Anda di halaman 1dari 15

Kesehatan Wanita

Sepanjang Siklus
Kehidupan

By
Novica Jolyarni
D,SST,MKM
 
Dalam pendekatan siklus hidup
ini, dikenal lima tahap, yaitu:
Konsepsi
Bayi dan anak
Remaja
Usia subur
Usia lanjut
1. Konsepsi
Perlakuan sama terhadap janin laki-
laki/perempuan
Pelayanan antenatal, persalinan aman dan
nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap
ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR,
kurang gizi (malnutrisi).
Pendekatan pelayanan antenatal, promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Bayi dan anak
 ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
 Tumbuh kembang anak, pemberian makanan
dengan gizi seimbang
 Imunisasi dan manajemen terpadu balita
sakit
 Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
 Pendidikan dan kesempatan yang sama pada
anak laki-laki dan perempuan
 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap
ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan
dan kematian BBLR, penyakit lain disemua
usia dan kekerasan.
 Pendekatan yang dilakukan: pendidikan
kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan primer, imunisasi, pelayanan
antenatal, persalinan, postnatal, menyusui
serta pemberian suplemen, dll.
3. Remaja
 Gizi seimbang
 Informasi tentang kesehatan reproduksi
 Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
 Pencegahan terhadap ketergantungan napza
 Perkawinan pada usia yang wajar
 Pendidikan, peningkatan keterampilan
 Peningkatan penghargaan diri
 Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
 Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan
seksual, penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau),
kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks
tidak aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/
AIDS.
 Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang
perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi,
pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian
suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dll
4. Usia subur
• Kehamilan dan persalinan yang aman
• Pencegahan kecacatan dan kematian akibat
kehamilan pada ibu dan bayi
• Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan
dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
• Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
• Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
• Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
secara rasional
• Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
• Pencegahan dan manajemen infertilitas.
• Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan
kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi,
malnutrisi/anemia, kemandulan,
pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
• Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan
kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan
primer, pengobatan KB, pendidikan tentang
perilaku seksual yang bertanggungjawab,
pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan
antenatal, persalinan, post partum pelayanan
kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-
informasi.
5. Usia Lanjut
• Perhatian pada problem meno/andro-pause
• Perhatian pada penyakit utama degeneratif,
termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.
• Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
• Masalah yang mungkin terjadi pada tahap
ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan,
prolaps/osteoporosis, kanker saluran
reproduksi, payudara/kanker prostat,
ISR/IMS/HIV/AIDS.
• Pendekatan yang dapat dilakukan:
dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan
pengobatan dini.
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Derajat Kesehatan Perempuan
1. Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk
Indonesia masih berada di bawah garis
kemiskinan sejak terjadinya krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
2. Kedudukan perempuan dalam keluarga
dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga
dan masyarakat ditentukan oleh banyak
hal, misalnya keadaan sosial ekonomi,
budaya dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat di mana mereka menetap
3. Akses ke fasilitas kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan
Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup
jauh dan sulit dicapai
Kurangnya informasi tentang
kemampuan fasilitas kesehatan
Keterbatasan biaya
Tradisi yang menghambat pemanfaatan
tenaga dan fasilitas kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi
yang
kurang memadai, antara lain karena:
Pelayanan kesehatan yang kurang
memperhatikan kebutuhan klien
Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang
memadai
4. Beban ganda, tanggung jawab
tidak proporsional sehingga
kesehatan anak perempuan
dan perempuan semakin buruk
5. Akses untuk pelayanan kespro
rendah karena:
• Pengetahuan tentang seksualitas dan
informasi mengenai hak reproduksi
masih rendah.
• Menonjolnya perilaku seksual resiko
tinggi
• Diskriminasi sosial
• Sikap negatif terhadap perempuan dan
anak perempuan
• Rendahnya kemampuan dalam
pengendalian kahidupan seksual pada
reproduksi
7. Kurangnya penanganan kespro
dan seksual pada laki-laki dan
perempuan usia lanjut
8. Kebijakan dan program kesehatan
masih belum mempertimbangkan
perbedaan sosial, ekonomi dan
perbedaan lainnya antara
perempuan dan masih rendahnya
kemandirian perempuan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai