KELOMPOK 6 :
DEVA DANUGRAHA I. 3615100027
TITA ALMIRA D. 3615100022
CHICHIK ILMI A. 3615100030
RIMBA AZHARA 3615100037
NUR SA'DAH 3615100041
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
1.4 Metode Pengumpulan Data......................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Registrasi Penduduk..........................................................................................6
2.2 Studi Kasus...............................................................................................................8
2.3 Permasalahan atau Keanehan dalam Data dan Penyebabnya............................11
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
PERTANYAAN DAN JAWABAN................................................................................15
DAFTAR TABEL
2015 2
Tabel 1. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Kenjeran dari Tahun 2012 -2013.........8
Tabel 2. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Rungkut dari Tahun 2012 -2013.........8
Tabel 3. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Mulyorejo dari Tahun 2012 -2013.........9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Kenjeran dari Tahun 2012 -2013........9
Gambar 2. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Rungkut dari Tahun 2012 -2013......10
Gambar 3. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Mulyorejo
dari Tahun 2012-2013..........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
2015 3
Data penduduk yang lengkap untuk tingkat kecamatan hanya tersedia setiap 10 tahun
sekali yaitu hasil dari sensus penduduk. Meskipun dilakukan survey diantara dua sensus yaitu
yang disebut dengan survey penduduk antara sensus (supas), namun survey ini dirancang
untuk estimasi data hanya sampai tingkat kabupaten, sehingga data tingkat kecamatan tidak
dapat disajikan. Registrasi penduduk sebenarnya merupakan cara paling baik, Registrasi
penduduk berkaitan dengan komponen penduduk yang dinamis seperti kelahiran, kematian,
mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian serta segala kejadian penting yang merubah
status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati yang dilaksanakan oleh petugas
pemerintahan. Komponen ini dapat berubah kapan saja sehingga diperlukannya registrasi
penduduk yang dapat berubah setiap saat. Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam
kehidupan disebut juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital.
Pada registrasi penduduk, penduduklah yang melaporkan kepada badan yang
berwenang mencatat atau sering disebut dengan sistem pasif. Jadi berlainan dengan sensus
dan survei yang justru penduduk didatangi untuk dimintai keterangannya.namun sampai saat
ini sebagian besar daerah belum melaksanakannya dengan baik. Dalam rangka mendukung
penerapan otonomi daerah setiap tahun perlu dilakukan upaya penyediaan data penduduk
tingkat kecamatan, baik jumlah penduduk saat ini maupun yang akan datang.
Dalam mewujudkan pembangunan di kabupaten/kota, setiap kabupaten/kota perlu
membawa perencanaan pembangunan disegala sektor untuk itu diperlukan berbagai data di
tingkat kabupaten bahkan di tingkat kecamatan, antara lain adalah data jumlah penduduk.
data penduduk ini diperlukan untuk digunakan dalam pembuatan rencana program
pembangunan hampir di seluruh sektor,seperti pendidikan,kesehatan serta sektor-sektor di
bidang ekonomi.selain untuk perencanaan program,data jumlah penduduk per kecamatan
juga diperlukan untuk perhitungan jumlah sasaran dan evaluasi keberhasilan program.
Pada makalah ini penulis akan mengkaji tentang permasalahan-permasalahan,dan
solusi untuk permasalahan-permasalahan yang ada yang berkaitan dengan registrasi
penduduk di kecamatan.
2015 4
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah “Registrasi Penduduk” adalah :
1. Menjelaskan isi dan pemanfaatan dari registrasi penduduk
2. Mengidentifikasi permasalahan pada registrasi penduduk
3. Memberikan solusi pada permasalahan registrasi penduduk
2015 5
BAB II
PEMBAHASAN
2015 6
Data populasi berdasarkan registrasi penduduk dapat diperoleh dari catatan
administrasi perangkat desa. Kantor pencatatan registrasi penduduk terbuka pada setiap hari
kerja, bahkan banyak desa-desa di Indonesia melayani pelaporan registrasi penduduk selama
24 jam. Setelah kantor desa ditutup, pelayanan tersebut dilakukan di rumah pejabat yang
bersangkutan. Pada tingkat regional dan nasional, data diperoleh dengan menambahkan satu
catatan kedalam catatan lain untuk semua penduduk desa. Aktivitas ini dilakukan oleh
kementrian dalam negeri menggunakan pendekatan de jure, dimana penduduk yang resmi
berdomisili di daerah tersebut yang akan di data. Catatan di buat untuk tiap individu, dan
perubahan-perubahan dilakukan selama masa hidupnya.
