Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DEMOGRAFI

Disusun oleh :

DISUSUN OLEH :

1. MEGA ETTY ANDRIANA (201604016)


2. DEVI PUTRI NEGARIYANTI (201604018)
3. NOFITA (201604035)
4. ALFIAH ROHMAWATI (201604037)
5. EKA SEPTYA HADININGRUM (201604054)
6. IMA RAHMANIA (201604088)

2B - PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TAHUN 2017
Jl.Raya Jabon Km.06, Mojoanyar, Jawa Timur 61363
(0321) 39023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Demografi”. Adapun makalah ini
tentunya sudah usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi para pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.

Mojokerto, 31 Oktober 2017

PENYUSUN

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................
ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................


1

1.3 Tujuan.........................................................................................................
1

1.4 Manfaat.......................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN

1. Dasar-dasar Demografi.................................................................................
2

a. Variabel Demografi..................................................................................
2

b. Ruang Lingkup.........................................................................................
3

c. Sumber Data.............................................................................................
3

d. Dinamika Penduduk.................................................................................
5

e Laju Pertumbuhan Penduduk...................................................................


6

f. Transisi Demografi...................................................................................
7

g. Permasalahan Penduduk di Indonesia......................................................


10

iii
2. Ukuran Kependudukan di Komunitas..........................................................
10

BAB III PENUTUP

5.1 Simpulan ....................................................................................................


13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan
grafein yang berarti menulis. Jadi demografi ialah tulisan-tulisan atau karangan-
karangan mengenai penduduk.menurut A. guillard (1985), demografi adalah
elements de statistique humaine on demographic cpmpares. Definisi demografi
antara lain sebagai berikut :
1. Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan,
terutama kaitannya dengan jumlah struktur, dan perkembangan suatu
penduduk.
2. Demografi merupakan studi statistic dan matematis tentang besar, komposisi,
dan distribusi penduduk, serta perubahan-perubahan sepanjang masa melalui
komponen demografi, yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, dan mobilitas
social.
3. Demografi merupakan studi tentang jumlah penyebaran territorial dan
komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebabnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Variabel Demografi?
1.2.2 Ruang Lingkup Demografi?
1.2.3 Sumber Data Demografi?
1.2.4 Dinamika Penduduk Demografi?
1.2.5 Laju Pertumbuhan Penduduk ?
1.2.6 Transisi Demografi ?
1.2.7 Permasalahan Penduduk di Indonesia?
1.2.8 Ukuran Kependudukan di Indonesia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari demografi, variabel Demografi, Ruang
Lingkup Demografi, Sumber Data Demografi, Dinamika Penduduk
Demografi, Laju Pertumbuhan Penduduk, Transisi Demografi,
Permasalahan Penduduk di Indonesia, serta ukuran kependudukan di
Indonesia.

1.4 Manfaat
1.4.1 Agar Mahasiswa dapat mengerti tentang Demografi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Dasar-dasar Demografi

a. Variabel Demografi

 Demografi Formal

 Variabel independen

 Demografi :

- Komposisi Umur
- Proprosi kawin dari wanita usia subur

 Variabel dependen

 Demografi

- Angka kelahiran

 Studi Kependudukan

 Variabel independen

 Non Demografi :

- UU Perkawinan
- Lapangan pekerjaan
- Kemiskinan/Pangan
- Kesempatan Kerja

 Demografi
- Angka Kelahiran

 Variabel dependen

 Demografi

- Angka kelahiran
- Angka Kematian
- Migrasi/Gerak Penduduk

2
 Non Demografi
- Keperluan Pangan Pertumbuhan Ekonomi
(Setyabudi, 2012)

b. Ruang Lingkup

Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian, kelahiran,


migrasi dan perkawinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan
penduduk. Sedangkan menurut Adolphe Laundry (1937) demografi formal
bersifat analisis, matematis, dan teknik-teknik sosiological. Demografi
atau population studies adalah penghubung antara penduduk dan system
sosial.

a. Fertilitas (kelahiran) :

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi


yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan
kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fekumditas, sebaliknya merupakan potensi fisik untuk melahirkan
anak.

b. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas salah satu diantara tiga komponen demografi yang


mempengaruhi perubahan penduduk. Mortalitas sendiri adalah
keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen.

c. Migrasi (Perpindahan)

Migrasi adalah perpindahan penduduk untuk menetap disuatu lain


melampaui batas politik atau Negara ataupun batas administrative
suatu Negara.

c. Sumber Data

Setiap Negara ingin mengetahui jumlah penduduk di negara masing-


masing. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu dibuat suatu sistem
pengumpulan data.
Pada umumnya terdapat tiga sistem pengumpulan data penduduk
sebagai berikut:
1. Sensus penduduk

3
Sensus penduduk atau cacah jiwa adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengetahui jumlah seluruh penduduk yang ada
disuatu Negara pada tahun-tahun yang berakhiran angka kosong (1980,
1990, 2000 dst). Di Indonesia hari sensus jatuh pada tanggal 31
Oktober.
Kelemahan :
1. Keterangan jumlah anak yang pernah dilahirkan sangat bergantung
pada daya ingat dari si ibu. Semakin tua usia ibu semakin besar
kemungkinan melupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Hal
ini disebabkan mungkin anaknya sudah menikah, meninggal atau
tinggal dengan keluarga ditempat lain.
2. Keterangan mengenai banyak anak yang lahir setahun yang lalu
bergantung pada ketepatan dalam memperkirakan jangka waktu satu
tahun sebelum sensus. Perkiraan jangka waktu bisa terlalu panjang
atau sebaliknya.
3. Keterangan-keterangan penduduk yang dikaitkan dengan variable
fertilitas juga mengundang kesalahan pelaporan usia oleh penduduk,
dan biasanya sering terjadi di Negara yang sedang berkembang.
(Mubarok, 2009)

2. Registrasi penduduk
Registrasi penduduk adalah pendaftaran perubahan jumlah penduduk
dilevel kelurahan atau desa, berdasarkan kejadian yang ada. Ika ada
seorang ibu yang melahirkan maka bapak dari anak tersebut akan
melaporkan kelahiran ke perangkat desa setempat. Demikian juga jika
ada peristiwa kematian dan perpindahan.
Kelemahannya :
1. Ketepatan definisi yang dipakai dan aplikasinya.
2. Kelengkapan registrasi
3. Ketepatan alokasi tempat
4. Ketepatan pengelompokkan kelahiran berdasarkan karakteristik
demografi

4
(Mubarok, 2009)

3. Survey penduduk
Survei penduduk adalah kegiatan untuk mencari informasi penduduk
yang lebih detail, luas dan mendalam, tetapi dalam wilayah yang
terbatas. Dalam kegiatan ini, biasanya dilakukan wawancara dengan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan. (Wirastuti Witiamanti & Dini
Natalia, 2006)
Kelemahan yang ditemui disensus juga berlaku didalam survey, karena
kedua jenis sumber data tersebut berdasarkan informasi mengenai
kejadian kelahiran atau birth event yang sudah lampau. (Mubarok,
2009)

d. Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara selalu berubah-ubah.


Perubahan jumlah penduduk tersebut, dinamakan dinamika kependudukan.
Jumlah penduduk suatu negara dari tahun ke tahun pada umumnya selalu
bertambah. Jarang kita jumpai ada negara yang memiliki jumlah penduduk
yang tetap, apalagi berkurang termasuk negara kita Indonesia.

Dinamika kependudukan atau perubahan jumlah penduduk ditentukan


oleh 3 faktor yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan
perpindahan penduduk (migrasi).

Kelahiran bersifat menambah, kematian bersifat mengurangi,


sedangkan migrasi dapat bersifat menambah karena migrasi keluar. Ketiga
faktor ini termasuk dalam faktor demografi. Demografi yaitu ilmu yang
mempelajari tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk.
Pertumbuhan penduduk terutama ditentukan oleh faktor angka kelahiran
dan angka kematian, karena angka migrasi masuk dan migrasi keluar yang
ada di Indonesia masih terlalu kecil.

Selain unsur dinamika penduduk yang bersifat demografi, ada pula


unsur dinamika penduduk nondemografi yaitu tingkat kesehatan dan

5
tingkat pendidikan penduduk. Tingkat kesehatan penduduk mempengaruhi
tingkat kematian. Semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk semakin
rendah tingkat kematian penduduk. Sedangkan bila semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduk, maka akan semakin tinggi tingkat kesehatan
penduduk. (Nuryani, 2006)

a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi


jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam
presentase.
Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh 3 komponen
yaitu:
1. Fertilitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan rill seorang
wanita untuk melahirkan seorang anak.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
disuatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/ Negara
ataupun batas administrative/batas bagian dalam suatu Negara. Jadi
migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk yang reatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain. ( lembaga demografi
fakultas ekonomi UI” dasar-dasar demografi”.9)
Menurut Everett S lee ada 4 yang menyebabkan seseorang mengambil
keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
c. Faktor-faktor yang menghambat.
d. Faktor-faktor pribadi.
(Setyabudi, 2012)

6
b. Transisi Demografi

Teori transisi demografis (atau disebut teori transisi) sesunggguhnya


adalah dasar yang dikenal diantara salah satu teoridemografi. Teori transisi
ini secara garis besarnya menjelaskan perubahan keadaan pertumbuhan
kependudukan yang dimulai dari apa yang disebut periode 1 (situasi
dengan pertumbuhan penduduk yang mendekati nol) ke situasi lain.
Sebagaimana diketahui situasi kependudukan secara historis yang pernah
tercatat secara awal diperkirakan sekitar abad ke-14 di negara-negara
Eropa.
Pada saat itu tingkat kelahiran dan tingkat kematian keduanya sangat
tinggi, sedangkan pertambahan alamiah adalah sebaliknya sangat rendah
(pada berbagai referensi sering disebut kea rah nol, namun untuk mencapai
nol tidak mungkin). Situasi demografi demikian disebut dengan istilah
“stasioner tinggi”, suatu titik dari tahapan perkembangan kependudukan
secara demografis yang selanjutnya merupakan awal dari transisi
demografi. Gambaran tahap ini jelas dapat dipantau kembali pada keadaan
Eropa waktu abad ke-14.
Pada tahap selanjutnya dalam sejarah perkembangan penduduk,
umat manusia kemudian masuk dalam tahapan kedua, yaitu “tahap awal
perkembangan”. Dalam tahapan kedua ini, tingkat kelahiran masih tetap
tinggi pada umumnya di berbagai negara benua Eropa pada saat itu,
sedangkan tingkat kematian sudah terdapat kecenderungan yang menurun
namun lamban.
Berdasarkan kedua perubahan ini, maka dapat kita katakana bahwa
pertumbuhan kependudukan pada saat itu masih lambat, sekalipun tidak
selambat seperti “tahapan stasioner tinggi”. Untuk contoh yang mendekati
keadaan seperti ini dalam sejarah perkembangan penduduk dunia adalah
india sebelum perang dunia II.
Pada tahapan ketiga, yang diberikah istilah “tahapan akhir
perkembangan”. Di sini tingkat kelahiran terlihat mulai mengalami
penurunan. Sebaliknya tingkat kematian justru menurun lebih cepat karena
mulai adanya kemajuan ilmu kedokteran maupun kesehatan di dunia.

