DISUSUN OLEH :
1. ILHAM NAWAWI
2. LISDAWATI
TINGKAT : III A
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Segala puji bagi Allah swt, Rabb semesta alam atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami selaku Mahasiswa sekaligus penyusun dapat menyelesaikan
PROPOSAL dengan judul HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN
UPAYA PENCEGAHAN DBD Salawat serta salam mudah-mudahan selalu
tercurah kepada rasul kita tercinta Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami khususnya kepada dosen matakuliah RISET KEPERAWATAN, dimana
beliau telah membimbing kami hingga karya yang kecil ini dapat di selesaikan.
Dalam penyusunan karya kecil ini tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi.Kami
sangat
menyadari
bahwa
proposal
ini
sangat
jauh
dari
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.
Data statistic dari badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa
dari 2,5 milyar manusia di dunia, dua dari lima orang di antarnya beresiko
terjangkit demam berdarah. Dimana setiap tahunnya terdapat 50 juta manusia
terinfeksi demam berdarah dan lebih dari 500 ribu manusia terjangkit demam
berdarah serius serta di perkirahkan 21 ribu manusia meninggal dunia.
Seriusnya ancaman penyakit ini ditunjukan dengan semakin meluasnya
wilayah-wilayah didunia yg terjangkit demam berdarah yg sebelumnya
terbebas dari penyakit ini, termasuk diwilayah yg beriklim sub tropic.
Menghadapi situasi tersebut, WHO melakukan penelitian demam berdarah di
lima Negara di asia yaitu india, Indonesia, Myanmar, philipina, sri langka dan
Thailand. Dan pusat studi kebijakan kesehatan dan sosial menjadi lembaga
penelitian dari Indonesia yg terlibat dari penelitian tsb. (WHO. 2007).
Penyakit DBD di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah
satu penyakit endemic dan masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB) di musim-musim tertentu yaitu musim penghujan, semenjak januari
sampai dengan 5 maret tahun 2004 total kasus DBD diseluruh provinsi
Indonesia. Sejak ditemukan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta,
jumlah kasus DBD maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Pada
tanggal 7 Februari 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah
mengumumkan 21 propinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah
kasus DBD dan salah satunya adalah Sulawesi Tengah. Hasil Riset Kesehatan
Aedes
aegypti.
Dari data di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DBD
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kebersihan
lingkungan dengan upaya pencegahan DBD diwilayah kerja puskesdes olo
boju kec.biromaru.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang
kebersihan lingkungan dengan upaya pencegahan DBD diwilayah kerja
puskesdes olo boju kec.biromaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang
kebersihan lingkungan dengan upaya pencegahan DBD diwilayah
kerja puskesdes olo boju kec.biromaru.
b. Mengidentfikasi hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang
upaya pencegahan DBD diwilayah kerja puskesdes olo boju
kec.biromaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat penelian
Sebagai bahan dan data tentang hubungan tingkat pengetahuan masyarakat
tentang kebersihan lingkungan dengan upaya pencegahan DBD.
2. Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan
khususnya masalah pencegahan DBD.
3. Peneliti Lain
Sebagai dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yg ingin meneliti
permasalahan yg sama sehingga mereka memiliki landasan dan alur yg
jelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang DBD
1. Pengertian
DBD/Dengue Haemorrhagir Fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong Arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
(betina), terutama menyerang anak remaja dan dewasa yang seringkali
menyebabkan kematian (Effendy, 1995).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya
cenderung meningkat danm penyebaranya semakin luas dan penyakit ini
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Air buangan yg bersumber dari rumah tangga
Yaitu air yg berasal dari pemukiman penduduk, pada umumnya air
limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni ), air bekas cairan
dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan
organic.
b. Air buangan industry
Yg bersal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat
yg terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan
baku yg di pakai oleh masing-masing industry, nitrogen, logan berat,
zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah
ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi rumit.
c. Air buangan kotapraja
Yaitu air yg berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel,
restoran,tempat-tempat ibadahdan sebagainya. Pada umumnya zat-zat
yg terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan limbah rumah
Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan
sebagai berikut :
1) Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahanbahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasa
berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbauh. Kadangkadang mengandung sisa kertas.
2) Arakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung zat-zat kimia anorganik yg
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organic berasal
dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
3) Karakteristik Bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli
terdapat
juga
dalam
sumbernya.namun
air
keduanya
limbah
tidak
tergantung
berperan
dari
dalam
mana
proses
nyata
atau
praktek
(praktice)
(Notoatmodjo,
1993).
Polides, Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan praktik swasta. Faktor ini
pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor faktor ini disebut faktor pendukung
atau faktor pemungkin.
3. Faktor penguat (Reinforcing factor)
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga
undang undang, peraturan peraturan baik pusat maupun pemerintah
daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat
masyarakat kadang kadang bukan hanya memerlukan pengetahuan
dan sikap positif dan dengan dorongan fasilitas saja, melainkan tokoh
agama, para petugas, lebih lebih para petugas kesehatan. Di samping
itu undang undang juga memperkuat perilaku masyarakat
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2002), domain perilaku dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Determinan faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan faktor eksternal, yakni lingkungan baik fisik, sosial,
budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering merupakan faktor dominan dalam mewarnai perilaku
seseorang.
Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang psikolog pendidikan
membagi perilaku manusia kedalam tiga dominan yakni:
1. Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia terhadap
obyek
diluarnya
melalui
indera-indera
yang
dimilikinya
F. Kerangka Teori
Faktor predisposisi
1. Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Norma
4. Sosial
Faktor
pendukung
5. Karakteristik
1. Kebersihan lingkungan
2. Status sosial
3. Ketersediaan sarana
dan prasarana
4. kesehatan Ketersediaan
SDM pelayanan
Faktor pendorong
1. Perilaku masyarakat
2. Perilaku tokoh
masyarakat
3. Perilaku petugas
kesehatan
Perilaku
pencegahan DBD
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
PENGETAHUAN
UPAYA
PENCEGAHAN
DBD
LINGKUNGAN
Sumber
: Notoatmodjo,S(2003)
B. Hipotesa Penelitian
Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan DBD.
pengetahuan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada masingmasing variabel yang diteliti yaitu
tingkat pengetahuan (variable independen) dan upaya perilaku pencegahan
DBD (variabel dependen) dengan tujuan untuk mengetahui persentasi dari
tiap variabel yang diteliti.
2. Analisis Bivariat
Analisa data ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variable
independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (upaya perilaku
pencegahan DBD) dengan menggunakan salah satu uji statistik nonparametik yaitu Chi-square dengan skala kategori.Analisis data ini akan
dilakukan melalui proses komputerisasi dengan bantuan SPSS statistic
17.0
Interpretasi data:
a. Bila nilai p 0,05, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan
yang bermakna (signifikan) antara tingkat pengetahuan dengan upaya
perilaku pencegahan DBD
b. Bila nilai p> 0,05, Ha di tolak dan Ho diterima artinya tidak ada
hubungan yang bermakna (signifikan) antara tingkat pengetahuan
dengan upaya perilaku pencegahan DBD.
c.
H. Devinisi Operasional
No
Variable
Devinisi operasional
.
1.
Pengetahuan
sesuatu
diketahui
responden
kebersihan
lingkungan.
yg
oleh
tentang
Alat Ukur
Hasil ukur
DBD
dari
pertanyaan
2. Rendah
apabila
nilai
median
<4
dari
2.
Skalah
pertanyaan
Penyakit infeksi yg Kuesioner 1. Tidak terjadi Nominal
disebabkan
oleh
virus
apabila
nilai
nilai
median
>1
dari
3.
pertanyaan
pencegahan Kuesioner 1. Kurang baik Nominal
apabila
upaya yg dilakukan
responden
untuk
mencegah
dan
>1
terjangkitnya
penyakit
kepada
semaksimal
DBD
manusia
dan
seefektif mungkin di
lingkungan
masyarakat
2 pertanyaan
2. Baik apabila
nilai
menghindari
nilai
median
dari
pertanyaan
LAMPIRAN
KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
Isilah dan beri tanda (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan
identitas, pengetahuan dan pendapat Bapak/Ibu.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Tanggal Pengisian :
2. No Responden :
3. N a m a :
4. Umur :
Tahun.
5. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
6. Agama :
a. Islam
b. Kristen
c. Hindu
d. Budha
7. Pendidikan terakhir :
a. Perguruan Tinggi
b. SMU/ Sederajat
c. SMP/ Sederajat
d. SD/ Sederajat
e. Tidak Sekolah
8. Status Perkawinan :
a. Belum Kawin
b. Kawin
c. Duda/ Janda
9. Pekerjaan :
a. PNS/ ABRI/ Pensiunan
b. BUMN/ BUMD
c. Swasta/ Pedagang
d. Petani
e. Lain-lain, sebutkan
2. Perempuan
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta:
Rineka cipta
Notoatmodjo, S.2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/6/e-librarystikesnanihasanuddin--steffiisab265-1-25136268-1.pdf
https://core.ac.uk/download/files/478/16508551.pdf
http://www.academia.edu/8591391/PROPOSAL_PENELITIAN_DBD
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33558/5/Chapter%20I.pdf