Registrasi juga disebut sebagai statistik vital karena mencatat peristiwa-peristiwa
penting yang berhubuungan dengan kehidupan. Sistem registrasi kejadian-kejadian vital
bertalian dengan regsitrasi seperti kelahiran, kematian, kematian janin, adopsi, perkawinan
dan perceraian. Sedangkan perubahan nama, perubahan pekerjaan, dan perubahan pekerjaan
(migrasi ke dan dari suatu daerah) tidak termasuk kedalam registrasi kejadian-kejadian vital.
Mengenai gerak penduduk antar Negara, pencatatan orang-orang yang masuk kedalam dan
keluar dari suatu Negara dilakukan di pelabuhan-pelabuhan udara dan laut oleh pegawai-
pegawai tempat Imigrasi bagi setiap orang yang berangkat dan tiba disediakan formulir yang
harus di isi (Rusli S, 1995:30-31).
Jenis data yang biasanya dikumpulkan dalam registrasi yaitu berupa karakteristik
sosial dan demografi, seperti tempat tinggal (alamat), jenis kelamin, tempat lahir, tanggal
lahir (untuk kroscek umur), agama, status perkawinan, tingkat pendidikan terakhir (yang
ditamatkan), pekerjaan, suku atau kebangsaan (kewarganegaraan), kemampuan baca tulis dan
bahasa yang dikuasai. Rumah tangga (jumlah anggota keluarga, hubungan dengan KK) dan
migrasi (tempat lahir, tempat asal dan tempat tujuan).
Karakteristik dari registrasi sendiri yaitu registrasi berlasung terus-menerus
(pencatatan kejadian), dilakukan oleh instansi yang berbeda, sesuai dengan topik pencatatan,
contoh kelahiran (catatan sipil), kematian (kesehatan), migrasi (kehakiman), pelaksanaan
pasif (penduduk yang melaporkan), dan penduduk yang melaporkan hanya penduduk de jure.
Bentuk registrasi penduduk yang biasa dilakukan yaitu berupa kartu keluarga (KK), kartu
tanda penduduk (tetap dan musiman), akta kelahiran atau surat kenal lahir, akta kematian,
akta nikah atau buku nikah , akta cerai atau surat cerai, surat pindah atau paspor.
Kelebihan dalam registrasi penduduk yaitu dapat diketahui perubahan penduduk
setiap waktu dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan sensus. Selain itu kegunaan dari
registrasi penduduk yaitu dapat mengetahui legal purpose atau dokumen legal seseorang
2015 7
seperti warisan, hak pilih, asuransi dll, sebagai statistik kependudukan dan apabila
dilaksanakan terus menerus, cakupannya luas dan valid dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan.
Sedangkan kelemahannya adalah bila sistem pencatatan yang berlaku tidak
dilaksanakan dengan baik, maka data yang dihasilkan juga berkualitas rendah, ini semua
dapat disebabkan karena adanya keterlambatan dalam pelaporan, tidak melaporkan peristiwa
yang terjadi, ataupun karena adanya peristiwa kelahiran yang tidak diinginkan (aborsi).
Selain itu, informasi yang disajikan masih sedikit, sangat tergantung akan sistem, petugas,
dan kesadaran masyarakat, dan terakhir yaitu kelengkapan dan kecermatan data sangat
bergantung pada konsistensi dan kontinyuitas penduduk itu sendiri.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada
kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam keluarga. Di
negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah
dan hambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data
yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data
kurang rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan.
Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014
(sumber : htttp://surabayakota.bps.go.id)
Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014
2015 8
(sumber : htttp://surabayakota.bps.go.id)
Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014
(sumber : http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id)
(sumber : http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id)
Data Grafik Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 -
2014
3000
2743 2720
2500
2000
1715 1700
1500 1352
1275
1000
500
0
Kenjeran Rungkut Mulyorejo
2013 2014
2015 9
sumber : Surabayakota.bps.go.id
Data Grafik Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 -
2014
1200
1105
1000
800
682 674
600 567
476
411
400
200
0
Kenjeran Rungkut Mulyorejo
2013 2014
sumber : Surabayakota.bps.go.id
Data Grafik Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 -
2014
2500
2175
2000
1500
1000
808
479 522
500
100
33
0
Kenjeran Rungkut Mulyorejo
2013 2014
2015 10
sumber : digdispendukcapil.surabaya. go.id
Data Grafik Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 -
2014
1200
1105
1000
800
682 674
600 567
476
411
400
200
0
Kenjeran Rungkut Mulyorejo
2013 2014
Banyaknya kematian yang dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di
kecamatan Kenjeran sebanyak 2,743 orang. Rungkut sebanyak 1,715 orang. Mulyorejo
sebanyak 1,352 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 2,720 orang.
Rungkut sebanyak 1,700 orang. Mulyorejo sebanyak 1,275 orang. Banyaknya kelahiran yang
2015 11
dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 6,82
orang. Rungkut sebanyak 476 orang. Mulyorejo sebanyak 411 orang. Pada tahun 2014 di
kecamatan Kenjeran sebanyak 1,105 orang. Rungkut sebanyak 674 orang. Mulyorejo
sebanyak 567 orang.
Banyaknya kematian yang dilaporkan hasil registrasi dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 2,175 orang. Rungkut
sebanyak 1,311 orang. Mulyorejo sebanyak 1,307 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan
Kenjeran sebanyak 33 orang. Rungkut sebanyak 1,653 orang. Mulyorejo sebanyak 245 orang.
Banyaknya kelahiran yang dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di
kecamatan Kenjeran sebanyak 660 orang. Rungkut sebanyak 479 orang. Mulyorejo sebanyak
808 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 1 orang. Rungkut sebanyak
522 orang. Mulyorejo sebanyak 100 orang.
Berdasarkan data yang bersumber dari website instansi yang berbeda yaitu
htttp://surabayakota.bps.go.id , dan http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id, dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan data pada data kelahiran dan kematian. Karena
kurangnya koordianasi dalam akumulasi data dan kelengkapan berkas pendataan.
Permasalahan yang terdapat pada data registrasi penduduk yang penulis bahas adalah
dari selisih data registrasi dai BPS dan Dinas Kependukan Catatan Sipil. Padahal keduanya
sema-sama merupakan data yang diambil melalui proses registrasi. Hal ini bisa terjadi karena
adanya kesalahan saat proses registrasi yang dilakukan. kemudian ada lagi yang bisa menjadi
catatan atau hal yang disoroti yaitu data yang berasal dari dua sumber yang penulis dapatkan,
ternyata keduanya berbeda. Padahal obyek yang di bahas/didata adalah sama. Hal ini bisa
membuat pihak yang memanfaatkan data yang bersumber dari kedua sumber bingung dan
mempertanyakan data yang lebih akurat. seharusnya jika objek yang didata sama hasilnya
harus sama juga meskipun pihak yang mendata berbeda. Hal tersebut juga bisa dikarenakan
oleh kurangnya koordinasi dari dua pihak instansi yang berbeda.
2015 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari permasalahan yang sudah penulis temukan bisa disimpulkan jika data yang
didapat dari sumber yang berbeda bisa terjadi perbedaan hasil. Hal ini bisa dimungkinkan
jika metode pengambilan data berbeda. ataupun ada kesalahan saat pengambilan data. tetapi
seharusnya jika yang didata sama hasilnya juga sama. Hal tersebut juga bisa dikarenakan oleh
kurangnya koordinasi dari dua pihak instansi yang berbeda yang menyebabkan adanya selisih
data serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian terbaru.
3.2 Saran
Saat melakukan pendataan seharusnya lebih teliti lagi, serta pendata seharusnya lebih
kritis saat mengumpulkan data untuk meminimalisir kesalahan. karena register langsung dari
masyarakat yang melapor, maka juga dituntut kesadaran masyarakat untuk melaporkan
kejadian-kejadian yang di alami selama hidupnya guna memenuhi kebutuhan data yang
penting untuk pemerintah. Selain itu koordinasi instansi pendata juga harus diperhatikan agar
dapat menghasilkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
2015 13
http://surabayakota.bps.go.id/webbeta/frontend/ (diakses pada 18 Oktober 2015)
Budi, Eko Santoso. Gde, Putu Ariastita. Diktat Kependudukan. PWK ITS. 2004
2015 14
1. (Windy 3615100018)
Kejadian mati suri termasuk dalam kejadian mati atau hidup? Lalu bagaimana dalam
registrasi apakah dicatat dalam suatu kematian atau tidak ?
JAWAB
Mati suri tidak dianggap sebagai kematian, karana jangka waktu seseorang
megalami mati suri pendek. Sehingga, pihak keluarga tidak sempat mengurus registrasi
kematian. Mati suri tidak terhitug kematian karena bukan kematian sebenarnya (orang
terebut hidup kembali).
2. (Belia 3615100029)
Jika ada orang gila yang melahirkan, bagaimana orang tersebut mengurus akta karena
orang tersebut dalam keadaan gila?
JAWAB
Jika orang tersebut dalam keadaan gila secara otomatis tidak mampu
melaksanakan registrasi. Namun jika anak tersebut memiliki wali atau ada yang
membantu mengurus registrasi akta kelahirannya, secara otomatis anak tersebut bisa
mengurus akta kelahiran. Dalam kasus ini biasanya dibantu oleh instansi pemerintah
atau laporan masyarakat pada lembaga yang berwenang (kepolisian, dinas sosial, dll).
2015 15
3. (Naufal 3615100038)
Mengapa jangka waktu proses jadi mengurus registrasi kematian 3 hari kerja,
sementara untuk mengurus registrasi akta kelahiran jadi 30 hari kerja setelah mendaftar atau
memberikan berkas-berkas persyaratan?
JAWAB
Jangka waktu proses terbitnya surat yang diurus registrasi sudah diatur
sedemikian rupa sesuai kebijakan pemerintah.
Sementara dalam terbitnya surat kematian maksimal 3 hari kerja karena, data
yang sudah ada (dalam sistem pendataan pencatatan sipil) hanya perlu dicocokan
dengan berkas yang dibawa oleh pihak pemohon. Sehingga pihak pendata hanya perlu
mengubah status dan menerbitkan surat kematian. Sehingga tidak membutuhkan
waktu lama.
4. (Matahari 3615100005)
Terjadi perbedaan data yang sangat jauh antara data registrasi dan data sensus yang
disajikan? Apakah ada perbedaan definisi yang mendasar dari apa itu sensus dan apa itu
registrasi? Sehingga hal tersebut bisa terjadi?
JAWAB
Data yang ada dalam studi kasus kami adalah perbandingan data yang
bersumber dari data registrasi website BPS dan data registrasi website Dinas
Kependudukan Catatan Sipil. Sehingga tidak ada data sensus dari studi kasus yang
kami sajikan.
Namun untuk mejawab pertanyaan definisi yaitu, sensus diambil secara de facto
dan de jure dan merupakan akumulasi data yang di lakukan setiap 10 tahun sekali
2015 16
serta mendata setiap orang yang ada dalam wilayah tersebut (penduduk menetap
maupun penduduk yang tidak menetap). Sementara, registrasi hanya secara de jure
sehingga hanya penduduk yang menetap dan juga bersifat pasif (masyarakat sendiri
yang datang ke dinas terkait). Secara otomatis hasil data akan berbeda, karena dalam
sensus tidak melihat status domisili penduduknya (menetap atau tidak menetap).
Sementara registrasi hanya penduduk yang menetap dan sering terjadi keterlambatan
pelaporan karena bergantung pada kesadaran masyarakat
5. (Dianita 3615100012)
JAWAB
Dalam kasus ini, seperti yang sering diberitakan dalam media massa,
masyarakat dalam desa tersebut sudah ditampung dan diurus oleh pemerintah
Ponorogo dan dinas sosial setempat. Sehingga mereka tetap tercatat sebagai penduduk
karena, registrasi mereka sudah dibantu pengurusannya dimulai dari pihak kepala
desa yang mendata dan melakukan perhitungan warga down syndrom secara berkala.
6. (Krismi 3615100011)
Kasus anak yang lahir dari orang tua yang nikah sirih. Bagaimana akta kelahirannya,
karena nikah sirih tidak diakui oleh negara apakah anaknya juga tidak akan diakui negara?
Bagaimana pengaruhnya terhadap registrasi?
JAWAB
Pada kasus anak yang lahir dari pernikahan sirih maka sesuai kebijakan
pemerintah yang terbaru maka, anak tersebut sudah dapat diakui dengan beberapa
2015 17
syarat. Untuk pernikahan muslim, pertama harus mengajukan keabsahan pernikahan
kedua orang tuanya ke pengadilan agama dengan membawa saksi-saksi saat
pernikahan. Kemudian setelah di akui, akan diisbat di pengadilan agama. Melalui Isbat
maka hak-hak anak akan terpenuhi, selanjutnya kementrian agama akan menerbitkan
buku nikah. Sementara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan menerbitkat
kartu keluarga dan akta lahir. Untuk pernikahan non muslim, cukup di fasilitasi oleh
pengadilan negeri dan dinas kependudukan catatan sipil.
2015 18