Anda di halaman 1dari 32

HUBINGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI

PUSKESMAS KOMBOS KECAMATAN SINGKIL

KOTA MANADO

Oleh

WAHYUNINGSIH HUSAIN

1401017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH


MANADO

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya hidup atau pola hidup yang tidak sehat seperti merokok,
aktivitas fisik (berolahraga) yang sangat minimal, asupan garam yang
berlebihan, kebiasaan minum alkohol, dan pola makan berlemak
merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi, artinya kegiatan-kegiatan
ini merupakan pemicu sebab terjadinya hipertensi (Garnadi, 2012).

Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi


dari berbagai faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih
berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itu maka pencegahan penyakit hipertensi dapat dilakukan
dengan menjalankan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat menjadi sangat
penting dilakukan oleh masyarakat.

Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2010 menurut WHO


diseluruh dunia terdapat 1.025 juta orang atau 26,7% penghuni bumi
mengalami kejadian hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 1.025 juta pengidap hipertensi, 345
juta berada di negara maju dan 680 juta sisanya berada di negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia ( Andra 2007, dalam Nuraiza 2012).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2012


penderita hipertensi sejumlah 14.257 penderita, yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 5.676 penderita, sedangkan perempuan sebanyak 8.581
penderita. Pada tahun 2013 penderita hipertensi sejumlah 7.486 penderita,
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.937 penderita sedangkan perempuan
sebanyak 4.549 penderita.

Di Puskesmas Kombos Manado tercatat 26 kejadian hipertensi


selama bulan juni tahun 2014. Berdasarkan penyebarannya tersebut

2
penyakit hipertensi dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu : hipertensi
primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi).
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab seperti :
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain
dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, maka disebut hipertensi
sekunder. Biasanya hipertensi sekunder penyebabnya adalah seperti :
penyakit ginjal dan kelainan hormon atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB) (Garnadi, 2012).

Tingginya kejadian hipertensi di tengah-tengah masyarakat perlu


dikaji secara mendalam.Karena jika tidak dikaji secara mendalam maka
akan langsung berdampak pada meningkatnya kejadian hipertensi.

Dari penjelasan latar belakang di atas peneliti sangat tertarik untuk


melakukan penelitian tentang “ Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Kecamatan Singkil Kota
Manado ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang


menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kombos Kecamatan Singkil Kota Manado?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di


Puskesmas Kombos Kecamatan Singkil Kota Manado.

3
2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup di Puskesmas Kombos


Kota Manado.

b. Untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi di Puskesmas


Kombos Kota Manado

c. Untuk menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian


hipertensi di Puskesmas Kombos Kota Manado.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan


tentang penyakit hipertensi dan faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya serta menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai tambahan sumber referensi dalam ilmu kesehatan dan


bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Kombos

4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
masukan mengenai perilaku kesehatan masyarakat khususnya gaya
hidup di Puskesmas Kombos.

b. Bagi Pasien Hipertensi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan


masukan mengenai kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dapat
menimbulkan penyakit hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan


pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang penyakit
hipertensi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi sangat bervariasi bergantung


bagaimana seseorang memandangnya.Secara umum hipertensi adalah
kondisi tekanan darah seseorang yang berada di atas batas-batas tekanan
darah normal. Hipertensi di sebut juga pembunuh gelap atau silent
killer.Hipertensi dengan secara tiba-tiba dapat mematikan seseorang tanpa
diketahui gejalanya terlebih dahulu (Susilo & Wulandari, 2011).

6
Hipertensi adalah suatu kondisi saat tekanan darah bernilai 140/90
mmHg atau lebih.Hiprtensi dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ
dan mengancam kematian secara diam-diam. Biasanya hipertensi
menyerang organ target, seperti jantung, otak, ginjal, mata dan pembuluh
darah (Gernadi, 2012).

Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Selain


prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat pada masa yang akan
datang. Tingkat keganasannya juga tinggi. Hipertensi juga dapat
menyebabkan kecacatan permanen dan kematian mendadak (Yulianti &
Sitanggang, 2011).

Menurut (Shanty, 2011 dalam Yamuharudin 2013) menyatakan


bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum
terjadi dalam masyarakat Indonesia. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah
pada arteri utama di dalam tubuh terlalu tinggi. Dan hipertensi sering
dijumpai pada orang lanjut usia.

Tabel 1.Klasifkasi Hipertensi menurut JNC VII.

Kasifikasi tekanan darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensin tahap I 140-159 90-99
Hipertensi tahap II >160 >100

Berdasarkan beberapa pengertian hipertensi tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa hipertensi adalah salah satu penyakit yang biasanya
mengganggu system peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal atau melebihi 140/90 mmHg.

2. Etiologi Hipertensi

7
Hipertensi di sebabkan oleh berbagai faktor yang snagat
mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama
sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan.

Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi


secara umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan muda
kita akan menderita hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011).

1. Toksin

Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya di


buang karena bersifat racun.Penyakit yang paling biasa diderita
akibat penumpukan toksin dalam tubuh adalah pilek, flu, dan
bronchitis. Penumpukan toksin pada bagian berlainan pada tubuh
akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbeda-beda,
termasuk hipertensi.

2. Faktor Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan


menyebabkan keluarga tersebut mempunyai resiko menderita
hipertensi.

3. Umur

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring


dengan bertambahnya umur seseorang. Semakin tua umur
seseorang maka semakin tinggi resiko terkena penyakit hipertensi

4. Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon


yang berbeda.Demikian juga pada perempuan dan laki-
laki.Berkaitan dengan hipertensi, laki-laki juga mempunyai resiko

8
yang lebih besar terhadap morbilitas dan mortallitas
kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan, biasanya lebih rentan
terhadap hipertensi ketika mereka sudah berumur di atas 50 tahun.

5. Etnis

Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang


menjadi ciri khas dan pembeda satu dengan yang
lainnya.Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam
dari pada yang berkulit putih.Belum di ketahui secara pasti
penyebabmya. Tetapi pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin
yang lebih rendah dan sensivitas terhadap vasopressin yang lebih
besar. Inilah yang menyababkan mereka lebih rentan terkena
hipertensi.

6. Stres

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer


dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktifitas saraf
simpatik. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan,
kelas sosial, ekonomi dan karakteristik personal.

7. Kegemukan ( Obesitas )

Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor


yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berat,
salah satunya hipertensi.

8. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi


primer. Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran

9
berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung
akan meningkatkan tekanan darah.

9. Merokok

Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi


salah satu faktor resiko hipertensi yang dapat di modifikasi.

10. Narkoba

Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Komponen-


komponen zat adiktif dalam narkoba juga akan memicu
peningkatan tekanan darah. Sangatlah penting untuk menjalani
pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

11. Alkohol

Penggunaan alkohol secara berlebihan juga memicu


tekanan darah seseorang.

12. Kafein

Menikmati kopi dan teh memang sangat enak dan


nikmat.Namun kita harus mewaspadai bahayanya kafein.Demikian
pula teh walaupun kandungannya tidak sebanyak pada kopi.

13. Kurang olahraga

Zaman modern seperti sekarang ini, banyak kegiatan yang


dapat dilakukan dengan cara yang cepat dan praktis. Manusia pun
cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis
sehingga secara otomatis tubuh tidak banyak bergerak.

14. Kolestrol tinggi

Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat


menyebabkan timbunan kolestrol pada dinding pembuluh darah.

10
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya
tekanan darah akan menigkat.

Sementara menurut (Yulianti & Sitanggang, 2006) Banyak faktor


yang dapat menyebabkan hipertensi. Namun faktor yng sering menjadi
penyebab penyakit ini adalah aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang
menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan,
meningkatnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal,
kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis. Kelebihan berat badan, tekanan
psikologis, stres dan ketegangan yang dialami ibu hamil juga bisa memicu
hipertensi.

3. Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor yang


saling berhubungan terlibat dalam peningkatan takanan darah pada pasien
hipertensi esensial. Namun, pada sejumlah kecil pasien penyakit ginjal
atau korteks adrenal(2% dan 5%) merupakan penyebab utama peningkatan
tekanan darah (hipertensi sekunder) namun selebihnya tidak terdapat
penyebab yang jelas ada pasien penderita hipertensi esensial. Beberapa
mekanisme fisiologi turut berperan aktif pada tekanan darah normal dan
yang terganggu. Hal ini mungkin berperan penting pada perkembangan
penyakit hipertensi esensial, terdapat banyak faktor yang saling
berhubungan terlibat dalam peningkatan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medula diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis.( Rohaendi 2011 dalam Perumal,2013).

11
4. Gejala Hipertensi

Sebagian besar kejadian hipertensi tidak memberikan keluhan atau


tanda. Hipertensi yang disertai dengan keluhan biasa muncul saat benar-
benar mengancam organ tubuh atau nyawa seseorang. Hipertensi pada
sebagian orang menyebabkan keluhan pusing, sakit kepala, atau leher
terasa kaku. Sementara itu pada kebanyakan orang tidak menyebabkan
keluhan. Adanya keluhan sebenarnya suatu tanda atau peringatan agar
pengidap hipertensi segera menyadari ada yang tidak normal dengan
tekanan darahnya (Garnadi, 2012).

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala


yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi
bersamaan dan di percaya berhubungan dengan hipertensi padahal
sesungguhnya bukan hipertensi. Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung (mimisan), migran atau sakit kepala
sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit tengkuk, dan
kelelahan. Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal (Susilo & Wulandari, 2011)

5. Pencegahan Hipertensi

Sebenarnya untuk melakukan pencegahan hipertensi, hampir sama


seperti pencegahan dalam berbagai penyakit secara umum yaitu adanya pola
makan sehat dan pola hidup sehat. Pola makan sehat dan pola hidup sehat
tetap bisa dibuat dengan menyenangkan (Nuraisa, 2012).

1. Pola makan sehat

12
Ada beberapa patokan pola makan sehat yang dapat dijadikan panduan
bagi para penderita hipertensi yaitu,

a) Kurangi konsumsi garam dalam makanan sehari-hari

b) Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium, dan


kalsium

c) Kurangi minum-minuman beralkohol.

d) Makan sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi.

e) Kendalikan kadar kolestrol

f) Kendalikan diabetes bila menderita penyakit itu.

g) Hindari konsumsi obat yang bisa meningkatkan tekanan darah

h) Tidur yang cukup setiap hari, antara 6-8jam setiap hari.

i) Puasa secara rutin juga sangat baik untuk mengendalikan tekanan


darah.

2. Pola hidup sehat

Pola hidup sehat yang harus dijalani oleh penderita hipertensi berupa :

a) Melakukan olahraga secara teratur

b) Jalankan terapi anti stres

c) Berhenti merokok

d) Mendekatkan diri pada tuhan

6. Jenis – jenis Hipertensi

13
Jenis hipertensi menurut ( Susilo &Wulandari, 2011) di golongkan
menjadi dua yaitu :

1) Hipertensi Primer

Hipertensi yang terjadi tanpa adanya kondisi atau penyakit


penyebab disebut sebagai hipertensi primer. Berdasarkan penelitian,
sebagian besar masyarakat mengidap hipertensi jenis ini meski tidak
disebabkan adanya kondisi atau penyakit, tetapi ada beberapa faktor
resiko penyebab gangguan kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan
darah. Faktor resiko tersebut adalah :

a. Fsktor keturunan

b. Faktor usia

c. Stres fisik dan psikis

d. Kegemuakan (obesitas)

e. Pola makan tidak sehat

f. Kurangnya aktifitas fisik

2) Hipertensi Sekunder

Hanya sedikit kasus hipertensi yang terdeteksi akibat penyakit


atau kondisi tertentu,misalnya hipertensi yang terjadi karena adanya
penyakit ginjal, kelainan hormon (penyakit endokrin), penyakit
jantung dan penyakit pembuluh darah. Penanganan pada pengidap
hipertensi sekunder tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi
harus disertai dengan terapi kondusi atau terapi penyakit penyebab.

Sementara menurut (Yulianti & Sitanggang, 2013) jenis-jenis


hipertensi ada dua jenis yaitu hipertensi utama (primary hypertension)
dan hipertensi sekunder (secondary hypertension). Hipertensi utama

14
adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari
hipertensi. Penyebab dari hipertensi utama adalah berbagai faktor yang
memiliki efek-efek kombinasinya sehingga menyebabkan hiertensi.
Pada hipertensi sekunder, yang meliputi 5% dari hipertensi disebabkan
oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh.

Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi pada individu-


individu yang di sebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ
tertentu atau pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal atau
pembuluh darah aorta. Penyakit-penyakit ginjal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Satu penyebab penting dari hipertensi ginjal
adalah penyempitan (stenosis) pembuluh darah yang mensuplay darah
ke ginjal-ginjal (pembuluh darah ginjalatau renal artery).

7. Komplikasi Hipertensi

Terkanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan


pada pompa, pipa pecah dan keran jebol. Jadi hipertensi bisa
menyebabkan kerusakan berbagai organ target hipertensi, seerti
jantung, otak, ginjal, pembuluh darah dan mata. Semakin tinggi nilai
tekanan darah, maka resiko terjadinya kerusakan organ dan kematian
akan semakin tinggi. Penelitian menyimpulakan bahwa angka
kematian akibat penyakit kardiovaskuler, seperti stroke dan serangan
jantung akan meningkat dua kali lipat setiap adanya peningkatan
tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau peningkatan tekanan
diastolik sebesar 10 mmHg (Almatsir, 2012)

Menurut (Sutanto, 2012) bahaya penyakit hipertensi sangat


beragam. Apabila seseorang mengalami hipertensi maka dia juga akan
mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya.

1. Hipertensi merusak ginjal

2. Hipertensi merusak kinerja otak

15
3. Hipertensi merusak kinerja jantung

4. Hipertensi menyebabkan kerusakan mata

5. Hipertensi menyebabkan resistensi pembuluh darah

6. Hipertensi menyebabkan stroke

B. Konsep Dasar Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang


diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya ( Sakinah, 2015).

Gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang


mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada
dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi pola makan sehat, pola
minum sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, tidak merokok atau minum-
minuman beralkohol, tiak menggunakan narkoba, dan terampil dalam
mengelola stress yang dialami (Ramadhan,2012)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan gaya hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya untuk
mempertahankan hidup. Sedangkan gaya hidup sehat dapat disimpulkan
sebagai serangkaian pola perilaku atau kebiasaan hidup sehari-hari untuk
memelihara dan menghasilkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit serta melindungi diri untuk sehat secara utuh.

2. Komponen Gaya Hidup

16
Gaya hidup tersebut dapat dibagi menjadi beberapa komponen,
diantaranya : kebiasaan makan, aktifitas fisik,olahraga, stres, istirahat,
kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol,penyalagunaan narkoba.

1. Kebiasaan Makan

Ada pepatah mengatakan bahwa kesehatan manusia terletak


pada perut. Bila perut di jejali dengan mmakanan yang baik dan
sehat, tentu akan sehat pula seluruh tubuh manusia. Namun bila
perut manusia itu selalu dijejali dengan makanan yang
mengandung sampah, racun ataupun zat-zat yang sanagat
membahayakan tubuh, maka tentu saja akan menjadi bom waktu
bagi kesehatan tubuh. Bom waktu itupun sewaktu-waktu akan
meledak dengan munculnya berbagai penyakit (Ramadhan, 2012).

Kelebihan kolestrol dan lemak jahat akan menghambat


peredaran darah dari dan menuju jantung, dan juga ke seluruh
tubuh. Bila aliran darah menuju jantung tersumbat, maka dapat di
pastikan bahwa penyakit jantung akan mengintai. Bahkan
seseorang mati mendadak apabila terkena serangan jantung
koroner yang orang awam menyebutnya sebagai penyakit angin
duduk. Dan bila aliran darah dari dan menuju jantung mengalami
hambatan,tentu kinerja jantung akan semakin cepat dan tidak
teratur. Karena begitu cepatnya jantung memompa darah, maka
munculah tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah otak (Almatsir, 2012).

2. Aktivitas fisik

Masyarakat yang bekerja didalam kantor biasanya lebih


banyak bekerja dibelakang meja atau komputer sehingga dalam
suatu hari sangat minim dalam aktifitas fisik. Kalori yang

17
didapatkan dalam makanan yang dimakan akan lebih banyak
ditimbun karena kurangnya aktivitas fisik dan dapat menimbulkan
obesitas.

Rasa tidak nyaman di bagian punggung biasanya


dikeluhkan oleh mereka yang lebih banyak duduk, pada keadaan
yang lebih parah terkadang timbul rasa nyeri yaang tidak
tertahankan akibat kekuatan otot dan dan terjepitya saraf ditulang
belakang.

Kehidupan modern telah menjebak banyak orang untuk


masuk kedalam kehidupan yang tidak sehat. Waktu berjalan terus
begitu cepat dan menyulitkan kita mencari kesempatan untuk
berolahraga (Garmadi,2012).

3. Olahraga

Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan


berolahraga kita bisa membakar setiap kalori tubuh, sehingga kita
merasa lebih sehat, bugar dan bahkan bisa mengendalikan berat
badan. Dengan berolahraga pula, kita bisa mengendurkan semua
otot yang kaku melalu perenggangan, sehingga kelenturan
tubuhpun terjaga. Peredaran darah dari dan menuju jantung, jika
ditunjang olahraga, akan menjadi lancar dan mampu mengalirkan
oksigen keseluruh tubuh. Hal ini akan sangat menyehatkan bagi
jantung. Tekanan darah tinggi dan stroke pun dapat dihindari
(Ramadhan, 2012).

4. Stres

Tuntutan pekerjaan yang tinggi meruakan hal umum yang


sering terjadi pada masyarakat modern. Adanya stres yang besar
dan menahun akan memicu timbulnya berbagai keluhan dan
penyakit. Orang-orang yang setiap harinya bekerja dengan tingkat

18
stress yang tinggi akan beresiko mengidap hipertensi dikemudian
hari.

Stres berlebihan, kurang bisa menikmati pekerjaan, tidak


bisa menikmati dan mensyukuri hidup atau tidak bisa menerima
kenyataan dapat menimbulkan tekanan psikis seseorang. Stres
dapat meningkatkan hormon stres yang dapat menggangu irama
tubuh seperti gangguan jantung dan pembuluh darah. Gangguan
metabolisme tubuh serta menurunkan kekebalan tubuh. Seseorang
dengan stres dapat dengan mudah terkena penyakit infeksi, jantung
maupun gangguan napsu makan (Perumal, 2010)

5. Istirahat

Manusia membutuhkan istirahat agar dapat menyegarkan


kembali segala organ tubuh yang telah bekerja keras sepanjang
hari. Istirahat atau tidur yang benar membawa pemulihan dan
menambah vatalitas tubuh. Suatu studi menunjukan, setelah
bangun dari tidur yang cukup, otak kembali berfungsi dengan
sangat baik. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa produksi
hormon terjadi dalam kondisi tidur tenang. Produksi hormon ini
penting untuk meningkat kualitas, ukuran dan efisiensi otak. Selain
itu proses tersebut juga dapat meningkatkan asam amino dari darah
ke otak, sehingga memungkinkan sel saraf memiliki pengetahuan
permanen dan bermanfaat (Ramadhan, 2012).

6. Merokok

Sudah terlalu sering kita membaca pesan dalam kemasan


rokok atau iklan layanan masyarakat bahwa rokok merupakan
penyebab kanker, dan impotensi. Namun kita pun kerap kali
mengabaikan kebenaran isi pesan atau himbauan tersebut.

19
Bahaya rokok pada dasarnya memang tidak dirasakan
seketika saat seseorang merokok. Walau demikian, secara
perlahan-lahan tetapi pasti, zat-zat beracun didalam rokok akan
menimbulkan degenerasi sel-sel tubuh. Artinya merokok adalah
salah satu faktor pemicu memburuknya kondisi tubuh kita, tanpa
terdekteksi dini.

7. Minum-minuman beralkohol

Minuman keras atau minuman beralkohol adalah minuman


yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, alkohol akan
menimbulkan efek tidak sadar dan tidak berfikir sehat. Tentunya
hal ini akan membahayakan diri sendiri dan lingkungan. Secara
ilmiah, minuman beralkohol, seberapapun kadarnya dapat
mempercepat kerusakan jaringan otak. Selain menyerang fungsi
otak penggunaan minuman beralkohol juga dapat menimbulkan
serangan jantung, depresi dan gangguan ginjal (Ramadhan, 2012).

3. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang


diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup sehat
menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya
memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif.
Gaya hidup sehat meliputi, pola makan sehat, pola minum sehat, istirahat
cukup, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum-minuman
beralkohol, dan terampil dalam mengelola stres yang dialami (Ramadhan,
2012)

Hipertensi adalah suatu kondisi saat tekanan darah bernilai 140/90


mmHg atau lebih. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan berbagai
organ target dan mengancam kematian secara diam-diam. Biasanya

20
hipertensi menyerang organ target seperti, jantung,otak, ginjal,mata, dan
pembuluh darah. Hipertensi dapat diatasi dengan memperbaiki gaya hidup
(Gernadi, 2012)

Hubungan antara gaya hidup dengan mekanisme timbulnya


kejadian hipertensi belum diketahui secara pasti. Namun, dalam
menkonsumsi garam merupakan hal sangat penting pada mekanisme
timbulnya hipertensi, disamping ada faktor lain yang berpengaruh yaitu
hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melaluiaktivitas saraf
simpatis. Obesitas atau kegemukan yang berkaitan dengan kebiasaan
mengkonsumsi lemak tinggi khusunya lemak jenuh juga merupakan salah
satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Alkohol berkontribusi
terhadap hipertensi jika diminum sedikitnya dua kali sehari maka tekanan
darahnya akan naik, dan orang yang kurang berolahraga mempunyai
resiko besar terkena hipertensi jika dibandingkan dengan orang yang lebih
aktif.

Merokok berlebihan juga akan menimbulkan hipertensi, sebab zat


yang dihisap melalui rokok dibawah masuk ke aliran darah, sehingga
mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Terlalu
banyak istirahat atau tidur juga akan menimbulkan hipertensi. Karena
istirahat dan tidur yang cukup sangat penting bagi tubuh kita. Oleh karena
itu penyakit hipertensi sebagian timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai gaya hidup (Ramadhan, 2012).

21
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan


antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas
(Agus,2011).

V. Independent V. Dependent

Ket : Variabel Independent

Variabel Dependent

Gambar 1. Kerangka Konsep

22
B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah Pernyataan atau jawaban sementara dari sebuah


masalah penelitian. Pernyataan atau jawaban sementara tersebut harus
diuji apakah benar (diterima) atau salah (ditolak). (Suyanto,2011).

Ha : Ada Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di


Puskesmas Kombos Kecamatan Singkil Kota Manado.

C. Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Kota Manado

Variabel Definisi Paramater Alat Ukur Skala Skor


Operasional

Independent: Gaya Hidup adalah 1. Kebiasaan Kuisioner Ordinal Nilai


pola hidup responden Makan
Gaya Hidup Baik : ≥ 7,5
yang di ekspresikan
2. Kebiasaan
dalam aktivitas, Nilai
Merokok
minat dan opininya.
dan Kurang
Baik : ≤ 7,5
3. Kebiasaan
Istirahat

23
Kondi
Dependent Menderita Rasio Hipertensi :
si seseorang yg Spyghmom
Kejadian Hipertensi ≥ 140/90
memiliki tekanan anometer
Hipertensi mmHg
darah Air Rakasa
sistolik ≥140 Dan Tidak
mmHg dan diastolik Stetoskop Hipertensi :
≥ ≤
90mmHg atau 140/90mm
keduanya. Hg
Dikatakan hipertensi
apabila pernah
melakukan
pengukuran tekanan
darah
dan hasilnya tetap
tinggi
setelah diperiksa 3
kali dalam waktu
yang berbeda.

24
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntut pada
seluruh proses penelitian.(Nursalam 2012).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis
penelitian Deskriptif Analitik dengan menggunakan metode cross
sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data yang diperoleh saat
ini juga. Cara ini dilakukan dengan menyebarkan kuisoner secara
langsung.
B. Variabel Penelitian
Variabel Independent merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Putra,

25
2012 dalam Mamangkey, 2013). Variabel Independent dalam penelitian ini
adalah Gaya Hidup.
Dan Variabel Dependent merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Putra, 2012 dalam
Mamangkey, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
Kejadian Hipertensi.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di puskesmas Kombos Kota Manado
dan waktu penelitian pada bulan Maret-April 2017
D. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut (Agus,2011)


populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh yaitu keseluruhan pasien hipertensi
yang berkunjung di Puskesmas Kombos Kota Manado dengan jumlah 26
responden.

2) Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh


populasi ini (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien hipertensi di Puskesmas Kombos dengan jumlah 26 responden.

E. Teknik Sampling

Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik


total sampling yaitu metode mengambil seluruh populasi sebagai sampel.

26
Adapun sampel yang diambil harus memiliki karakteristik sampel
yang dapat dimasukan untuk diteliti dan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :

1) Kriteria Inklusi :

a. Pasien yang berkunjung di Puskesmas Kombos yang


bersedia menjadi responden sampai selesai penelitian

b. Pasien yang berkunjung di Puskesmas Kombos

c. Semua responden Hipertensi laki-laki dan perempuan yang


berkunjung di Puskesmas Kombos.

2) Kriteria Eksklusi

a. Pasien yang berkunjung mempunyai riwayat Komplikasi


dengan penyakit lain

b. Keadaan gawat darurat

c. Tidak mau berpartisipasi dalam penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


kuisioner digunakan pada saat wawancara langsung pada responden untuk
mendapatkan data tentang hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi yang meliputi (pola makan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan
istirahat). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari :

a) Kuisioner gaya hidup

Lembar kuisioner gaya hidup terdiri dari 15 pertanyaan


denggan menggunakan skala gutman yang terdiri dari 2 pilihan

27
jawaban Ya atau Tidak. Dimana yang dinilai adalah gaya hidup,
pola makan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan istirahat.

Jumlah pertanyaan – 0

Pilihan jawaban

15 – 0 = 7,5

Bila jawaban Ya tentang gaya hidup diberi skor = ≥7,5

Bila jawaban Tidak tentang gaya hidu diberi skor = < 7,5

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek


yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2012).

a. Data Primer

Data primer yaitu data utama yang diperoleh melalui wawancara dan
bercakap-cakap secara langsung dengan responden serta menggunakan
lembar kuisioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dapatkan dari hasil penelitian yang ada
dipuskesmas yang diteliti yaitu Puskesmas Kombos Kota Manado.

H. Analisa Data

a) Analisa Univariat

28
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
(Agus,2011). Analisis yang telah dianalisis dilakukan dengan distribusi
frekuensi dari tiap-tiap variabel independen (Gaya Hidup) dan variabel
dependen (Kejadian Hipertensi).

b) Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua


variabel yang diduga berubungan atau berkolerasi (Agus,2011). Analisis
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
(Gaya Hidup) dengan variabel dependen (Kejadian Hipertensi) di
Puskesmas Kombos pada tahun 2015 yang dianalisis dengan uji statistik
Chi-Square dan menggunakan komputerisasi dengan tingkat kemaknaan
α = 0,05. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan (korelasi) antara
variabel independen dengan variabel dependen. Keputusan dari pengujian
Chi-Square :

1) Jika ρ value <a (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Jika ρ value >a (0,05) Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penelitian memperhatikan masalah


etika penelitian. Etika penelitian meliputi (Suyanto,2011).

a) Informed Concent (informasi untuk responden)

Sebelum melakukan tindakan, peneliti menjelaskan maksud


dan tujuan riset yang akan dilakukan. Jika responden bersedia

29
untuk di teliti maka responden harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut dan tidak memaksa.

b) Anonimitiy (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian, maka


peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar dan
kuisioner data, cukup dengan memberi nomor kode pada
masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh peneliti.

c) Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok


data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
riset.

30
DAFTAR PUSTAKA

Almatsir, S. 2012. Perencanaan Makanan Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi.


Jakarta: Penebar Swadaya.
Gernadi, Y. 2012. Hidup nyaman dengan hipertensi. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Hidayat, A. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

31
Jakarta: Salemba Medika

Juwita, Emi 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi. Skripsi, Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Pekanbaru.

Nuraisa, Rini 2012. Hubungan Gaya Hidup Dan Kkepribadian Dengan Kejadian

Hipertensi. Skripsi, Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan YPIB Majalengka.

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Perumal, Nitya. 2010. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi


Essensial. KTI, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Ramadhan, A. 2008. Seberapa Sehatkah Hidup Anda?. Jogjakarta: Think.

Sakinah, S. 2005. Pengetahuan Praktis Hidup Sehat. Yogyakarta: Kata Hati.

Susilo & Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andi
Offset.

32

Anda mungkin juga menyukai