PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
TRININGSI SUNGI
NIM : 1614201197
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang
tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).
dunia terdapat 1.025 juta orang atau 26,7% penghuuni bumi mengalami kejadian
hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025.
Dari 1.025 juta pengidap hipertensi, 345 juta berada di negara maju dan 680 juta
penyebabnya secaraa pasti. Namun menurut susilo & Swulandari, 2011 bahwa
hipertensi esensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi dan sisanya
lain-lain.
2
Menurut Yulianti & Sistanggang, 2006 menyatakan hipertensi adalah
darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran darah yang meningkatkan tekanan
darah terhadap dinding pembuluh darah, dan dapat dipengaruhi oleh gaya hidup.
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
dengan kejadian hipertensi yaitu terdiri dari: pola makan, merokok, merawat berat
badan tetap ideal, tidak aktif beraktivitas, kebiasaan istirahat dan minum-minuman
sedangkan jumlah pada tahun 2009 cukup besar, yaitu sekitar 16 juta dan pada
tahun 2010 secara kumulatif menjadi 23 juta. Sedangkan pertambahan usia lansia
ke depan 7 juta per tahun. Makin meningkatnya harapan hidup makin kompleks
penyakit yang diderita oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering hipertensi.
Dari hasil penelitian modern, penyakit degeneratif memiliki korelasi yang cukup
3
nasional 31,7% dari total penduduk dewasa. Artinya adalah 1 dari3 orang
hipertensi berakhir pada stroke, sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal,
dan kebutaan. Prevelensi ini lebih tinggi dari Singapura 27,3%, Thailand 22,7%,
terdapat ungaran, jawa tengah 1,8% dan lembah baliem pegunungan jay wijaya,
Irian jaya 0,6% sedangkan angka prevelesi tinggi di Talang Sumatera Barat
prevalensi hipertensi pada usia dewasa sebesar 31,7%, dan data WHO (World
hipertiroid, hipertensi, jantung coroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronis,
batu ginjal, penyakit sendi/rematik. Salah satu penyakit degeneratif yang perlu
di Indonesia untuk semua umur 6,8%, setelah stroke 15,4% dan tuberculosis
7,5% (Depkes,2008).
4
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Taufik Maryusman dkk, tentang
“Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
antara aktivitas fisik, asupan lemak, dan asupan natrium dengan kejadian
paling berhubungan dengan kejadian hipertensi yang memiliki resiko 4,627 kali
Hipertensi disulawesi utara yaitu 27,1%. Hal ini didukung melalui data
dinas kesehatan provinsi Sulawesi utara bahwa selama tahun 2013 terdapat
Pada survei awal yang dilakukan di Puskesmas Pineleng data tiga bulan
tahun ada 78 orang. setelah dilakukan wawancara dari 5 lansia, ternyata memiliki
gaya hidup yang kurang baik, seperti kurang olaraga, kebiasaan merokok,
5
B. Rumusan Masalah
berikut “Apakah ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kabupaten minahasa.
D. Manfaat Penelitian
6
2. Bagi Puskesmas Pineleng
pineleng.
hipertensi.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kejadian Hipertensi
1. Hipertensi
ahli atau penulis buku tentang hipertensi diantaranya menurut Marliani (2007)
pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
tekanan darah tinggi dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
penyakit umum, tanpa disertai gejala khusus dan biasanya dapat ditangani
bebagai komplikasi yang lebih parah berupa penyakit jantung dan pembuluh
kita.Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam
8
tubuhterlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut
usia.
kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg
2. Etiologi
a. Hipertensi esensial
tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam
b. Hipertensi sekunder
9
hipertensi.Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi
fungsi ginjal.
3. Klasifikasi Hipertensi
Pressure), yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat. Data
10
komplikasi kardiovaskuler.Sehingga mendorong pembuatan klasifikasi baru
pada JNC 7, yaitu terdapat pra hipertensi dimana tekanan darah sistol pada
kisaran 120-139 mmHg, dan tekanan darah diastole pada kisaran 80-89
sebagai berikut;
11
Normal – tinggi 130 – 139 85 – 89
Tingkat 1 (hipertensi
140 – 159 90 – 99
ringan)
140 – 149 90 – 94
Sub grup: perbatasan
Tingkat 2 (hipertensi
160 – 179 100 – 109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi
≥ 180 ≥ 110
berat)
Hipertensi sistol
≥ 140 < 90
terisolasi
140 – 149 < 90
Sub-gruo: perbatasan
(Sumber: Crea, 2008:9)
berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolic dengan merujuk hasil
Indonesia
12
terisolasi
(Sumber: Crea, 2008:9)
4. Patofisiologi
adrenal (2% dan 5%) merupakan penyebab utama peningkatan tekanan darah
berperan aktif pada tekanan darah normal dan yang terganggu.Hal ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
13
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi
2008).
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
14
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
(Rohaendi, 2008).
5. Gejala Hipertensi
yaitu :
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h.Sesak napas
j.Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
belakang dan kaku kuduk, sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala
pusing, dada berdebar-debar dan lemas, sesak nafas, berkeringat, dan pusing.
6. Komplikasi Hipertensi
15
Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit
2011).
a. Stroke
yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang
pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena
nutrisi dan akhirnya mati.Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang
pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada disekitarnya.
b. Penyakit Jantung
16
hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Kebutuhan
2). Aneurisme
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang terpisah
timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau disebut aorta
17
pinggang belakang dan di ginjal. aneurisme pada perut dan dada
aneurisme.
7. Pencegahan Hipertensi
pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure), antara lain menurut (Crea,
memperparah hipertensi.
18
d. Olahraga teratur
tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat
menimbulkan hipertensi.
tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress
suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari
19
efek negative tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif.
Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah sebagai berikut:
kegiatan santai.
3). Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya.
8. Penatalaksanaan
< 140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes melitus,
gagal ginjal target tekanan darah adalah < 130/80 mmHg, penurunan
a. Non Farmakologis
asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi
20
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh
terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat
daripada yang aktif.Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit
f. Farmakologis
JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron
B. Gaya Hidup
21
seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya (Sakinah, 2002). Menurut
yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada
dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan,
berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami.
kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang
penyakit. Hal ini juga didukung oleh pendapat Maulana (2009) yang
adalah dengan merubah gaya hidup yang terlihat dari aktifitasnya dalam menjaga
kesehatan.
dengan gaya hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari yang diekspresikan
gaya hidup sehat dapat disimpulkan sebagai serangkaian pola perilaku atau
mencegah resiko terjadinya penyakit serta melindungi diri untuk sehat secara
utuh.
22
a. Kebiasaan Merokok.
setiap hari meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg serta menambah
detak jantung 5-20 kali/menit. Sitepu (2012), menyatakan bahwa orang yang
mempunyai kebiasaan merokok memiliki resiko 5,320 kali lebih besar untuk
terjadinya hipertensi.
perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih
rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia
beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang di isap melalui rokok,
hipertensi (Marliani,2013).
isap dan kemudian masuk ke dalam aliran darah. Zat beracun tersebut
23
berisiko mendapat serangan jantung menjadi dua kali lebih sering
(Depkes, 2013).
sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 4-13mmHg pada
c. Aktivitas Fisik
lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika
24
menderita hipertensi sebesar 30-50%.
dalam otot yang aktif saat latihan. Olahraga yang dilakukan secara teratur,
d. Keadaan Stres
stres memiliki resiko terkena hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi
respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban
25
garam (Syaifuddin, 2013).
gula dan lemak dalam darah untuk menambah bahan bakar. Nafas menjadi
oleh anak ginjal sebagai akibat stres berat akan menyebabkan naiknya
C. Lansia
1. Definisi Lansia
pada manusia yang telah memasuki tahapan terakhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
26
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan
dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia
(Notoadmojo, 2010 )
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
Meliputi:
a. Hereditas : Keturunan/Genetik
b. Nutrisi : Makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stres
3. Batasan Lansia
27
c. Lansia tua (old) : 75 – 90 tahun
4. Klasifikasi Lansia
a. Pralansia (Prasenilis)
b. Lansia
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
d. Lansia potensial
2008).
Rosidawati, 2008).
28
5. Karakteristik Lansia
berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang Kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubbahan fisik, sosial, dan
psikologis.
a. Perubahan fisik
b. Perubahan social
29
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan
Vaskuler Accident.
Osteporosis.
a. Teori Biologi
30
1). Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
sel).
(Lypofuchine)di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada
orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi .
gizi.
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
31
berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun (Menurut
tubuh.
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
32
b. Teori Kejiwaan Sosial
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2). Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut
usia .
3). Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
usi.Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
diajukan oleh Cumming and Henry (1961). Teori ini menyatakan bahwa
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
33
2). Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)
Values)
d. Kualitas Hidup
dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula
individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks
34
dan hubungan spiritual kepada karakteristik lingkungan mereka.
kepercayaan spiritual.
c). Kepemilikan
kualitas hidup dibagi dua yaitu secara fisik dan sosial.Secara fisik
35
dari tetangga/lingkungan dan masyarakat, keluarga, teman/rekan
d). Harapan
reduksi stress.
36
BAB III
A. Kerangka Konsep
Hipertensi
Gaya Hidup Lansia
Pada Lansia
Gambar 3.1 Kerangka konsep Penelitian
B. Hipotesis
37
C. Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
hipertensi
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
39
1. Populasi
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara
(Notoatmodjo, 2011)
sebagai berikut :
N
n¿
1+ N (d ¿¿ 2)¿
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
N
n¿
1+ N (d ¿¿ 2)¿
103
n¿
1+103 (0,1¿¿ 2) ¿
103
n¿
1+103 (0,01¿¿❑)¿
103 103
n¿ = n=52
1+1 2
40
Jadi, jumlah sampel yang digunakan berjumlah 52 orang.
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria Eksklusi
E. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
statistic Chi Square. Nilai < 0,05 signifikan 95% jika hasil penelitian nilai ρ>
nilai α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara gaya hidup lansia dengan
hipertensi. Jika hasil penelitian nilai ρ < nilai α (0,05) maka terdapat
F. Instrumen Penelitian
41
pada penelitian ini yaitu sebagai berukut :
penyakit hipertensi atau penentuan nilai tekanan darah (sistole dan diastole).
a. Tensimeter
b. Stetoskop
a. Data Demografi (nama responden, jenis kelamin responden, dan hasil ukur
dengan hasil ukur diminta gaya hidup sehat lansia ≥ 20 gaya hidup tidak
G. Etika Penelitian
Lembaran persetujuan ini diberikan pada responden yang akan di teliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penilitian.
Bila subyek menolak maka peneliti tidak memaksakan kehendak dan tetap
42
Peneliti tidak mencatumkan nama responden tetapi lembar tersebut di beri
3. Confidential (kerahasiaan)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Demografi
43
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan Pendidikan
Di Puskesmas Pineleng Juli 2018
No Tenaga Kesehatan Jumlah
2. Dokter Umum 4
4. S1 9
6. Bidan 8
8. Sanitasi 1
10. Farmasi 1
12. Gizi 1
Total 24 orang
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
44
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin.
Jenis kelamin n %
Total 52 100
1. 45-55 tahun. 13 25
Jumlah 52 100%
45
responden (40.4%), dan yang berumur 66-76 tahun yaitu 18 responden
(34.6%) sedangkan umur reponden yang paling sedikit berada di usia 45-55
Pendidikan n %
SD 24 46.2
SMP 17 32.7
SMA 11 21.1
Total 52 100
IRT 23 44.2
PNS 8 15.4
PETANI 10 19.2
SWASTA 11 21.2
Total 52 100
46
Sumber : Data Primer
Berdasarkan table 5.4 di atas menunjukkan responden dengan
2. Analisa Bivariat
a. Gaya hidup
Sehat 23 44.2
Total 52 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa gaya hidup yang tidak sehat
lebih tinggi yaitu 29 responden (55.8 %), sedangkan yang terendah gaya
Kategori N %
Grade 1 27 51.9
Grade 2 25 48.1
Total 52 100
47
hipertensi pada lansia terendah terdapat pada grade 2 yaitu 25 responden
(48.0 %).
Tidak sehat 21 8 29
Total 27 25 52
Hipertensi Pada Lansia, yang ada sebanyak 27 (51.9%) responden, dan grade
48
Variabel gaya hidup dengan hipertensi pada lansia hubungan yang
C. Pembahasan
Kabupaten Minahasa.
meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Di Indonesia di atas usia
65 tahun lebih banyak dialami kaum hawa yakni 28.8 persen dibandingkan laki-
saya teliti paling banyak pada kelompok umur 56-65 tahun yaitu 21 responden
(34,6%) dan sisanya pada umur 45-55 tahun sebanyak 13 responden (25%).
Penyebab pada faktor usia adalah pembuluh darah aorta, akan terjdi peningkatan
ketebalan dinding pembuluh darah antara usia 20 tahun sampai dengan usia 90
dan berdasarkan hasil yang di teliti dari 52 responden yang paling banyak terdapat
49
pendidikan SMP yaitu 17 responden (32,7%) sedangkan paling sedikit tekena
hipertensi pada tingkat SMA yaitu 11 responden (21,1%). Untuk itu pengetahuan
yang minim mengakibatkan pola makan yang tidak teratur, tidak sehat dan kurang
dengan pengangguran, dan orang yang kurang kerja lebih mudah dapat penyakit
salah satunya hipertensi. Dari penelitian status IRT yang paling banyak terkena
hipertensi yaitu 23 responden (44,2%), dan yang paliang rendah terkena hipertensi
PNS yaitu 8 responden (15.4%). Dan pekerjaan adalah salah satu aktifitas fisik
memiliki Gaya Hidup yang tidak sehat yaitu 29 responden (55.8%) dan gaya hidup
sehat 23 responden (44.2%). Gaya Hidup dapat memicu terjadinya Hipertensi. Ini
mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial yang meliputi
Gaya hidup juga di pengaruhi oleh pola makan yang kurang baik, memiliki
olahraga secara teratur. Sedangkan Hipertensi grade 1 Pada Lansia, tertinggi yaitu
ada 27 responden (51.9%) dan Hipertensi grade 2 Pada Lansia ada 25 responden
(48.1%).
50
Peneliti (Ispendi, 2008). Ada banyak alasan munculnya suatu penyakit
Penelitian (Erlita dan Eri, 2008). Ada banyak alasan munculnya suatu
penyakit Hipertensi, termasuk terlalu banyak minum alkohol atau makan beberapa
jenis makanan tertentu yang kadar lemaknya tinggi seperti makan daging-
berlebih
Kabupaten Minahasa sejak 14 juni sampai dengan 14 juli 2018 menunjukan bahwa
terdapat Hubungan Gaya Hidup dengan Hipertensi Pada Lansia, dimana penderita
Hipertensi memiliki Gaya Hidup yang tidak sehat yaitu sering mengkonsumsi
makanan tertentu seperti daging yang terlalu banyak, dan mengkonsumsi minyak
beraktivitas. Dari 52 reponden Gaya Hidup dengan Hipertensi Pada Lansia, ada
Gaya Hidup yang tidak sehat yaitu sebanyak 29 responden ada 21 responden pada
Gaya Hidup yang tidak sehat dan sudah menuju ke Hipertensi, sedangkan Gaya
Hidup sehat yang terdapat 23 responden ada 6 responden yang terdapat Hipertensi
grade 1 Pada Lansia di karenakan Genetik atau orang tua mereka ada riwayat
Hipertensi dan ada 17 responden yang terdapat Hipertensi grade 2 pada lansia.
Sesuai tabel 5.7 diketahui bahwa presentase Gaya Hidup tidak sehat 55.8%
dan Gaya Hidup sehat 44.2%. Sedangkan Hipertensi Pada Lansia terdapat 51.9%
51
responden dengan Hipertensi grade 1 pada lansia, dan 48.1% Hipertensi grade 2
Pada Lansia. Hasil analisis diperoleh nilai Asymp. Sig (2-sided) menunjukan nilai
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diketahui terdapat 29 responden (55.8%) dengan Gaya Hidup yang tidak sehat
dan 23 responden (44.2%) dengan Gaya Hidup sehat, pada pasien yang
52
2. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ada sebagian besar Hipertensi Pada
Lansia dengan grade 1 yaitu 27 responden (51.9%) dan Hipertensi Pada Lansia
3. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan antara gaya hidup
B. Saran
khusunya pada pasien dengan Hipertensi Pada Lansia serta bisa meningkatkan
Semoga hasil penelitian ini bisa menjadi bahan masukan untuk dapat
Hasil penelitian ini semoga bisa memberikan acuan untuk peneliti selanjutnya
53
4. Bagi Masyarakat
Semoga hasil penelitian ini bisa menjadi bahan makan untuk masyarakat agar
DAFTAR PUSTAKA
54
Depkes RI.2006Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit
Jakarta.
(Jakarta.2011).
Komputindo Gramedia.
http://dimasmis.blogspot.com/html.
Saraswati,S. 2009.DIETSEHATuntukpenyakitasamurat,diabetes,hipertensi,dan
55
Setiawati, A. dan Bustami.2005Farmakologi dan Terapi, Edisi 4.
(Jakarta:UniversitasIndonesia Press.2005).
Yugiantoro M. Hipertensi Esensial Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.
LEMBARAN KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
No Responden :………………………………………….
Umur :………………………………………….
56
Petunjuk pengisia :
Berilah tanda (√) pada satu pilihan yang tertera dibelakang pertanyaan untuk
1. Stres
No Pertanyan Ya Tidak
2. Kebiasaan Merokok
No Pertanyaan Ya Tidak
57
3. Aktivitas Fisik
No Pertanyaan Ya Tidak
4. Pola Makan
No Pertanyaan Ya Tidak
58
59