Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

HASIL KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL II)


DESA BAJO INDAH KEC. SOROPIA KAB. KONAWE
TANGGAL 15-21 JULI 2019

DISUSUN OLEH :

MUH HATTA : 917312906100.01


PIRA SAPTRA : 917312906100.02
YUYUK MAYANTI : 917312906100.03
FIKRI DEFRIZAL : 917312906100.07
RANI LASMITA M : 917312906100.08
KADEK NOVI ARNITA : 917312906100.11
KRISDAYANTI : 917312906100.12

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL II)


DESA BAJO INDAH KEC. SOROPIA KAB. KONAWE
15 -21 JULI 2019

KECAMATAN : SOROPIA
KABUPATEN : KONAWE
DESA : BAJO INDAH

MENYETUJUI

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

Misdayanti, SKM., M.Kes. Suwanti, SP.,MM.

Kepala Desa Bajo Indah

RUSTAM

Mengetahui

Ketua UP PBL II Pengelola

dr.H. Thamrin Datjing, M.kes

2
STRUKTUR KEPENGURUSAN

KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL II)


DESA BAJO INDAH KEC. SOROPIA KAB. KONAWE
TANGGAL 15-21 JULI 2019

Pembimbing Lapangan
Misdayanti, SKM., M.Kes.

Suwanti, SP., MM.

Koordinator Kecamatan

FIKRI DEFRIZAL

Koordinator Desa

MUH HATTA

Sekretaris Bendahara

KRISDAYANTI YUYUKMAYANTI

Anggota- Anggota

RANI LASMITA
PIRA SAPITRA
KADEK NOVI ARNITA

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelasaikan laporan kegiatan Pengalaman

Belajar Lapangan (PBL II) dan menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Dalam proses penyusunan laporan ini tentu terdapat

beberapa masalah baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Namun berkat

bimbingan dan arahan dari pembimbing semua masalah tersebut dapat diatasi.

Oleh karena itu melalui kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof, Dr, H. Muhammad Nurdin, M.Sc sebagai ketua rektor institut

teknologi dan kesehatan Avicenna Kendari.

2. Bapak Dr. Ir, H Ansarullah, M.Sc Sebagai Wakil Ketua Rektor I Institut

Teknologi Dan Kesehatan Avicenna.

3. Bapak Dr. H. Muh. Natsir, M.Si Sebagai Wakil Ketua Rektor II Institut

Teknologi Dan Kesehatan Avicenna.

4. Ibu jummu huwriati, SKM, M.Kes Sebagai Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat.

5. Bapak Camat Soropia.

6. Bapak Kepala Desa Bajo Indah Sebagai Pembimbing Lapangan.

7. Bapak dr. Thamrin Datjing, M.Kes Sebagai Ketua Panitia PBL II.

8. Ibu Misdayanti, SKM., M.Kes. dan ibu Suwanti, SP, MM. Sebagai

Pembimbing Institusi, Yang Senantiasa Meluangkan Waktu Untuk

Memberikan Pengarahan Dan Bimbingan Selama Proses PBL.

4
9. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat Dan Tidak Dapat Kami

Sebutkan Satu Persatu.

Kami Menyadari Bahwa Laporan Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna

Yang Baik Dari Aspek Isi, Penulisan Maupun Penyajian. Oleh Karna Itu Sangat

Diharapkan Kritik Dan Saran Bersifat Membangun Dari Semua Pihak, Sehingga

Pada Tugas Berikutnya Dapat Di Tingkatkan Kualitasnya.

Akhirnya Kami Berharap Semoga Laporan Ini Dapat Di Terima Dengan

Baik Dan Bermanfaat Bagi Kita Semua. Amin.

Kendari, 10 oktober 2019

Penyusun

5
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum, sesuai dengan

cita-cita bangsa Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945. maksudnya

dengan mewujudkan kesejahteraan kesehatan masyarakat yang optimal yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan yang semula untuk menyembuhkan penderita yang sakit secara

berangsur-angsur berkembang kearah kesatuan upaya kesehatan untuk

seluruh masyarakat dengan peran serta masyarakat sebagai penentu dalam

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pemulihan suatu penyakit

yang bersifat menyeluruh dan sifat berkesinambungan.

Perkembangan kesehatan masyarakat sangat tergantung pada

kehidupan keluarga inti masyarakat itu sendiri untuk itu keluarga memiliki

nilai strategis sekaligus menjadi tumpuan dalam pembangunan dengan

program tersebut. Mahasiswa kesehatan masyarakat dituntut untuk lebih

profesional dalam melaksanakan aktifitas yang berhubungan dengan masalah

kesehatan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masrayakat,

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang

6
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. kesehatan

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai

dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan

undang-undang dasar 1945, pembangunan kesehatan diarahkan untuk

mempertinggi derajat kesehatan, yang besar artinya bagi pengembangan dan

pembinaan sumber daya manusia indonesia dan sebagai modal bagi

pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah

pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia.

Peningkatan derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh empat faktor

utama yaitu; faktor lingkungan, faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan

herediter/keturunan, sehingga faktor-faktor ini perlu memperoleh perhatian

utama dalam pembangunan kesehatan ( H.L.Bloom). Sumber daya

kesehatan merupakan semua perangkat keras dan perangkat lunak yang

diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan, meliputi;

tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan dan pembiayaan

kesehatan.

Pengalaman belajar lapangan (PBL) II ini merupakan kelanjutan dari

PBL I yang dilaksanakan sebelumnya untuk menganalisa situasi dan

menentukan prioritas masalah dari beberapa masalah yang ada di masyarakat

dengan beberapa teknik. Sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang ada

di masyarakat khususnya masyarakat Desa Bajo Indah. Pada PBL II, pada

hakekatnya adalah upaya untuk memecahkan masalah yang telah

7
diprioritaskan oleh masyarakat dan mahasiswa. Dengan kata lain PBL II ini

merupakan bentuk intervensi untuk memecahkan masalah pada PBL I.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini yaitu:

1. Bagaimana hasil intervensi fisik pada PBL II Desa Bajo Indah,

Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe?

2. Bagaimana hasil intervensi non fisik pada PBL II Desa Bajo Indah,

Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari kegiatan ini yaitu untuk melakukan

intervensi terhadap permasalahan yang telah diperioritaskan

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan dalam laporan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui hasil dari intervensi fisik pada PBL II Desa Bajo

indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.

2. Untuk mengetahui hasil dari intervensi fisik pada PBL II Desa Bajo

indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.

8
C. Manfaat

1. Mahasiswa

a. Menambah wawasan bagi mahasiswa terutama mengenai masalah

kesehatan masyarakat di Desa Bajo Indah.

b. Membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang di

dapatkan dibangku perkuliahan.

c. Dapat membentuk potensi dan kualifikasi yang baik

2. Program Studi Kesehatan Masyarakat

Terlaksananya Kurikulum Akademik untuk mempersiapkan

mahasiswa yang handal pada program studi S1 Kesehatan Masyarakat

ITK Avicenna. Sebagai bentuk aplikasi Tridarma institusi pendidikan

program studi S1 Kesehatan Masyarakat dalam melahirkan Sarjana

kesehatan masyarakat (SKM) yang bermutu. Sebagai bentuk

implimentasi tridarma institusi pendidikan program studi S1 kesehatan

masyarakat dalam melahirkan sarjana kesehatan masyarakat (SKM)

dengan ilmu dan pengalaman yang actual dan mutakhir.

3. Masyarakat Desa Bajo Indah

Dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesehatan secara pibadi maupun kelompok. Membina situasi kesehatan

Desa Bajo Indah. Membina peran serta masyarakat di Desa Bajo Indah

dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk membangun hidup sehat.

9
Masyarakat turut ikut serta memecahkan masalah kesehatan masyarakat

yang ada di Desa Bajo Indah.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Tentang Plan of Action (PoA)

Beberapa bagian dari plan of action yaitu:

1. Menentukan tujuan dari suatu rencana intervensi. Tujuan dibagi menjadi 2

yaitu antara lain; Tujuan umum adalah tujuan yang mengandung garis

besar suatu pernyataan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang lebih

tinggi diharapkan dapat tercapai pada masa yang akan datang. Pernyataaan

yang abstrak bersifat jangka panjang dan Tujuan khusus adalah

mengandung rincian dari tujuan umum. Tujuan yang dinyatakan secara

spesifik. Spesifik dalam arti kata ukuranya jelas atau kuantitatif, dan kapan

waktu dicapai, serta dimana lokasi dilaksanakanya.

2. Menentukan rencana kegiatan/program. Tujuan umum dan khusus harus

sesuai dengan program yang akan dilakukan.

3. Menentukan penanggung jawab program atau kegiatan. Dalam hal ini

diberikan kepada beberapa orang yang dapat mengkoordinir kegiatan

tersebut sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kedepanya.

4. Menentukan waktu kegiatan atau program. Waktu kegiatan tidak boleh

mendadak, terlalu singkat sehingga kegiatan tersebut menjadi tidak

terorganisir.

5. Menentukan tempat dari kegiatan tersebut.

11
6. Menentukan pelaksana. Pelaksana adalah orang yang melakukan kegiatan

tersebut.

7. Menentukan sasaran. Sasaran adalah orang atau kelompok yang menjadi

objek.

8. Target adalah sesuatu yang ingin dicapai.

9. Anggaran. Biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan yang

direncanakan

10. Indikator keberhasilan. Pedoman atau patokan yang dapat mengetahui

apakah kegiatan itu berhasil atau tidak. Apakah sesuai dengan tujuan yang

diharapkan atau tidak.

B. Tinjauan pustaka sistematika perencanaan intervensi masalah kesehatan

Perencanaan intervensi masalah kesehatan seperti juga perencanaan

pada umumnya merupakan salah satu fungsi manajemen dalam rangka

memecahkan suatu masalah kesehatan. dalam suatu rangkaian kegiatan

perencanaan terkandung suatu proses sistematis yang mempunyai rangkaian

urutan yang logis dari langkah-langkah yang lebih awal atau langkah

sebelumnya.

C. Tujuan pembelajaran

Mata kuliah PBL II, bertujuan agar para mahasiswa pada akhir

pengajaran, diharapkan mampu mempergunakan tehnik-tehnik pengambilan

keputusan, mampu merumuskan kebijaksanaan, serta mampu menetapkan

langkah-langkah pelaksanaan rencana kesehatan atau intervensi di Daerah.

12
Pada uraian terdahulu pada PBL I telah diuraikan secara luas tentang tata cara

penetapan tujuan serta penjabaranya, yang selanjutnya dikenal dengan tujuan

khusus atau sasaran. Dalam sisitematika pemecahan masalah, tujuan tersebut

sebenarnya adalah tujuan dari pemecahan atas masalah dari permasalahan

yang dihadapi. Dengan antisipasi masalah tersebut, maka dengan sendirinya

masalah yang ada akan menjadi berkurang atau hilang sama sekali.

Untuk tercapainya tujuan tersebut harus dilakukan upaya-upaya

kesehatan. Realitas yang dihadapi menunjukan suatu indikasi bahwa untuk

mencapai suatu tujuan tersedia banyak metode atau cara. Melihat hal tersebut

maka menjadi tugas para perencana program kesehatan untuk memilih

metode terbaik agar dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu metode

yang diterapkan untuk mencapai tujuan dikatakan terbaik, apabila metode

tersebut memenuhi syarat utama, yaitu berdaya guna dan berhasil guna.

Teknik memilih metode terbaik ini dikenal dengan istilah pengambilan

keputusan.

D. Tinjauan umum tentang Sampah

1. Definisi

Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi

oleh yang dan bersifat punya padat. Menurut UU No 18 Tahun 2008

tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari

manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa

zat organik atau anorganik yang bersifat dapat terurai atau tidak dapat

terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan,

13
(Slamet, 2002:15 ).Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dipahami

bahwa sampah adalah :

1) Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki

pengelolaan yang cepat. Gas-gas yang dihasilkan dari

pembusukan sampah berupa gas metan dan H2S yang bersifat

racun bagi tubuh.

2) Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah

plastik, logam, gelas karet

3) Sampah berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau

sampah.

4) Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3

adalah sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya

atau karena sifat kimia, fisika dan mikrobiologinya dapat

meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau

menyebabkan penyakit reversible atau berpotensi irreversible atau

sakit berat yang pulih.

5) menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadap

kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.

2 .Sumber- Sumber Sampah

Menurut Gilbert, 1996:23-24, sumber-sumber timbulan sampah sebagai

berikut:

14
1) Sampah Dari Pemukiman Penduduk.

Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu

keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis

sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa

makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan

lainnya.

2) Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan

Tempat- tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya

orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat – tempat tersebut

mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah

termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis

sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa – sisa makanan,

sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah

lainnya.

3) Sampah dari sarana pelayanan masyarakat dan pemerintah

Sampah adalah materi sisa yang nilai gunanya sudah habis terpakai.

Jenis Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai,

masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah

lainnya yang menghasilkan sampah kering dan sampah basah.

4) Sampah dari industri

Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber alam

perusahaan kayu dan lain – lain, kegiatan industri, baik yang

termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang

15
dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu,

sisa – sisa makanan, sisa bahan bangunan.

5) Sampah Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian,

misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang

dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun bahan

pembasmi serangga tanaman.

Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian

kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia

tidak akan pernah lepas dari sampah.

3. Jenis-jenis Sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam,

ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,

sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan.

sampah secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yakni :

1) Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai karena bahan-

bahannya berasal dari tumbuhan maupun hewan tanpa proses kimiawi.

Contoh dari sampah ini : sampah dedaunan, buah busuk, kotoran

hewan, kotoran manusia, kentut dan serbuk kayu.

2) Sampah Non-Organik

16
Sampah ini kebalikannya sampah organik, yakni sampah yang tidak

mudah diuraikan sehingga diberlakukan cara khusus untuk

mempercepat proses penguraiannya. Contohnya : sampah plastik,

pecahan kaca, potongan besi, potongan tembaga, botol kaleng bekas,

limbah, asap pabrik atau asap motor dan ban bekas.

4. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan

1). Dampak Terhadap Kesehatan Pembuangan sampah yang tidak

terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing

yang dapat menimbulkan penyakit.

Potensi bahaya yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus

yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat

bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat

dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya jamur kulit ).

c. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira – kira

40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah

terkontaminasi oleh raksa ( Hg ). Raksa ini berasal dari sampah

yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan

akumulator.

17
2). Dampak Terhadap Lingkungan Cairan terhadap rembesan sampah

yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air.

Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa

spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem

perairan biologis.

3). Dampak Terhadap Sosial Ekonomi – Pengelolaan sampah yang kurang

baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi

masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk

karena sampah bertebaran dimana – mana.

a. Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan usaha

pengendalian sampah untuk menangani permasalahan sampah

secara menyeluruh perlu dilakukan alternativ pengolahan yang

benar. Teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah

adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam

penggunaan lahan dengan cara pembakaran yang terkontrol atau

Insinerasi dengan cara memakai Incenerator.

b. Selain itu juga memakai prinsip reduksi bersih yang diterapkan

dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

( Reduce, Reuse, Recycle dan Replace ). Dalam keseharian, dan

dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi volume sampah

dan mencegah penularan penyakit dapat dilakukan antara lain :

c. Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat.

18
d. Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali

sehingga mengurangi sampah plastik.

e. Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur

ditanah.

f. Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut.

g. Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur

ulang, kaleng untuk pot.

5. Pengelolaan Sampah

Prinsip dasar dari pengelolaan sampah mandiri adalah memilah

sampah rumah tangga menjadi dua bagian: sampah kering dan sampah

basah. Yang tergolong sampah kering adalah kertas, botol kaca ataupun

plastik, karet, kain, dan sejenisnya. Sedangkan sampah basah adalah

sampah yang berasal dari bahan organik, misalnya: sisa makanan, kulit

buah dan sayuran, dan sejenisnya. Sampah basah ini akan diolah menjadi

kompos dengan bantuan mikroorganisme yang ada dalam starter.

Umumnya kompos dibuat dengan cara menimbun sampah basah di dalam

tanah. Sulitnya mendapatkan lahan kosong di kota-kota besar, bisa

disiasati dengan memakai tempat/ wadah seperti glangsing, gentong,

kaleng bekas, atau keranjang untuk memproses sampah basah menjadi

kompos.

Langkah-langkah pembuatan kompos dari sampah basah:

1. Potong kecil-kecil sampah basah

2. Siapkan alat pengolah kompos yang tersusun dari :

19
a. Bantalan sekam yang dibungkus kain tipis di bagian paling

bawah

b. Starter yang berupa kompos yang sudah jadi

c. Tanah yang dicampur dengan air gula dan air leri (bekas

cucian beras)

d. Potongan sampah basah

e. Ditutup bantalan berisi sekam

3. Aduk tiap hari untuk menambah oksigen yang berguna untuk proses

pembusukan

4. Jaga kelembabannya, bila kurang lembab ditambah air, aduk lagi

5. Setelah dua minggu sampah akan berubah menjadi kompos

6. Keluarkan kompos yang telah jadi, sisakan sedikit untuk starter,

yang belum sempurna menjadi kompos dimasukkan lagi

7. Masukkan sampah baru yang telah dipotong kecil

8. Penambahan sampah bisa dilakukan setiap hari kemudian diaduk

lagi

Kompos yang dihasilkan bisa dipakai sendiri atau dijual. Pengelolaan

sampah mandiri ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat untuk

peduli dan turut serta dalam upaya penyelamatan bumi.

Sedangkan untuk sampah kering bisa di setorkan di bank sampah

yang sudah ada di lingkungan anda, atau bisa di daur ulang menjadi benda-

benda yang berguna seperti payung, jaket dan lain-lain, sehingga anda bisa

20
mendapatkan pemasukan ekonomi secara langsung. (kim swaraguna

Surabaya).

21
BAB III

METODOLOGI

A. Gambaran Umum Lokasi PBL II

1. Keadaan Geografis

a. Luas Wilayah

Desa Bajo Indah merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Luas wilayah Desa Bajo Indahadalah 340 Ha, yang terbagi dalam 3

Dusun, yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III.

b. Letak Wilayah

Adapun batas-batas wilayah Desa Bajo Indah adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Nipa - nipa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Pulau Bajo indah

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa leppe

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekar

c. Kondisi Geografis

Desa Bajo Indah, secara geografis terdiri atas dataran rendah dan

dataran tinggi dengan ketinggian di atas permukaan laut sekitar 0-850

Meter.

22
2. Keadaan Demografis

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data administrasi pemerintahan desa, jumlah penduduk

Desa Bajo Indah tercatat 178 KK dan 666 jiwa yang tersebar di 3 dusun.

Tabel 1. Jumlah Penduduk

JUMLAH JIWA KEPALA


NO DUSUN KELUAR
L P TOTAL
GA
1. Dusun I 135 133 268 72
2. Dusun II 127 117 244 63
3. Dusun III 74 80 154 43
JUMLAH 336 330 666 178
Sumber : Data Sekunder dari Buku Kependudukan Desa Bajo Indah

Dari tabel 1 tercatat jumlah penduduk Desa Bajo Indah adalah sebanyak

666 jiwa, yang terdiri dari tiga dusun, dusun I sebanyak 268 jiwa, dusun II

sebanyak 244 dan dusun III sebanyak 154 jiwa.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan data tahun 2018 jumlah jenis kelamin yang ada di

Desa Bajo Indah yang tersebar di 3 Dusun.

Tabel 2. Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen %


1 Laki-Laki 336 50,4%
2 Perempuan 330 49,5%
3 Total 666 100%
Sumber : Data Primer

Dari tabel 2 di atas tercatat jumlah jenis kelamin Desa Bajo Indah

sebanyak 666 jenis kelamin, diantaranya 336 jenis kelamin laki-laki 50,4%

dan 330 jenis kelamin perempuan 49,5%.

23
c. Pendidikan

Berdasarkan data tahun 2018 pendidikan yang ada di Desa Bajo

Indah yang tersebar di 3 Dusun.

Tabel 3. Pendidikan

No Pendidikan Persen (%) Jumlah


(jiwa)
Belum Sekolah 22,5 % 150
1 Tidak Tamat SD 15,6 % 104
2 Tamat SD 25,8 % 172
3 Tamat SMP 15,0 % 100
4 Tamat SLTA 18,0 % 120
5 Tamat Perguruan Tinggi 3,3 % 22
6 Jumblah 100 % 666
Sumber : Data Sekunder dari Buku Kependudukan Desa Bajo Indah

Dari tabel 3 di atas tercatat bahwa jumlah masyarakat yang tamat

SD sebesar 172 (25,8%) dan tidak tamat SD sebesar 104 (15,6%).

d. Jumlah KK Desa Bajo Indah

Berdasarkan data tahun 2018 pendidikan yang ada di Desa Bajo

Indah yang tersebar di 3 Dusun.

Tabel 3. Pendidikan

No Pendidikan Persen (%) Jumlah


(jiwa)
Belum Sekolah 22,5 % 150
1 Tidak Tamat SD 15,6 % 104
2 Tamat SD 25,8 % 172
3 Tamat SMP 15,0 % 100
4 Tamat SLTA 18,0 % 120
5 Tamat Perguruan Tinggi 3,3 % 22
6 Jumblah 100 % 666
Sumber : Data Sekunder dari Buku Kependudukan Desa Bajo Indah

Dari tabel 3 di atas tercatat bahwa jumlah masyarakat yang tamat

SD sebesar 172 (25,8%) dan tidak tamat SD sebesar 104 (15,6%).

24
3. Keadaan Ekonomi dan Sosial Budaya

a. Sarana Perhubungan

Untuk dapat menjangkau Desa Bajo Indah, dapat di tempuh dengan

menggunakan sarana perhubungan darat. Sarana perhubungan darat yaitu

kendaraan roda dua dan roda empat, dengan waktu jarak tempuh ± 40

menit dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna.

b. Agama dan Kepercayaan

Agama yang di anut penduduk Desa Bajo Indah adalah Islam,

dengan sarana ibadah 1 buah Mesjid.

c. Sumber Penghasilan

Sumber penghasilan utama masyarakat di Desa Bajo Indah yaitu

dari sector kelautan, perkebunan, PNS,dan wiraswasta lainnya.

Tabel 5.Penghasilan

No Mata Pencaharian Jumlah KK


1 Petani 3
2 PNS/TNI/Polri 6
3 Pedagang 12
4 Tukang 10
5 Nelayan 135
6 Wirausaha 12
Jumlah 178
Sumber : Data Sekunder dari Buku Kependudukan Desa Bajo Indah

Berdasarkan tabel 5 di ketahui bahwa mayoritas pekerjaan kepala

keluarga adalah mayoritas nelayan yakni sebesar 135, dan sisanya bekerja

seebagai pedagang, petani, tukang, PNS, dan wirausaha.

25
d. Pendapatan Keluarga

Tabel 6. Pendapatan Keluarga

No Pendapatan Keluarga Jumlah (n) Persen %


1 <Rp. 1.500.000 22 12,3%
2 Rp. 2000.000 18 10,1%
3 Rp. 500.000 70 39,3%
4 >Rp. 1.000.000 65 36,5%
Total 178 100%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 6 di atas di ketahui bahwa dari 178 kepala

keluarga, mayoritas pendapatan penduduk Desa Bajo Indah sekitar

500.000 (39,3%) dan sebagian kecil lainya memiliki pendapatan sebesar

2000.000 (10,1%).

B. Siklus Pelaksanaan PBL II

1. Perencanaan Pembuatan Plan of Action

Pengalaman belajar lapangan ( PBL ) II yaitu melakukan intervensi

dalam memecahkan masalah-masalah yang dimulai dari PBL I analisis

masalah dan prioritas masalah yang berhubungan dengan masalah

kesehatan masyarakat yang ada didaerah tempat PBL, perencanaan

kegiatan disesuaikan dengan PoA yang dibuat masing-masing individu.

2. Pelaksanaan intervensi PBL II

Pada proses pelaksanaan intervensi PBL II, yakni serangkaian

PBL I dimana orang yang sama yang dipantau sejauh mana perkembangan

dan perubahan dalam masalah kesehatan apa ada peningkatan atau

penurunan. Demikian halnya dengan PoA yang kami buat, yaitu

mencakup semua rencana kegiatan, dalam hal ini adalah rencana kegiatan

26
intervensi yang kami laksanakan di PBL II. Intervensi yang kami lakukan

terdiri dari dua bentuk, yaitu intervensi fisik dan intervensi non fisik,

intervensi fisik dilakukan dengan dengan memberikan contoh fisik secara

lansung kepada masyarakat seperti cara pembuatan tong sampah.

Sedangkan intervensi non fisik berupa sosialisasi kepada warga

setempat mengenai beberapa hal yang menjadi prioritas masalah yang

kami angkat seperti sosialisasi pentingnya air bersih, dengan memaparkan

apa manfaat dari air bersih tersebut dengan memperlihatkan beberapa alat

peraga seperti poster-poster yang memuat pesan kesehatan.

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Intervensi Fisik berupa pembuatan tempat sampah sementara yang

terbuat dari drum bekas.

a. Bahan

1. 6 Bagian Drum Yang Telah Di Bagi Dua

2. Pilox

3. Cat

b. Peralatan

1. Gurinda

2. Argo

3. Pacul

4. Linggis

5. Kuas

6. Parang

28
c. Desain Tempat Pembuangan Sampah Sementara

CM

d. Proses Pembuatan Dan Penempatan

Tempat pembuangan sampah dibuat dari drum bekas bahan bakar

minyak, dengan memotong drum tersebut menjadi 2 (dua) bagian,

dengan membuat lubang dibagian bawah drum agar air tidak tergenang di

dalam drum. Selanjutnya melakukan pengecatan bagian luar drum lalu di

diamkan dibawah terik matahari hingga kering. Selanjutnya melakukan

pembuatan lubang di tanah tempat peletakkan drum seukuran drum yang

telah disediakan sedalam 20 cm pada masing-masing tempat. dan

dilakukan pemasangan pada lubang yang telah ditentukan, dalam

penempatan drum telah di tetapkan berdasarkan hasil musyawarah

29
dengan masyarakat yang di pimpin langsung oleh kepala desa Bajo

Indah, yaitu pada masing-masing dusun terdapat dua bagian drum yang

akan di letakkan.

