Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

UKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS DALAM EPIDEMIOLOGI


KONSEP DASAR KEPENDUDUKAN
RUANG LINGKUP STATISTIK DAN STATISTIK VITAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Epidemiologi,


Kependudukan dan Biostatistika

Oleh :
EGA ERSYA URNIA
NIM. 1920930320006

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARBARU
2019
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Sampul ........................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
A. Ukuran Morbditas dan Mortalitas dalam Epidemiologi .................... 1
B. Konsep dasar Kependudukan ............................................................... 3
C. Konsep Dasar Statistika dan Ruang Lingkup Statistika .................... 6
D. Konsep dasar Statistik Vital .................................................................. 9
Daftar Pustaka ............................................12

2
DASAR - DASAR EPIDEMIOLOGI,
KEPENDUDUKAN DAN BIOSTATISTIKA

A. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas dalam Epidemiologi


1. Ukuran Morbiditas
Peristiwa sakit adalah keadaan selain sehat. Pegukuran peristiwa sakit
masih sukar ditentukan dengan karena dapat berlangsung dalam suatu periode
waktu tertentu, dapat kambuh, berat ringannya berbeda-beda serta seseorang
mungkin menderita beberapa penyakit sekaligus (Jasaputra, 2008).
Beberapa ukuran kesakitan atau morbiditas adalah (Jasaputra, 2008) :
a) Angka insidensi
b) Angka prevalensi selang
c) Angka prevalensi titik
d) Angka prevalensi rata-rata
e) Rata-rata lama sakit
f) Hubungan antara prevalensi suatu periode tertentu berbanding lurus
dengan insiden pada periode yang sama
g) Rasio immaturitas
h) Angka serangan kedua.
2. Ukuran Mortalitas
Kematian merupakan indikator penting dalam menentukan status
kesehatan masyarakat. Kematian juga merupakan salah satu komponen selain
fertilitas dan migrasi yang mempengaruhi perubahan jumlah dan struktur
penduduk. Kematian akan terjadi tentunya setelah ada kehidupan. Oleh karena
itu harus ada definisi yang jelas tentang kapan kehidupan itu dimulai. Untuk itu
harus dibedakan tiga keadaan yang sangat beda yaitu lahir hidup, mati dan lahir
mati (Jasaputra, 2008).

Lahir hidup ialah peristiwa keluamya hasil konsepsi dari seorang wanita
secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan

1
tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan
lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan - gerakan otot,
tanpa memandang tali pusat sudah dipotong atau belum (Jasaputra, 2008).

Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara


permanen setelah janin lahir, yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari
hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya
(Jasaputra, 2008).

Ada beberapa ukuran (rate/angka) kematian mortalitas yang akan


dibicarakan, yaitu (Jasaputra, 2008) :

a) Angka kematian kasar (CDR)

b) Angka kematian bayi

c) Angka kematian neonatal

d) Angka kematian post neonatal

e) Angka lahir mati

f) Angka kematian perinatal

g) Angka kematian anak

h) Angka kematian ibu.

Agar data morbiditas dan mortalitas dapat digunakan untuk membandingkan


maka data absolut diubah menjadi data relatif. Dalam epidemiologi, ukuran yang
banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mortalitas adalah angka, rasio
dan proporsi (Budiarto, 2012).

2
B. Konsep Dasar Kependudukan
1. Definisi Kependudukan
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan adalah hal
ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas
serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya
(Kementerian Keuangan, 2015).
Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya
terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan
kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. Perkembangan
kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan
kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan
pembangunan berkelanjutan (Kementerian Keuangan, 2015).
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas,
tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang
bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak
(Kementerian Keuangan, 2015).
2. Masalah Kependudukan
Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena
masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa
terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju maupun negara
Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah kependudukan terjadi karena
perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Macam-macam Masalah
Kependudukan, yaitu: Pertumbuhan Penduduk, Kepadatan Penduduk dan
Tingkat pendidikan (Kementerian Keuangan, 2015).

3
Dari ketiga masalah kependudukan tersebut, pertumbuhan penduduk
merupakan masalah yang menarik untuk dikaji. Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan
dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit”
untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pertumbuhan penduduk di
negara Indonesia ini sudah sangat pesat karena diliat dari sensus penduduk
yang berdasarkan informasi dari BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk
di negara Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 200.241.999 jiwa sedangkan
pada tahun 2010 sudah mencapai 237.641.326 jiwa. Perkembangan penduduk
yang pesat itu terjadi karena beberapa faktor, yaitu : tingkat angka kelahiran,
tingkat angka kematian, dan tingkat perpindahan perpindahan penduduk
(migrasi) (Kementerian Keuangan, 2015).
3. Demografi
Demografi merupakan suatu alat untuk mempelajari perubahan-perubahan
kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta
perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik kependudukan serta
mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya
(Kementerian Keuangan, 2015).
4. Pengertian Ilmu Penduduk dan Kependudukan
Ilmu Penduduk adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal tentang penduduk.
Sedangkan Ilmu Kependudukan adalah studi tentang penduduk di dalam
kerangka sosiologi dan ada jalinannya dengan ekonomi, biologi dan ilmu sosial
yang lain (Kementerian Keuangan, 2015).

4
5. Ruang Lingkup Ilmu Kependudukan
Ruang lingkup Ilmu kependudukan ada dua yaitu :
a. Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat
atau rumah tangga 6 bulan dan lebih atau yang belum 6 bulan namun
berniat untuk menetap (Kementerian Keuangan, 2015).
b. Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
adat istiadat tertentu secara kontinu dan terikat dengan identitas. Geografi:
tempat tinggal (Kementerian Keuangan, 2015).
c. Budaya
Agama, adat istiadat, dan lain sebagainya (Kementerian Keuangan,
2015).
d. Tempat Tinggal
1) Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk
sebagai kesatuan masyarakat dan termasuk dalam satu kesatuan
hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan yang terendah
langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga
sendiri di dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
(Kementerian Keuangan, 2015).
2) Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah
tangga sendiri (Kementerian Keuangan, 2015).
6. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di
suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang
ditempati dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer
persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah

5
seluruh penduduk diwilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu
seperti: penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor
pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas
daerah pertanian, atau luas daerah perdesaan (Kementerian Keuangan, 2015).
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian :
a. Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula
disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika.
b. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)
c. Kepadatan penduduk agraris (agricultural density)
d. Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of population)
(Kementerian Keuangan, 2015).
.
C. Konsep Dasar Statistika dan Ruang Lingkup Statistika
1. Konsep Dasar Statistika
a. Pengertian Statistik
Santoso pada tahun 2004 menyatakan bahwa statistika adalah ilmu
yang berkaitan dengan data. Hal-hal yang tercakup dalam statistika adalah
pengumpulan, klasifikasi, peringkatan, organisasi, analisis dan interpretasi
informasi numerik. Sudjana pada tahun 2005, menyampaikan bahwa
statistik adalah menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan
yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan, dengan statistika merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,
pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data da penganalisisan yang dilakukan. Spiegel pada tahun 2004
menyatakan bahwa statistik adalah disipin ilmu yang berhubungan dengan
metode-metode ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah,
meramu, menyajikan dan menganalisis data, termasuk juga menarik
kesimpulan yang benar dan membuat keputusan secara rasional
berdasarkan Analisis-Analisis tadi. Sehingga dari beberapa ahli yang telah

6
menjelaskan pengertian statistik maka dapat diartikan bahwa statistik
adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan intepretasi data serta kesimpulan dan
keputusan yang diambil berdasarkan analisis yang telah dilakukan
(Sulistiyowati, 2016).
b. Jenis Statistika
Jenis statistik dibedakan menjadi dua, yaitu (Sulistiyowati, 2016) :
1) Statistika Deskriptif yaitu statistika yang menggunakan metode
numerik dan grafik untuk mencari pola dalam suatu kumpulan data,
meringkas informasi yang terkandung dalam kumpulan data, dan
menghadirkan informasi dalam bentuk yang diinginkan.
2) Statistika Inferensi yaitu statistik yang menggunakan data sampel
untuk membuat estimasi, keputusan, prediksi, dan generalisasi
terhadap kumpulan data yang lebih besar.
c. Elemen Dasar Statistika
Dalam pembelajaran statistik, terdapat elemen-elemen dasar statistika
yaitu (Sulistiyowati, 2016) :
1) Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Contoh :
Seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2) Sampel adalah bagian dari populasi. Contoh : Mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
3) Data adalah sesuatu yang diketahui meskipun belum tentu benar,
dimana data dapat digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan.
4) Informasi adalah daya yang telah diolah.
5) Variabel adalah karakteristik atau sifat dari unit individual populasi.
d. Tipe Data
Dalam ilmu statistik, data dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
(Sulistiyowati, 2016) :

7
1) Data Kualitatif
Pengukuran yang tidak dapat diukur pada skala numerik, dan
hanya dapat diklasifikasikan dalam salah satu grup atau kategori.
Contoh : jenis kelamin, tipe kendaraan.
2) Data Kuantitatif
Data yang dapat dikodekan dengan skala numerik. Terdapat dua
jenis data kuantitatif, yaitu diskrit dan kontinu. Diskrit merupakan
hasil pencacahan. Contoh : banyaknya mahasiswa yang hadir kuliah,
banyaknya sepeda motor yang parkir dihalaman parkir kampus 2.
Kontinu merupakan hasil pengukuran. Contoh : berat badan
mahasiswa, jarak antara kampus 1 dan kampus 2.
e. Skala Pengukuran Data
Terdapat empat skala pengukuran data dalam statistik, yaitu
(Sulistiyowati, 2016) :
1) Skala Nominal
Skala yang mempunyai sifat membedakan. Contoh : Angka 1
menyatakan handphone merk ipod, angka 2 menyatakan handphone
merk samsung, angka 3 menyatakan handphone merk lenovo.
2) Skala Ordinal
Skala yang mempunyai sifat membedakan dan mengurutkan.
Contoh: Dalam menyebarkan kuesioner, terdapat pembobotan untuk
menggambarkan jawaban dari responden dalam memberikan penilaian
kualitas pelayanan bank, dimana skala 1 menunjukkan sangat tidak
baik, 2 menunjukkan tidak baik, 3 menunjukkan baik dan 4
menunjukkan sangat baik.
3) Skala Interval
Skala yang mepunyai sifat membedakan, mengurutkan, jarak
antara nilai tetap dan mempunyai nilai nol yang tidak mutlak. Contoh:

8
Waktu tengah hari menunjukkan pukul 12.00, tengah malam
menunjukkan pukul 00.00.
4) Skala Rasio
Skala yang empunyai sufat membedakan, mengurutkan, jarak
antar nilai tetap dan mempunyai nilai nol yang mutlak. Contoh :
Jumlah peserta rapat yang hadir adalah 50 orang.
2. Ruang Lingkup Statistika
Ruang lingkup statistika (Anisa, 2011) :

Sumber : Modul Metode Statistika Institut Pertanian Bogor, 2011

D. Konsep Dasar Statistik Vital


1. Definisi Statistik Vital
Statistik vital adalah merupakan bagian dari statistik kesehatan yang
membicarakan beberapa ukuran dan tehnik yang digunakan untuk
mengevaluasi status kesehatan masyarakat dari kejadian yang terjadi sehari-
hari. Statistik vital umumnya membicarakan beberapa hal yang meliputi
kelahiran, kematian, kesakitan, perkawinan, perceraian dan adopsi. Namun
dalam uraian disini akan dibatasi hanya dalam statistik vital yang sering

9
dibicarakan dalam kesehatan masyarakat yaitu kelahiran, kesakitan dan
kematian (Jasaputra, 2008).
2. Sumber Data
Data statistik vital dapat diperoleh dari beberapa sumber, tergantung dari
sumber data, maka jenis data yang tersedia akan berbeda-beda dan saling
melengkapi. Sumber- sumber tersebut antara lain (Jasaputra, 2008) :
a) Kantor Catatan Sipil
b) Rumah Sakit
c) Kantor Kepolisian
d) Kantor Urusan Agama
e) Dinas Pemakaman
f) Kantor Asuransi
Sumber data statistik vital juga dapat dari sensus beberapa jenis survei,
seperti Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Survei Kesehatan Rumah
Tangga, Survei Sosial Ekonomi Nasional, dan lain-lain (Jasaputra, 2008).
3. Ukuran Statistik Vital
Sebelum kita bicarakan lebih jauh tentang beberapa indikator kelahiran,
kesakitan dan kematian perlu diketahui tentang ukuran yang sering dipakai
yaitu Rate dan Rasio. Dua ukuran ini sering dipakai, yang merupakan bentuk
lebih lanjut dari nilai absolut indikator yang ada agar mudah dibandingkan
sebagai data dan informasi (Jasaputra, 2008).
Rate adalah ukuran untuk menunjukkan perhitungan yang mempunyai
implikasi probabilitas terhadap sesuatu kejadian. Rate dinyatakan dalam bentuk
(Jasaputra, 2008) :
a
-------------------------- x k
a+b
a = Frekuensi suatu kejadian / event dalam jangka waktu tertentu (umumnya
dalam 1 tahun)
a+b = jumlah orang yang terpapar untuk risiko kejadian tersebut dalam periode

10
yang sama
k = konstanta tertentu (misalnya 100,1000,10.000, atau 100.000).

Perlu diperhatikan dalam rumus tersebut, bahwa pembilang merupakan


bagian dari penyebut. Tujuan pengalian dengan k adalah untuk menghindari
angka yang terlalu kecil dari hasil perhitungan rate tersebut. Pemilihan
besarnya tergantung dari besarnya angka pembilang dan penyebut. Sebagai
contoh, k pada angka kematian bayi dipakai 1000, sedangkan pada angka
kematian ibu dipakai 100.000. Biasanya dihindari adanya angka dibelakang
koma (Jasaputra, 2008).
Rasio adalah suatu angka pecahan dalam bentuk (Jasaputra, 2008) :
c
----------------------- x k
d
c dan d = frekuensi dari suatu kejadian / event atau item tertentu dalam jangka
waktu tertentu (umumnya dalam 1 tahun).
k = konstante tertentu, dan pada rasio umumnya dipakai 1 atau 100.
Perlu diperhatikan disini adalah bahwa angka penyebut (c) tidak
merupakan bagian dari pembilang (d). Contoh rasio adalah rasio jenis kelamin,
rasio pasien dokter, dan lain-lain (Jasaputra, 2008).

11
Daftar Pustaka

Anisa, Rahma. 2011. Modul Ruang Lingkup Statistika. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Budiarto, Eko. 2012. Pengantar Epdidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. 2015. Kajian Kependudukan.
Jakarta: Kementerian Keuangan.
Jasaputra, dkk. 2008. Metodologi Penelitian Biomedis. Bandung: Danamartha Sejahtera
Utama.
Sulistiyowati, dkk. 2016. Buku Ajar Statistika Dasar. Sidoarjo: Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.

12

Anda mungkin juga menyukai