarkan data yang penulis dapatkan
terjadi di negara maju maupun negara dari rekam medis RSUD Bangkinang, beberapa
berlembang. Hipertensi merupakan penyebab penyakit komplikasi yang diakibatkan oleh

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 2


hipertensi tahun 2021 seperti penyakit ginjal 201). Menerapkan pola makan yang sehat dan
stadium akhir sebanyak 5,059 (65%) kasus, rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total lemak,
stroke sebanyak 1.114 (14%) kasus, dan serangan serta kaya akan buah, sayuran, serta produk susu
jantung sebanyak 15 kasus. Namun terjadi rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat
penurunan sepanjang bulan Januari- Mei 2022 menurunkan tekanan darah (Susilo, 2018).
penyakit ginjal stadium akhir sebanyak 2.264 Jumlah makanan harus diseimbangkan
kasus, stroke sebanyak 546 dan serangan jantung dan disesuaikan dengan jumlah kalori yang
10 kasus (RSUD Bangkinang, 2022). dibutuhkan. Jumlah makanan yang dikonsumsi
Penyebab hipertensi belum diketahui lansia hendak nya mempunyai proporsi yang
secara pasti namun hipertensi dapat disebabkan seimbang antara karbohidrat (60-65%), protein
oleh faktor tidak dapat dikontrol seperti usia, (15% protein ikan, 100% protein hewani dan
genetik, dan jenis kelamin. Kemudian faktor 75% protein habati), dan lemak (20-25% dari
resiko yang dapat dikontrol seperti faktor total kal/hari) (Meryana & Bambang, 2012).
lingkungan berupa perilaku atau gaya hidup Jadwal makan dan pola makan yang baik
seperti stres, obesitas, kurang aktivitas, konsumsi penderita hipertensi adalah 5 sampai 6 kali
makanan asin, makanan berlemak dan kebiasaan sehari, yaitu sarapan pagi, snack pagi, makan
minum kopi (Ns. Yenny Safitri, 2012). Gaya siang, snack sore, makan malam. Pola makan
hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari yang baik bagi penderita hipertensi adalah
yang terbentuk sejak dini diekspresikan dalam menghindari makanan yang berkadar lemak
aktifitas, minat dan opininya dengan tujuan untuk jenuh tinggi, makanan yang di olah dengan
mempertahankan hidup (Haidir et al., 2016). menggunakan garam natrium, makanan yang
Faktor yang berperan penting diawetkan, makanan siap saji dan memperbanyak
menyebabkan hipertensi pada lanjut lansia adalah makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran
pola makan yang salah (asupan lemak yang yang mengandung kalium, kalsium (Kurniadi,
berlebihan). Pola makan adalah suatu cara atau 2014). Teori ini diperkuat oleh penelitian yang
prilaku seseorang dalam memilih bahan makanan dilakukan oleh Melisa (2013) didapatkan hanya
untuk dikonsumsi setiap hari, yaitu meliputi jenis hubungan antara pola makan dengan tingkat
makanan, jumlah makanan, dan frekuensi hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia
makanan dengan maksud tertentu seperti yaitu sebagian besar lansia mengonsumsi
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, dan makanan yang menyebabkan hipertensi seperti
membantu kesembuhan penyakit (Depkes, 2019). mengkonsumsi asupan garam berlebih, makanan
Pola makanan merupakan faktor penting yang kolesterol tinggi, gula, serta makanan yang
menentukan tekanan darah pada lansia. Pada mengandung lemak.
umumnya orang menyukai jenis makanan yang Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
asin dan gurih, yang mengandung kolesterol aktivitas fisik. Tekanan darah akan
tinggi, seperti makanan masakan balado, lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik
rendang, santan, jeroan, dan berbagai olahan dan lebih rendah ketika
daging yang memicu kolestorol tinggi, serta beristirahat. Secara teori aktivitas fisik ringan
makanan cepat saji yang mengandung lemak sangat memengaruhi stabilitas tekanan darah.
jenuh dan garam dengan kadar tinggi. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan
Lansia yang senang makan-makanan asin, cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung
berlemak dan gurih berpeluang besar terkena yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
hipertensi. Kandungan Na (Natrium) dalam otot jantung bekerja lebih keras pada setiap
garam yang berlebihan dapat menahan air kontraksi. Makin keras otot jantung dalam
(retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume memompa darah, makin besar pula tekanan darah
darah. Akibat nya jantung harus bekerja keras yang membebankan pada dinding arteri sehingga
memompa darah dan tekanan darah menjadi tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan
naik. Inilah menyebabkan hipertensi (Sutanto, tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 3


dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan Variabel Penelitian
yang akan menyebabkan risiko hipertensi Variabel yang terlibat dari penelitian ini terdiri
meningkat (Triyanto, 2016). dari dua variabel yang diukur, yaitu:
Kafein di dalam tubuh manusia juga a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
bekerja dengan cara memicu produksi hormon Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa di gaya hidup.
dalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
tekanan darah, pengaruh dari konsumsi kafein Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
dapat dirasakan dalam waktu 5-30 menit dan kejadian hipertensi.
bertahan hingga 12 jam. Efeknya akan berlanjut
Alat Pengumpulan Data
dalam darah selama sekitar 12 jam. Konsumsi
Instrumen yang digunakan dalam
satu atau dua cangkir kopi dalam sehari dapat
penelitian ini adalah kuesioner sebagai alat
membuat seseorang merasa lebih terjaga dan
pengumpul data. Instrumen dalam penelitian ini
waspada untuk sementara (Indriyani, 2019).
terdiri dari kuesioner gaya hidup dan kejadian
METODE PENELITIAN hipertensi menggunakan sphygmomanometer.
Metode penelitian ini adalah analitik Analisa Data
dengan menggunakan desain Cross Sectional Analisa data yang digunakan dalam
study. Analitik yaitu dimana pada penelitian penelitian ini adalah analisa univariat dan
menganalisis dan mencari hubungan antara bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk
variabel independen dan dependent. Sedangkan mengetahui distribusi frekuensi variabel
desain cross sectional yaitu dimana variabel independen yaitu gaya hidup dan variabel
independen dan variabel dependen dikumpulkan dependen yaitu kejadian hipertensi. Analisis
dalam waktu bersamaan dalam satu kuesioner bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis
yang sama serta mencari hubungan antara dalam penelitian ini dengan menggunakan uji
variabel dependen dengan Independen. Chi-Square untuk data berupa kategori. Analisis
bivariat ini digunakan untuk melihat probabilitas
Lokasi dan Waktu Penelitian suatu kejadian.
Penelitian ini dilaksanakan di desa Batu
Belah Wilayah Kerja UPT Puskesmas Air Tiris. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01-08 Penelitian ini telah dilakukan pada
November 2022. tanggal 01-08 November 2022 di desa Batu
Populasi Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air Tiris
Populasi dalam penelitian ini adalah tahun 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 82
seluruh masyarakat lansia usia 60-69 tahun di responden. Tujuan dalam penelitian ini adalah
Desa Batu Belah sebanyak 82 orang. untuk mengetahui “hubungan gaya hidup dengan
kejadian hipertensi pada Lansia di Desa Batu
Sampel Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air Tiris
Sampel merupakan bagian dari populasi tahun 2022”.
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari Adapun hasil yang didapat dari penelitian
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. ini akan dikelompokkan berdasarkan kategori
Teknik Pengambilan Sampel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
Teknik pengambilan sampel dalam berikut :
penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik
penentuan sampel bila semua A. Karakteristik Responden
anggota populasi digunakan sebagai sampel Karakteristik responden dalam penelitian
(Hidayat, 2014). Dengan demikian maka jumlah ini terdiri dari umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
sampel dalam penelitian yaitu 82 orang. pendidikan. Dapat dilihat dari tabel berikut:

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 4


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik yang tidak sehat yaitu sebanyak 54 responden
Responden Berdasarkan Umur,Jenis (65,9%) dan sebagian besar lansia mengalami
Kelamin, Pekerjaan dan Pendidikan di
Desa Batu Belah Wilayah Kerja UPT
hipertensi sebanyak 49 responden (59,8%).
Puskesmas Air Tiris Tahun 2022.
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) C. Analisa Bivariat
Responden (n) Tabel 4.3 Hubungan gaya hidup dengan kejadian
Umur hipertensi pada lansia di desa Batu
61-65 tahun 62 75,6
66-69 Tahun 20 24,4 Belah wilayah kerja UPT Puskesmas
Total 82 100 Air Tiris tahun 2022
Jenis Kelamin Gaya Kejadian Hipertensi P POR
Laki-laki 36 43,9 Hidup Ya Tidak Total val (C1
Perempuan 46 56,1 n % n % n % ue 95%)
Total 82 100 Tidak 36 66,7 18 33,3 54 100
Pendidikan 3,308
Sehat 0,00
SD 20 24,4 Sehat 13 46,4 15 53,6 28 100 2 (2,907-
SMP 17 20,8
5,870)
SMA 32 39
Perguruan Tinggi 13 15,8 Total 49 59,8 33 40,2 82 100
Total 82 100 Berdasarkan dari tabel 4.3 didapatkan
Pekerjaan bahwa dari 54 responden yang melakukan gaya
IRT 31 37,8
Pedagang/ Wirausaha 10 12,1
hidup tidak sehat, terdapat 18 responden (33,3%)
Wiraswasta 7 8,5 yang tidak hipertensi, sedangkan dari 28
Nelayan 5 6,4 responden yang gaya hidup sehat terdapat 13
Petani 19 23,1
PNS /Pensiunan 10 12,1
responden (46,4%) yang hipertensi. Berdasarkan
Total 82 100 hasil uji statistik chi square nilai p value = 0,002
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat (≤ 0,05) yang artinya, ada hubungan gaya hidup
diketahui bahwa sebagian besar lansia berusia dengan kejadian hipertensi pada lansia di desa
61-65 tahun sebanyak 62 orang (75,6%), berjenis Batu Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air
kelamin perempuan sebanyak 46 orang (56,1%), Tiris tahun 2022. Nilai Prevelensi Odds Ratio
berpendidikan SMA sebanyak 32 orang (39%), (POR) yang didapat = 3,308 (C1 = 2,907-5,870)
dan sebagian besar responden memiliki artinya gaya hidup yang tidak sehat berpeluang
pekerjaan IRT sebanyak 31 orang (37,8%). 3,3 kali terjadi hipertensi.
B. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk PEMBAHASAN
menggambarkan distribusi frekuensi responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
berdasarkan gaya hidup dan kejadian hipertensi. bahwa dari 54 responden yang melakukan gaya
Adapun hasil analisa univariat dapat dilihat pada hidup tidak sehat, terdapat 18 responden (33,3%)
tabel berikut ini: yang tidak hipertensi, Sedangkan dari 28
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi gaya hidup dengan responden yang gaya hidup sehat terdapat 13
kejadian hipertensi pada lansia di desa Batu responden (46,4%) yang hipertensi. Berdasarkan
Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air hasil uji statistik chi square nilai p value = 0,002
Tiris tahun 2022
Variabel n %
(≤ 0,05) yang artinya, ada hubungan gaya hidup
Gaya Hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di desa
a. Tidak Sehat 54 65,9 Batu Belah wilayah kerja UPT Puskesmas Air
b. Sehat 28 34,1 Tiris tahun 2022. Nilai Prevelensi Odds Ratio
Kejadian Hipertensi (POR) yang didapat = 3,308 (C1 = 2,907-5,870)
a. Hipertensi 49 59,8 artinya gaya hidup yang tidak sehat berpeluang
b. Tidak 33 40,2 3,3 kali mengalami hipertensi.
Total 82 100
Hipertensi dapat berdampak pada kecacatan
Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar
permanen, kematian mendadak, dan berakibat
lansia di Desa Batu Belah memiliki gaya hidup
sangat fatal. Biasanya pada penderita hipertensi

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 5


tidak ditemukan suatu gejala apapun tetapi penderita hipertensi adalah 5 sampai 6 kali
tekanan darah seseorang akan mengalami sehari, yaitu sarapan pagi, snack pagi, makan
peningkatan secara langsung sehingga siang, snack sore, makan malam. Pola makan
menimbulkan risiko berbagai penyakit yang yang baik bagi penderita hipertensi adalah
muncul pada tubuh seperti kerusakan ginjal, menghindari makanan yang berkadar lemak
stroke, dan serangan jantung (Sartika & jenuh tinggi, makanan yang di olah dengan
Herawati, 2013). menggunakan garam natrium, makanan yang
Faktor yang berperan penting menyebabkan diawetkan, makanan siap saji dan memperbanyak
hipertensi pada lanjut lansia adalah pola makan makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran
yang salah (asupan lemak yang berlebihan). Pola yang mengandung kalium, kalsium (Kurniadi,
makan adalah suatu cara atau prilaku seseorang 2014). Teori ini diperkuat oleh penelitian yang
dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi dilakukan oleh Melisa (2013) didapatkan hanya
setiap hari, yaitu meliputi jenis makanan, jumlah hubungan antara pola makan dengan tingkat
makanan, dan frekuensi makanan dengan maksud hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia
tertentu seperti mempertahankan kesehatan, yaitu sebagian besar lansia mengonsumsi
status nutrisi, dan membantu kesembuhan makanan yang menyebabkan hipertensi seperti
penyakit (Depkes, 2019). Pola makanan mengkonsumsi asupan garam berlebih, makanan
merupakan faktor penting yang menentukan kolesterol tinggi, gula, serta makanan yang
tekanan darah pada lansia. Pada umumnya orang mengandung lemak.
menyukai jenis makanan yang asin dan gurih, Penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto
yang mengandung kolesterol tinggi, seperti (2017) juga menyatakan bahwa konsumsi
makanan masakan balado, rendang, santan, makanan asin mempunyai hubungan yang
jeroan, dan berbagai olahan daging yang memicu bermakna dengan kejadian hipertensi dimana
kolestorol tinggi, serta makanan cepat saji yang seseorang yang terbiasa mengkonsumsi makanan
mengandung lemak jenuh dan garam dengan asin beresiko menderita hipertensi 3,95 kali
kadar tinggi. dibandingkan orang yang tidak terbiasa
Lansia yang senang makan-makanan asin, mengkonsumsi makanan asin.
berlemak dan gurih berpeluang besar terkena Kurang melakukan olahraga akan
hipertensi. Kandungan Na (Natrium) dalam meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas
garam yang berlebihan dapat menahan air dan jika asupan garam juga bertambah akan
(retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume memudahkan timbulnya hipertensi (Sheps,
darah. Akibat nya jantung harus bekerja keras 2017). Orang yang tidak aktif juga mempunyai
memompa darah dan tekanan darah menjadi frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
naik. Inilah menyebabkan hipertensi (Sutanto, sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih
201). Menerapkan pola makan yang sehat dan keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan
rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total lemak, sering otot jantung harus memompa, makin besar
serta kaya akan buah, sayuran, serta produk susu tekanan yang dibebankan pada arteri.
rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat Hal ini sejalan dengan penelitian Rihiantoro
menurunkan tekanan darah (Susilo, 2018). dan Widodo (2017) bahwa terdapat hubungan
Jumlah makanan harus diseimbangkan dan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.
disesuaikan dengan jumlah kalori yang Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value =
dibutuhkan. Jumlah makanan yang dikonsumsi 0.001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
lansia hendak nya mempunyai proporsi yang hubungan. Secara teori aktivitas fisik
seimbang antara karbohidrat (60-65%), protein berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah.
(15% protein ikan, 100% protein hewani dan Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan
75% protein habati), dan lemak (20-25% dari cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung
total kal/hari) (Meryana & Bambang, 2012). yang lebih tinggi sedangkan aktivitas fisik yang
Jadwal makan dan pola makan yang baik kurang juga dapat meningkatkan risiko kelebihan

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 6


berat badan yang akan menyebkan risiko mengkonsumsi sayur dan buah, menjaga berat
hipertensi meningkat (Triyanto, 2014). badan seringkali dilakukan tanpa sadar karena
Kopi menjadi salah satu minuman paling sudah menjadi kebiasaan. Selain itu juga adanya
popular dan digemari semua kalangan, salah dukungan dari keluarga dan rutin kontrol tekanan
satunya pada anak muda dewasa muda. Disisi darah ke fasilitas kesehatan dekat.
lain kopi sering dikaitkan dengan sejumlah faktor Sedangkan dari 28 responden yang gaya
risiko penyakit jantung koroner, termasuk hidup sehat terdapat 13 responden (46,4%) yang
meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol hipertensi hal ini dikarenakan faktor umur, dapat
darah karena kopi mempunyai kandungan dilihat dari karakteristik responden yang usia
polifenol, kalium dan kafein. Kafein dikatakan lanjut. Pertambahan umur membuat tekanan
sebagai penyebab berbagai penyakit khususnya darah juga mengalami peningkatan dan risiko
hipertensi, tapi masih banyak kalangan seperti untuk mengalami hipertensi pun semakin tinggi
dewasa muda yang tidak mengetahui hal tersebut sehingga fungsi fisiologis mengalami penurunan
bahkan walaupun mereka sudah engetahui hal akibat proses penuaan sehingga penyakit banyak
tersebut mereka akan tetap menganggap muncul pada lanjut usia. Masalah degeneratif
minuman tersebut adalah kewajiban minuman juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga
yang harus dinikmati setiap hari (Zhang, 2018). lansia rentan terkena beberapa penyakit.
Kafein di dalam tubuh manusia juga Hal ini juga dipengaruhi oleh multifaktor
bekerja dengan cara memicu produksi hormon yaitu salah satunya pendidikan dimana
adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa pendidikan responden sebagian besar adalah
didalam sel saraf yang mengakibatkan berpendidikan SD dan SMP, menurut
peningkatan tekanan darah, pengaruh dari Notoadmojo (2017) mengatakan bahwa tingkat
konsumsi kafein dapat dirasakan dalam waktu 5- pendidikan mempengaruhi pengetahuan
30 menit dan bertahan hingga 12 jam. Efeknya seseorang sehingga membuat seseorang
akan berlanjut dalam darah selama sekitar 12 berpengetahuan luas dan semakin mudah
jam. Konsumsi satu atau dua cangkir kopi dalam menerima informasi sehingga semakin banyak
sehari dapat membuat seseorang merasa lebih pula pengetahuan yang dimilikinya selain itu
terjaga dan waspada untuk sementara (Indriyani, pengetahuan juga di peroleh dari pendidikan baik
2019). bersifat formal maupun nonformal.
Sugiharto (2017) dalam hasil penelitian Dari segi pendidikan, tingkat pendidikan
mengenai faktor-faktor resiko hipertensi pada akan berpengaruh dalam memberi respon yang
lansia di kabupaten karanganyar menayatakan datang dari luar, seseorang yang lebih tinggi
bahwa kebiasaan sering mengkonsumsi minuman pendidikannya maka pengetahuannya akan
berkafein terbukti sebagai faktor risiko hipertensi semakin luas (Wawan dan Dewi, 2010). Dari
dengan nilai p=0,028 dan nilai OR= 4,86(CI hasil penelitian pendidikan responden mayoritas
95% = 1,03-22,87) yang berarti bahwa responden adalah tamatan SD dan SMP. Pendidikan
yang mengkonsumsi kafein berpeluang 4,86 kali diperlukan untuk mendapatkan informasi
lebih besar dibandingkan responden yang tidak misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan.
mengkonsumsi kafein. Responden dengan pendidikan SMP tentu akan
Menurut asumsi peneliti bahwa bahwa dari memiliki pengetahuan yang kurang baik
54 responden yang melakukan gaya hidup tidak dibandingkan dengan responden dengan
sehat, terdapat 18 responden (33,3%) yang tidak pendidikan tamatan SMA ataupun Sarjana. Hasil
hipertensi hal ini disebabkan oleh ini sesuai dengan teori menurut Wawan dan
pengetahuannya yang baik dapat dilihat dari Dewi (2010) yang menyatakan bahwa pada
status pendidikan yaitu sebanyak 10 orang lansia umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
berpendidikan tinggi dan berdasarkan hasil makin mudah menerima informasi. Individu yang
wawancara bagaimana cara pandangnya terhadap dapat berinteraksi secara kontinue akan dapat
pengendalian tekanan darah mereka yaitu dengan lebih biasa mendapatkan informasi.

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 7


Menurut asumsi peneliti dari hasil Pengaruh Gaya Hidup terhadap Tekanan
penyebaran kuesioner didapatkan mayoritas Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di
responden yang menderita hipertensi yaitu Posyandu Lansia Dusun Banaran 8 Playen
perempuan hal ini dikarenakan proporsi lansia Gunungkidul. Jurnal STIKES Aisyiah
perempuan yang mengalami keluhan kesehatan Yogyakarta
lebih tinggi dari pada lansia laki-laki pada semua
kelompok umur. Kemunduran fungsi organ tubuh Andria, K. M. (2013). Hubungan Antara
khususnya pada lansia menyebabkan kelompok Perilaku Olahraga, Stres dan Pola Makan
ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit dengan Tingkat Hipertensi pada Lanjut
kronis, seperti diabetes melitus, stroke, gagal Usia. Jurnal Promkes, 1(2), 111-117.
ginjal, kanker, hipertensi, dan jantung. Adapun
jenis keluhan kesehatan yang paling banyak Angesti, N. S.,Triyanti., Sartika, R. A. D. (2017).
dialami lansia adalah keluhan lainnya, yaitu jenis Riwayat Hipertensi Keluarga Sebagai
keluhan kesehatan yang secara khusus memang Faktor Dominan Hipertensi pada Remaja
diderita lansia seperti asam urat, darah tinggi, Kelas XI SMA Sejahtera 1 Depok Tahun
darah rendah, reumatik. diabetes, dan berbagai 2017. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 46,
jenis penyakit kronis lainnya. No. 1, Maret 2018: 1 - 10
Berdasarkan faktor pekerjaan juga
mempengaruhi kejadian hipertensi karena tingkat Anggraini, AD., Waren, A, Situmorang, E,
kesibukan dari masing-masing responden, Asputra, H, Siahaan, S.S. (2019). Faktor-
sehingga mereka merasa tidak ada waktu untuk Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
memantau tekanan darahnya dan menjalani pola Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
hidup sehat. Karena kesibukan responden jarang Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang
untuk berobat rutin. Periode Januari Sampai Juni 2018.
Fakultas Kesehatan. Universitas Riau. Files
of DrsMed-FK UNRI:1-41
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian hubungan Asikin, M., M. Nuralamsyah., Susaldi. (2016).
antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
desa batu belah wilayah kerja Puskesmas Air Kardiovaskule. Jakarta: Erlangga
Tiris Tahun 2022, maka dapat di simpulkan
bahwa terdapat sebagian besar lansia di desa Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Batu Belah memiliki gaya hidup tidak sehat, (2018). Riset Kesehatan Dasar
sebagian besar lansia di desa Batu Belah (RISKESDAS) 2018. Laporan Nasional
mengalami hipertensi, dan ada hubungan gaya 2013, 1-384. https://doi.org/1 Desember
hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di 2013
Desa Batu Belah Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Air Tiris tahun 2022. BPJS Kesehatan, P. D. (2014). Panduan Klinis
DAFTAR PUSTAKA Prolanis hipertensi BPJS Kesehatan.
Anshari, dan Suryani, N. (2020). Hubungan Jakarta: BPJS Kesehatan
Gaya hidup dan Durasi Aktivitas Fisik
terhadap Tekanan Darah Lansia di Panti Borjesson. M., Onerup. A., Lundqvist. S.,
Sosial Tresna Wardha Budi Sejahtera dan Dahlof. B., (2016). Physical activity and
Bina Laras Budi Luhur Kota Banjarbaru, exercise lower blood pressure in individuals
Kalimantan Selatan. Journal of the with hypertension: narrative review of 27
Indonesian Nutrition Association RCTs. British Journal Sports Med 2016;0:1-
8. doi:10.1136
Aji, W. P. B., Isnaeni, Y., Sugiyanto. (2015).
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 8


Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: 1979-7621, Vol. 10,No.
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hidayat, A.A. (2011). Metode Penelitian
Carmen, K. (2017). Physical Activity Reduces Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
The Risk Of Death In Patients With Jakarta : Salemba Medika.
Hipertension, Majalah Internasional
Duarazy. 14(1). Isesreni dan Minropa. A. (2011). Pengaruh Gaya
Hidup terhadap Penurunan Tekanan Darah
Dalimartha., Setiawan. 2018. Care Your Self pada Lansia Hipertensi di RW II, RW XIV,
Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta dan RW XXI Kelurahan Surau Gondang
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Dalyoko, DAP., Kusumawati, Y., dan Padang Tahun 2011 [Tesis]. Padang: Stikes
Ambarwati. (2016). Faktor-faktor yang Mercubaktijaya.
Berhubungan Dengan Kontrol Hipertensi
pada Lansia di Pos Pelayanan Terpadu Kowalski, Robert. (2010). Terapi Hipertensi:
Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Program 8 minggu Menurunkan Tekanan
Boyolali. Universitas Muhammadiyah Darah Tinggi. Alih Bahasa: Rani Ekawati.
Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979- Bandung: Qanita Mizan Pustaka
7621. 4(1): 201-214.
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi dan stroke.
Dahlan, N. Bustan. M., Kurnaesih. E. (2018). Yogyakarta: Kanisius
Pengaruh Gaya Hidup terhadap
Pengendalian Tekanan Darah Terkontrol Laelasari,E., Anwar,E., Soerachman. R. (2017).
pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Evaluasi Kesiapan Pelaksanaan Program
Sudiang Kota Makassar. Prosiding Seminar Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Keluarga. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2017;
Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, 16(2).
ISSN:2622-0520
Lumepow, D. O., Wungouw, H. I.S., Polii, H.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2021). (2016). Pengaruh Gaya Hidup terhadap
Profil Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun Penyandang hipertensi. Jurnal e-Biomedik
2021.Kementrian Kesehatan. Retrieved (eBm), 4, 1-6.
from
http://www.depkes.go.id/resources/downloa Lestari, E. (2016). Pengaruh Gaya Hidup
d/profil/PROFIL_KAB_KAMPAR terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
2014/3372 _2014.pdf Penderita Hipertensi di Desa Perhentian
Luas. Skripsi STIKes Tuanku Tambusai
Furqani et al., 2020. (2018). Hubungan Gaya Riau.
Hidup dengan Tekanan Darah pada
Masyarakat Penderita Hipertensi di Maryam, S. (2018). Mengenal Usia Lanjut dan
Wilayah Tlogosuryo Kelurahan Tlogomas Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Nursing News Volume 3, Nomor 1. Muttaqin, A. (2019). Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular.
Hanafi. (2016). Pengaruh Gaya Hidup Jakarta:Salemba Medika
Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Nasution., dan Noorhidayah. SA. (2016). Effect
di Panti Wreda Darma Bhakti Kelurahan of Health Education About Hypertension to
Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn Level ofhi Knowledge about Hypertension

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 9


Control in Ederly at Puskesmas Sigaluh 1
Banjarnegara. JurnalMedika Respati. 4:1-
15.

Notoatmodjo, S. (2010) . Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta :
Salemba Medika.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular


Indonesia (PERKI). (2015). Pedoman
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Centra
Communications:Jakarta.

Supratman. (2019). KMB 2 Keperawatan


Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta:Nuha
medika

Swarjana. (2021). Sehat ada di lingkar


pinggang. Yogyakarta: Bursa
Ilmu(Djavadiva Group)

Supriati, Astuti, H.P. (2017). Pengaruh Gaya


Hidup terhadap Penurunan Tekanan Darah
di Desa Blembem Wilayah Kerja
Puskesmas Gondangrejo. Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada

Sharma, S. (2019). Aroma Therapy. Terjemahan


Alexander Sindoro. Jakarta:Kharisma
Publishing Group.

Singalingging, G. (2011). Karakteristik


Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Umum
Herna Medan 2011. Medan:1 -6

Sustrani, L., S. Alam., dan I. Hadibroto. (2015).


Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Ulfah. (2018). Pedoman Umum Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI.

Untaria. (2017). Keperawatan Kardiovaskuler.


Jakarta: Salemba Medika.

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai 1


0

Anda mungkin juga menyukai