2. Intervensi non fisik berupa : berupa penyuluhan mengenai

1. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang

terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun

proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis

2. Sampah yang harus dikelola, meliputi sampah yang dihasilkan dari

1) Rumah tangga

2) Kegiatan komersial : pusat perdagangan pasar,pertokoan

3) Kegiatan sosial : rumah ibadah,asrama,rumah tahanan/penjara,rumah

sakit,klinik/puskesmas

4) Industri

5) Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai

danau,pantai

3. Secara umum sampah dibedakan menjadi dua yakni:

a) Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai karena

bahan-bahanya berasal dari tumbuhan maupun hewan tanpa

proses kimiawi. contoh dari sampah ini : sampah dedaunan,

buah busuk, kotoran hewan, kotoran manusia

b) Sampah non organik adalah sampah yang tidak mudah diuraikan

sehungga diberlakukan cara khusus untuk mempercepat proses

30
penguraianya.contohnya : sampah plastik, pecahan kaca, potongan

besi.

B. Pembahasan

1. Intervensi Fisik

a. Pembuatan Tempat Sampah Percontohan Pembuatan tempat sampah

percontohan dilaksanakan di dusun I, II, dan dusun III, yang di mulai

pada hari selasa tanggal 16 Juli 2019. Proses pengerjaan tempat

sampah percontohan sendiri dilakukan oleh mahasiswa PBL II dan

masyarakat secara mandiri setelah di sepakati pada Musyawarah

masyarkat desa pada awal PBL II. Tempat-tempat sampah

percontohan di manfaatkan dari barang-barang bekas yang di cat

seperti drum bekas, yang didapatkan dari swadaya masyarakat Desa

Bajo indah dan Mahasiswa sendiri. Pembuatan tempat sampah

percontohan merupakan kesepakatan dari masyarakat pada

Musyawarah masyarakat desa di awal PBL II, yang diprioritaskan

sebelumnya pada PBL 1 yaitu pembuatan tempat sampah percontohan

merupakan kesepakatan yang di tetapkan sebagai intervensi fisik

dengan memanfaatakan barang-barang bekas sebagai tempat sampah.

Tujuan tempat sampah percontohan ini adalah untuk sebagai wadah

penampungan sampah di masing-masing rumah warga agar

memotivasi warga-warga lain memanfaatkan barang-barang bekas

sebagai tempat sampah serta merubah prilaku masyarakat dengan

membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Ada beberapa

31
syarat untuk tempat sampah percontohan, yaitu wadahnya

menampung sampah dengan bahan yang tidak kedap air agar tidak

menjadi tempat perkembang biakan bibit penyakit lainnya dan dapat

bertahan lama, Nilai manfaat dari tempat sampah percontohan yaitu

tidak rumit, semua sampah jadi satu wadah baik sampah organik dan

sampah anorganik, biaya investasi rendah, dan perawatan mudah.

Menurut Adi Heru (1993) tempat sampah percontohan

sebaiknya pewadahan pada pola pengumpulan individual

(langsung/tidak langsung), kapasitas wadah minimal dapat

menampung sampah untuk 3 hari (+ 40 - 60 liter), hal ini berkaitan

dengan waktu pembusukan dan perkembangan lalat, masih cukup

ringan untuk diangkat oleh orang dewasa sendirian (dirumah atau

petugas kebersihan) serta efisiensi pengumputan (pengumpulan

dilakukan 2-3 hari sekali secara reguler), atau dapat di bakar di

sesuaikan dengan kondisi iklim.

2. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Sampah

Dalam penyuluhan pengelolaan sampah dilakukan dengan

penyuluhan kepada masyarakat Desa Bajo Indah, tujuan dari

penyuluhan sampah agar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat

serta diharapakan perubahan sikap masyarakat dalam pengelolaan

sampah yang berkaitan dengan intervensi fisik PBL 2 yakni pembuatan

tempat sampah sementara.

32
Penyuluhan sampah yang dilaksanakan pada tanggal 15 -22

januari 2015 dilaksanakan di desa Bajo Indah Kec. Soropia Kab.

Konawe. Desa Bajo indah merupakan termasuk dalam daerah pesisir

yang wilayahnya sebagian besar adalah lautan yang setiap harinya

bekerja sebagai nelayan sehingga sulit untuk mengumpulkan

masyarakat pada penyuluhan, serta kurangnya antusias masyarakat

untuk mendapatkan penyuluhan dapat dilihat dari penolakan

masyarakat untuk mendapatkan penyuluhan, kesibukan masyarkat, serta

kurang percaya diri disebabkan oleh rendahnya tingkatan

pendidikannya.

Menurut Notoadmojo (2005), metode dan tehnik promosi

kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Metode Promosi Kesehatan Individual

Metode ini digunakan jika antara promoter kesehatan dan

sasaran dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face to

face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya, misalnya

konseling.

2. Metode Promosi Kesehatan Kelompok

Metode promosi kesehatan kelompok digunakan untuk

sasaran kelompok, metode ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok kecil,

misalnya diskusi kelompok dan bermain peran (role play).

33
b. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok besar,

misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti

dengan tanya jawab.

3. Metode Promosi Kesehatan Massal

Menurut Saraswati (2011), metode dan tehnik promosi

kesehatan yang sering digunakan untuk massa adalah ceramah

umum, pengumuman media massa elektronik, pengumuman media

cetak dan pengumuman media luar ruang.

Pengetahuan di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengetahuan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan mudah menerima hal-

hal baru dan mudah meneyesuaikan dengan hal baru tersebut.

b. Media

Media yang dimaksud pada hakikatnya adalah alat bantu

pendidikan/AVA (Audio Visual Aids). Alat-alat pendidikan dalam

bidang kesehatan merupakan alat saluran (Channel) untuk

menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan

untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi

masyarakat atau klien. Media dibagi menjadi tiga berdasarkan

34
fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan yaitu media

cetak (booklet, leaflet, brosur), media elektronik (televisi, radio,

video) dan media papan (billboard).

c. Keterpaparan Innformasi

Dalam RUU Teknologi Informasi, informasi diartikan

sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

meyimpan, memanipulasi, megumumkan, menganalisa dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan

infomasi sendiri mencakup data, teks, image, cuaca, kode, program

komputer, database yang diteruskan melalui komunikasi.

Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak

mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

Menurut Budi (2014) Hambatan adalah faktor-faktor yang

dapat mengganggu penerimaan pesan karena pesan yang

diterimanya terganggu maka penerima pesan bisa saja salah

memaknai pesan yang diterimanya. Faktor-faktor yang berpotensi

menjadi penghambat terbangunnya komunikasi yang efektif,

diantaranya adalah:

a. Lingkungan

Berkomunikasi dilingkungan yang kurang mendukung untuk

berkomunikasi dengan baik seperti dekat dengan mesin yang

mengeluarkan bunyi bising akan dapat mengganggu proses

komunikasi. Kata-kata yang diucapkan oleh pengirim bisa saja

35
tidak diterima secara sempurna, dan pada akhirnya dapat

menimbulkan salah memaknai pesan yang dimaksudkan oleh

pengirim pesan.

b. Fisik

Keterbatasan fisik dari si pengirim maupun si penerima

dapat menjadi hambatan untuk berkomunikasi secara efektif.

Misalnya jika pengirim pesan memiliki keterbatasan fisik

untuk berbicara seperti bisu atau sebaliknya penerima pesan

memilki keterbatasan fisik untuk mendengar seperti tuli maka

hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang

efektif.

c. Psikologi

Faktor psikologis dapat menjadi hambatan untuk

terciptanya komunikasi yang efektif. Jika si pengirim dan/atau

penerima berada dalam keadaan psikologis yang kurang

memungkinkan untuk berkomunikasi secara sehat, misalnya

dalam keadaan marah, maka hal ini berpotensi menjadi

hambatan untuk komunikasi yang efektif.

b. Penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus Di

SDN Bajo Indah

Setiap tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD)

di Indonesia cenderung meningkat pada pertengahan musim penghujan.

Penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus di

36
laksanakan pada tanggal 18 Juli, 2019, di desa SDN Bajo indah yang

melibatkan siswa siswi kelas 4, 5, dan kelas 6. Tujuan penyuluhan ini

adalah untuk memberikah pengetahuan dasar tentang bagaimana cara

pemberantasan sarang nyamuk dengan menggunakan metode 3M Plus

Dalam penanganan DBD, Pengetahuan dasar pada anak anak

sangat peting untuk menekan jumlah kasus DBD ini. Oleh karenanya

program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus

perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya

pada musim penghujan, yaitu:

1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan

tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat

penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain

2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan

air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya

3. Mengubur, yaitu mengubur semua benda yang bisa menampung

air, seperti kaleng bekas, atau wadah plastik. Namun, dalam

gerakan 3M plus, yang ketiga ini tidak lagi dianjurkan karena

menimbulkan polusi tanah. Kini, pemerintah menganjurkan untuk

mendaur ulang sampah-sampah anorganik.

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk

kegiatan pencegahan seperti

1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang

sulit dibersihkan.

37
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.

3. Menggunakan kelambu saat tidur;

4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.

5. Menanam tanaman pengusir nyamuk.

6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.

7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang

bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

C. Pendidikan Seks Usia Dini Di SDN Bajo Indah

Penyuluhan seks usia dini di lakukan pada tanggal 18 juli,

2019, penyuluhan ini di lakukan di SDN bajo Indah dengan target

hanya pada kelas 4, 5 dan 6, hal ini di karenakan keterbatasan ruang

kelas untuk menampung seluruh siswa siswi.

Metode penyuluhan ini di lakukan dengan memberikan materi

dalam bentuk power point yang di dalamnya terdapat penjelasan

singkat di sertai dengan gambar gambar yang menarik sesuai dengan

karakteristik anak anak.

Menurut Notoatmodjo S. (2007), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu:

1. Pengetahuan dimanamakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya,

jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat

38
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2. Usia dimana usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia

madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,

dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan

pada usia ini.

3. Pengalaman dimana pengalaman sebagai sumber pengetahuan


adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh

dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak

dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

39
4. Lingkungan dimana lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5. Informasi atau media massa dimana informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut.

6. Sosial budaya dan ekonomi dimana kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang

40
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status

ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

41
Adapun kegiatan interfensi fisik yang dilaksanakan berdasarkan POA

N TUJUAN Kegiatan/ Pena Wak Temp Pelaks Sasara Target Angg Indikat
O Program nggu tu a t ana n aran/ or
ng biaya Keberh
Jawa asilan
b
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Tujuan Intervensi Muh. 7 Desa - Fikri Dusun Ditarget
Umum fisik Hatta Hari( Bajo defrizal 1, 2, kan 80%
- -Pembuatan Snin indah. -yuyuk dan 3. Anggota
Meningkatka tempat - mayant keluarga
n derajat sampah ming i yang
kesehatan percontoan gu) -pira belum
Tujuan safitra memilik
Khusus -rani i tempat
-agar lasmita pembua
mendorong ngan
prilaku sampah
masyarakat sesuai
untuk standar
membuang kesehata
sampah pada n
tempatnya

Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah :

1. Untuk meminimalisir pembuangan sampah di sembarangan tempat.

2. Untuk jadi tempat pembuangan sampah percontohan.

42
Adapun kegiatan interfensi non fisik yang dilaksanakan berdasarkan POA

N TUJUAN Kegiatan/ Pena Wak Temp Pelaks Sasara Target Angg Indikat
O Program nggu tu a t ana n aran/ or
ng biaya Keberh
Jawa asilan
b
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Tujuan Intervensi Fikri 7 Di Muh. Anggo Ditarget
Umum nonfisik Defri Hari( balai Hatta ta kan 80%
- -Penyuluhan zal Snin desa keluar Anggota
Meningkatka tentang - ga keluarga
n derajat tempat ming yang yang
kesehatan pembuangan gu) memili belum
Tujuan sampah yang ki memilik
Khusus memenuhi tempat i tempat
-Agar syarat pembu pembua
anggota kesehatan angan ngan
keluarga sampa sampah
memahami h yang sesuai
tentang tidak standar
tenpat meme kesehata
pembuangan nuhi n
sampah yang syarat
memenuhi
syarat
kesehatan

Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah :

1. Adanya pengetahuan masyarakat untuk menggunakan tempat

pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Adanya inisiatif masyarakat untuk membuat tempat pembuangan sampah

disetiap rumah yang memenuhi syarat kesehatan.

43
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang di peroleh dari intervensi yang

telah dilakukan dalam kegiatan PBL II ini, maka kesimpulan yang dapat

dituliskan adalah sebagai berikut :

1. Intervensi fisik yang dilakukan pada PBL II di Desa Bajo Indah yakni

pembuatan 6 tempat sampah percontohan yang terbagi di masing-masing

dusun 1, 2 dan 3, setiap dusun terdapat 2 tempat sampah untuk

meminimalisir pembuangan sampah di sembarangan tempat.

2. Intervensi Non fisik yang dilakukan pada PBL II di Desa Bajo Indah

yakni penyuluhan tentang pengelolaan sampah untuk menambah

pengetahuan masyarakat di Desa Bajo Indah m

engenai cara yang baik dalam mengelolah sampah.

3. Penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yaitu

kegiatan tambahan yang di laksanakan di SDN Bajo indah yang

melibatkan siswa siswi kelas 4, 5, dan kelas 6. Tujuan penyuluhan ini

adalah untuk memberikah pengetahuan dasar tentang bagaimana cara

pemberantasan sarang nyamuk dengan menggunakan metode 3M Plus

4. penyuluhan tentang pendidikan seks usia dini, kegiatan ini adalah

kegiatan tambahan yang di laksanakan di SDN Bajo Indah yang

melibatkan siswa siswi kelas 4, 5, dan kelas 6. Hal ini diharapkan

44
Siswa/siswi SDN Bajo Indah mampu mengetahui dan bisa menghindari

pelecehan seksual anak usia dini.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dituliskan dalam laporan PBL II ini adalah

sebagai berikut :

1. Diharapkan pemerintah Kabupaten Konawe dapat mengalokasikan

anggaran dalam membantu pelaksanaan program intervensi di Desa Bajo

Indah.

2. Diharapkan pemerintah Desa, tokoh masyarakat, pemuda, stakeholder

dan seluruh masyarakat di Desa Bajo Indah dapat lebih antusias dan

dapat menjaga program yang telah dibangun bersama. Sehingga derajat

kesehatan masyarakat Desa Bajo Indah dapat semakin meningkat.

45
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan PBL II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna.

https://wimee.wordpress.com/2011/06/20/teori-h-l-blum/, diakses pada tanggal 30

agustus 2019.

http//www. Badan Pusat Statistika Kab.konawe .com, diakses pada tanggal 28


Agustus 2019.

http//www. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat, Diakses Pada


Tanggal 28 Agustus 2019.

Profil kesehatan Puskesmas soropia Tahun 2018.

46
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Kegiatan Pemotongan Drum Menjadi Dua Bagaian

Gambar 2. Kegiatan penerimaan peserta PBLII, diterima lansung oleh


kepala desa bajo indah.

47
Gambar 3. Kegiatan intervensi non fisik, penyuluhan mengenai pengelolaan
sampah yang baik.

Gambar 4. Kegiatan diskusi bersama masyarakat desa bajo indah

48
Gambar 5. Kegiatan proses pengecatan tong sampah.

Gambar 6. Kegiatan pemasangan tong sampah, bersama masyarakat bajo indah.

49
Gambar 7. Kegiatan, pemasangan tong sampah pertama, dusun 1 desa bajo indah

Gambar 8. Kegiatan bakti bersama, perbaikan jalan masyarakat desa bajo indah

50
Gambar 9. Kegiatan pembersihan drainase, bersama masyarakat desa bajo indah.

Gambar 10. Kegiatan penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk 3m plus.

51
Gambar 11. Kegiatan penyerahan hadia, oleh ibu Indah Handriani, SKM, M.Kes.
selaku wakil dekan fakultas ilmu-ilmu kesehatan, dan ibu Jummu Huwriati, SKM,
M.Kes. selaku ketua program studi S1 kesehatan masyarakat.

52
Gambar 12. Kegiatan foto bersama siswa siswi SD Bajo Indah

53

Anda mungkin juga menyukai