Anda di halaman 1dari 36

PENGERTIAN DASAR

DEMOGRAFI

Presented by
Muzani, M.Si
Lecturer of Geography

Pengertian Demografi
Istilah Demografi (Demography) pertama
kali digunakan oleh Achille Guillard pada
tahun 1855 dalam karangannya yang
berjudul Elements de Statistique
Humaine, ou Demographie Comparee
atau Elements of Human Statistics or
Comparative Demography

Pengertian Demografi
Bahasa Yunani
Demos (rakyat atau penduduk)
Grafein (menggambar, menulis atau
uraian)
Dengan demikian secara singkat
Demografi berarti tulisan atau uraian
mengenai penduduk dengan segala
aktivitasnya

Demografi dapat digunakan untuk


mengembangkan hubungan sebab akibat
antara perkembangan penduduk dan
berbagai macam aspek sosial, ekonomi
dan budaya,
menjelaskan pertumbuhan masa lampau
dan memprediksi pertumbuhan penduduk
di masa yang akan datang,

Demografi dapat digunakan untuk


mempelajari secara kuantitas dan
persebaran penduduk pada suatu daerah
tertentu, termasuk perubahan-perubahan
yang terjadi.
mempelajari dan mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan
penduduk serta konsekuensinya di masa
yang akan datang.

Konsep Demografi
Johan Sussmilch (1762) berpendapat
bahwa demografi mempelajari hukum
Tuhan yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan pada umat
manusia yang terlihat dari jumlah
kelahiran, kematian, dan
pertumbuhannya.

Konsep Demografi
Achille Guillard (1855) memberikan
definisi mengenai demografi sebagai ilmu
yang mempelajari segala sesuatu dari
keadaan dan sikap manusia yang dapat
diukur meliputi perubahan secara umum,
sifat fisik dari manusia, peradaban,
intelektualitas, dan kondisi moralnya.

Konsep Demografi
David V. Glass (1953) menekankan
bahwa demografi terbatas pada studi
penduduk sebagai akibat pengaruh dari
proses demografi yaitu melalui kejadian
fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Konsep Demografi
United Nations (1958); IUSSP (1982)
mendefinisikan demografi sebagai studi
ilmiah mengenai masalah penduduk yang
berkaitan dengan jumlah, struktur serta
pertumbuhannya. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa masalah demografi lebih ditekankan
pada studi kuantitatif dari berbagai faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk yaitu fertilitas, mortalitas, dan
migrasi.

Konsep Demografi
Phillip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan
(1959) berpendapat bahwa demografi
mempelajari tentang jumlah, persebaran
teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahannya dan sebabsebab perubahan itu sendiri.

Konsep Demografi
Donald J. Bogue (1969) memberikan
definisi sebagai berikut: Demografi adalah
ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik tentang jumlah, komposisi dan
distribusi penduduk dan perubahanperubahannya sepanjang masa sebagai
akibat bekerjanya lima komponen
(variabel) demografi yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Konsep Demografi
George W. Barclay (1970) mendefinisikan
demografi sebagai ilmu yang memberikan
gambaran secara statistik tentang
penduduk. Hal ini berarti mempelajari
demografi juga sekaligus mempelajari
perilaku penduduk secara menyeluruh
bukan perorangan.

Konsep Demografi
Gambaran menyeluruh/umum bukan
individu

Jadi Demografi
ilmu yang menekankan pada statistik penduduk,
perhitungan-perhitungan secara matematis dan
statistik dari data kependudukan, perubahanperubahan dalam jumlah, persebaran dan
komposisi akibat dari peristiwa fertilitas,
mortalitas dan migrasi, sehingga menghasilkan
keadaan dan komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin yang dapat digunakan
untuk berbagai kebijakan dalam pembangunan
sumberdaya manusia.

Ruang Lingkup
dinamika penduduk akibat dari
perubahan-perubahan dalam jumlah,
persebaran dan komposisi akibat dari
peristiwa fertilitas, mortalitas dan migrasi,
perilaku penduduk secara kelompok
bukan individu, perubahan-perubahan
penduduk yang disajikan dalam bentuk
data statistik

Sebab akibat Dinamika Penduduk

Pt = P0 + (B D) + (Mi Mo)
Natural increase
Net Migration

Pola pertumbuhan penduduk


Pertumbuhan
Alamiah (Ra)

Migrasi Neto (Mn)

Mn > 0

Mn < 0

Mn = 0

Ra > 0

N, jika Ra+Mn > 0


T, jika Ra+Mn < 0
S, jika Ra+Mn = 0

Ra < 0

N, jika Ra+Mn > 0


T, jika Ra+Mn < 0
S, jika Ra+Mn = 0

Ra = 0

Transisi Demografi
dapat digunakan untuk menyatakan
perubahan yang terjadi terhadap ketiga
variabel pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas)
dan migrasi yang meliputi migrasi masuk
dan migrasi keluar. Walaupun pada
mulanya hanya pertumbuhan penduduk
alamiah yang diperhatikan

Transisi Demografi
Kelahiran
dan Kematian

60

Angka Kelahiran

50

40

30

20

Angka Kematian

10
I
0

II
2a

2b

III
2c

3a

3b

IV
3c

4a

4b

Waktu
4c

Tahap pertama
Pada tahap ini pertumbuhan penduduk sangat
rendah, ditandai dengan angka kelahiran dan
kematian cukup tinggi yaitu: sekitar 40-50 per
seribu. Jumlah kelahiran tidak terkendali, dan
jumlah kematian bervariasi setiap tahunnya.
Fenomena tersebut ditandai dengan kegagalan
dalam panen, harga-harga yang tinggi
menyebabkan kelaparan, sehingga daya tahan
tubuh terhadap penyakit sangat lemah. Keadaan
ini diperparah dengan meluasnya penyakit
menular, sehingga menyebabkan angka
kematian tinggi