7
Keistimewaan dari dua variabel (kelahiran dan kematian) yang perlu
dicatat di sini adalah bahwa tingkat kematian menurun lebih cepat dari
menurunnya tingkat kelahiran. Justru yang tidak menguntungkan pada
kondisi ini adalah pertumbuhan penduduk secara alamiah bisa terjadi
semakin cepat. Gambaran tahapan ketiga ini dapat dilihat dari keadaan
Eropa Selatan dan Timur sebelum Perang Dunia II maupun India setelah
Perang Dunia II.
Pada tahapan keempat disebut “tahapan stasioner rendah”. Tingkat
kelahiran yang terus mengalami penurunan pada akhirnya sampai pada
tingkat yang cukup rendah. Demikian pula dengan penurunan tingkat
kelahiran juga iikuti oleh penurunan tingkat kematian yang secara
bersamaan menciptakan angka pertumbuhan penduduk yang rendah
sejalan dengan menurunnya CBR dan CDR. Karena kedua-duanya turun
dan bersamaan mencapai keadaan yang rendah, maka pertambahan
penduduk secara alamiah akan bergeser mendekati angka nol atau sangat
rendah sekali. Gambaran ini kita jumpai di Australia, Selandia Baru, dan
Amerika Serikat sekitar periode tahun 1930-an.
Sesungguhnya masih ada tahapan terakhir, yaitu tahapan kelima,
dimana tingkat kelahiran tetap rendah sedangkan tingkat kematian justru
masih lebih tinggi dari pada tingkat kelahiran. Kondisi ini terjadi bilamana
kita tidak hati-hati. Pertumbuhan penduduk secara alamiah bisa menjadi
negative. Keadaan ini dapat dilihat dari keadaan Perancis sebelum Perang
Dunia II maupun Jerman Timur dan Barat pada tahun 1975.
Tahapan-tahapan diatas pernah dikemukakan oleh Blacker (1948)
yang membedakan transisi demografi ke dalam lma tahapan. Menurut
Blacker, tahap kedua dan ketiga itulah yang disebut tahapan bersifat
transisi. Dari tahapan perkembangan kependudukan ini, gambaran balita
sudah tentu ikut menunjukkan fluktuasi karena masalah kelahiran maupun
kematian dari Balita yang pada saat itu masih sangat peka terhadap
pengaruh kondisi lingkungannya.
Dengan diketahuinya angka tingkat kelahiran, angka tingkat
kematian dan sekaligus angka tingkat penumbuhan penduduk, maka kita

8
dapat menggambarkan perkiraan piramida penduduk. Terlebih lagi apalagi
struktur kependudukan juga diketahui menurut penyebaran interval
umurnya. Secara gradual, penurunan CBR dan CDR pada transisi
demografi dapat digambarkan sederhana secara artistic, termasuk bila
ingin menjelaskan ke dalam 4 tahapan-tahapannya seperti dapat dilihat
pada gambar berikut :

Berdasarkan gambar diatas, dijelaskan empat tahapan perkembangan


kependudukan, yakni :
Tahap I : CBR (50/1000) dan CDR (40/1000) sama-sama masih tinggi dan
konstan dalam tahap pertama.
Tingginya CBR dimungkinkan karena belum terkendalinya system
reproduksi atau kelahiran melalui program keluarga berencana.
Sebaliknya pada saat itu, tingginya CDR diakibatkan karena gagalnya
panen, harga yang tinggi menyebabkan kelaparan dan daya tubuh
sangat rentan terhadap berbagai penyakit, khususnya terjadi
meluasnya penyakit infeksi dan menular sehingga semua kejadian
yang variatif diatas mengakibatkan CDR sangat tinggi.
Tahap II : Angka kelahiran masih konstan dan masih tinggi.
Adalah sebaliknya dengan CR yang turun curam karena mulai
diketemukan berbagai obat-obatan maupun antibiotic. Anggaran
kesehatan disadari mulai diperbesar sehingga mampu mengerem
kematian, khususnya kematian bayi. Perimbangan CBR dan CDR ini

9
akhirnya makin memberikan masalah baru berupa kejadian Natural
Population Increase sangat melebar.
Tahap III : Dalam tahap ini barulah CBR mulai ikut turun drastic. Karena
diketemukan dan dikembangkan program keluarga berencana. Obat-
obatan antibiotika dan berbagai pelayanan kesehatan makin maju
diketemukan sehingga angka kematian terus turun walaupun tidak lagi
curam seperti paa tahap II. Natural Population Increase mulai
menurun karena didukung oleh jumlah kelahiran yang terus menurun.
Tahap IV : Pada tahap ini baik kemajuan ilmu kedokteran dan Program keluarga
berencana maupun tingkat ekonomi dan kesejahteraan yang terus
menerus makin membaik maka mengakibatkan CBR dan CDR
menurun pada level yang cukup rendah. Angka pertumbuh penduduk
sangat kecil bahkan dikhawatirkan bisa mendekati nol kalau tidak
dikendalikan keseimbangan yang serasi. (Slamet Riyadi, S.K.M,
2016)

c. Permasalahan Penduduk di Indonesia

Berikut ini adalah masalah kependudukan yang ada di Indonesia:


1. Jumlah penduduk relatif besar, pada tahun 2000 diperkirakan 200 juta.
2. Laju pertumbuhan penduduk tinggi, pada tahun 1971-1980 = 2,32%
/tahun.
3. Kepadatan penduduk, kepadatannya tak merata.
4. Susunan usia penduduk tak seimbang.
5. Mobilitas tidak serasi dan arus urbanisasi tinggi.
(Slamet Riyadi, S.K.M, 2016)
2. Ukuran Kependudukan di Komunitas
Dalam membahas komposisi penduduk, khusus yang berhubungan dengan
komposisi menurut usia dan jenis kelamin ada beberapa konsep, definisi, dan
ukuran-ukuran yang perlu diketahui seperti single age, age heaping, sex ratio,
dependency ratio, danmedian age.

1. Usia tunggal (single age)

10
Usia tunggal adalah usia seorang yang dihitung berdasarkan hari ulang
tahun terakhirnya. Misalnya, jika berumur 11 ½ tahun, maka dalam pengertian di
atas di anggap berumur 11 tahun. Pada kenyataannya, baik dalam survey maupun
sensus menanyakan usia seseorang tidaklah mudah. Masih banyak penduduk
Indonesia yang tidak tau sama sekali mengenai tanggal kelahiran maupun
tahunnya. Ada kecenderungan orang menyenangi usia-usia dengan angka akhir 0
atau 5 tahunan. Misalnya usia sebenarnya 29 tahun, tetapi mengaku 30 tahun,
keadaan seperti itu disebut age heaping atau age preference. Kesalahan pelaporan
usia bisa terjadi, baik di lapangan (sewaktu survey ataupun sensus) maupun pada
saat memproses data usia.

2. Rasio jenis kelamin (sex ratio)


Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Rumus:

Sex ratio= Jumlah penduduk laki-laki/Jumlah penduduk laki-laki X K

Pada tahun 2008 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia 97. Ini berarti tiap 100
perempuan terdapat 97 laki-laki, yaitu jumlah penduduk laki-laki 58.338.664 dan
jumlah penduduk perempuan 60.029.206.

Sehingga sex ratio = 58.338.664 / 60.029.206 X 100 = 97,2 dibulatkan menjadi 97

3. Angka beban tanggungan (dependency ratio)


Angka yang menyatakan perbndingan antara banyaknya orang yang tidak
produktif (usia dibawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan banyaknya orang
yang termasuk usia produktif (usia 15-64 tahun).

4. Usia median (median age)


Usia median adalah usia yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang

11
kedua lebih tua daripada median age. Usia median ini ditentukan berdasarkan usia
dari sebagian penduduk yang lebih tua dan usia bagian penduduk yang lebih
muda. Guna usia median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk
pada kelompok-kelompok usia tertentu.
(Mubarok, 2009)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan
grafein yang berarti menulis. Jadi demografi ialah tulisan-tulisan atau karangan-
karangan mengenai penduduk.menurut A. guillard (1985), demografi adalah
elements de statistique humaine on demographic cpmpares. Variabel Demografi
ada dua yaitu Demografi Formal dan Studi Kependudukan. Ruang Lingkup
demografi :

 Kuantitatif dan kualitatif

 Unsur-unsur demografi

 Teknik menghitung data kependudukan

 Data demografi, pengukuran, teknik dan analisa serta konsekuensi


Interdisciplinary science (ekonomi, geografi, psychologi, politik dsb)

Tiga sistem pengumpulan data penduduk :


 Sensus penduduk
 Registrasi penduduk
 Survey penduduk

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D. (2006). Cakrawala Geografi SMP kelas VIII. Yudhistira.

Dr.Alexander. (2011). ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Yogyakarta: Andi.

Mubarok, W. I. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Salemba Medika.

Nuryani, A. D. (2006). Cakrawala Geografi SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.

Setyabudi, r. (2012, Juni 11). Keperawatan Komunitas Demografi. Retrieved from


Radar Zohrah: http://www.zohrah.id/2012/06/keperawatan-komunitas-
demografi.html?m=1

Slamet Riyadi, S.K.M, D. L. (2016). ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Yogyakarta:


Andi.

Wirastuti Witiamanti & Dini Natalia. (2006). Geografi SMP/MTs Kls VIII (KTSP).
Jakarta: Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai