Anda di halaman 1dari 21

Perkawinan dan Perceraian

Disusun Oleh :
Muhmmad Budi Nor’ansyah
( 1810115110019 )
 Definisi dan Ruang Lingkup

1. Perkawinan
2. Perceraian
PBB membedakan status perkawinan menjadi 5 katagori yaitu belum kawin, kawin, cerai, janda, dan duda, sedangkan BPS di
Indonesia membedakan status perkawinan menjadi 4
katagori yaitu:
1) Belum kawin yaitu penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas (16 tahun UU perkawinan) yang belum pernah menikah,
termasuk penduduk yang hidup selibat atau tidak pernah kawin
2) Kawin, adalah mereka yang kawin secara hukum (adat, negara, dan agama) dan mereka yang hidup bersama yang oleh
masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri
3) Cerai adalah mereka yang bercerai dari suami/istri dan belum melakukan perkawinan ulang
4) Janda atau duda adalah mereka yang suami atau istrinya meninggal dan belum melakukanperkawinan ulang.
 SUMBER DATA PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

1) Registrasi penduduk Registrasi merupakan


sumber data yang sangat penting untuk data
perkawinan dan perceraian sehingga dapat
dihitung secara langsung ukuran-ukuran
perkawinan dan perceraian tersebut

• Studi tentang perkawinan dan percerain


memerlukan data statistic tentang jumlah
perkawinan dan percerain. Idealnya statistic hal
tersebut di kembangkan dalam suatu sistem
pencatatan yang di pelihara dan diperbarui
secara terus menerus ( shoryock dan
siegel,1971 )
 Ukuran Perkawina dan Percerain

 Ukuran-Ukuran Perkawinan

1. Angka Perkawinan kasar

Angka Perkawinan Kasar


Kegunaan : mengelompokkan
menunjukkan persentase penduduk
yang berstatus kawin terhadap perkawinan sebagai salah
jumlah penduduk keseluruhan pada satu variabel antara
pertengahan tahun untuk suatu dalammempengaruhi tinggi
tahun tertentu. rendahnya fertilitas
Contoh Soal :
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010
menurut hasil sensus penduduk (SP2010) BPS
adalah 210.241.999 orang. Jika penduduk
berstatus kawin 91.274.893 orang maka berapa
jumlah Angka Perkawinan Kasasnya ?

• Jadi angka perkawinan kasar di Indonesia pada tahun 2010 adalah


sebesar 434 per 1000 penduduk Indonesia.
 Angka Perkawina Umum
 Angka Perkawinan Umur Tertentu

Contoh Soal
Soal :

Jawaban :

 Jadi Angka Perkawinan laki-laki usia 15-19


tahun pada tahun 2000 adalahsebesar 23
per 1000 penduduk Indonesia yang berjenis
kelamin laki-laki denganusia 15-19 tahun.
 Ukuran-ukuran Percerain
1. Angka Percerain Kasar Rumus :
Angka perceraian kasar menunjukkan
persentase penduduk yang berstatus
ceraiterhadap jumlah penduduk
keseluruhan pada pertengahan tahun untuk
suatu tahuntertentu. Perceraian mempunyai Keterangan :
implikasi demografis sekaligus sosiologis. c = Angka perceraian kasar
C = Jumlah perceraian yang terjadi
Implikasidemografi adalah mengurangi selama satu tahun
fertilitas sedangkan implikasi sosiologis P = Jumlah penduduk pada
pertengahan tahun yang sama
lebih kepadastatus cerai terhadap
perempuan dan anak-anak mereka
Angka perceraian kasar di Swedia tahun 1960. Jumlah perceraian selama
tahun 1960 di Swedia sebesar 8.958 orang dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun sebesar 7.485.615 orang, maka berapakah angka
perceraian kasar di Swedia tahun 1960 ?

Jawaban :

 Jadi angka percerain kasar di swedia pada


tahun 1960 adalah 1,2 per 1000 penduduk.
2. Angka Percerain Umum

Rumus : Keterangan :

C15+ = Angka perceraian umum


C = Perceraian yang terjadi dalam satu tahun
P = Jumlah penduduk 15 tahun keatas pada
pertengahan tahun
Faktor penyebab perceraian antara lain adalah sebagai berikut :
4. Adanya masalah-masalah dalam
perkawinan
Dalam sebuah perkawinan pasti tidak akan
lepas dari yang namanya
masalah.Masalah dalam perkawinan itu
merupakan suatu hal yang biasa, tapi
percekcokan yang berlarut-larut dan tidak
dapat didamaikan
 Perkembangan Hukum Perkawinan di Indonesia
Ketika Indonesia merdeka terdapat macam-macam hukum yang mengatur
perkawinan antara lain sebagai berikut :
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai