Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

Masalah Ukuran Dasar Data Penduduk Dan Struktur Penduduk Di


Bali, Papua, dan Nusa Tenggara Barat

“Demografi”

Guru pengajar : Drs. Zulkarnain, M.Si

Disusun Oleh :

Aufa Salahuddin Zaidani (2213034103)


Inka Kriti (2213034078)
Bima Erlangga (2213034101)
Ramadhan Hidayah (2213034081)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya, sehingga
Saya penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.

Makalah ini berjudul“Masalah Ukuran Dasar Data Penduduk Dan Struktur Penduduk Di Bali,
Papua, dan Nusa Tenggara Barat”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang
dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.

Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah Studi
Kependudukan.

Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………..…………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………..…………………………………… 4

1.1 Latar Belakang……………………………………………...…. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 4

1.3 Tujuan………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 6

A. Pembahasan Materi……………………………………………………. 6

2.1 Pengertian Penduduk…………………………………………… 6

2.2 Pengertian Data………………………………………………... 6

2.3 Metode Pengambilan Data Penduduk…………………………….. 7

2.4 Ukuran-Ukuran Dasar Data Penduduk…………………………… 11

2.5 Macam-Macam Struktur Komposisi Penduduk……………………. 13


B. Contoh Masalah Dan Solusi Yang Terjadi Di Indonesia

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...… 16

3.1 Kesimpulan……………………………………………………. 16

3.2 Saran………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi.Setiap wilayah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang berbeda-beda.Di
Indonesia daerah yang jumlah penduduknya paling padat adalah pulau Jawa Telah banyak
usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meratakan jumlah penduduk diIndonesia,dengan
cara transmigrasi.Struktur penduduk disuatu wilayah meliputi jumlah,persebaran dan
komposisi penduduk.Struktur penduduk di suatu  wilayah tersebut selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu dikarenakan proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan
migrasi.Oleh karena itu struktur penduduk yang dinamis atau senantiasa mengalami
perubahan dari waktu ke waktu maka perlu sekali untuk mengetahui komposisi penduduk
disuatu wilayah.Hal ini dikarenakan komposisi penduduk dapat memberikan gambaran
mengenai pengelompokan penduduk berdasarkan pegelompokkan kriteria tertentu.

Melalui komposisi penduduk akan diperoleh berbagai data mengenai penduduk


menurut jenis kelamin dan pengelompokkan umur.Demikian nantinya akan dapat diketahui
kelompok umur produktif dan tidak produktif. Hal ini akan memudahkan pemerintah disuatu
Negara untuk meramalkan kebijakan apa yang akan diambil ketika melakukan pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Data Penduduk?


2. Bagaimana Struktur Penduduk di Indonesia?
3. Apa Saja Struktur Penduduk?
4. Contoh masalah Struktur Penduduk dan saran penyeleasainya.

4
1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pengertian komposisi/struktur penduduk


 Untuk mengetahui klasifikasi komposisi/struktur penduduk
 Untuk mengetahui karakteristik penduduk
 Untuk mengetahui menghitung jumlah penduduk
 Untuk mengetahui elemen komposisi/struktur penduduk
 Membahas tentang contoh permasalahan yang ada di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Materi

2.1 Pengertian Penduduk

Penduduk adalah orang dalam maknanya sendiri sebagai pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu
tempat dalam batas wilayah tertentu. (Matra, 2009)
Dengan struktur umum :
 Migrasi
 Kematian
 Mortalitas
 Fertilitas

2.2 Pengertian Data

Data merupakan suatu deskripsi yang paling dasar dari aktivitas, benda, peristiwa,
maupun transaksi yang disimpan, direkam, dan juga dikelompokkan, yang belum bisa
terorganisir dalam penyampaian arti tertentu. (Turban, 2010).
Menurut (Immon, 2005) Data adalah kumpulan dari beberapa fakta, konsep dan instruksi
yang digunakan sebagai komunikasi, perbaikan pada penyimpanannya, untuk diproses
otomatis dan bisa mempresentasikan informasi sehingga manusia bisa mengerti.
Dari beberapa teori para ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa data adalah segala fakta
dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Secara umum data
dapat dikatakan sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu yang belum diolah dan
disimpan dalam jumlah besar.

6
2.3 Metode Pengambilan Data Penduduk

Setiap Negara ingin mengetahui jumlah penduduk di negara masing-masing. Untuk


memenuhi kebutuhan tersebut perlu dibuat suatu sistem pengumpulan data. Pada umumnya
terdapa tiga sistem pengumpulan data penduduk, yaitu sebagai berikut :
1. Sensus Penduduk
2. Registrasi Penduduk
3. Survei Penduduk

1. Sensus Penduduk

Menurut United Nations (UN) dalam Principles and Recommendations for Natural
Population Censuses, sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pencacahan
(Collecting), pengumpulan (Compiling), penyusunan (Tabulating) dan Penerbitan
(Publishing) data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu
tertentu di suatu negara. Pelaksanaan sensus penduduk biasanya dilakukan setiap 10 tahun
sekali (decennial census), pada tahun-tahun yang berakhiran nol, agar hasil sensus penduduk
dapat diperbandingkan antara beberapa Negara.
Sensus penduduk sering disebut cacah jiwa mempunyai sejarah setua sejarah
peradaban manusia. Sensus penduduk telah dilaksanakan di Babylonia pada 3800 tahun SM,
begitu pula di Mesir pada 2500 SM, dan di Cina 3000 SM. Pada abad 16 dan 17 beberapa
sensus penduduk telah dilaksanakan di Italia, Sisilia, dan Spanyol. Pada masa itu sensus
dilaksanakan untuk tujuan militer, pemungutan pajak, dan perluasan kerajaan.
Sensus penduduk yang lebih menyeluruh dan modern dilaksanakan di Quebec pada
tahun 1666, dan di Swedia pada tahun 1749 (Pollard, 1974). Di Amerika Serikat sensus
penduduk dimulai tahun 1790, dan di Inggris tahun 1801 yang kemudian diikuti oleh Negara-
negara jajahannya. Di Indonesia Raffles telah melakukan perhitungan jumlah penduduk
tahun1815, dan di India tahun 1881. Hingga abad ke 20 sekitar 20 persen dan penduduk
dunia telah dihitung melalui sensus penduduk (Mantra, 1985).
Cara-cara pencacahan penduduk dalam sensus penduduk dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
a. Pencacahan de jure, yaitu mencacah responden menurut tempat tinggalnya.
b. Pencacahan de facto, yaitu mencacah responden menurut tempat responden
ditemui oleh petugas pada waktu pencacahan
7
Ruang Lingkup Sensus Penduduk
Ciri khas pelaksanaan sensus penduduk adalah sebagai berikut :
1. Bersifat individu Informasi demografi dan social ekonomi yang dikumpulkan dan
social ekonomi yang dikumpulkan bersumber dari individu, baik sebagai anggota
rumah tangga maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Bersifat Universal, pencacahan penduduk bersifat menyeluruh.
3. Pencacahan dilaksanakan secara serentak di seluruh Negara.
4. Dilaksanakan secara periodik, setiap tahun berakhirnya angka nol.
Agar data hasil sensus penduduk dan berbagai negara dapat diperbandingkan,
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan bahwa informasi kependudukan minimal
yang harus ada setiap sensus penduduk adalah sebagai berikut :

8
2. Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh


petugas pemerintahan setempat meliputi komponen penduduk yang dinamis yaitu
pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan
perubahan pekerjaan. Komponen-komponen ini dapat berubah kapan saja sehingga
diperlukan registrasi penduduk yang dapat berubah setiap saat. Berbeda dengan sensus
penduduk, registrasi penduduk lebih mengarah pada sistem pasif.
Registrasi penduduk dianggap pasif karena biasanya dalam melaporkan sebuah
kejadian adalah perwakilan keluarga dari kepala keluarga yang tengah mengalami sesuatu
hal, seperti kelahiran atau kematian. Pelaporan dengan sistem pasif ini menimbulkan
beberapa permasalahan, terutama ketidaklengkapan data pelaporan. Adapun beberapa
contoh ketidaklengkapan pelaporan adalah sebagai berikut :

a. Seorang bayi lahir beberapa menit kemudian meninggal dunia. Seharusnya ini
dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran dan kematian, tetapi oleh orang tuanya sama
sekali tidak dilaporkan.
b. Sering peristiwa kelahiran terlambat dilaporkan karena menunggu tali pusarnya putus,
tetapi sebelum kejadian itu bayi tersebut meninggal dunia. Peristiwa kelahiran dan
kematian ini tidak dilaporkan kepada kantor desa.
c. Jarak kantor desa terlalu jauh dari rumah orang yang melahirkan, sehingga sering
peristiwa kelahiran tersebut tidak dilaporkan.
d. Seorang perempuan hamil karena peristiwa “kecelakaan”, setelah melahirkan bayinya
tidak dilaporkan kepada kantor desa.
Hal tersebut yang umumnya terjadi pada kasus kelahiran. Berbeda dengan
kelahiran, catatan kematian lebih lengkap dibandingkan catatan kelahiran. Hal ini
dikarenakan:
 Kematian hanya terjadi sekali selama hidup, dan peristiwa kematian melibatkan
orang lain.
 Peristiwa kematian adalah peristiwa duka dan orang lain pasti datang untuk
menyatakan ikut berduka cita dan juga mempersiapkan upacara pemakaman
jenazah.

9
 Dalam registrasi penduduk, penduduk yang boleh mencatatkan peristiwa-peristiwa
demografi adalah penduduk de jureKomposisi Penduduk adalah penyusunan atau
pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang
digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan kerja, dan rasio
ketergantungan.

3. Survei Penduduk
Hasil sensus penduduk serta registrasi penduduk memiliki keterbatasan.
Sensus penduduk dan registrasi penduduk hanya memberikan informasi secara umum
saja. Maka dari itu dilakukanlah survei penduduk. Survai penduduk sifatnya lebih
terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Survei penduduk
biasanya dilaksanakan di pertengahan periode antara dua sensus penduduk. Rumah
tangga terpilih di wawancarai guna mendapatkan informasi mengenai kondisi
kependudukan misalnya fertilitas, mortalitas dan migrasi.

2.4 Ukuran-Ukuran Dasar Data Penduduk

1. Rate
Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit tertentu
dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah
penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan
dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.

Besarnya Rate = X x Konstanta (K) Y

Contoh : Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate)

2. Rasio / Ratio
Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau perbandingan
2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk menyatakan besarnya
kejadian.

Besarnya rasio = X Y

10
3. Proporsi
Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana
Numerator termasuk/bagian dari denominator, dengan satuan %. Proporsi = X x 100
( X+Y)

4. Rata-rata
Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai
pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.

5. Frekuensi
Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu kegiatan dilaksanakan pada
periode waktu tertentu.

6. Cakupan
Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang
ditentukan pada periode tertentu.

• Umur Tunggal (Single Age) adalah umur seseorang yang dihitung berdasarkan


hari ulang tahun terakhirnya.
age heaping atau age preference adalah kecenderungan orang menyenangi
umur-  umur dengan angka akhir 0 atau 5
• Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah rasio yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya penduduk laki-laki dan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk
laki-laki per 100 perempuan.

• Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) adalah angka yang menyatakan


perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun
dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur
15-64 tahun).

11
• Umur Median (Median Age) adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang
kedua lebih tua daripada median age 
 

Keterangan :          
1Md = batas bawah kelompok umur yang mengandung N/2
N = jumlah penduduk total
fx  = jumlah penduduk kumulatif sampai sebelum kelompok umur
yang mengandung N/2
fMd =  jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai N/2
i  = adalah class interval umur

2.5 Macam-Macam Struktur Komposisi Penduduk

A. Komposisi Struktur Penduduk Menurut Usia & Jenis Kelamin

Usia dan jenis kelamin merupakan faktor penting dalam pengklasifikasian komposisi
penduduk. Pada umumnya ada tiga bentuk susunan penduduk menurut usia, yaitu:

1) Piramida Penduduk Muda (expansive)


Piramida ini terbentuk jika mayoritas penduduknya berusia muda yaitu dibawah 15
tahun. Hal ini dapat terjadi karena angka kelahiran lebih besar daripada angka
kematian. Biasanya kejadian ini terjadi di negara berkembang.
2) Piramida Penduduk Stasioner
Piramida ini menandakan bahwa jumlah angka kelahiran sama dengan angka
kematian. Pada umumnya terjadi di negara maju.
3) Piramida Penduduk Tua

12
4) Piramida ini memberi gambaran bahwa angka kelahiran lebih kecil daripada angka
kematian. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka suatu negara akan kekurangan
penduduk.

B. Komposisi Struktur Penduduk Menurut Angkatan Kerja

Yang dimaksud angkatan kerja yakni mereka yang pekerja, mereka yang tidak
bekerja tetapi sudah siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan (menganggur).

C. Komposisi Struktur Penduduk Menurut Rasio Ketergantungan


Rasio ketergantungan merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk
yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan banyaknya
penduduk usia produktif (15 – 64 tahun).

Rasio ketergantungan dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:
P (10-14) = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia 10-14 tahun
P > 65     = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia lebih dari 65 tahun
P (15-64) = Banyaknya penduduk yang produktif di usia 15-64 tahun

13
B. CONTOH MASALAH DAN SOLUSI YANG TERJADI DI INDONESIA

A. Permasalahan

1. Perubahan Struktur Penduduk Akibat Pembangunan Industri Pariwisata Di Provinsi


Bali.

Pembangunan sector pariwisata, sector kesehatan, dan keluarga berencana mengubah


struktur demografi penduduk dari yang sebelumnya mengelompok pada daerah pertanian,
sekarang mengelompok pada daerah aktivitas pariwisata.
Banyaknya migran yang masuk dalam jumlah besar menimbulkan masalah social. Di
mana para migran tersebut umumnya adalah migran nonpermanent, datang ke Bali untuk
mendapatkan pekerjaan. Akhirnya para migran meluber kemana-mana dan memiliki
penghasilan lebih tinggi dari pada warga asli.

2. Perbandingan Sex Ratio Di Daerah Papua, Dimana Penduduk Perempuan Lebih


Banyak Dari Pada Laki-Laki

Provinsi Papua pada tahun 2015-2019 memiliki potensi distribusi penduduk berdasarkan
Data fertilitas dengan nilai CBR piramida penduduk angka kelahiran memiliki persentase
atau jumlah yang tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Hal ini didefinisikan
sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun. kemudian total TFR hingga mendekati 2,0 per wanita yang dapat
memperlambat pertumbuhan penduduk. Nilai Sex Ratio di angka 100 yang menunjukkan
bahwa jumlah penduduk laki-laki mendominasi atau lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah penduduk perempuan. Nilai sex ratio mengalami penurunan setiap tahunnya.
Penurunan nilai sex ratio di Provinsi Papua bukan disebabkan karena jumlah penduduk laki-
laki yang mengalami penurunan, sebab jumlah penduduk laki-laki mengalami peningkatan
tiap tahunnya. Nilai Dependency ratio Provinsi Papua dalam kurun waktu 5 tahun yakni
tahun 2015- 2019 mengalami tren penurunan. Tahun 2015 menunjukkan nilai dependency
ratio sejumlah 47.52. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 47 hingga 48 penduduk non
produktif harus ditanggung oleh 100 penduduk produktif, Tahun 2019 penurunan dependency
ratio Provinsi Papua mencapai angka 44.32.

14
3. Pengaruh Penduduk Miskin, Konsumsi Rumah Tangga Dan Belanja Pemerintah
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Nusa Tenggara Timur.

Dengan keterbatasan sumber daya alam tersebut membuat pemerintah daerah tidak
punya banyak pilihan selain fokus membenahi sisi kualitas sumber daya manusia sebagai
sebuah jalan keluar yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Fakta
menunjukkan bahwa beberapa negara yang ketersediaan sumber daya alamnya terbatas
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pengembangan sumber daya
manusia yang lebih baik. Johana, dkk (2011) memaparkan bahwa secara konsep,
pembangunan manusia adalah upaya yang dilakukan untuk memperluas peluang
penduduk untuk mencapai hidup layak, yang secara umum dapat dilakukan melalui
peningkatan kapasitas dasar dan daya beli. Pada tataran praktis peningkatan kapasitas
dasar adalah upaya meningkatkan produktivitas penduduk melalui peningkatan
pengetahuan dan derajat kesehatan. Rumah tangga memegang peranan penting dalam
pembangunan manusia, dimana pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi memiliki
kontribusi langsung terhadap pembangunan manusia. Dalam konsep konsumsi rumah
tangga , diasumsikan bahwa rumah tangga melakukan aktivitas konsumsi pada dua jenis
barang/jasa yaitu makanan (food) dan bukan makanan (non food).Konsumsi rumah
tangga untuk makanan dalam hal ini misalnya konsumsi makanan bergizi, sedangkan
konsumsi rumah tangga bukan makanan disini meliputi pengeluaran untuk perumahan,
pakain, biaya pendidikan, biaya kesehatan, sanitasi, penerangan dan penciptaan
lingkungan yang baik sehingga dapat disimpulkan kesemuanya tersebut secara tidak
langsung memepunyai kaitan terhadap pembangunan manusia

B. Solusi
 Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
 Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
 Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
 Menekan laju pertumbuhan penduduk.
 Merangsang kemauan berwiraswasta.
 Memperluas kesempatan kerja.
 Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komposisi penduduk menggambarkan pengelompokan penduduk atas
dasar kriteria tertentu.Ada bermacam-macam komposisi penduduk di lihat dari
berbagai aspek antara lain:aspek biologis,aspek social,ekonomi,aspek
georafis.Pengelompokkan penduduk atau komposisi penduduk dapat di gunakan
untuk dasar pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi
masalah-masalah di bidang kepandudukan.
 .
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalah ini

16
DAFTAR PUSTAKA

Muhajiri, Ahmad. 2019, Makalah Dasar Kependudukan Ukuran Ukuran Dalam


Komposisi Penduduk

Mantra, I. B., 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur Cahaya.


Nilakusmawati, D. P. E., 2009. Matematika Populasi. Badung: Udayana
University Press
Bandung: CV. Epsilon Grup.

Wardiyatmoko,K.2006,Geografi.Jakarta:Erlangga

H.R.Bintarto.2000. Geografi. Jakarta:Erlangga

17

Anda mungkin juga menyukai