Anda di halaman 1dari 11

Dasar Kependudukan

O
L
E
H

B NON REGULER
Gangsar wijayanto (19012019)
Ermiwati (19012006)
Della Anggraini (19012023)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES HANGTUAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dasar ilmu kependudukan sesuai
ketentuan yang berlaku. Adapun penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup singkat,.
Makalah yang berjudul “Mortalitas” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah dasar ilmu kependudukan dan diharapkan melalui makalah ini, kami selaku penulis
dapat lebih memahami kaidah bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan karya
ilmiah dengan konsisten. Adapun isi dari makalah ini yaitu memuat materi perkuliahan Dasar
Kependudukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini. Kepada teman-teman semua yang selalu senantiasa memberikan
banyak dukungan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga makalah ini dapat
memberi banyak manfaat untuk kami, maupun teman-teman semua.

Kelompok III
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ I
KATA PENGANTAR ........................................................................................ II
DAFTAR ISI ....................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3Tujuan Penulisan ........................................................................................ 1
1.4Kerangka Teori ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Mortalitas ................................................................................ 3
2.2 Konsep Mati ............................................................................................... 4
2.3 Penyebab Kematian ................................................................................... 4
2.4 Pengukuran Mortalitas ............................................................................. 5
2.4.1 CDR .......................................................................................................... 6
2.4.2 IMR .......................................................................................................... 6
2.4.3 MMR ........................................................................................................ 7
2.4.4 ASDR........................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mortalitas atau kematian merupakan salah satu tiga diantara komponen demografi yang
dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Kedua komponen demografi yang lainnya adalah
fertilitas (kelahiran) dan migrasi. dalam bidang ekonomi dan kesehatan.

Informasi mortalitas berguna untuk:


1. Proyeksi penduduk
2. Untuk perencanaan pembangunan
3. Untuk evaluasi program yang berkaitan dengan kebijakan kependudukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul tentang “Mortalitas”, beberapa hal yang perlu diungkap dalam peulisan
ini sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud dengan mortalitas?
2. Sebutkan beberapa konsep mati?
3. Sebutkan beberapa penyebab kematian?
4. Sebutkan macam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai?
5. Sebutkan pengukuran mortalitas?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan dengan permasalahan penulisan tentang “Mortalitas” adalah
1. Dapat mengetahui pengertian Mortalitas secara luas
2. Dapat memahami konsep mati
3. Dapat mengetahui penyebab dari kematian
4. Dapat mengetahui macam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum
di pakai
5. Dapat mengetahui pengukuran mortalitas

1.4 Kerangka Teori


Jika dilihat dari prosesnya Ahsan,dkk (2016:4) menyatakan bahwa proses transisi
demografi pertumbuhan penduduk dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor alami dan faktor
dari luar. Faktor alamiah terjadinya suatu perubahan jumlah penduduk adalah fertilitas
(kelahiran), kematian (mortalitas), dan migrasi. Sementara itu, faktor-faktor lain yang
mungkin memengaruhi laju pertumbuhan pendudukan adalah faktor yang berasal dari luar,
seperti perpindahan penduduk (mobilitas), pertumbuhan ekonomi, gaya hidup, bencana alam,
dan lain-lain. Transisi demografi meneliti apakah hal-hal yang memengaruhi fenomena
pertumbuhan penduduk tersebut.
Konsep transisi demografi pada dasarnya mempelajari atau meneliti tentang sebab
mengapa hamper setiap Negara, baik Negara berkembnag maupun Negara maju, sama-sama
melewati fase yang hampir sama. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kelahiran dan kematian tinggi
b. Kelahiran masih tinggi dan angka kematian turun
c. Angka kematian dan angka kelahiran sama-sama turun dan mencapai pada angka yang
rendah kemudian stabil.

Secara etimologi, pengertian mortalitas (angka kematian) adalah jumlah kematian


yang terjadi pada setiap 1000 jumlah penduduk dalam jangka waktu satu tahun. Mortalitas
memiliki sifat dalam mengurangi jumlah penduduk. Mortalitas memiliki faktor pendorong
yang menambah jumlah angka kematian (faktor pro mortalitas) dan faktor penghambat
jumlah kematian (faktor anti mortalitas).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mortalitas


Sebelum kita mengetahui pengertian mortalitas terlebih dahulu kita harus mengetahui
arti dari pada demografi, karena mortalitas adalah bagian dari demografi itu sendiri.
Demografi di definisikan dari bahasa yunani, dari kata DEMOS yang artinya rakyat
(penduduk ) dan GRAFEIN yang artinya menulis. Jadi demografi artinya tulisan atau
karangan tentang rakyat atau penduduk yang mempelajari tentang jumlah, pesebaran
territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan sebab – sebab
perubahan tersebut. Adapun bagian demografi, salah satunya adalah tentang mortalitas.
Mortalitas atau kematian adalah keadaan meghilangkan semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen ,bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. mati hanya bisa terjadi
setelah terjadi kelahiran hidup,Keadaan mati selalu di dahului dengan keadaan hidup .tidak
ada mati kalau tidak pernah hidup .
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan di mana
saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna
untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu.
Mortalitas (angka kematian) adalah jumlah kematian yang terjadi pada setiap 1000
jumlah penduduk dalam jangka waktu satu tahun.Mortalitas memiliki sifat dalam mengurangi
jumlah penduduk.Mortalitas memiliki faktor pendorong yang menambah jumlah angka
kematian(fakto pro mortalitas) dan faktor penghambat jumlah kematian (faktor anti
mortalitas),faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
Faktor-faktor Pro Mortalitas
a. Adanya bencana alam yang terjadi
b. Adanya tingkat tindakan bunuh diri&pembunuhan yang tinggi
c. Adanya peperangan
d. Adanya Kecelakaan lalu lintas
e. Adanya Penyakit
f. Adanya tingkat Kriminalitas yang tinggi dalam suatu wilayah
g. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang buruk

Faktor-Faktor Anti Mortalitas


a. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi
b. Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
c. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang sudah baik
d. Adanya keamanan yang kondusif/adanya perdamaian
e. Adanya kemajuan di bidang kesehatan&kedokteran
f. Perbaikan gizi masyarakat yang sudah baik.
g. Tingkat kriminalitas yang rendah
h. Tingkat bunuh diri yang rendah bahkan tidak ada.
i. Tidak adanya bencana alam
j. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk

Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah.
Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain : tingkat kematian kasar,
tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita
hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.

2.2 Konsep Mati


Konsep mati perlu di ketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan
keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan dikawatirkan bisa
terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat
“mutually exclusive”, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan
salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut adalah:
a. Lahir hidup (live birth)
b. Mati (death)
c. Lahir mati (fetal death)
Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanent,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan lahir hidup yaitu peristiwa
keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai
tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan
otot tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.

2.3 Penyebab kematian


Kematian dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit menular, kecelakaan atau
gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan
oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit
karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap
penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan
balita di sesuatu daerah.
Di samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang
kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan
merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi
Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat
mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

2.4 Pengukuran Mortalitas


Pengukuran mortalitas membutuhkan ketetapan dalam:
a. Kelompok orang yang akan diukur (dimaksudkan)
b. Tipe peristiwa yang akan diukur
c. Penentuan interval waktu

Perbedaan pada setiap faktor dari ketiganya akan menyebabkan banyak perbedaan ukuran
kependudukan terhadap kematian. Yang penting diperhatikan dalam pengkuran tingkat
mortalitas dalah “penyebut” (denominator).
2.4.1 CDR (Crude Death Rate)
Crude Death Rate (CDR) yaitu Angka Kematian Kasar adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu di
suatu wilayah tertentu. Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar adalah
angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi dalam satu tahun tertentu
untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur
penduduk. Penduduk tua mempunyai resiko kematian yng lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk yang masih muda.
Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar adalah indikator
sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada
indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
keadaan kesejahteraan penduduk pada satu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan
dari Angka Kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan penduduk alamiah.
Adapun untuk menentukan tinggi rendahnya angka kematian kasar adalah
a. Rendah
Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar kurang dari 10.
b. Sedang
Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar antara 10-20.
c. Tinggi
Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar lebih dari 10.

Kelebihan Crude Death Rate (CDR)

1. Mudah dihitung dengan cepat, karena itu bisa segera diinformasikan ke masyarakat
2. Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk pendahuluan mengenai tingkat kematian,
serta bisa juga diketahui trend-nya
3. Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian pada periode waktu tertentu
4. Tidak memerlukan data kematian berdasarkan kriteria tertentu.

Kelemahan Crude Death Rate (CDR)

1. Tidak menggambarkan kematian berdasarkan kriteria / variabel tertentu


2. Hasilnya merupakan angka rata-rata, sedangkan tingkat kematian anata kelompok
dalam populasi mungkin berbeda
3. Kurang aman untuk tujuan komparasi / perbandingan, sehingga harus hati-hati

Rumus Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar


CDR = D x K : P
CDR = Tingkat kematian pada tahun tertentu x 1000 per jumlah penduduk pada pertengahan
tahun.
Keterangan :
CDR = Tingkat kematian kasar.
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
K = Konstanta (umumnya 1.000).
Contoh:
Pada 2013, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000 jiwa. Dalam periode 1 tahun telah
terjadi kematian sebanyak 600 orang. Tentukan angka kematian kasarnya di daerah tersebut.
Jawab:
CDR = (600x1000) / 200.000= 3 orang tiap seribu penduduk
Jadi dalam setiap seribu penduduk di daerah Sleman pada tahun 2013 telah terjadi kematian
sebanyak 3 orang.

2.4.2 IMR (Infant Mortality Rate)


IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi adalah banyaknya kematian
bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. IMR (Infant
Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi merupakan cara pengukuran yang dipergunakan
khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat
Kematian Bayi biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk.
Adapun untuk menentukan tiggi rendahnya tingkat kematian bayi adalah
a. Rendah
Apabila IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi kurang dari 35.
b. Sedang
Apabila IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi antara 35-75.
c. Tinggi
Apabila IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi 75-125.
d. Sangat Tinggi
Apabila IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi lebih dari 125.

Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai
pertambahan penduduk sebesar 0% atau zerp population growth. Yang berarti keadaan
kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.
Rumus IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi
IMR= (Db/Pb)x1000
Keteragan:
Db: Jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
Pb; Jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3000 jiwa. Dari proses
kelahiran tersebut 42 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Tentukan nilai Infant
Mortality Rate daerah X.

Jawab:
IMR = (42/3.000) x 1000 = 14 bayi tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian bayi
sebanyak 14 bayi.

2.4.3 MMR (Maternal Mortality Rate)


Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu
akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu merupakan kejadian
hilangnya nyawa seorang wanita pada saat masa kehamilan atau dalam penghentian
kehamilan yang terhitung sejak 42 hari penghentian kehamilan. Hal tersebut disebabkan yang
berhubungan dengan penanganan yang buruk tetapi bukan dari penyebab kecelakaan atau
insidental.

Rumus Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu


MMR= (I/T)xk
I: Jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
T: Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
K: konstanta
Tinggi rendahnya Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu tergantung
kepada:
a. Sosial ekonomi
b. Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
c. Pelayanan terhadap ibu hamil
d. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.000 jiwa. Dari proses
kematian ibu sebanyak 30 jiwa. Tentukan nilai Maternal Mortality Rate (MMR) daerah X.
Jawab:
MMR= (30/3.000) x 1000 = 10 Ibu tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian Ibu
sebanyak 10 jiwa.
2.4.4 ASDR (Age Specific Death Rate)
ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka kematian menurut usia adalah jumlah
kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu per 1.000
penduduk kelompok umur tersebut.
ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Usia menunjukkan
jumlah penduduk yang meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa mortalitas adalah
suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas juga
dapat di ukuran dengan jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.

3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari demografi khususnya
dalam hal mortalitas, karena dari sana kita dapat mengetahui konsep mati, penyebab
kematian,dan Bermacam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di
pakai dalam demografi.

Anda mungkin juga menyukai