PUSKESMAS CINUNUK
191FK01091
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
jantung, stroke dan penyakit gagal ginjal yang mana di tahun 2016 penyakit
jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia.
atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan dua kali
terjadinya hipertensi faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis
kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga dan lain-lain. faktor resiko hipertensi pada usia produkif
pola makan, meliputi mengurangi konsumsi garam dan lemak, diet rendah
makanan berkuah santan kental, kulit ayam serta perbanyak minum air putih
(Admin, 2021).
penyebab kematian no 3 setelah stroke dan tuberculosis. Hal ini terlihat dari
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat (2021) angka hipertensi
di Jawa Barat mencapai 40%. Adapun data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung mencatat angka kejadian hipertensi pada lansia sebesar 4,78%. Data
tidak baik. Pola makan pada Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
yang dilakukan setiap bulannya, bahwa jenis penyakit yang terdata oleh RW
06 Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk kisaran yang diderita oleh pada lansia
Dari jumlah penduduk data keluharan cimekar yaitu jumlah Penduduk: 35.008
orang, Laki-laki: 18.825 orang dan Perempuan: 16.156 orang, dan data di RW
diantaranya adalah pola kebiasaan dan pola makan. Gaya hidup merupakan
fisik dan stres (Puspitorini dalam Sount dkk. 2017). Pola makan yang salah
(AS,2018).
sayuran dan buah-buahan yaitu 93,5%. Hal ini terbukti masyarakat lebih
memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
pada tahun 2019 sebanyak 550 orang. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit
2020.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertensi
a. Bagi Institusi
Bhakti Kencana Bandung program studi D-III Keperawatan dan sebegai bahan
mengenai gambaran pola makan lansia yang mengalami hipertensi serta dapat
jurusan keperawatan.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pola makan lansia
mengalami hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jantung, stroke dan penyakit gagal ginjal yang mana di tahun 2016 penyakit
jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia.
(Yuniar, 2019). Hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat,
dengan dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima menit. Faktor yang
melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan
faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-
lain. faktor resiko hipertensi pada usia produkif (25-42 tahun) diakibatkan
2018)
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.
Menurut Susanto (dalam Widyaningrum, 2012). Hipertensi atau penyakit
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri
(mmHg)
Normal <120
jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenalin dan
sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan
kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi pada
menjadi 2 jenis :
a) Hipertensi primer
b) Hipertensi sekunder
dari adanya penyakit lain. Biasanya terdapat sekitar 5% kasus, dan penyebab
alkohol, kayu manis dalam jumlah besar, gunaan alkohol, kayu manis dalam
jumlah besar, serta penyebab lain seperti: koartasio aorta, preeklamsi pada
penyakit seperti salah satunya adalah hipertensi. Salah satu cara untuk
diantaranya adalah pola kebiasaan dan pola makan. Gaya hidup merupakan
fisik dan stres (Puspitorini dalam Sount dkk. 2014). Pola makan yang salah
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah,
berhubungan dengan individu itu sendiri, antara lain: umur, jenis kelamin dan
riwayat keluarga.
a. Umur
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Menurut Riskesdas 2013 pada
kelompok umur >55 tahun prevalensi hipertensi mencapai > 45%. Pada usia
lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah
b. Jenis Kelamin
risiko sekitar 2,3 kali lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah
Bahkan setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka pada perempuan
c. Riwayat Keluarga/keturunan
Tentunya faktor lingkungan dan faktor genetik juga ikut berperan. Menurut
Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45%
akan turun ke anak-anaknya, dan bila salah satu orang tuanya yang menderita
2.1.5 Patofisiologi
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat tidak dapat mengembang pada saat jantung
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.Volume
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
ke normal.
1) Sakit kepala
2) Perdarahan hidung
3) Vertigo
4) Mual muntah
5) Perubahan penglihatan
9) Nyeri dada
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi secara bersamaan dan di
tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala, perdarahan hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
(Wirawan, 2013).
a) Pengobatan Farmakologi
(Muhaimin, 2021)
Pengobatan ini hanya memperhatikan gaya hidup dan pola makan. Bagi
positif, diantaranya :
sebanyak satu sendok teh per hari. Sementara kebutuhan lemak sangat kecil, di
sarankan kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap hari. Lemak tersebut
dibutuhkan untuk menjaga organ tubuh tetap bekerja dan befungsi dengan
baik.
Pola makan yang rendah potasium dan magnesium mejadi salah satu
4. Tingkatkan Aktivitas
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang bersifat erobik,
jalan kaki, jogging, bersepeda, renang, dan yoga. Frekuensi yang di anjurkan
adalah 5-7 kali setiap minggu dengan lama berolahraga lebih dari 30 menit.
1) Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang. Arteri
terbentuknya aneurisma.
2) Infark Miokardium
okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
3) Gagal Ginjal
kronik.
4) Ensefalopati
Pola makan ialah suatu cara untuk mengatur jenis ataupun jumlah
bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri
jenis makanan, frekuensi, cara mengelola, dan pemilihan makanan. Hal ini
terbukti masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah
serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam. Pola makan
yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi (Dinkes, 2021).
makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang diolah dengan
dan memperbanyak makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran yang
Menerapkan pola makan yang sehat dan rendah lemak jenuh, kolesterol,
dan total lemak, serta kaya akan buah, sayuran, serta produk susu rendah
(Susilo,2021)
tidak hanya meninggalkan makanan yang dibuat rumah bahkan masakan yang
seperti bakso, mie instan, ikan asin, saus kecap, penyedap rasa, junk food dan
sehingga dapat menimbulkan penyakit yang biasa disebut dengan darah tinggi
yang asin, makanan yang manis, makanan berlemak dan konsumsi minuman
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
al, 2021)
1. Jenis makanan
Jenis makanan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok lauk hewani, lauk nabati, Sayuran, dan Buah yang
Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali, makan pagi,
3. Jumlah makan
orang atau setiap individu dalam kelompok. Pola makan seimbang adalah
suatu cara pengaturan jumlah dan jenis makan dalam bentuk susunan makanan
sehari hari.
4. Jadwal Makanan
Pola makanan yang baik dan benar ialah mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral. Makanan selingan boleh dimakan jika porsi
makanan utama yang dikonsumsi pada saat makan pagi, siang, dan malam
dianjurkan,dikurangi,dan dihindari.
menurunkan hipertensi.
2. Ikan
Ikan termasuk makanan yang berasal dari hewani dan yang paling
3. Serealia
4. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium,seperti beras,
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
adalah:
kelapa, gajih)
Bagan 2.3
Hipertensi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain atau rencana penelitian merupakan metode atau cara yang akan
suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian dan merupakan hasil
akhir dari suatu tahap keputusan yang di buat oleh peneliti berhubungan dengan
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
gambaran pola makan lansia yang mengalami hipertensi. Hal ini sesuai dengan
masyarakat.
hubungan variabel yang diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis,dan teknik analisis
Bagan 3.2
Kerangka Penelitian
Puskesmas Cinunuk
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang bentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
yang diukur atau dipilih oleh seorang peneliti dalam mengetahui hubungan antara
fenomena yang diamati. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen
(Sugiyono, 2021).
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.
Pola makan ialah suatu cara untuk mengatur jenis ataupun jumlah makanan
2021).
3.4.2 Definisi Operasional
Operasional Ukur
yaitu protein
berdasarkanjeni (Lauk
s bahan Pauk)
makanan: -Sumber
makanan lemak
(susu,dan
(sayur dan
buah)
(Kemenkes Ri 2014)
3.6.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek
3.6.2 Sampel
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel, total sampling disebut juga sensus, di mana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel. Maka dari uraian di atas, teknik penarikan sampel yang
lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus
4. Keadilan (Justice)
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti
lembar observasi. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau penyataan yang sudah
Pada instrumen pola makan ini di jelaskan bahwa pola makan responden
dilihat dari Food Frequency Record (FFQ) Dan dapat di kategorikan dalam
kuesioner FFQ mengkonsumsi sumber karbohidrat, lemak, protein dan serat.
dikatakan baik apabila >4jenis makanan/hari dan dikatakan tidak baik jika <4jenis
makanan/hari.
aktual. Dua hal penting yang harus dipenuhi dalam menentukan validitas
pengukuran yaitu isi instrumen relevan, cara dan sasaran instrumen harus
relevan. Dimana hasil yang telah diteliti banyak jika r hitung > r tabel
Uji reliabilitas
yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Uji reabilitas atau uji
1. Observasi
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain (Sugiyono, 2021). Observasi
dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan lansung yang dilakukan
2. Dokumentasi
wawancara. Dokumen yang disahkan berupa gambar, foto, sketsa dan lain-lain.
1) Tahap Persiapan
studi pendahuluan
penelitian
dan BAB IV
intrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
UBK
4 Sidang akhiKTI
5 KTI Revisi akhir setelah sidang.
berikut :
1. Penyunting (Editting)
yang diperoleh sudah lengkap, jelas dan relevan dengan cara mengkoreksi
4. Penyajian data
Analisa data pada penelitian ini meliputi analisis univariat. Analisis univariat
penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2022 yang
Pada Bab ini, penulis akan memaparkan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan pada tanggal 1 juli 2022 dengan gambaran pola makan lansia yang
ini telah dilaksanakan pada bulan juni 2022, dengan jumlah responden sebanyak
Berikut ini adalah gambaran distribusi Pola Makan Lansia Yang Mengalami
Pola Makan Lansia Yang Mengalami Hipertensi. Hasil dari gambaran distribusi
frekuensi variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pola Makan Lansia Yang Mengalami Hipertensi
pola makan baik sebanyak 21 responden (52,5 %) dan pola makan tidak baik
Indikator
F %
Pola makan
1. Sumber karbohidrat
Baik 40 100
Tidak baik 0
Total 40
2. Sumber protein
Baik 15 37,5
Tidak baik 25 62,5
Total 40
3. Sumber lemak
Baik 27 67,5
Tidak baik 13 32,5
Total 40
4. Sumber serat
Baik 22 55 %
Tidak baik 18 45 %
Total 40
Tabel 5.3 Frekuensi pola makan berdasarkan jenis seperti sumber karbohidrat, protein,
lemak, dan serat. Lansia yang mengkonsumsi sumber karbohidrat mendapat hasil baik
sebanyak 40 orang (100%), konsumsi sumber protein mendapat hasil tidak baik sebanyak
25 orang (62,5%), kosumsi sumber lemak hasil 27 orang (67,5%), konsumsi sumber serat
dengan hasil baik sebanyak 22 orang (55%) dan diketahui bahwa pola makan lansia yang
baik.
5.2 Pembahasan
Puskesmas Cinunuk
responden dengan pola makan baik dan pola makan tidak baik sebanyak 19 orang
(47,5%), hal ini terlihat dari masyarakat masih mengkonsumsi santan sebanyak 27
orang (67,5%) sehingga mengonsumsi santan berlebih juga tidak baik dan bisa
merupakan lemak jenuh, yang mungkin bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Hal ini seiring dengan hasil penelitian (Almatsier, 2021. Pengaruh Konsumsi Lemak
santan akan ada efeknya, Bahaya santan bagi tubuh sebenarnya berkaitan dengan
kadar lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama
penyakit jantung, stroke, hingga serangan jantung. Asumsi peneliti terkait hal tersebut
adalah pembatasan konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu
tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan
kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Akumulasi dari endapan kolesterol apabila
memperparah hipertensi.
Pola makan merupakan suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan
yang sehat. Kegiatan makan yang sehat meliputi pengaturan jumlah kecukupan
mempertahankan kesehatan (Almatsier, 2021). Mengatur pola makan atau disebut diet
adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang serius,
karena metode pengendaliannya yang lebih alami, jika dibandingkan dengan obat
penurun tekanan darah yang dapat membuat pasiennya menjadi tergantung seterusnya
jenis makanan, Jumlah makanan. Jenis makanan adalah makanan pokok terdiri dari
nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan susu. Diet ini sesuai dengan 5 pilar penanganan
hipertensi yaitu: 1) Kurangi garam pada masakan 2) Hindari makanan kaleng atau
olahan 3) Baca label makanan saat membeli makanan kemasan 4) Konsumsi dalam
jumlah porsi yang tepat (seperti makanan kaya serat, protein) 5) Menerapkan diet
garam dapur, hindari makanan tinggi natrium. Menurut penelitian Sangadji dan
Nurhayati (2014) menunjukkan bahwa proporsi kejadian hipertensi lebih tinggi pada
yang jarang mengkonsumsi lemak. Pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan
seseorang hipertensi hal ini di dukung oleh penelitian Okwuonu (2014) terdapat
Sebanyak 101 tidak menyadari bahwa olahraga teratur adalah bagian dari modifikasi
gaya hidup sementara 60% tidak menyadari perlunya moderasi asupan alkohol. Lebih
dari 80% tidak menyadari peran sayuran, buah, minyak tak jenuh dan pengurangan
asupan makanan harian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahmasani (2016)
yang mengatakan bahwa pola makan tidak baik terjadi terkait kurangnya
aktivitas yang harus dilakukan untuk penerapan perilaku sehat sehingga hal tersebut
sebagai salah satu cara meningkatkan hipertensi. Pola makan lansia yang ada di Rw 06
tersebut masih banyak yang mengkonsumsi makanan seperti daging, jeroan ayam
yaitu 25 orang (62,5%), asinan(ikan asin), gorengan, dan makanan yang mengandung
santan. Seperti lansia yang berada di Rw 06, responden yang beragama muslim, di
dalam masakannya baik untuk menggulai ikan atau untuk memasak sayur, ditambah
5.2.2 Pola Makan Berdasarkan Sumber Karbohidrat, Protein, Lemak, Dan Serat
responden dengan sumber karbohidrat yang baik dan sumber karbohidrat tidak baik
0%, yang di konsumsi sumber karbohidrat yaitu makan nasi >3 kali sehari.
Menunjukkan bahwa 15 orang (37,5%) responden dengan sumber protein baik yaitu
mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung tinggi seperti daging dan jeroan, dan
25 orang (62,5%) responden dengan sumber protein tidak baik. Menunjukkan bahwa
27 orang ( 67,5%) responden dengan sumber lemak baik ( mengkonsumsi telur ayam)
dan 13 orang ( 32,5%) responden dengan sumber lemak tidak baik ( mengkonsumsi
makanan siap saji). Menunjukkan bahwa 22 orang ( 55%) responden dengan sumber
45%) responden dengan sumber serat tidak baik (mengkonsumsi roti, biskuit, dan
kue).
bahwa faktor utama yang menjadi pemicu bagi responden untuk membatasi makanan
adalah faktor umur karena pada penelitian ini paling banyak responden berumur 55-60
tahun, yang artinya sudah menjadi manusia dewasa akhir yang pertimbangan
utamanya hanya karena kesehatan. Selain itu pola makan yang tidak sesuai dapat
darah karena mengkonsumsi makanan yang berlemak seperti daging, gorengan, serta
makanan yang asin seperti ikan asin dan juga mengandung santan.
minggu atau bulan. Metode food frequency yang telah dimodifikasi dengan
memperkirakan estimasi URT dalam gram dan cara memasak dapat dikatakan dengan
dapat mengkonsumsi daging sebanyak 1 piring lain hal juga apabila ada acara (pesta)
serta bila mengkonsumsi daging di warung makan, secara otomatis jumlah yang
dikonsumsi tidak sesuai lagi dengan keperluan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kurangnya sumber serat (buah-buahan) yang dikonsumsi lansia terjadi karena lokasi
tempat tinggal yang jauh dari pasar sehingga sumber serat yang dikonsumsi tidak
bervariasi. Dari semua makanan yang dikonsumsi seharusnya pola aktivitas seperti:
olahraga juga harus ada tetapi, sesuai dengan data lansia yang berada di Rw 06
Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk bahwa sebagian besar lansia tidak mempunyai
aktivitas hanya duduk di warung untuk bermain catur dan minum kopi. Dari hal
tersebut secara otomatis makanan yang dikonsumsi akan menumpuk karena tidak
langsung diolah oleh tubuh sehingga peningkatan tekanan darah dapat terjadi.
BAB VI
Berdasarkan pembahasan dan uraian dari hasil penelitian maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang Gambaran pola
6.1 Kesimpulan
Pola makan pasien hipertensi Rw 06 Di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk
berada dalam kategori pola makan baik sebanyak 52,5% dan dalam kategori pola
sumber karbohidrat yang baik dan sumber karbohidrat tidak baik 0%.
dan 25 orang (62,5%) responden dengan sumber protein tidak baik. Menunjukkan
bahwa 27 orang ( 67,5%) responden dengan sumber lemak baik dan 13 orang
orang ( 55%) responden dengan sumber serat baik dan 18 orang ( 45%) responden
6.2 Saran
masih 47,5% pola makannya masih belum baik, dan untuk bisa
pola makan yang baik seperti sumber karbohidrat, sumber protein, dan
sebagai salah satu pedoman mengubah perilaku pola makan yang lebih
baik lagi.
6. Bagi Ilmu Pengetahuan
7. Bagi Penulis
9. Peneliti Selanjutnya
Nim : 191FK01091
Mengalami Hipertensi
Tanggal Pembimbing
quesioner
dipakai
- Perbaiki kesimpulan .
Pembimbing Pendamping
Pembimbing
spasi, tulisan