Tahap kedua
Tahap berikutnya adalah adanya tingkat
kematian yang cederung turun dengan
tajam akibat revolusi industri dan kemajuan
teknologi serta mulai diketemukannya
obat-obatan antibiotik. Sementara itu
tingkat kelahiran menurun dengan lambat
meskipun secara keseluruhan tetap tinggi.
Hal ini mengakibatkan jumlah penduduk
meningkat dengan cepat

Tahap ketiga
Tahap ini ditandai dengan tingkat
kematian terus menurun, tetapi tidak
secepat pada tahap kedua. Di pihak lain,
angka kelahiran mulai menurun dengan
tajam akibat peralatan kontrasepsi yang
semakin maju, peningkatan pendidikan
dan kesehatan yang nyata

Tahap keempat
Pada tahap ini, tingkat kelahiran dan
kematian mencapai angka yang terendah
dan pertumbuhan penduduk kembali lagi
seperti pada tahap pertama yaitu
pertumbuhan jumlah penduduk yang
rendah atau sangat rendah

Transisi Demografi

Pertanian Industrialisasi
Inggris 200 tahun
Sri Lanka < 90 tahun
Indonesia < 80 tahun

Teori-Teori Kependudukan
Konfusius (500 SM) Filosof Cina, membahas hubungan
antara jumlah penduduk dan angka kesejahteraan
masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang
terlampau besar akan menekan standar hidup
masyarakat, terutama kalau jumlah penduduk dikaitkan
dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Mereka
menganggap ada suatu proporsi yang ideal antara luas
tanah dan jumlah penduduk. Sebagai pemecahan
masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar
pemerintah memindahkan penduduk ke daerah yang
masih kekurangan penduduk.

Teori-Teori Kependudukan
Plato dan Aristotelles (300 SM) Filosof
Yunani, menganjurkan jumlah penduduk
yang tepat buat sebuah kota yang ideal.
Apabila sebuah kota tidak dapat
menampung jumlah penduduk yang ada,
maka diperlukan pembatasan kelahiran,
sebaliknya jika terjadi kekurangan
penduduk maka diperlukan insentif
(perangsang) untuk menambah kelahiran.

Teori-Teori Kependudukan
Sussmilch (1762) membicarakan, bahwa
masalah penduduk berdasar hukum
Tuhan artinya kelahiran dan kematian
merupakan kehendak Tuhan.

Teori-Teori Kependudukan
Eropa Abad 18, yang dikenal sebagai
zaman penalaran (the age of reason),
yakni zaman dimana sesuatu masalah
dipertanyakan mengapa dan bagaimana
pemecahannya. Pada abad itu kemiskinan
terjadi dimana-mana, masalah-masalah
sosial dan ekonomi bermunculan.

Teori-Teori Kependudukan
Malthus (1766-1834), bahwa dorongan alamiah manusia
untuk bereproduksi selalu dan akan selalu ada dan
dengan kecepatan yang setara dengan kecepatan deret
ukur, sehingga jumlah manusia akan menjadi dua kali
lipat dalam waktu yang cukup pendek (sekitar 25 tahun).
Kecepatan berkembang biak manusia ini jauh lebih
cepat dibandingkan kecepatan kenaikan bahan
makanan yang dapat diproduksi dari tanah yang tersedia
(yang berkembang setara dengan kecepatan deret
hitung) -- dan pada gilirannya akan mengakibatkan
kesengsaraan dan kelaparan.

Teori-Teori Kependudukan
Positive check : kelaparan, penyakit
menular, perang, pembunuhan
Preventive check: menunda perkawinan,
kontrol perkawinan.

Positive Checks :
Ialah pengurangan penduduk melalui
proses kematian.

Preventive Checks :
ialah pengurangan penduduk melalui
penekanan Kelahiran.

Preventive Checks :
ialah pengurangan penduduk melalui penekanan
kelahiran kelahiran.
Moral restraint : segala usaha untuk mengekang nafsu
seksual
Vice : pengurangan kelahiran kelahiran, , seperti pengguguran pengguguran, ,
alat kontrasepsi kontrasepsi, , homoseksuil homoseksuil, , promiscuity , adultery
Positive Checks :
Ialah pengurangan penduduk melalui proses kematian kematian.
Vice (kejahatan kejahatan) : ) segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia
manusia, ,
seperti pembunuhan anak anak.
Misery (kemelaratan kemelaratan) : ) segala keadaan yg menyebabkan kematian
kematian, ,
seperti epidemi epidemi, , bencana bencanaalam alam, , kelaparan kelaparan, , dan
peperangan

Teori-Teori Kependudukan
Richard Easterlin (1983), Teori ekonomi fertilitas
yang termasuk dalam teori neoklasik berbeda
dengan model Malthus. Teori ini didasari oleh
teori baru ekonomi rumah tangga (new home
economies) yang berpendapat bahwa
seseorang dalam menentukan fertilitas akan
melalui proses yang sama dengan apabila ia
memutuskan sesuatu pilihan untuk
mendapatkan barang dan jasa bagi keperluan
rumah tangganya.

Teori-Teori Kependudukan
Leibenstein (1954), ia mengemukakan konsep
the low-level equilibrium trap yang menjelaskan
perubahan demografi di negara-negara sedang
berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam
pendapatan akan meningkatkan jumlah
penduduk dan persediaan tenaga kerja, yang
pada gilirannya akan menghapuskan
pertumbuhan modal, produktivitas dan sumbersumber pertumbuhan ekonomi lainnya.

THANK FOR YOUR ATTENTION !

Anda mungkin juga menyukai